Professional Documents
Culture Documents
R
Dengan Gangguan Sistem Pernafasan
Hidropneumothorax + TB Paru
Pre Torakotomi
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama
: Tn. R
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Sunda
Status
: Belum Menikah
Tanggal masuk RS
: 27 Desember 2008
Tanggal Pengkajian
: 10 Januari 2009
Diagnosa Medis
: Hidropneumothorax + TB Paru
Alamat
: Tn. R
Umur
: 47 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
: Ayah
Alamat
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit
Pada tanggal 7 November 2008, klien mengalami batuk-batuk disertai dahak
berwarna hijau lalu masuk RS Majalengka dan dilakukan pugsi, namun gagal.
Lalu klien dirujuk ke RSHS. Pada tanggal 27 Desember 2008 klien masuk
RSHS melalui IGD dan mendapat tindakan pemasangan CTT, keluar cairan
berwarna kuning disertai nanah dan bau. Kemudian klien dirawat diruang
Teratai dan mendapat perawatan ganti balutan CTT. Pada tanggal 28 Desember
2008 klien dipindahkan ke Ruang Dahlia dan mendapat tindakan pemberian
obat OAT, Cefotaxime dan ganti balutan serta pemberian oksigen dengan nasal
kanul.
2) Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengeluh sesak. Sesak bertambah ketika klien duduk atau miring ke
kanan. Sesak berkurang ketika klien istirahat dengan posisi semifowler. Sesak
disertai batuk. Sesak dirasakan tiba-tiba.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pada tahun 2003 pernah mengalami penyakit TB paru.
Kemudian berobat ke RS kabupaten Majalengka dan mendapat terapi OAT selama
6 bulan, lalu sembuh. Klien mengatakan suka minum minuman keras dan keluar
pada malam hari. Setelah sakit klien berhenti minum minuman keras, namun
melakukan aktivitas keluar malam hari. Klien juga mengatakan memiliki
kebiasaan merokok 1 bungkus setiap harinya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga tidak memiliki penyakit yang meurun
seperti DM, asma, hipertensi. Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
berpenyakit menular seperti TBC dan hepatitis. Namun, klien sering bergaul
dengan teman yang memiliki riwayat TBC.
Aktivitas
Nutrisi
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Frekuensi
3 x sehari
3 x sehari
Jenis
Diet TKTP
Porsi
1 piring habis
1/2 porsi
Jenis
Alkohol
Air teh
Frekuensi
Eliminasi
Frekuensi
3 4 x sehari
3-4 x sehari
Warna
Kuning
merah jernih
Frekuency
1 x sehari
2x sehari
Konsistensi
Lembek.
Lembek
Warna
Istirahat Tidur
Kuning
kuning kemerahan
Malam
Jarang
6 - 7 jam
Siang
Personal Hygiene
5 - 7 jam
1 2 jam
Mandi
3 x sehari
Gosok Gigi
2 x sehari
1x/hari
Keramas
Aktivitas
seminggu sekali
belum pernah
klien suka keluar pada malam jari dan klien terbaring sakit dan segala
Makan
Minum
BAK
BAB
dan keluarga
4. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, bulu hidung ada, tidak ada lesi, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, mukosa lembab, tidak terdapat pembesaran
concha, tidak ada polip. Klien tidak merasa nyeri tekan pada saat palpasi sinus.
Trachea terdapat digaris tengah leher, bentuk dada simetris, klien terpasang CTT
di anterior axila kiri, Respirasi 26x/menit. Ekspansi paru kiri tertinggal. Taktil
premitus paru kiri bawah tidak terasa getaran saat klien megatakan 77. Perkusi
paru kiri bawah dullness. Bunyi nafas ronchi. Undulasi cairan WSD (+). Klien
mengatakan nyeri pada daerah terpasangnya CTT.
b. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih keruh, tidak terlihat
peningkatan JVP. Irama denyut nadi teratur. Irama nadi dan apek jantung sama
dan teratur. Perkusi jantung dullness. Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler. CRT
<3 detik. Tidak terdapat chyanosis pada ekstremitas. TD : 110/70 mmHg. Nadi 96
x/menit.
c. Sistem Pencernaan
Bibir Simetris, warna merah muda, lembab, gigi tidak caries, tidak terdapat
lesi, mukosa mulut lembab, tidak ada pembesaran tonsil, uvula bebas bergerak.
Klien dapat mengunyah dan menelan. Bentuk abdomen datar. Bising usus
7x/menit. Perkusi abdomen thympani. Tidak ada pembesaran hati. Klien mengeluh
mual.
d. Sistem Perkemihan
Tidak terdapat edema periorbital, tidak ada bunyi bruit aorta dan arteri renalis.
Tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada distensi suprapubis, tidak ada nyeri tekan.
Klien dapat BAK dipispot dibantu keluarga. Tidak ada keluhan saat BAK.
5. Aspek Psikologis
a. Status Emosi
Klien tampak cemas sejak diinformasikan akan dilakukan operasi torakotomi.
Nafsu makan klien menjadi berkurang. Klien suka mual saat makan.
b. Konsep Diri
Klien berharap cepat sembuh dan sehat sehingga dapat melakukan
aktivitasnya kembali
6. Aspek Sosial
a. Pola Koping
Klien mengatakan bila ada masalah klien selalu membicarakannya dengan
ayahnya.
b. Pola Komunikasi
Klien berbicara dengan menggunakan bahasa sunda dan cukup komunikatif,
klien terbuka saat membicarakan riwayat penyakitnya.
7. Aspek Spiritual
Klien mengatakna pasrah pada keadaan dan hanya bisa berharap sembuh pada
tuhan.
8. Data Penunjang
a) Hasil Pemeriksaan Radiologi
26 Desember 2008
Trakea tertarik ke kiri. Cor sulit dinilai. Batas kiri terselubung.
Pulmo : -
Kesan : -
b) Hasil Laboratorium
27 Desember 2008
Jenis Pemeriksaan
Jumlah Sel
Hasil
222.700
Nilai Normal
Satuan
DMN
26
40 90
MN
74
70 100
Glukosa C. Pleura
Protein C. Pleura
1790
LDH C. Pleura
15140,0
Warna
Kuning
Kejernihan
Keruh
c) Therapi
1. OAT Katagori 1 PO
2. Vit B 6 2 x 1 PO
3. Metronidazole 3 x 500 mg drip
4. Cefotaxime 3 x 1 gr IV
Mg/dl
<2500
Mg/dl
u/dl
Interpretasi Data
Invasi mikroorganisme ke sal. Pernafasan
Reaksi Inflamasi
Hypersekresi
Sesak nafas
merangsang hipotalamus
mual
Masalah
Gangguan Pemenuhan
kebutuhan Oksigen :
Ventilasi
Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi :
Kurang dari kebutuhan
DS : klien mengatakan
nyeri pd daerah
terpasangnya CTT
DO :
- Klien terpasang CTT
di anterior axila kiri
- Klien tampak nyeri
Reaksi Inflamasi
Hypersekresi
Pemasangan CTT
ADL Terganggu
Reaksi Inflamasi
Hypersekresi
Pemasangan CTT
Inkontinuitas jaringan
DS : klien mengatakan
mendapat therapi OAT
DO :
- klien mendapat terapi
OAT
Terapi terhenti
cemas
No
1
2.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigen : ventilasi b.d akumulasi
cairan dalam rongga pleura ditandai
dengan :
DS : Klien mengeluh sesak jika posisi
duduk atau miring
DO :
- RR = 26x/menit
- Suara Nafas Ronchi
- Perkusi Paru kiri bawah dullness
- Ekspansi paru kiri tertinggal
- Klien terpasang CTT di anterior
axila kiri, undulasi (+)
- Taktil Premitus kiri bawah tidak
terasa bergetar
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
Keperawatan selama 3 x 24 jam,
oksigen klien terpenuhi dengan
kriteria :
- Klien
mengatakan
sesak
berkurang saat duduk dan
miring kanan
- RR menjadi 20x/menit
- Bunyi nafas bersih
- Sekret berkurang
- Klien
dapat
melakukan
mobilisasi dini
Inetrvensi
a. Atur posisi klien semi fowler
Resiko
terjadinya
infeksi
b.d
inkontinuitas
jaringan
ditandai
dengan :
DS : klien mengatakan nyeri pd daerah
terpasangnya CTT
DO :
- Klien terpasang CTT di anterior
axila kiri
- Klien tampak nyeri
Setelah
dilakukan
tindakan a. Lakukan perawatan luka dengan a. Perawatan
luka
mengurang
Keperawatan selama 3 x 24 jam,
teknik aseptik
perkembangbiakan organisme dar
infeksi tidak terjadi dengan kriteria
luar
:
b. Monitoring tanda-tanda infeksi
b. Pengawasan tanda-tanda infeks
- Klien
mengatakan
nyeri
untuk mencegah resiko nfeksi yan
berkurang
menyebar.
- Klien tampak tenang
c. Jelaskan pada klien dan keluarga c. Penjelasan tentang perawatan luk
- TTV dalam batas normal
tentang pentingnya perawatan
dapat memberi pemahaman pad
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
luka
klien dan keluarga sebaga
pendukung kesembuhan
d. Kolaborasi pemberian salep luka d. Pemberian salep luka dapa
cholamfenikol
mencegah iritasi dan mengurang
pertumbuhan mikroba dari luar
e. Kolaborasi pemberian obat anti e. Obat anti mikroba dan anti bioti
mikroba dan anti biotik
mencegah pertumbuhan bakter
dari dalam seingga resiko infeks
berkurang
Rasional
a. Posisi semi fowler merelekska
otot-otot pernafasan sehingg
pengembangan paru lebih luas
b. Latihan posisi duduk atau mirin
kanan melatih pengembangan par
klien lebih luas dan mengurang
sekret dalam rongga pleura.
c. Memonitoring perkembangan par
dan keluhan klien
d. OAT mengurangi perkembanga
mikroorganisme yang masuk k
saluran pernafasan.
3.
Setelah
dilakukan
tindakan a. Motivasi
klien
untuk a. Ungkapan
perasaan
da
Keperawatan selama 2 x 24 jam,
mengungkapkan perasaan dan
pandangannya
dapa
resiko kambuh ulang dapat diatasi
pandangannya
secara
bebas
mengidentifikasi
tingka
dengan kriteria :
mengenai
penyakit
dan
pengetahuan klien tentang penyak
- Klien mau melakukan terapi
perawatannya.
dan perawatannya
secara kontinu
b. Observasi tingkat pengetahuan b. Tingkat pengetahuan klien dapa
- Klien paham tentang terapi
klien
memberi gambaran penjelasa
OAT
yang akan diberikan
c. Jelaskan pada klien dan keluarga c. Penjelasan tentang resiko kambu
tentang resiko kambuh dan cara
dan perawatan dapat member
perawatannya
pemahaman pada klien da
keluarga sehingga resiko kambu
berkurang
V. IMPLEMENTASI
Tgl
8 Jan 09
9 Jan 09
No
DK
1
Tindakan Keperawatan
a. Mengatur posisi klien semi fowler
Hasil : sesak klien berkurang
c. Mengobservasi TTV
Hasil : TD = 110/70 mmHg, N = 90 x/mnt, RR = 24
x/mnt, suhu = 36,5oC
d. Kolaborasi pemberian OAT
Hasil : klien meminum OAT sesuai terapi
Paraf
VI. EVALUASI
Tgl
8 Jan 09
9 Jan 09
No
DK
1
Evaluasi
S : Klien masih merasakan sesak ketika duduk atau miring
O : Klien tampak sesak
Sekresi dalam WSD masih terproduksi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi DK 4 point (a) - (d)
I : Melanjutkan Intervensi DK 4 point (a) - (d)
E : klien sesak dan produksi WSD (+)
Par