Professional Documents
Culture Documents
Judul Percobaan
: Pengenalan Jenis - Jenis Karbohidrat
B. Hari, Tanggal Percobaan
: Rabu, 23 Maret 2016 ; 09.00 WIB
Hari, Tanggal Selesai Percobaan
: Rabu, 23 Maret 2016 ; 12.00 WIB
C. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa :
1. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam reaksi pengenalan karbohidrat
2. Melakukan pengujian adanya monosakarida dan disakarida
3. Melakukan pengujian adanya gula pereduksi
4. Melakukan hidrolisis polisakarida dan disakarida
5. Menguji hasil hidrolisis disakarida dan polisakarida
D. Tinjauan Pustaka :
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat pada
alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. karbohidrat adalah polimer aldehid atau
polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama
karbohidrat digunakan pada senyawa-senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya
yang berupa CnH2nOn yait mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidroksi.
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur utama, yaitu
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya
membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya, sehingga ada karbohidrat yang
masuk kelompok struktur sederhana seperti monosakarida dan disakarida dan dengan
struktur kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa.
Analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksi- reaksi warna yang
dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan
berbagai senyawa organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari
gugusan hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat,
hidroklorat dan fosfat pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang
berwarna. Beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah uji
Molish, uji Seliwanof, uji Antrone, dan uji Fenol (Andarwulan et al., 2011).
Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan
4 kalori (kilojoule) energy pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur,
dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolism lemak dan protein.
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amini dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno FG, 2004).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat
terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat kompleks mempunyai
lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul (Almatsier, 2010).
Karbohidrat sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) :
1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu
[C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5]
2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom C ada
11 molekul air [C12(H2O)11]
3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida
4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan
fruktosa.
Pada
umumnya
karbohidrat
dapat
dikelompokkan
menjadi
monosakarida,
didalam buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, madu, darah, dan cairan tubuh binatang. Dalam
bentuk ikatan terdapat sebagai glikosida didalam tubuh binatang, sebagai disakaridadisakarida dan polisakarida-polisakarida di dalam tubuh tumbuh-tumbuhan. Glukosa juga
dapat dihasilkan melalui hidrolisis polisakarida atau disakarida baik dengan asam maupun
dengan enzim.
Sebagai aldoheksosa, glukosa memiliki 6 atom karbon di dalam rantai molekulnya,
salah satu ujung rantai tersebut merupakan gugus aldehida. Atom-atom karbon nomor 2
sampai dengan nomor 5 didalam rantai adalah gugus kiral. Dengan demikian
kemungkinan terdapat 16 konfigurasi isomer pada glukosa. Kesemua konfigurasi isomer
tersebut telah dikenal. Sebagain terdapat bebas dialam, sebagain lagi harus dibuat secara
sintesis (P. Soebiyanto, 1993).
Glukosa dapat dibuat dari pati-patian. Proses pembuatannya dapat dibedakan
berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan, yaitu hidrolisis asam dan hidrolisis enzim.
Dalam proses karbohidrat menjadi gula larut dalam air dilakukan dengan penambahan air
dan asam kemudian dilakukan proses peruraian atau fermentasi gula menjadi etanol
dengan menambahkan ragi.
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah adalah gula paling manis. Fruktosa
mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6 namun strukturnya
berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan lidah sehingga
menimbulkan rasa manis. Gula ini terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah,
nektar bunga, dan juga di dalam sayur.
Sedangkan oligosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 3-10 unit monosakarida.
Contohnya ialah rafinosa trisakarida (Gal-Glc-Fuc) dan stasiosa tetrasakarida (Gal-GalGlc-Fuc). Keduanya terdapat pada biji-bijian. Karena tidak dapat dicerna pada usus halus,
keduanya menyediakan substrat untuk fermentasi bakteri di usus besar dan khususnya
pembentukan gas (gas lambung).
Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan monosakarida yang
dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari satu satuan ke suatu OH
satuan lain. Ada empat jenis disakarida yaitu sukrosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa.
Trehalosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi. Disakarida dapat dipecah kembali
menjadi dua molekul monosakarida melalui hidrolisis.
Maltosa digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi. Gula ini merupakan
disakarida utama yang diperoleh dari hidrolisis pati. Pati diuarai menjadi maltosa oleh
secara spesifik menjadi satuan maltosa. Satu molekul maltosa menghasilkan dua molekul
D-glukosa.
Laktosa merupakan suatu disakarida alamiah yang dijumpai hanya pada binatang
menyusui; air susu sapid an manusia mengandung kira-kira 5% laktosa. Laktosa diperoleh
secara komersial sebagai hasil samping pabrik keju. Dalam metabolisme tubuh manusia
yang normal, laktosa dihidrolisis secara enzimatis menjadi D-galaktosa dan D-glukosa,
kemudian galaktosa diubah menjadi glukosa, yang dapat mengalami metabolisme.
Sukrosa ialah gula pasir biasa. Yang berasal dari bit atau dari tebu, komposisi kimia
dari gula adalah satu satuan fruktosa yang digabung satu satuan glukosa. Dalam sukrosa,
baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus hemiasetal, oleh karena itu, sukrosa
didalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan suatu bentuk aldehida atau keton.
Untuk karbohidrat kompleks terdiri atas (Almatsier, 2010):
1. Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida.
2. Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana
yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula sederhana ini
terutama adalah glukosa. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati,
dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati (Almatsier, 2010).
Polisakarida adalah senyawa dengan molekul-molekul mengandung banyak satuan
monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida. Hidrolisis lengkapa akan
mengubah suatu polisakarida menjadi monosakarida. Polisakarida arsitektural misalnya
selulosa, yang memberikan kekuatan pada pokok kayu dan dahan bagi tumbuhan, dan
kitin, komponen struktur dari kerangka luar dari serangga. Polisakarida nutrisi yang lazim
ialah pati dan glikogen, karbohidrat yang siap dipakai dalam tubuh hewan. Heparin, suatu
zat spesifik, adalah suatu polisakarida yang mencegah koagulasi darah. Polisakarida juga
dapat terikat pada tipe molekul lainnya, seperti dalam glikoprotein dan glikolipid
(Fessenden dan Fessenden, 1982)
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan
-glikosidik. Berbagai
macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta lurus atau
bercabangkah rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut
amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan cabang ikatan
-(1,4)-D-
orange menunjukkan adanya monosakarida. Ion Cu2+ dari pereaksi barfoed dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada
disakarida dan menghasilkan Cu2O berwarna merah bata. Hal inilah yang mendasari
uji barfoed. Pada uji barfoed yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan
merah bata karena terbentuk hasil Cu2O.
d. Tes Fehling
Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi. Pereaksi fehling adalah oksidator
lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi fehling
terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan
CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium
tartrat. Pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut,
sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion
Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O. Uji positif ditandai dengan endapan merah bata.
e. Uji Benedict
Prinsip : larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direaksikan oleh gula yang
mempunyai gugus aldehida sehingga cupri oksida (CuO) tereduksi menjadi Cu 2O
yang menghasilkan endapan merah bata.
f. Uji Iodin
Prinsip : polisakarida akan membentuk reaksi dengan iodin dan memberikan warna
spesifik tergantung jenis karbohidratnya. Amilosa dan iodin berwarna biru,
amilopektin merah coklat, glikogen dan dextrin berwarna merah coklat.
E. Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi dan rak
2. Pipet tetes
3. Gelas ukur
4. Gelas kimia
5. Pembakar spirtus
6. Kaki tiga dan kasa
Bahan :
1. Larutan glukosa 2%
2. Sukrosa 2%
3. Amilum 0,4 mg/L
4. Laktosa 2%
5. Reagen Molish
6. Reagen Benedict
7. Fehling A dan B
8. Reagen Barfoed
9. Reagen Seliwanoff
1 set
10 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 set
Dikocok
Dipanaskan diatas penangas air
Dihitung waktu sampai terjadi perubahan warna (jika memerlukan waktu diatas 10 menit, tes neg
Dicatata
Hasil
3. Tes Barfoed
5 mL pereaksi Barfoed
Dipanaskan
Dipanaskan
Dipanaskan
(+) 5 tetes Amilum di dalam
(+) penangas
5 tetes Glukosa
air (jika
di terdapat
dalam
(+) 5penangas
tetes
endapan
Laktosa
air
merah
(jika
di dalam
terdapat
bata selama
penangas
endapan
2 menit,
airmerah
(jika
ma
Dicatat
Dicatat
Dicatat
Hasil
4. Tes Tollens
1 mL Larutan AgNO3 1 %
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Pengamatan
5. TesHasil
Fehling
2 tetes Amilum
2 tetes Laktosa
Tabung reaksi 2
Tabung reaksi 1
Hasil
2 tetes Sukrosa
2 tetes Glukosa
Tabung reaksi 4
Tabung reaksi 3
Hasil
6. Tes Benedict
2 tetes Amilum
Tabung reaksi 1
2 tetes Laktosa
Tabung reaksi 2
Hasil
2 tetes Sukrosa
2 tetes Glukosa
Tabung reaksi 4
Tabung reaksi 3
Tabung 2
Tabung 3
IA
IB
II A
II B
III A
III B
(+) 2 mL
pereaksi
(+) 5 seliwanof
mL pereaksi
benedict
(+) 5 seliwanof
mL pereaksi
benedict
(+) 2 mL
pereaksi
(+) 2 mL
pereaksi seliwanof
(+) 5 mL pereaksi
benedict
Dipanaskan
selama
5 menit
Dipanaskan
selama 5 menit
Dipanaskan
selama 5 menit
selama
5 menit
Dipanaskan
selama 5 menit
DipanaskanDipanaskan
selama 5 menit
Diamati perubahan
Diamati perubahan
Diamati perubahan
Diamati perubahan
Diamati perubahan
Diamati perubahan
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
8. Hidrolisis Pati
2 mL Pati
2 mL Pati
2 mL Pati
Hasil
Hasil
Hasil
G. Hasil Pengamatan
No. Perc.
1.
Prosedur Percobaan
Tes Molish
Tabung 1
Hasil Pengamatan
Dugaan/Reaksi
Kesimpu
Sebelum :
Sukrosa, glukosa dan
Cuplik
Sukrosa = Larutan tidak
amilum merupakan
(sukro
berwarna
karbohidrat yang akan
amilum
2-5 tetes Sukrosa
Glukosa = Larutan tidak
menghasilkan senyawa
karboh
berwarna
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 1
kompleks berwarna ungu
tandai
Amilum = Larutan
(+) 5 tetes pereaksi Molish
saat ditambahkan dengan
terben
berarna
putih
keruhmembentuk
(+) 7-8 tetes H2SO4 pekat dengan pipet tetes
hingga
H2SO4
lapisan
yang
terpisah
dari
lapisa
pereagen Molish
kompl
Pereaksi Molish =
ungu.
Larutan berwarna coklat
H2SO4 = Larutan tidak
berwarna
Aquades = Larutan tidak
berwarna
Sesudah
Terbentuk
cincin: merah (lapisan bawah)
Tabung 1
Sukrosa + pereaksi
Didiamkan selama 2 menit
Molish = Endapan
Membentuk
warna
ungu tua
berwarna
merah
Sukrosa + pereaksi
Molish + H2SO4 pekat =
(+) 5 mL air
cincin ungu
Diamati perubahan membentuk warna ungu (karbohidrat terbentuk)
Sukrosa + pereaksi
Dicatat
Molish + H2SO4 pekat +
aquades = larutan
berwarna ungu (+++)
Hasil
Tabung 2
Tabung 1
2-5
2-5 tetes
tetes
Amilum
Tabung
2 Glukosa
2 mL Pati
Glukosa + pereaksi
Dimasukkan kedalam
kedalam
tabung reaksi
reaksi 3
2
Dimasukkan
tabung
Molish = Endapan
(+)
pereaksi Molish
(+) 5
5 tetes
tetes
Molish
2 mL
Pati
(+) 2pereaksi
mL
aquades
berwarna
(+)
H2SO4
pekat
hingga
H2SO4
(+) 7-8
7-8 tetes
tetes Tabung
H2SO4 2
pekat dengan
dengan pipet
pipet tetes
tetes
hingga merah
H2SO4 membentuk
membentuk lapisan
lapisan yang
yang terpisah
terpisah dari
dari lapisa
lapisa
Diletakkan
diatas
Tabung
3 penangas air Glukosa + pereaksi
(+) 2 mL
aquades
2 mL
Pati
Didinginkan
pada suhu kamar
Molish + H2SO4 pekat =
(+)(+)
1 mL
airair
Diletakkan
diatas
penangas air
1
mL
(+) 3Dipanaskan
mL aquades
cincin ungu
diatas
penangas
(+)
2 mLDipanaskan
larutan
3M
Didinginkan
padaHCL
suhu
kamar
diatas
penangas
555tetes
tetes
reagen
reagen
seliwanof
seliwanof
tetes
reagen
seliwanof
Dilakukan
tes
Iodin
Glukosa
+ pereaksi
pada
suhu
kamar
Diletakkan
diatas penangas
air
(+) 3Didinginkan
mL
aquades
Didinginkan
pada
suhu
kamar
Dimasukkan
5
mL
pereaksi
benedict
Tabung
1
(+)(+)
1,5
mL
Larutan
NaOH
Molish + H2SO4 pekat +
Didinginkan
pada
suhu
kamar
Dilakukan
tes
Iodin
1,5
mL
Larutan
NaOH
Diamati
perubahan
yang
terjadi
2
aquades = larutan
(+)
3 mL
lautan
NaOH
3
M 3benedict
Dimasukkan
Dimasukkan
kedalam
5 larutan
mL
tabung
pereaksi
reaksi
1
(+)
1 mL
HCl
M3
Dicatat
Laktosa
Dilakukan
tes Iodindiatas
(+) 5 tetes
Diamati
Glukosa
perubahan
yangpenangas
terjadi
berwarna ungu (++)
Amilum
Dipanaskan
Dimasukkan
5 mL pada
pereaksi
benedict
Dikocok
Dicatat
Terbentuk
cincin merah
merah (lapisan
(lapisan bawah)
bawah)
Terbentuk
cincin
Didinginkan
suhu
kamar
Diamati
perubahan
yang
terjadi
Dipanaskan
diatas
penangas
air
(+)
1,5
mL
Larutan NaOH
tetesAmilum
Sukrosa
5
pereaksi
Barfoed
2
Amilum
222tetes
Glukosa
tetes
Laktosa
2tetes
2tetes
tetes
Laktosa
Sukrosa
Glukosa
Tabung
2
IIIII
A
B III Bperubahan warna
5 mL
mLdiatas
pereaksi
Barfoed
Dicatat
(jika memerlukan waktu
10 menit,
tes negatif)
Asampai IIterjadi
Dihitung
waktu
Didiamkan selama
selama 2
2 menit
menit
Didiamkan
Dicatata
Tabung
reaksi
Tabung
reaksi
3
2
Tabung
Tabung
reaksi
reaksi
214
3
Dipanaskan
Tabung
reaksi
1 (+)
4
2-5
tetes
Laktosa
IA
I B AgNO3seliwanof
Dipanaskan
2-5
tetes
Glukosa
2Larutan
mL
pereaksi
(+)
5 mL
pereaksi
benedict
1pereaksi
mL(+)
1 seliwanof
%
0,5
mL Sukrosa
(+)
5
mL
2 benedict
mL
pereaksi
2-5
2-5
tetes
tetes
Sukrosa
Amilum
Membentuk
warna
ungu
(+)
2-3
mL
larutan
Fehling
Amilum
di
dalam
penangas
air
(+)
2-3
2-3mL
mL
larutan
larutan
Fehling
Fehling
Glukosa
di
dalam
penangas
air
(jika
terdapat
endapan
merah
bata
selama
menit,
maka
terda
Membentuk
warnaendapan
ungu tua
tuamerah
(+)(+)
5Dipanaskan
tetes
Larutan
Benedict
Glukosa
di dalam
penangas
air (jika
(jika terdapat
terdapat
endapan
merah bata
bata selama
selama 22
2 menit,
menit, maka
maka terdap
terda
Dipanaskan
selama
5
menit
selama
5
menit
Dipanaskan
selama
Dipanaskan
5
menit
selama
5
menit
(+)
5
mL
pereaksi
benedict
(+)
2
mL
pereaksi
seliwanof
Dikocok
Dikocok
Dicatat
(+)
5
tetes
reagen
Tollens
Dikocok
Dikocok dalam tabungDilarutkan
Dimasukkan
reaksi
Dikocok
dalam
6
mL
air
Dicatat
Diamati
perubahan
(+)
(+)5Diamati
5tetes
tetesreagen
reagen
Tollens
Tollens
Diamati
perubahan
Diamati
perubahan
selama
5perubahan
menit
Dipanaskan
Dipanaskan
diatas
penangas
air
3-4
menit
Dipanaskan
diatas
penangas
airselama
selama
2menit
menit (jika
(jika terbentuk
terbentuk endapan
endapan merah
merah bata,
bata, maka
maka mengandung
mengandung g
g
Dipanaskan
Dipanaskan
diatas
diatas
penangas
penangas
air
air3-4
3-45
menit
menit
(+)
1Dipanaskan
mL
Larutan
NaOH
5%
Dipanaskan
diatas
penangas
air
selama
2
menit
Dipanaskan
Dipanaskan
Diamati
perubahan
(+)
5
mL
air
Diamati
perubahan
Larutan
Sukrosa
Dicatat
perubahan
sampai
menjadi
cermin
perak
(+)
5
mL
air
Dicatat
perubahan
menjadi
endapan
merah
bata
Dicatat
perubahan
perubahan
menjadi
menjadi
endapan
endapan
merah
merah
bata
bataendapan larut
(+)Dicatat
tetes demi
tetes NH4OH
sambil
dikocok
sampai
Dicatat
Dicatat
Dicatatperubahan
perubahansampai
sampai
menjadi
menjadicermin
cerminperak
perak
Diamati
warna
ungu
(karbohidrat
Diamati
perubahan
membentuk
warna
ungu
(karbohidrat
terbentuk)
Dimasukkan dalam tabung
reaksiperubahan
1, 2, dan 3membentuk
dengan volume
yang
sama
( 1 mL) terbentuk)
Dicatat
Dicatat
Pati
Maltosa
ReagenTollens
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Tab
Hasil
1
Hasil
Hasil
Hasil
HasilPengamatan
Pengamatan
Pengamatan
c
Tabung 3
Tab
2
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Tab
Hasil
3
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil D-Glukosa
Pada tabung pertama ditetesi dengan 5 tetes sampel sukrosa berupa larutan tidak
berwarna. Kemudian ditambahkan 5 tetes pereaksi molish menghasilkan endapan
berwarna merah. Setelah itu, ditambahkan 8 tetes larutan H2SO4 pekat terbentuk
cincin ungu dan ketika diencerkan dengan 5 mL aquades menghasilkan larutan
berwarna ungu (+++), hal ini menunjukkan bahwa sukrosa tersebut positif
mengandung karbohidrat jenis disakarida. Penambahan larutan H 2SO4 pekat dan
pengenceran menyebabkan sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa.
Dengan penambahan larutan H2SO4 pekat maka monosakarida tersebut mengalami
dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi fulfural. Furfural tersebut dengan adanya naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi
yang terjadi adalah
Pada tabung kedua ditetesi dengan 5 tetes sampel glukosa berupa larutan tidak
berwarna. Kemudian ditambahkan 5 tetes pereaksi molish menghasilkan endapan
berwarna merah. Setelah itu, ditambahkan 8 tetes larutan H2SO4 pekat terbentuk
cincin ungu dan ketika diencerkan dengan 5 mL aquades menghasilkan larutan
berwarna ungu (++), hal ini menunjukkan bahwa glukosa tersebut positif mengandung
karbohidrat jenis monosakarida. Dengan penambahan larutan H2SO4 pekat maka
monosakarida tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi fulfural.
Jika senyawanya glukosa maka senyawa yang terbentuk berupa hidroksimetil fulfural.
Furfural tersebut dengan adanya -naftol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu. Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung ketiga ditetesi dengan 5 tetes sampel amilum berupa larutan putih keruh.
Kemudian ditambahkan 5 tetes pereaksi molish menghasilkan endapan berwarna
merah. Setelah itu, ditambahkan 8 tetes larutan H 2SO4 pekat terbentuk cincin ungu
dan ketika diencerkan dengan 5 mL aquades menghasilkan larutan berwarna ungu (+),
hal ini menunjukkan bahwa sukrosa tersebut positif mengandung karbohidrat.
Penambahan larutan H2SO4 pekat dan pengenceran menyebabkan amilum terhidrolisis
menjadi glukosa. Dengan penambahan larutan H2SO4 pekat maka monosakarida
tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi fulfural. Furfural
tersebut dengan adanya -naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu. Reaksi yang terjadi adalah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sukrosa, glukosa, dan amilum memberikan uji
positif dengan pereaksi molish yang dibuktikan dengan ketiga cuplikan sampel
2.
termasuk jenis karbohidrat yang ditandai dengan terbentuknya larutan berwana ungu.
Tes Seliwanoff
Tes seliwanoff bertujuan untuk mengidentifikasi ketosa pada gugus keton jenis
karbohidrat disakarida.
Pada tabung pertama ditetesi 5 tetes reagen seliwanoff berupa larutan tidak
berwarna kemudian ditambahkan 5 tetes amilum menghasilkan larutan tidak
berwarna. Setelah itu larutan dikocok dan dipanaskan diatas penangas air dengan
waktu kurang dari 10 menit hingga terjadi perubahan warna. Akan tetapi pada
percobaan kami tidak menghasilkan perubahan warna dengan pemanasan selama 15
menit. Hal ini menunjukkan bahwa amilum negatif mengandung gugus keton yaitu
ketosa. Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung kedua ditetesi 5 tetes reagen seliwanoff berupa larutan tidak berwarna
kemudian ditambahkan 5 tetes laktosa menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah
itu larutan dikocok dan dipanaskan diatas penangas air dengan waktu kurang dari 10
menit hingga terjadi perubahan warna. Akan tetapi pada percobaan kami tidak
menghasilkan perubahan warna dengan pemanasan selama 15 menit. Hal ini
menunjukkan bahwa laktosa negatif mengandung gugus keton yaitu ketosa. Reaksi
yang terjadi adalah
Pada tabung ketiga ditetesi 5 tetes reagen seliwanoff berupa larutan tidak
berwarna kemudian ditambahkan 5 tetes glukosa menghasilkan larutan tidak
berwarna. Setelah itu larutan dikocok dan dipanaskan diatas penangas air dengan
waktu kurang dari 10 menit hingga terjadi perubahan warna. Akan tetapi pada
percobaan kami tidak menghasilkan perubahan warna dengan pemanasan selama 15
menit. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa negatif mengandung gugus keton yaitu
ketosa. Reaksi yang terjadi adalah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa amilum, laktosa, dan glukosa memberikan uji
negatif dengan reagen seliwanoff yang dibuktikan dengan tidak terjadi perubahan
warna dengan pemanasan selama 15 menit. Hal ini menunjukkan bahwa amilum,
3.
menit tidak menghasilkan endapan merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa amilum
bukan merupakan monosakarida ataupun disakarida melainkan polisakarida. Reaksi
yang terjadi adalah
4.
Tes Tollens
Uji tollens bertujuan untuk mengidentifikasi aldosa pada gugus aldehid sebagai
gula pereduksi pada karbohidrat. Langkah awal yang dilakukan yaitu membuat reagen
Tollens. Reagen Tollens adalah suatu larutan basa dari ion kompleks perak
beramoniak. Reagen Tollens direduksi oleh aldehida menjadi logam perak, sedangkan
aldehida dioksidasi menjadi yang asam bertalian. Keton tidak dioksidasi oleh reagen
Tollens karena termasuk oksidator lemah. Reagen Tollens digunakan sebagai
reagensia uji terhadap aldehida. Uji positif ditandai oleh terbentuknya cermin perak
pada tabung reaksi.
Sebelum melakukan uji terhadap beberapa sampel. Tahap pertama membuat
reagen Tollens terlebih dahulu. Langkah pertama yaitu memasukkan 1 mL AgNO 3
larutan tidak berwarna dan ditambahkan dengan 1 mL NaOH larutan tidak berwarna.
Campuran larutan tersebut menghasilkan larutan keruh terdapat endapan abu-abu.
Larutan AgNO3 berfungsi untuk membentuk cermin perak karena Ag + tereduksi
menjadi Ag sehingga memberikan uji positif bahwa sampel memiliki gugus aldehid.
Persamaan reaksinya adalah :
3 2
direaksikan dengan reagen Tollens. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa bukan gula
pereduksi yang mempunyai gugus aldehida dan tidak memiliki bentuk hemiasetal
siklik dengan mudah untuk dioksidasi karena tidak berada dalam kesetimbangan
dengan bentuk rantai terbuka. Akibatnya, sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi
tollens untuk membentuk cermin perak. Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung reaksi kedua dimasukkan 5 tetes amilum larutan berwarna putih
keruh. Kemudian ditambahkan dengan reagen Tollens menghasilkan larutan berwarna
jingga (-) dan ketika dipanaskan tidak membentuk cermin perak dan larutan berwarna
hitam kecoklatan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi amilum dengan
reagen Tollens. Hal ini menunjukkan bahwa amilum bukan gula pereduksi yang
mempunyai gugus aldehida dan tidak memiliki bentuk hemiasetal siklik dengan
mudah untuk dioksidasi karena tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
rantai terbuka. Sehingga amilum tidak dapat mereduksi ion Ag + pada reagen Tollens
menjadi Ag. Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung reaksi ketiga dimasukkan 5 tetes laktosa larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan dengan reagen Tollens menghasilkan larutan berwarna
kuning dan ketika dipanaskan tidak membentuk cermin perak dan larutan berwarna
abu-abu. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi laktosa dengan reagen
Tollens. Laktosa terhidrolisis menghasilkan glukosa dan galaktosa yang memiliki
gugus aldehid. Akan tetapi pada percobaan ini kelompok kami tidak sesuai dengan
teori yang seharusnya membentuk cermin perak karena laktosa memiliki bentuk
hemiasetal siklik sehingga mudah dioksidasi karena berada dalam kesetimbangan
dengan bentuk aldehida rantai terbukannya. Reaksi yang terjadi adalah
dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu 2+ direduksi menjadi ion Cu+
yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu 2O endapan merah bata. Reaksi
yang terjadi adalah
Pada tabung reaksi kedua diteteskan 2 tetes laktosa larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan reagen Fehling menghasilkan larutan berwarna biru (+) dan
ketika dipanaskan membentuk endapan merah bata dan larutan berwarna biru (++).
Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi laktosa dengan reagen Fehling.
Sampel laktosa positif dengan reagen Fehling dikarenakan sampel laktosa gula
pereduksi yang mempunyai gugus aldehida. Selain itu laktosa yang terhidrolisis
menjadi glukosa dan galaktosa yang mengandung gugus aldehid sehingga laktosa
dapat mereduksi ion Cu2+ pada reagen Fehling menjadi Cu+. Reaksi yang terjadi
adalah
Pada tabung reaksi ketiga diteteskan 2 tetes sukrosa larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan reagen Fehling menghasilkan larutan berwarna biru (+) dan
ketika dipanaskan membentuk endapan merah bata dan larutan berwarna biru (++).
Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi sukrosa dengan reagen Fehling.
Seharusnya sukrosa tidak dapat mereduksi larutan Fehling. Sampel sukrosa positif
dengan reagen Fehling dikarenakan sampel sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa dan
fruktosa, dimana glukosa yang mengandung gugus aldehid sehingga sukrosa dapat
mereduksi ion Cu2+ pada reagen Fehling menjadi Cu+. Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung reaksi keempat diteteskan 2 tetes glukosa larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan reagen Fehling menghasilkan larutan berwarna biru (+) dan
ketika dipanaskan membentuk endapan merah bata dan larutan berwarna biru (++).
Pada tabung pertama diteteskan 5 tetes sampel amilum larutan putih keruh.
Kemudian ditambahkan reagen Benedict menghasilkan larutan berwarna biru dan
ketika dipanaskan tidak membentuk endapan merah bata dan larutan berwarna hijau. .
Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi amilum dengan reagen Benedict.
Sampel amilum negatif dengan reagen Benedict dikarenakan sampel amilum bukan
gula pereduksi yang mempunyai gugus aldehid dan tidak memiliki bentuk hemiasetal
siklik yang berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehida rantai terbukannya.
Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung kedua diteteskan 5 tetes sampel laktosa larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan reagen Benedict menghasilkan larutan berwarna biru dan
ketika dipanaskan membentuk endapan merah bata dan larutan berwarna coklat
kemerahan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi laktosa dengan reagen
Benedict. Sampel laktosa positif dengan reagen Benedict dikarenakan sampel laktosa
gula pereduksi yang mempunyai gugus aldehida sehingga laktosa dapat mereduksi
reagen benedict yang memiliki ion Cu2+ menjadi Cu+ dalam suasana basa sehingga
menghasilkan endapan merah bata dan laktosa memiliki bentuk hemiasetal siklik
sehingga mudah dioksidasi karena berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aldehida pada rantai terbukannya. Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung ketiga diteteskan 5 tetes sampel sukrosa larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan reagen Benedict menghasilkan larutan berwarna biru dan
ketika dipanaskan membentuk endapan merah bata dan larutan berwarna jingga.
Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi sukrosa dengan reagen Benedict.
Seharusnya sukrosa tidak dapat mereduksi larutan Benedict. Sampel sukrosa positif
dengan reagen Fehling dikarenakan sampel sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa dan
fruktosa, dimana glukosa yang mengandung gugus aldehid sehingga sukrosa dapat
mereduksi reagen benedict yang memiliki ion Cu 2+ menjadi Cu+ dalam suasana basa
sehingga menghasilkan endapan merah bata. Reaksi yang terjadi adalah
Pada tabung keempat diteteskan 5 tetes sampel glukosa larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan reagen Benedict menghasilkan larutan berwarna biru dan
ketika dipanaskan membentuk endapan merah bata dan larutan berwarna merah
kecoklatan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reduksi glukosa dengan reagen
Benedict. Sampel glukosa positif dengan reagen Benedict dikarenakan sampel
glukosa gula pereduksi yang mempunyai gugus aldehida sehingga glukosa dapat
mereduksi reagen benedict yang memiliki ion Cu 2+ menjadi Cu+ dalam suasana basa
sehingga menghasilkan endapan merah bata dan glukosa memiliki bentuk hemiasetal
siklik sehingga mudah dioksidasi karena berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aldehida pada rantai terbukannya. Reaksi yang terjadi adalah
7.
Hidrolisis Sukrosa
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi hasil
hidrolisis sukrosa. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil 0,5 mL
sukrosa larutan tidak berwarna dilarutkan dalam 6 mL air sehingga menghasilkan
larutan tidak berwarna. Selanjutnya larutan tersebut dimasukkan dalam tiga tabung
reaksi, yaitu tabung 1, 2, dan 3. Selanjutnya hasil larutan dari ketiga tabung tersebut,
masing masing dibagi dalam 2 tabung yaitu tabung A dan Tabung B dengan volume
yang sama. Tabung A ditambahkan dengan 5 mL pereaksi benedict sedangkan pada
tabung B ditambahkan dengan 2 mL pereaksi seliwanoff. Uji benedict berfungsi untuk
mengetahui sifat glukosa sebagai gula pereduksi yang memiliki gugus aldehid.
Sedangkan pereaksi seliwanoff berfungsi untuk mengetahui fruktosa yang memiliki
gugus keton pada ketosa.
Jika kita bandingkan seharusnya pada tabung 1 terjadi hidrolisis sempurna, pada 2
terjadi hidrolisis sebagian dan pada tabung 3 tidak terhidrolisis.
8.
Hidrolisis Pati
I. Diskusi
J. Kesimpulan
K. Daftar Pustaka
L. Lampiran
Jawaban Pertanyaan
1. Tulislah senyawa penyusun reagen-reagen yang digunakan dalam uji pengenalan
karbohidrat !
Jawaban :
- Reagen Molisch
Alfa-naftol
berfungsi
sebagai
indicator
H 2SO4
berfungsi
untuk
OH
Reagen Selliwanof
Reagen Barfoed
Reagen Barfoed terdiri dari senyawa tembaga asetat merupakan asam
lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida.
Reagen Benedict
Terdiri dari CuSO4, Na-sitrat, dan Na2CO3.
Reagen Tollens
Terdiri dari 1 ml AgNO3 1% , 1 ml NaOH 2 M, dan NH4OH encer
Reagen Fehling
Terdiri dari fehling A dan fehling B
2. Jelaskan prinsip-prinsip reaksi yang terjadi antara reagen dan karbohidrat yang
diuji !
Jawaban :
- Uji Molish berprinsip kondensasi dari hidroksi metal furfural (heksosa)
dengan alfa-naftol membentuk suatu cincin berwarna ungu.
-Uji Seliwanoff merupakan suatu reaksi untuk mengidentifikasi adanya gugus
keton pada suatu sakarida. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah.
-Uji Barfoed merupakan uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida
dengan mengontrol waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+.
-Uji Tollens didasarkan pada terbentuknya cermin perak (Ag) dan mengoksidasi
gugus aldehid menjadi gugus karboksilat.
-Uji Fehling didasarkan pada ion Cu2+ yang dapat mengoksidasi gugus aldehid,
tetapi tidak dapat mereduksi gugus keton.
-Uji Benedict didasarkan pada terbentuknya endapan merah bata, dengan prinsip
berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata.
3. Glukosa yang berada dalam bentuk asiklik hanya 0,2% selebihnya merupakan
siklis. Jelaskan mengapa terjadi reaksi oksidasi glukosa dengan pereaksi tollens
dan fehling !
Jawaban :
Glukosa dapat teroksidasi dengan pereaksi Tollens yaitu membentuk
cermin perak dan dengan Fehling membentuk endapan merah bata karena
glukosa terhidrolisis dengan adanya pemanasan sahingga rantai siklik dari
glukosa (struktur Haworth) yang tidak mengandung gugus aldosa terurai
HO
OH
H
OH
OH
OH
OH
OH
OH
CH 2OH
Dokumentasi
1. Tes Molish
NO
1
GAMBAR
KETERANGAN
5 tetes sukrosa + 5 tetes pereaksi
molish dimasukkan tabung reaksi 1
Didiamkan 2 menit
Ditambah 5 ml air
2 1
2. Tes Seliwanoff
NO
GAMBAR
KETERANGAN
Dikocok
Dipanaskan
3. Tes Barfoed
NO
1
GAMBAR
KETERANGAN
Dimasukkan dalam tabung reaksi 5
tetes amilum, glukosa, laktosa + 5
tetes reagen barfoed
Dipanaskan
4. Tes Tollens
NO
1
GAMBAR
KETERANGAN
5 tetes cuplikan (sukrosa, amilum,
laktosa, glukosa) + 5 tetes reagen
Tollens
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang
berbeda
Dipanaskan
5. Tes Fehling
NO
1
GAMBAR
KETERANGAN
2 tetes glukosa + 2-3ml larutan fehling
dimasukkan tabung reaksi
Dikocok
Dipanaskan selama 3-4 menit
6. Tes Benedict
NO
GAMBAR
KETERANGAN
Dikocok
Dipanaskan selama 2 menit
7. Hidrolisis Sukrosa
NO
1
GAMBAR
KETERANGAN
0,5mL sukrosa + 6mL air
8. Hidrolisis Pati
NO
1
GAMBAR
Reaksi reaksi :
KETERANGAN
Tidak ada perbedaan pada tabung 1,2
dan 3
1) Tes Molish
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
2) Tes Seliwanoff
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
3) Tes Barfoed
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
4) Tes Tollens
Tabung 1
Teori
Tabung 2
Tabung 3
Teori
5) Tes Fehling
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
6) Tes Benedict
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3