Professional Documents
Culture Documents
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
LAPORAN OBSERVASI PROYEK
NAMA
MIA YUSRINA M. H
NIM
21010115120099
KELAS
A / 2015
I.
JUDUL KASUS
Tema Kasus: Perwujudan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab di Bidang Teknik
Sipil
Judul Kasus: Pelanggaran Pekerja dalam Pemakaian Perlengkapan APD di Proyek
Pembangunan Apartemen dan Hotel Marquis de Lafayette, Semarang
II.
URAIAN KASUS
Proyek Pembangunan Apartemen dan Hotel Marquis de Lafayette di Semarang
tidak jauh berbeda seperti proyek lain pada umumnya yang tidak lepas dari
permasalahan. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah pekerja yang sering
melakukan pelanggaran dengan tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri).
Pada dasarnya, alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
dari potensi bahaya di tempat kerja. Kewajiban memakai APD sudah tercantum dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per. 08/Men/VII/2010 tentang
pelindung diri. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa setiap pengusaha wajib
menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja atau buruh di tempat kerja
tersebut.
Kewajiban-kewajiban lain yang berhubungan dengan APD yang harus dipenuhi
menurut Peraturan Menteri ini, antara lain:
1. Alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau standar yang berlaku.
2. APD yang dimaksud meliputi pelindung kepala, pelindung mata dan muka,
pelindung telinga, pelindung pernapasan beserta perlengkapannya, pelindung
tangan, pelindung kaki, pakaian pelindung, alat pelindung jatuh perorangan atau
pelampung.
3. Di dalam Pasal 4 disebutkan 18 jenis tempat kerja dimana APD wajib digunakan.
4. Pengusaha wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.
5. Pengusaha diwajibkan melakukan menajemen APD di tempat kerja, yang meliputi
identifikasi kebutuhan dan syarat APD, pemilihan APD yang sesuai, pelatihan,
dan lain-lain.
6. APD harus segera diganti apabila rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik atau
telah habis masa pakainya (lifespan).
7. APD yang telah rusak dan mengandung bahan berbahaya harus dimusnahkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban setiap perusahaan yang berkaitan dengan alat pelindung diri seperti
tersebut dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.Per.08/Men/VII/2010 ini wajib dipenuhi, karena hal ini menyangkut legal
compliance status dari perusahaaan. Selain itu bagi perusahaan yang sudah
menjalankan atau menerapkan sistem manajemen K3 atau OHSAS 18001, maka
sudah seharusnya peraturan ini masuk dalam daftar legal yang teridentifikasi.
Dalam proyek pembangunan Apartemen dan Hotel ini, terjadi pelanggaran
pekerja dalam pemakaian alat pelindung diri. Pekerja yang menggunakan alat
pelindung diri hanya sebagian pekerja saja, masih banyak yang melanggar. Hal ini
terjadi dikarenakan ketidakdisiplinan pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri
(APD). Di sisi lain, perusahaan juga belum sepenuhnya menyediakan APD, ada
sebagian yang harus disediakan sendiri oleh pekerja. Selain itu, peraturan dari
perusahaan memang sudah ada akan tetapi sanksi yang ditetapkan juga masih belum
dilakukan sepenuhnya sehingga masih ada pekerja yang melanggar.
III.
IV.
(helm, kaca mata, rompi, sarung tangan, dan sepatu safety), makan, serta jasa
laundry cuci baju.
Waktu bekerja dimulai pukul 08.00 dengan toleransi terlambat 15 menit, pukul
12.00-13.00 untuk ishoma, kemudian dilanjutkan sampai pukul 17.30. Jika ada jam
lembur dilakukan dari pukul 19.00-22.00 dengan dihitung sehari kerja.
Pekerja yang lalai atau tidak mematuhi aturan akan mendapat sanksi berupa
peringatan, kemudian jika diulang mandor harus membayar denda, dan jika
diulangi kembali akan dikeluarkan.
Setiap harinya dilakukan patroli dari pukul 09.00-11.00 berupa patroli kelengkapan
APD dan kebersihan lingkungan.
Gaji pekerja diberikan tiap dua minggu sekali yang diberikan melalui mandor. Gaji
untuk pekerja Rp.50.000,00 asisten Rp.60.000,00 dan wakil mandor Rp.80.000,00.
Dalam pelaksanaan proyek, PT. PP bekerja sama dengan RS. Tlogorejo untuk
keperluan emergency kecelakaan. Setelah setengah proyek berjalan, berganti ke
RS. TNI.
Jika terjadi kecelakaan kecil akan langsung ditangani di proyek karena disediakan
kotak P3K.
Untuk kecelakaan akibat kerja akan ditanggung oleh kontraktor,sedangkan
kecelakaan bukan akibat kerja akan ditanggung oleh mandor.
Limbah proyek dibuang perhari. Pagi-siang diangkut sebanyak 3 kali dan siangsore diangkut sebanyak 3 kali.
Satpam yang menjaga tempat proyek sebanyak 5 orang. Satpam parkir 2 orang,
satpam jaga malam 2 orang, dan satpam backup1 orang.
Warga pernah komplain karena saat menaikkan pasir ke lantai atas pasirnya kabur
terkena angin sehingga mengenai daerah pemukiman warga.
Jika dilihat di proyek, sudah ditempel berbagai slogan dan aturan-aturan mengenai
himbauan tentang pentingnya menjaga keselamatan di dalam proyek.
Gambar 1. Pekerja yang tidak menggunakan sarung tangan dan tidak menggunakan
sepatu boot yang sesuai
Gambar 3. Pekerja yang tidak memakai sepatu boot dan tidak bersarung tangan