You are on page 1of 12

BAB I

ABRASIVE

1.1

Pengertian dan pengenalan abrasive


Menurut Kalpakjian dan Schmid (2001: 704) Abrasive adalah
sebuah partikel nonmetalik keras yang mempunyai tepi yang tajam
dan bentuk tak beraturan. Abrasives dapat memindahkan materialmaterial kecil dari permukaan melalui

proses pemotongan yang

menghasilkan kepingan-kepingan kecil. Kebanyakan kita terbiasa


menggunakan abrasive berikat untuk mempertajam pisau dan
peralatan,

serta

menggunakan

amplas

untuk

menghaluskan

permukaan dan manjamkan sudut-sudut.


Abrasive

juga

digunakan

untuk

menggerinda/mengasah,

membalut, mengkilapkan, dan menyemir benda-benda

kerja.

Dengan menggunakan mesin yang dikendalikan computer, abrasive


dapat

menghasilkan

berbagai

geometri

benda

kerja

dengan

permukaan yang sangat bagus dan toleransi dimensional yang


dekat/teliti. (Kalpakjian dan Schmid, 2001: 705)

1.2

Tipe-tipe abrasive
Abrasive yang ditemukan di alam adalah amril (batu gosok),
alumunium oksida, kuarsa, garnit dan intan. Abrasive-abrasive alam
ini umumnya mengandung jumlah kotoran (ketidakmurnian) yang
tidak diketahui dan memiliki sifat non seragam, akibatnya, kinerja
mereka tidak konsisten dan tidak efektif jika digunakan. Akhirnya,
sekarang abrasive dibuat secara sintetis.
Berikut abrasive-abrasive sintetis yang umumnya digunakan
dalam proses manufaktur:

Abrasive-abrasive konvensional
a. Alumunium oksida (Al2O3)
b. Silikon karbida (SiC)

Superabrasive
a. Cubic boron nitrit (cBN)
b. Intan (diamond)
Persyaratan ukuran abrasive, bidang pemakaiannya, Ukuran
Butir, dan Pemakaian :

Alumunium Oksida (Al2O3), 12-50 m, untuk memotong,

membuat celah. (lihat gambar 1 dan 2)


Silicium Carbide (SiC), 25-40 m, Untuk

membuat celah.
Sodium Bikarbonat (NaHCO3) 27 m, Finishing, T= 50 C.
Dolomite (CaMg(CO3), 200 mesh, etching & polishing

Butiran Gelas, 0,635-1,27 mm, Polishing dan deburing.


Butiran Gelas, 0,635-1,27 mm: Polishing & deburing.

Gambar 1. Alumunium Oksida

memotong,

Gambar 2. Emery (Batu Gosok). Material ini sebagian besar terdiri dari
aluminium oksida mineral (aluminum oksida), bergabung dengan jenis lain
seperti iron-bearing spinels hercynite dan magnetit, dan juga rutile ( titan
dioksid).

http://www.scribd.com/doc/59938763/Abrasive-Jet-Machining.

Fluida pembawa abrasive : Tekanan, Viskositas, dan Kecepatan


aliran fluida.
Dalam proses ini fluida yang dipergunakan: Udara, Karbon
dioksida (CO2) dan Gas N2.
Tekanan fluida yang keluar dari nozel umumnya 2-8,5 kgf/cm2,
tetapi yang cocok biasanya 5 kgf/cm2. Kecepatan aliran fluida
keluar dari nozel (gas exit velocity) dipengaruhi oleh kecepatan
partikel abrasive dalam fluida. Hal ini berarti bahwa memperbesar
aliran massa partikel abrasive akan mengurangi kecepatan aliran
fluida pembawa.
http://www.slideshare.net/ejacock/1-abrasive-jet-machiningajm.

BAB II
ABRASIVE JET MACHINING (AJM)

2.1

Pengertian dan Prinsip Kerja Abrasive Jet Machining (AJM).


Abrasive

Jet

Machining

(AJM)

adalah

sebuah

proses

permesinan yang menggunakan bahan abrasive yang didorong oleh


gas kecepatan tinggi atau air bertekanan tinggi untuk mengikis
bahan dari benda kerja.
Prinsip Kerjanya: bahan dikikis oleh bahan abrasive halus,
biasanya memiliki diameter sekitar 0,025 mm yang didorong oleh
cairan berkecepatan tinggi (baik udara maupun gas inert).
http://www.scribd.com/doc/59938763/Abrasive-Jet-Machining.
Secara ringkas, konfigurasi mesin AJM berupa nozel, controller
(untuk mngatur kerja mesin), abrasive delivery system (sistem
penyalur abrasive), dan motion system (media untuk mengatur
gerak dari nozel) seperti terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Konfigurasi Abrasive Jet Machine (AJM)

2.2

Detil Cara Kerja AJM


Dalam AJM, pemindahan material terjadi karena tubrukan dari
partikel-partikel abrasive yang halus. Partikel-partikel ini pindah
dengan aliran udara (atau gas) berkecepatan tinggi. Gambar 4
menunjukan proses bersama dengan beberapa tipikal proses
parameter. Partikel-partikel abrsive biasanya berdiameter 0,025 mm
dan pengaliran udara pada tekanan beberapa atmosfir.
Dalam proses AJM, jet udara kering berkecepatan tinggi,
nitrogen, atau karbondioksida yang berisi partikel-partikel abrasive
menghantam benda kerja di titik yang diinginkan saat pemotongan
dan proses permesinan berlangsung. Gas-gas ini bereaksi sebagai
medium pembawa partikel-partikel abrasive. Kecepatan abrasive jet
bisa berbeda antara 150 dan 300 m/dtk. Prosesnya menggunakan
banyak abrasive yang lebih halus dibandingkan dengan AWJM
(Abrasive Water Jet Machining). Partikel abrasive yang digunakan
umumnya bervariasi antara 10 dan 50 m. Alumunium oksida,
silicon karbida, boron karbida dan intan yang umum digunakan pada
proses abrasive. Celah antara benda kerja dan nozel kira-kira 1 mm.

Gambar 4. Skema proses pengerjaan dengan partikel abrasive

2.3

Mekanisme AJM
A.

Ghosh

dan

A.K.

Mallik

dalam

buku

Manufacturing

Engineering and Technology.


Ketika sebuah partikel abrasive mengenai permukaan kerja
pada kecepatan tinggi, dampaknya menyebabkan kerapuhan kecil
fraktur dan udara (Gas) membawa patahan kecil partikel benda
kerja. Ini ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Skema material removal dalam AJM

Dengan demikian, jelas bahwa proses ini lebih cocok bila


bahan kerja rapuh dan rentan. Model untuk memperkirakan tingkat
pemindahan material disebut MRR(Material Removal Rate). MRR
disebabkan oleh pemotongan dari permukaan benda kerja dengan
6

menubrukan partikel-partikel abrasive yang dinyatakan dengan


rumus sebagai berikut:

Q=xZd3v3/2(/12Hw)3/4,

Dimana Z adalah jumlah tumbukan partikel-partikel abrasive


per satuan waktu, d adalah diameter rata-rata dari butiran-butiran
abrasive, v adalah kecepatan butiran-butiran abrasive, p adalah
densitas (massa jenis) material abrasive, H w adalah kekerasan
benda kerja dan x konstan.

2.4

Proses Parameter
Karakteristik proses dapat dievaluasi dengan menilai MRR
tersebut, geometri dari pemotongan, kekasaran permukaan yang
dihasilkan, dan tingkat keausan nozzle. Parameter utama yang
mengontrol kuantitas adalah:

2.5

Abrasive (komposisi, kekuatan, ukuran, dan massa laju aliran),


Gas (komposisi, tekanan, dan kecepatan),
Nozzle (geometri, material, jarak dan kecenderungan ke
benda kerja).

Ringkasan dari Karakteristik AJM


Mekanisme dari pemindahan
material

Kecepatan
Tekanan
Nozel

Media
Abrasives

150-300 m/dtk
2-10 atm
patahannya rapuh karena
benturan butir-butir abrasive
pada kecepatan tinggi

WC, safir
Area lubang 0,05-0,2 mm2
Lama 12-100 jam

Air, CO2

Jarak ujung nozel 0,25-75 mm

Al2O3, SiC . diameter 0.025


mm, 2-20 g/mnt,
nonrecirulating

2.6

Keunggulan dan Kekurangan


2.6.1 Keunggulan

Prosesnya dapat menghasilkan lubang kecil, slot, atau pola


rumit dalam bahan logam dan bahan non logam yang sangat
keras, tipis, sensitif terhadap panas ataupun yang rapuh.
Bahkan intan pun bisa dipotong menggunakan abrasive intan

juga.
Bahan yang rentan/tidak terlalu kuat dapat diproses dengan

mudah tanpa mengalami kerusakan.


Hampir tidak ada panas yang dihasilkan.

2.6.2 Kekurangan/keterbatasan

MRR sangat rendah yang membuat proses sangant lambat.


Lubang yang seragam sulit untuk didapatkan.
Sudut-sudut tajam tidak bisa didapat karena partikel-partikel

abrasive dapat membulatkannya.


Abrasive tidak dapat dugunakan ulang karena kemungkinan
kontaminasi. Yang demikian itu dapat menyumbat system.

Prosesnya dapat menyebabkan polusi lingkungan karena

banyak debu yang dihasilkan oleh chip dan abrasive.


Proses ini tidak cocok untuk material yang lunak karena

material mungkin rusak oleh partikel-partikel abrasive.


Tidak ada gas beracun karena yang digunakan adalah cairan atau gas yang

tidak berbahaya.
Pada penggunaan dengan fluida air tidak terbentuk HAZ (Zona

Panas) pada benda kerja.


Bisa digunakan untuk pengerjaan bahan yang sangat keras atau bahan yang

sulit untuk diproses menggunakan mesin metode konvensional.


Bisa digunakan memotong benda/bahan yang mudah terbakar.
Tidak ada tekanan mekanis.
Proses lebih bersih.
Setting alat lebih cepat.
Bisa memotong berbagai bentuk.

2.6.3

Kelebihan AJM dengan fluida cair (WJM) dibanding Las Potong


Permukaan benda kerja yang dihasilkan lebih bagus.
Tidak ada HAZ
Dapat memotong berbagai jenis bahan pada benda kerja.
Benda kerja yang dihasilkan lebih presisi.

http://www.scribd.com/doc/59938763/Abrasive-Jet-Machining.

2.7

Kecocokan dan Aplikasi-aplikasi dalam Manufaktur


Proses ini sangat cocok dalam industri elektronik untuk
menghasilkan pemotongan yang bagus pada komponen-komponen
kecil non logam. Prosesnya bisa digunakan untuk menghilangkan
lapisan yang berbeda dari resistor, kapasitor, insulator, dan
semikonduktor dari sirkuit board dalam proses penyusunan IC
(Integrated Circuit) seperti yang terlihat pada gambar 6.

10

Gambar 6. Proses AJM dalam industri elektronik

Abrasive jet machine (AJM) mempunyai ukuran yang cukup


besar dan menggunakan system CNC (Computer Numerical Control)
dalam penggunaanya. Seperti ditunjukan oleh gambar 7 di bawah ini.

Gambar 7. Abrasive jet Machining (AJM)

Daftar Pustaka

Kalpakjian, Serope dan Steven R. Schmid. 2001. ManufacturinEngineering


and Technology. Edisi ke-4. New Jersey: Prentice Hall.
Ghosh, A. Manufacturing Science. Kanpur: Halsted Press.
Singh, D.K. Fundamentals of Manufacturing Engineering. New Delhi: Taylor
& Francis Group.
www.googlesearch.com
http://www.scribd.com/doc/59938763/Abrasive-Jet-Machining.
http://www.slideshare.net/ejacock/1-abrasive-jet-machining-ajm.

You might also like