Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketoasidosis diabetic (KAD) merupakan kegawatan di bidang
endokrin yang paling sering dihadapi oleh para dokter dalam
praktek
sehari-hari.
Ketoasidosis
diabetikum
juga
salah
satu
lipolisis,
dengan
produksi
badan
keton
yang
hiperglikemia
menyebabkan
paling
dan
menonjol
ketosis.
poliuri
pada
Hiperglikemia
dan
polidipsi.
ketoasidosis
dalam
adalah
tubuh
Sedangkan
akan
ketosis
Mengingat
masih
sedikitnya
pemahaman
mengenai
adanya
pembahasan
mengenai
bagaimana
pencegahan
pencegahan
kekambuhan
dan
rencana
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENCEGAHAN DAN PENDIDIKAN KAD
Untuk mencegah diabetes ketoasidosis yang berhubungan
dengan keadaan sakit, pasien harus diajarkan aturan enam hari
(sick day rules) agar ia mampu menangani diabetesnya ketika sakit.
Masalah yang paling penting adalah mengajarkan kepada pasien
untuk tidak mengurangi dosis insulin ketika terjadi mual dan
muntah. Sebaiknya, pasien harus menggunakan insulin dengan
dosis yang biasa diberikan (atau dengan dosis saat sakit yang
diresepkan sebelumnya) dan kemudian mencoba mengonsumsi
karbohidrat dalam jumlah sedikit tetapi sering
(yang mencakup
membutuhkan
dosis
berbahaya.
Untuk pasien diabetes tipe 1, ketidakmampuan meminum
cairan secara oral menyebabkan pasien harus dirawat
dirumah
sakit
untuk
kemungkinan koma.
menghindari
ketoasidosis
dan
1. PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
Sering terabaikan, pencegahan adalah salah satu aspek
yang paling penting dalam penatalaksaanan ketoasidosis
diabetic.
Kita
dapat
berargumentasi
bahwa
ketoasedosis
semua
ketoasidosis
menunjukan
kegagalan
dalam
keterampilan-keterampilan
DAN
PENATALAKSANAAN DIRI
Pasien dan keluarganya harus cukup mengerrti tentang
mekanisme dan arti dari ketoasidosis untuk menghindari halhal yang mungkin menjadi penyebabnya; untuk mengenali
pendekatan
untuk
memperlambat
atau
meminimalkan
pasien
adalah
pengertian
pentingnya
efek
ketika mereka
menyuntikan
dosis
insulin
harian
atau
harian
atau
tidak
mempunyai
cukup
uang
untuk
membeli
dan
menyebabkan
episode
ketoasidosis
yang
dramatis
dapat
menurunkan
angka
episode
ketoasidosis.
3. Hambatan pada penatalaksanaan diri yang efektif
Selain penyebab-penyebab yang umum, pasien diabetic
tampaknya mengembangkan pola individual mereka sendiri
terhadap terjadinya serangan ketoasidosis berulang, pasien
yang tidak siap secara mental dan tidak memiliki jaringan
pemberi perawatan yang adekuat;pasien pecandu alcohol
yang mengalami ketoasidosis saat mereka sedang mabukmabukan; pasien remaja yang berusaha melawanorang tua
yang melalaikan perawatan diabetes sebagai senjata
terakhir pasien yang menolak kenyataan penyakit diabetes
yang di deritanya yang jelas bahwa perawatannya sudah
diketahui, ini menyebabkan kurangnya perhatian pasien.
Pasien
ini
menantang
ketulusan
persistensi
dan
ketoasidosis
diabetic
dalam
secara
teratur
menyebabkan
ketonuria.
Petunjuk
yang
keseimbangan
mengalami
rasa
haus
cairan negative,stupor
yang
atau
berlebihan,
hyperventilasi,
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Mempertahankan keseimbangan cairana dan elektrolit.
Masukan dan haluaran cairan harus diukur. Elektrolit dan cairan
intravena diberikan menurut resep dokter, dan asupan cairan per
oral dianjurkan. Nilai elektrolit serum (khususnya natrium dan
kalium) dipantau. Tanda-tanda vital pasien dipantau untuk
mendeteksi adanya tanda-tanda dehidrasi: takikardi, hipotensi,
ortostatik.
2. Memperbaiki asupan nutrisi. Diet disertai pengendalian kadar
glukosa darah, yang merupakan tujuan utama, direncanakan.
Namun, gaya hidup pasien, latar belakang budaya, tingkat
aktivitas, dan kegemarannya terhadap jenis makanan tertentu
perlu
dipertimbangkan
pula.
Pasien
dianjurkan
untuk
resep
diet
diabetik.
kembali
memastikan
perubahan
Penambahan
ekstra
camilan
bersama
urutan
ahli
diet.
pemberian
Perawat
harus
insulin
untuk
ingin
mengungkapkan
emosinya,
menangis
atau
untuk
memfokuskan
perhatian
mereka
dalam
dapat
membantu
dalam
penatalaksaan
diabetes
rawat
jalan
rumah
sakit.
Pasien
dibantu
untuk
pasien.
Keterbatasan
finansial
atau
fisik
harus
sederhana;
bentuk-bentuk
terapi
(penyuntikan
Komplikasi
yang
Potensial
Kelebihan cairan. Cairan, kelebihan cairan dapat terjadi akibat
pemberian cairan dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi
yang sering dilakukan untuk mengatasi ketoasidosis diabetik
atau sindrom HHNK. Risiko ini akan meningkat pada pasienpasien lansia dan pasien-pasienn yang telah memiliki penyakit
jantung. Untuk menghindari kelebihan cairan dan gagal jantung
kongestif serta edema pulmoner yang diakibatkan kelebihan
tersebut, perawat harus melakukan pemantauan ketat keadaan
pasien setelah menjalani terap dengan melakukan pemerikaan
tanda-tanda vital denan interval yang teratur. Pemantauan
tekanan vena sentral (CVP) dan pemantauan hemodinamika
dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang
status cairan pasien. Pemeriksaan fisik harus difokuskan pada
pengkajian frekuensi serta irama jantung, bunyi pernapasan,
distensi vena, kulit dan haluaran urine. Pemantauan juga
dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan hipotensi ortostatik
yang terjadi akibat dehidrasi.
Hipokalemia. Seperti dijelaskan semuanya, hipokalemia
merupakan komplikasi potensial selama terapi ketoasidosis
diabetik dilakukan, akibat penurunan simpanan kalium dalam
tubuh. Kadar kalium yang rendah dapat terjadi akibat rehidrasi,
peningkatan ekskresi kalium kedalam urin dan perpindahan
kalium dari cairan ekstasel ke dalam sel ketika insulin diberikan.
Pencegahan hipokalemia mencakup pemberian kalium secara
cermat sebelum kalium diberikan fungsi ginjal pasien harus
diperiksa
lebih
dahulu.
Karena
hipokalemia
dapat
waktu
diprogramkan
makan,
atau
tidak
mengikuti
meningkatkan
diet
intensitas
yang
latihan
teah
tanpa
rawat
jalan,
yang
berpuasa
sebelum
pemeriksaan
pencegahan
harus
diambil
untuk
meminimalkan
DAFTAR PUSTAKA
13
14