You are on page 1of 5

KATA PENGANTAR

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang
setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunnya
Makalah kami yang berjudul Sumber Hukum-Hukum Islam( Al-Quran dan AlHadits ).
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya
ilmu pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang berperan dalam membantu
penyusunan makalah ini hingga selesai seperti saat ini. Akhir kata kami
mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya
bagi kita semua.
Pelaihari, 20 Agustus 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia ini tidaklah berjalan sendiri. Setiap gerak
langkah yang kita lakukan tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Sehingga apa
yang ada di sekitar kita merupakan ketetapan dari Allah yang maha kuasa atas
segala sesuatu. Ketetapan yang ada pada kita terkadang tidak sesuai dengan yang
kita harapkan. Tetapi perlu diketahui bahwa Dia lebih tahu dengan apa yang kita
butuhkan saat ini. Salah satu hal yang sudah menjadi ketetapan dari Allah adalah
Rizqi.
Rizqi yang diberikan kepada manusia tentunya sesuai dengan ukuran
kemampuan diri manusia itu sendiri. Meskipun terkadang manusia selalu merasa
kurang dengan apa yang telah diterimanya.Ketetapan rizqi yang diberikan kepada
manusia banyak dijelaskan al-quran. Diantara surat-surat yang membahas hal itu
adalah surat al-insyiroh dan al-quraisy yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Meskipun tidak secara langsung Allah menegaskan tentang hal tersebut, tetapi
diantara isi kandungan yang ada di dalam surat al-insyiroh dan al-quraisy
mengenai hal tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
1.1.

Pengertian Rezeki

Kata rezeki berarti penghidupan, penghidupan atau tiap-tiap yang berdaya guna
bagi kehidupan makhluk. Rezeki juga berarti anugrah atau karunia atau pemberian
dari sisi Allah kepada makhluknya.
1.2.

Macam-macam rezeki Allah

Pemberian hak hidup dan menikmati kehidupan

Udara yang selalu kita hirup dengan gratis

Bentuk tubuh yang paling baik jika di bandingkan dengan makhluk yang lain

Makanan dan miniman yang beraneka macam

Kesehatan jasmani dan rohani

Akal dan pikiran dan perasaan sehingga dapat mengangkat derajat di atas
makhluk lain

1.3.

Surah Yang Menunujukkan Nikmat Atas Rezeki Allah

Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik


yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah jika benarbenar kepada-Nya kalian menyembah. [QS Al Baqarah: 172]
Di dalam ayat yang lain, Allah taala berfirman:

Sesungguhnya yang kalian sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan
rezki kepada kalian. Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, sembahlah Dia, dan
bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kalian akan dikembalikan.
[QS Al Ankabut: 17]
-

Bersyukur kepada Allah taala artinya adalah menjalankan ketaatan kepada


Allah dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala
larangan-Nya.

Bersyukur kepada Allah taala atas nikmat-nikmat-Nya bukanlah sekedar

dengan mengucapkan hamdalah atau bersujud syukur. Akan tetapi ada cara
lain yang lebih umum untuk bersyukur kepada Allah azza wa jalla.
1.4.

Kaitan Antara Rezeki Dengan Aktivitas Berinteraksi Dengan Al-

Quran
Kaitan antara rezeki dengan aktivitas berinteraksi dengan Al-Quran seringkali
merupakan sesuatu yang dibuat-buat oleh manusia. Penyebabnya mungkin karena
kurangnya sifat zuhud dan qonaah sehingga proses dan interaksi tersebut menjadi
sangat memberatkan dan melelahkan jasmani dan rohani. Kita dapat belajar dari
sekeliling kita, rezeki manusia sepenuhnya ada di tangan Allah Swt, akan
diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa pandang pendidikan,
jabatan, dsb. Keyakinan tersebut akan muncul bila kita berada dalam ketaatan
kepada Allah Swt. Bagi yang berdawkah di jalan Allah atau menjadi penghafal AlQuran, tak ada kaitan antara perannya tersebut dengan luas dan sempitnya rezeki.
Perasaan manusia dalam urusan rezeki sering dikotori godaan syaitan. Kuncinya:
bersabarlah.

BAB III
KESIMPULAN
Dari semua yang dipaparkan di BAB I dan BAB II dapat disimpulkan bahwa
rezeki semata-mata dari sisi Allah tidak ada lagi dari yang lainnya. Sehingga
sangat keliru jika masih ada yang beranggapan bahwa usaha atau pun dirinya
sendiri yang memberikan rezeki, karena bertentangan dengan nash-nash yang ada
dalam Al-Quran.
-

You might also like