You are on page 1of 15

KEPERAWATAN MATERNITAS I

UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGURANGI RESIKO AKI &


AKB DI PROFINSI JAWA TENGAH
Dosen pembimbing oleh Ibu Eko Mardiyaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.
Mat

DI SUSUN OLEH :
1. DEWI ERNAWATI

: 010114A023

2. FIRMANSYAH

: 010114A033

3. LALE AULIA MARSITAH WIDARMI

: 010114A055

4. LALU NURHALID

: 010114A057

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan,
terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir masih
merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah tersebut
menjadi salah satu trend dan juga menjadi permasalahan yang serius yang dialami
oleh pemerintah dan juga negara.
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia merupakan
angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya. Angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan masalah nasional yang
harus mendapat perhatian serius, dalam upaya mempercepat penurunan angka
kematiannya sekaligus untuk mencapai target 125/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2010.
Masih tingginya AKB dan AKI menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan masih
belum memadai dan belum menjangkau masyarakat banyak, khususnya dipedesaan.
Namun bidan di desa yang sudah ditempatkan belum didayagunakan secara optimal
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Asuhan persalinan normal dengan
paradigma baru (aktif) yaitu dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi, terbukti dapat memberi manfaat
membantu upaya penurunan AKI dan AKB. Sebagian besar persalinan di Indonesia
terjadi di desa atau di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Tingkat keterampilan
petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas, maka paradigma aktif menjadi sangat
strategis bila dapat diterapkan pada tingkat tersebut.
Pemerintah daerah, baik itu di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota juga
diharapkan memiliki komitmen untuk terus memperkuat sistem kesehatan.
Pemerintah provinsi diharapkan menganggarkan dana yang cukup besar untuk
mendukung peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan melalui Puskesmas hendaknya hendaknya
diimbangi dengan ketersediaan RS Rujukan Regional dan RS Rujukan Provinsi yang

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

terjangkau dan berkualitas. Dukungan pemerintah provinsi diharapkan juga


diimbangi dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota dalam implementasi upaya
penurunan kematian ibu dan bayi. Antara lain melalui penguatan SDM, ketersediaan
obat-obatan dan alat kesehatan, anggaran, dan penerapan tata kelola yang baik (good
governance) di tingkat kabupaten/kota.

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

BAB II
PEMBAHASAN
A. Upaya pemerintah daerah dalam rangka mengurangi risiko AKI dan AKB di
kabupaten semarang.
Pemerintah daerah melakakukan beberapa upaya untuk mengurangi bahkan
menghindari risiko kematian ibu dan bayi. Banyak proses dan upaya yang tidak hanya
dilakukan oleh pemerintah daerah saja, tetapi juga diterapkan oleh seluruh tatanan
pemerintahan dalam kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi
(AKB) di Indonesia masih dikatakan sangat tinggi. Hal tersebut merupakan menjadi
masalah yang sangat serius dalam mencapai Milleneum Development Goals (MDGs).
Peningkatan AKI dan AKB merupakan masalah yang sangat serius yang dialami oleh
negara, karena hal itulah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mensukseskan program yang direncanakan tersebut.
Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah kabupaten semarang,
yang termasuk diantaranya adalah, program-program hebat yang dijalankan oleh
beberapa puskesmas di wilayah semarang, yang dimana daerah-daerah tersebut,
Karang Malang, Polama, Purwosari, Babakan dan Masyrakat perbatasan. Program
yang diterapkan diantaranya adalah, ada enam program pokok dan dua program
spesifik yang ditentukan berdasarkan banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat
setempat serta tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Enam program pokok Puskesmas tersebut antara lain:
1. Promosi Kesehatan
Meliputi penyebarluasan informasi kepada masyarakat wilayah binaan Puskesmas
Karang Malang. Kegiatan tersebut adalah :

Penyuluhan langsung
Penyebaran leaflet-leaflet
Pemasangan spanduk

2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular :


Kegiatan imunisasi
Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

Pelacakan dan pengobatan DBD, TBC, Kusta, Diare dan ISPA


3. Pelayanan Kesehatan :
Pengobatan umum
Pengobatan gigi
Rujukan PKPS dan ASKES
Emergency
Laboratorium
4. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB :
Ibu hamil, nifas, dan KB
Pemeriksaan tumbuh kembang anak
Pelayanan kesehatan anak sehat sakit
Konseling kesehatan ibu menyusui (buteki)
WUS
5. Kesehatan Lingkungan:
Pengawasan kesehatan TTU, rumah makan, industri sederhana
Pengawasan dan pembinaan rumah yang memenuhi standar

kesehatan
Konseling kesehatan lingkungan

Pemberian vitamin A dosis tinggi dan SF


Pemberian makanan tambahan
Konseling gizi
Pengawasan dampak kekurangan gizi

6. Gizi :

Seluruh program kegiatan tersebut di dalam gedung dan difasilitasi dengan


adanya ruang dan peralatan yang memadai, program kerja, sumber daya manusia yang
selalu ditingkatkan kemampuannya dan protap-protap sebagai standar pelayanannya.
Fasilitas yang disediakan di Puskesmas Karang Malang adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a) Ibu hamil,
b) Ibu yang telah bersalin,
c) Ibu menyusui
2. Pelayanan Pengobatan
a) Emergensi
b) Pengobatan umum
c) Pengobatan gigi
d) Rujukan
3. Pelayanan Laboratorium
a) Pemeriksaan urine rutin

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

b) Pemeriksaan darah rutin


c) Tes kehamilan
d) Tes BTA untuk pasien suspek Tuberkulosis
4. Klinik Sehat Gilingan Mas
a) Pelayanan Gizi
a) Pemberian Vit. A dan garam beryodium
b) Konsultasi balita BGM dan Obesitas
c) Konsultasi bayi / balita sakit
d) Konsultasi gizi rujukan dari BP Umum/KIA
5. Pelayanan Imunisasi
a) BCG
b) Polio
c) DPT
d) Hepatitis
e) Campak
f) TT calon pengantin
g) Anti Tetanus Serum
6. Pelayanan Sanitasi
a) Memberikan konsultasi/penyuluhan penyakit akibat faktor lingkungan
b) Memberikan konsultasi tentang rumah sehat, jamban, dll
7. Lain-lain
a) Posyandu Balita di 17 Posyandu,
b) Posyandu Lansia di 17 Posyandu
c) UKS/UKGS di 10 SD/MI
d) UKGMD di 17 Posyandu
e) Serta melakukan kunjungan rumah pasien bagi pasien-pasien yang
membutuhkan.
Program kerja tentang kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu dari
upaya pelayanan wajib dari suatu pusat kesehatan masyarakat atau yang kerap disebut
puskesmas. Beberapa upaya wajib yang dilakukan adalah
1.
2.
3.
4.

Upaya promosi kesehatan


Upaya kesehatan lingkungan
Upaya perbaikan gizi
Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

5. Upaya kesehatan ibu, anak & KB


6. Upaya pengobatan dasar
B. Program pemerintah terhadap penanggulangan AKI dan AKB
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA), PWS
KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu
wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi, dan balita.
Dengan manajemen PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat
menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja sehingga kasus dengan risiko
komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat memperoleh
penanganan yang memadai.
Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan
Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi
seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya
ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat
menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan
dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan
transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan
persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan
oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di
fasilitas kesehatan. Program yang punya slogan Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat ini
diharapkan memberikan kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir.
Program-program pemerintah dalam menanggulangi AKI :
1. Pembentukan AMP di Puskesmas
Audit Maternal Perinatal (AMP) menurut Departemen Kesehatan adalah suatu
kegiatan untuk menelusuri kembali sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
dengan tujuan mencegah kesakitan dan kematian yang akan datang. AMP merupakan
suatu investigasi kualitatif mendalam mengenai penyebab dan situasi di seputar
Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

kematian maternal dan perinatal/neonatal baik yang ditangani di fasilitas kesehatan


termasuk bidan di desa atau bidan praktek swasta secara mandiri, maupun di rumah.
Dari kegiatan ini dapat ditentukan:
1. Sebab dan faktor-faktor terkait dalam kesakitan / kematian ibu dan perinatal
2. Tempat dan alasan berbagi sistem dan program gagal dalam mencegah
kematian
3. Jenis intervensi yang dibutuhkan
Dasar terjadinya kematian dan kesakitan maternal dan perinatal/neonatal
seharusnya dapat diungkap tanpa harus membuka identitas pihak yang terkait kepada
asesor. Adapun umpan balik untuk kepentingan pembelajaran, pembinaan, dan
perbaikan tetap dapat diberikan kepada pihak yang bersangkutan karena identitas
pihak yang terkait diketahui oleh Koordinator AMP Kabupaten/Kota.
Kasus kematian/kesakitan maternal dan perinatal/neonatal dilaporkan oleh
pasien/masyarakat, petugas pemberi pelayanan, dan institusi pemberi layanan ke
Puskesmas setempat. Untuk kematian yang terjadi di masyarakat, Bidan
Koordinator/Bidan Puskesmas yang ditunjuk akan melakukan otopsi verbal dengan
menggunakan formulir yang tersedia. Untuk kematian yang terjadi di Puskesmas atau
fasilitas kesehatan lainnya (RB, BPS, Bidan di desa), Bidan Koordinator/Bidan
Puskesmas yang ditunjuk akan melengkapi formulir kematian di fasilitas dan otopsi
verbalnya.
Kasus kematian di RS baik pemerintah maupun swasta dilaporkan ke Dinas
Kesehatan setempat dalam waktu 3 hari. Formulir yang sudah dilengkapi dikirimkan
ke Sekretariat AMP Kabupaten/Kota setempat. Sekretariat mendata, meneliti
kelengkapan data, dan melaporkannya ke Koordinator. Data yang belum lengkap
harus dikembalikan ke Puskesmas pengirim untuk dilengkapi. Data yang terkumpul
dan sudah lengkap dibuat anonim. Sekretariat kemudian berkoordinasi dengan
Koordinator untuk mengagendakan pertemuan pengkaji dan menyiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pertemuan tersebut.
2. Program PONED
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah pelayanan
untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang terjadi pada
ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam masa nifas dengan komplikasi obstetri yang
Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

mengancam jiwa ibu maupun janinnya. PONED merupakan upaya pemerintah dalam
menanggulangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia yang masih tinggi dibandingkan di Negara-negara Asean lainnya.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
Puskesmas PONED adalah puskesmas yang memiliki fasilitas dan kemampuan
memberikan pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal selama 24 jam. Sebuah Puskesmas PONED harus memenuhi standar yang
meliputi standar administrasi dan manajemen, fasilitas bangunan atau ruangan,
peralatan dan obat-obatan, tenaga kesehatan dan fasilitas penunjang lain. Puskesmas
PONED juga harus mampu memberikan pelayanan yang meliputi penanganan
preeklampsi, eklampsi, perdarahan, sepsis, sepsis neonatorum, asfiksia, kejang,
ikterus, hipoglikemia, hipotermi, tetanus neonatorum, trauma lahir, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), sindroma gangguan pernapasan dan kelainan kongenital.
Alur pelayanan puskesmas PONED, setiap kasus emergensi yang datang di
setiap puskesmas mampu PONED harus langsung ditangani, setelah itu baru
melakukan pengurusan administrasi (pendaftaran, pembayaran alur pasien).
Pelayanan yang diberikan harus mengikuti Prosedur Tetap (PROTAP).

Pelayanan yang Diberikan Puskesmas PONED :


Puskesmas PONED harus memiliki tenaga kesehatan yang telah dilatih PONED
yaitu TIM PONED (Dokter dan 2 Paramedis). Pelayanan yang dapat diberikan
puskesmas PONED yaitu pelayanan dalam menangani kegawatdaruratan ibu dan bayi
meliputi kemampuan untuk menangani dan merujuk:
1. Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia)
2. Tindakan pertolongan Distosia Bahu dan Ekstraksi Vakum pada Pertolongan
Persalinan
3. Perdarahan post partum
4. infeksi nifas

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

5. BBLR dan Hipotermi, Hipoglekimia, Ikterus, Hiperbilirubinemia, masalah


pemberian minum pada bayi
6. Asfiksia pada bayi
7. Gangguan nafas pada bayi
8. Kejang pada bayi baru lahir
9. Infeksi neonatal
10. Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri Neonatal antara lain
Kewaspadaan Universal Standar.
3. Program GSI (Gerakan Sayang Ibu)
Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan upaya

untuk meningkatkan

pemberdayaan perempuan dan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
yang masih tinggi dan merupakan gerakan masyarakat bekerja sama dengan
pemerintah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan GSI adalah suatu gerakan yang
dilaksanakan oleh masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan
perbaikan kualitas hidup perempuan (sebagai sumber daya manusia) melalui berbagai
kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu
karena hamil, melahirkan, dan nifas, serta kematian bayi.
GSI yang kegiatannya ditunjang oleh Tim Pokja dan Tim Satgas GSI diarahkan agar
mampu mendorong masyarakat untuk berperan aktif dan mengembangkan potensinya
dengan melahirkan ide-ide kreatif dalam melaksanakan GSI di daerahnya.

Kegiatan-kegiatanya antara lain:


1. Melaksanakan pendataan ibu hamil, memberikan kode-kode tertentu
untuk memberi tanda bagi ibu hamil beresiko tinggi (tanda biru), untuk
yang normal diberi tanda kuning. Ini pertama kali dikembangkan di
Sumatera Selatan, lalu dikembangkan di daerah lain.
2. Melaksanakan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi), melalui
pengajian dan penyuluhan bagi calon pengantin, bisa juga dikembangkan
dalam bentuk nyanyian, tarian, operet, puisi sayang ibu. Hendaknya juga
didukung oleh para Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB),
Petugas Depag, Dinas Kesehatan dan sebagainya.
Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

3. Menyediakan Pondok Sayang Ibu. Ide ini pertama kali dicetuskan di


Lampung.
4. Menggalang Dana Bersalin (Arlin) dari masyarakat sebagai bentuk
kepedulian.
5. Menggalang sumbangan donor darah untuk membantu persalinan.
6. Menyediakan Ambulans Desa, bisa berupa becak, mobil roda empat milik
warga yang dipinjamkan.
4. Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Pemerintah telah melakukan upaya penurunan jumlah kematian ibu dan bayi
dengan meningkatkan cakupan maupun kualitas pelayanan. Peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan pada Puskesmas Rawat Inap dengan PONED di wujudkan untuk
menanggulangi permasalahan dan kondisi kematian ibu dengan penyebab
langsung. Sedangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) diharapkan mampu menyelesaikan masalah atau kondisi tidak langsung
yang menyebabkan ibu dan bayi meninggal.
Kementerian Kesehatan RI telah meluncurkan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang telah terbukti
mampu meningkatkan secara signifikan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dan Buku KIA sebagai informasi dan pencatatan keluarga yang mampu
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ibu, bayi, dan balita. Dengan
tercatatnya ibu hamil secara tepat dan akurat serta dipantau secara intensif oleh tenaga
kesehatan dan kader di wilayah tersebut, maka setiap kehamilan sampai persalinan
dan nifas diharapkan dapat berjalan dengan aman dan selamat.
Manfaat dari P4K adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin. Ibu nifas dan bayi baru lahir melalui peningkatan
peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan dan bayi baru lahir
bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat. Dengan sasaran semua ibu hamil yang
ada di wilayah tersebut.
5. Program SMSBunda

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

Program SMSbunda merupakan salah satu diantara ikhtiar menyebarluaskan


informasi kesehatan ibu hamil dengan basis pesan singkat atau SMS. Program ini
digagas oleh Jhpiego dengan support pendanaan dari General Elektrik (GE)
Foundation. Jhpiego adalah lembaga sosial dari Jhon Hopkins University AMerika
yang sudah 30 tahun membantu pemerinyaj Indonesia (Kementrian Kesehtan RI)
dalam isu kesehatan masyarakat.
Program SMSbunda pertama kali diluncurkan di Kabupaten Karawanh, Jaawa
Barat pada April 2014. hingga April 2016 tercatat sedikit tidaknya 230.000 bu hami
menhakses program ini tersebar sejumlah kabupaten/kota di Indonesa. Di Provinsi
Jawa Tengah pada 2015 program ini secara resmi telah diluncurkan di 11
kabupaten/kota diantaranya :
a. Kabupaten semarang
b. Kudus
c. Grobogan
d. Kendal
e. Batang
f. Kab. Pekalongan
g. Kab. Tegal
h. Brebes
i. Banyumas
j. Cilacap, dan
k. Purbalingga
Program ini akan terus dioptimalan dan akan di replikasi di seluruh
kabupaten/kota. Melalui program SMSbunda bersumer dari buku panduan kesehatan
diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan. Pesan yang diterima sesuai kebutuhan ibu
hamil karena menyesuaikan usia kehamilan.
Manfaat SMSbunda adalah meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilan,
dapat mengidentifikasi tanda bahaya selama hamil dan nifas, serta dapat mencari
pertolongan tepat waktu saat terjadi emergency. Tim yang memprogramkan
SMSbunda menyarankan untuk para ibu hami mendaftarkan diri dengan cara :
Cara mendapatkan layanan SMSbunda sangat mudah. Cukup mendaftar sekali mellaui
SMS ke nomor 0811-8469-468 dengan biaya Rp. 200 (tergantung masing-masing
operator) dengan menyebutkan hari perkiraan kelahiran. Ibu hamil akan menerima
Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

SMS grats secara berkala tentang info kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan
hingga bayi berusia dua tahun.
Berikut cara mendaftar SMSbunda:
Daftar ke SMSbunda
Ketik REG <spasi> perkiraan tanggal bersalin <spasi> kota/kabupaten
Contoh : REG 05/07/2016 SEMARANG kirim ke nomor 0811-8469-468
Ganti tanggal bersalin
Ketik LAHIR <spasi> Perubahan Tanggal Bersalin kirim ke nomor 0811-8469-468
Daftrakan teman ke SMSbunda
Ketik UNDANG <spasi> No. Hp Teman <spasi> Perkiraan Tanggal Bersalin<spasi>
kota/kabupaten
Contoh : UNDANG 08123456789 05/07/2016 SEMARANG kirim ke nomor 08118469-468
PROGRAM SMSBUNDA DI JAWA TENGAH
Jawa tengah merupakan satu dari 10 provinsi dengan AKI tertinggi, pada tahun
2014, kasus ibu meninggal di Jawa Tanggal mencapai 711 kasus dan bayi meninggal
sebanyak 5.666 kasus. Itu artinya selama tahun 2014, setiap hari terdapat hampir
dua orang ibu hamil meninggal dan hampir 16 bayi baru lahir meninggal tiap hari.
Sedangkan pada tahun 2015 terjadi sebanyak 619 kasus ibu meninggal dunia. AKI
dan AKB di Jawa Tengah masih memprihatinkan ( www.direktorijateng.com)
BAB III
PRNUTUP
A. Kesimpulan
Angka Kematian Ibu atau biasa di sebut dengan istilah AKI, di Indonesia masih
belum juga mencapai target yang diharapkan. Diperkirakan 15% kehamilan dan
persalinan akan mengalami komplikasi, dan sebagian dari komplikasi mengancam
jiwa. Di Indonesia para pemerintah berupaya untuk mengurangi bahkan mencegah
terjadinya kembali Kematian Ibu dan Bayi. Pemerintah juga tidak luput untuk
membuat banyak program yang dikhususkan untuk mengurangi kejadian tersebut.
Diantaranya beberapa program sudah dijelaskan didalam pembahsa makalah, dan juga

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

program-program tersebut dikhususkan untuk pulau jawa dan lebih spesifiknya dapat
dikatakan di Jawa Tengah.
B. Saran
Sebagai penulis membuat menyampaikan saran adalah suatu keharusan, dan saran
untuk pemerintah kedepannya adalah dengan tetap mengembangkan programprogram yang memang sudah terbukti mampu mengurangi risiko kematian Ibu dan
Bayi dan lebih mengembangkan dengan spesifikasi program dengan kualitas yang
menjamin. Untuk mencapai MDGs yang perlu diperbaiki adalah tingkat kesehatan
masyarakat Indonesia. Selamat ibu maka akan tercipta generasi yang baik. Generasi
Cerdas ahir dari rahim Ibu yang cerdas.

Daftar Pustaka
Depkes RI. 2013. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA).
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional. Laporan Singkat Pencapaian Millenium
Development Goals Indonesia 2009.
Dokumen RAn PP AKI 2013-2015, Kementrian Kesehatan RI

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

http://www.direktoraijateng.com/2016/06/lomba-karya-jurnalistik-tentang-upaya.html
(diakses tanggal 22/09/2016)
http://www.ganjelrel.com/lomba-blog-sms-bunda.html

Keperawatan Maternitas I Upaya pemerintah daerah dalam mengurangi resiko AKI & AKB

You might also like