You are on page 1of 29

PENDAHULUAN

Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia karena


didalam lingkungan itu terdapat mahluk hidup maupun benda
mati yang saling bergantung. Jika lingkungan hidup tidak
terpelihara maka akan menyebabkan bencana bagi penghuninya.
Contohnya selain bencana alam, wabah penyakit juga sering
timbul melanda lingkungan hidup yang tidak terpelihara.
Manusia

selalu

memanfaatkan

sumber

daya

alam

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang identik


dengan istilah pembangunan. Pembangunan yang terus berjalan
selalu memanfaatkan lingkungan baik langsung maupun tidak
langsung.

Meskipun

perkembangan

Ilmu

Pengetahuan

Dan

Tehnologi dapat mengatasi batas hambatan yang ditimbulkan


alam, tetapi kenyataannya masalah dan kerusakan lingkungan
sulit

dihindari

sehingga

mengganggu

dan

mengancam

keberadaan manusia dan habitat penghuninya.


Pembangunan berwawasan lingkungan hidup sering pula
dikemukakan

sebagai

pembangunan

berkelanjutan.

Dengan

demikian, pentingnya pengelolaan lingkungan hidup sebagai


upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang
meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan,

pemulihan,

pengawasan,

dan

pengendalian

lingkungan hidup.
Berbicara mengenai lingkungan hidup, lingkungan hidup
berhubungan

erat

dengan

arsitektur

mulai

dari

bahan

pembangunan, lingkungan sekitar, hingga pengelolaan suatu


bangunan arsitektur. Maka dengan ini kami akan mengkaji dan
membahas beberapa hal yang berkaitan dengan lingkungan dan
pembangunan di dalam arsitektur, diantaranya;
1. Peran lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan.
2. Kondisi ekologis dan ekosistem dalam pembangunan.

3. Prinsip pembangunan berwawasan lingkungan.

1. Peran lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan


(Materi minggu ke-5).
Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan
sumber yang penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk
hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang
diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat
dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya.
Namun kali ini kita akan hanya membahas tentang hubungan
lingkungan dengan pembangunan.

Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup


menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar
tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam
dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan
tetap terjamin. Pemanfaatan sumber daya alam seharusnya
memberi kesempatan dan ruang bagi peranserta masyarakat
dalam

pemeliharaan

lingkungan

dan

pembangunan

berkelanjutan.
Makin

terancam

suatu

lingkungan

hidup

karena

pertambahan penduduk dengan segala kebutuhannya, maka

manusia berusaha memulihkan hubungan keseimbangan dan


keselarasan ekologi. Manusia mulai sadar lagi keberadaanya
terancam dalam melangsungkan kehidupannya. Bentuk nyata
dari usaha dalam memulihkan hubungan manusia dengan
lingkungannya
mencegah

harus

diwujudkan

masalah-masalah

untuk

serta

menghindari

kerusakan

dan

lingkungan.

Manusia dalam memanfaatkan lingkungan perlu pendekatan


ekologi agar lingkungan tetap terpelihara kelestariannya.
Pendekatan

ekologi

dalam

pembangunan

dengan

memperhatikan unsur-unsur lingkungan sebagai sumber daya


dalam menjalankan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Kelestarian lingkungan dalam hal ini bukannya lingkungan yang
dilestarikan,
dilestarikan.

tetapi
Jadi

kemampuan

lingkungan

fungsi

dapat

lingkungan

berubah

dalam

yang
proses

pembangunan, tetapi fungsi lingkungan harus tetap terpelihara


secara utuh.
Pengertian Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable
Development

adalah

pembangunan

yang

mengupayakan

pemenuhan kebutuhan masa kini dengan tidak menurunkan atau


mengurangi

kemampuan

generasi

di

masa

depan

dalam

memenuhi kebutuhan mereka (orang-orang yang hidup di masa


depan). Pembangunan berkelanjutan ini pertama kali dikenal
pada tahun 1987, yang pada waktu itu dikenal sebagai laporan
Brundlandt, nama ketua komisi yang bernama World Commission
on Environment and Development (Komisi Sedunia Lingkungan
dan Pembangunan).
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan
(lahan,

kota,

bisnis,

"memenuhi

kebutuhan

pemenuhan

kebutuhan

masyarakat,
sekarang
generasi

dsb)

yang

tanpa
masa

berprinsip

mengorbankan

depan"

(menurut

Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan


adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development.

Salah

satu

faktor

yang

harus

dihadapi

untuk

mencapai

pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki


kehancuran

lingkungan

tanpa

mengorbankan

kebutuhan

pembangunan ekonomi dan keadilan sosial (Wikipedia, 2014).


Pembangunan

berkelanjutan

juga

merupakan

pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus


mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari
generasi

yang

lingkungan

akan

agar

datang.

kualitas

Untuk

lingkungan

menjaga
tetap

kelestarian

terjaga,

maka

pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan


lingkungan hidup dan kelestariannya.
Dalam

pembangunan

berkelanjutan,

pendayaan

dan

pengelolaan sumber daya alam merupakan upaya terpadu dalam


pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengendalian, pemulihan
dan

pengembangan

pembangunan

yang

memperhatikan
pemerintah

sumber

daya

dilaksanakan

keadaan

membentuk

lingkungan
sebuah

alam.
di

tanah

Jadi,

usaha

air

harus

hidup.

Realisasinya,

lembaga

pengawasan

pembangunan dan lingkungan hidup dengan tujuan sebagai


berikut :
1) Setiap rencana pemabangunan selalu dikaitkan dengan
masalah lingkungan hidup, tidak mengganggu keutuhan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2) Pengawasan lingkungan hidup, setiap lingkungan kota dan
desa, persawahan, hutan dan pemukiman penduduk yang
sedang dikembangkan maupun yang telah ada mendapat
pengawasan dari pemerintah.
3) Mengadakan usaha pengembangan

lingkungan

yang

dirintis pemerintah dan dilakukan bersama rakyat.


4) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah
lingkungan hidup baik melalui pendidikan maupun melalui
media massa lainnya.

5) Pembangunan

berkelanjutan

pertama

kali

konsepnya

digulirkan oleh WCED (World Commission on Environment


and Development). Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
generasi

sekarang

tanpa

mengorbankan

kemampuan

generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan


mereka

sendiri.

konsep

pembangunan

berkelanjutan

menyadari bahwa sumber daya alam merupakan bagian


dari ekosistem. Dengan memelihara fungsi ekosistem,
maka kelestarian sumber daya alam akan tetap terjaga.
Menurut Emil Salim (1991), resep strategis konsep pembangunan
berkelanjutan dapat diterapkan di negara berkembang seperti
indonesia adalah sebagai berikut :
1. Penerapan tata ruang perencanaan yang tepat, yaitu
pengembangan sumber daya alam harus
memperhitungkan daya dukungnya.
2. Penempatan berbagai macam aktivitas yang
mendayagunakan sumber daya alam harus memperhatikan
kapasitasnya dalam mengabsorsi perubahan yang
diakibatkan oleh aktivitas tersebut.
3. Sumber daya alam di suatu wilayah (Region) hendaknya
dialokasikan ke dalam beberapa zona diantaranya hutan
lindung, wilayah industri, daerah aliran sungai dan
sebagainya.
4. Penerapan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
yang
a.
b.
c.

meliputi :
Analisis dampak Lingkungan (ANDAL)
Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Maka setiap kegiatan tidak hanya layak secara ekonomis dan


teknologis, tetapi juga layak secara lingkungan.
DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN

Salah satu makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan


lingkungannya adalah manusia. Oleh karena manusia
mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada
di lingkungannya untuk keperluan hidupnya, maka manusialah
yang selalu mempengaruhi lingkungan hidupnya.
Hal tersebut yang menjadi komponen aktif dalam mengelola dan
mengubah ekosistem sesuai dengan yang dikehendakinya
manusia.
Dalam pembangunan yang berperan aktif adalah manusia. Peran
itu bisa berdampak positif pembangunan dengan tidak
mengabaikan lingkungan. Atau peran berdampak negatif :
pembangunan menimbulkan pencemaran yang juga disebabkan
oleh manusia.
Pencemaran atau disebut polusi adalah peristiwa berubahnya
keadaan alam (udara, air dan tanah) karena adanya unsur-unsur
atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Pencemaran
tersebut dapat menimbulkan terganggunya keseimbangan
ekosistem menurunkan mutu lingkungan hidup manusia.
Beberapa jenis pencemaran terhadap lingkungan akan dijelaskan
sebagai berikut :
1.

Pencemaran tanah
a. Pembuangan ampas kimia, dan plastik bekas
pembungkus
serta botol bekas.
b. Buangan zat-zat atau barang yang tidak terlarut dalam
air
c. Pertanian dengan pemakaian pestisida yang berlebihan

2.

Pencemaran Air

Pencemaran air dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan


membahayakan makhluk hidup. Penyebab terjadinya
pencemaran air adalah sampah yang tidak membusuk, seperti
plastik dan karet, limbah industri, sisa pupuk dari usaha
pertanian dan tumpahan minyak dari kapal tangker.

3.

Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat disebabkan oleh gas buang yang


dihasilkan oleh proses produksi seperti asap kendaraan
bermotor, asap pabrik, dan hasil aktivitas rumah tangga
sehingga secara fisik dan kimia melebihi ambang batas yang
telah ditetapkan. Hal ini akan membahayakan kesehatan dan
keselamatan manusia dan makhluk lainnya. Penecemaran udara
menyebabkan beberapa akibat, antara lain :
a. Efek rumah Kaca (Green House Effect)
Efek rumah kaca disebabkan oleh komposisi CO2 di udara
sangat berlebihan. Akibatnya, gas tersebut menyebabkan energi
matahari yang diterima bumi tidak bisa dipantulkan dengan
sempurna karena terhalangnya oleh lapisan gas karbon dioksida
di udara. Hal ini menyebabkan suhu udara di permukaan bumi
menjadi lebih panas. Efek lain jika menjadi pemanasan global
akan menyebabkan es di kutub mudah mencair dan
menyebabkan muka laut akan semakin naik.
b.

Kerusakan lapisan ozon


Lapisan Ozon (O3) terdapat di lapisan stratosfer yang

mempunyai fungsi menyerap dan menyaring sinar ultraviolet


sebelum sampai ke permukaan bumi. Adapun yang
menyebabkan kerusakan lapisan ozon adalah terikatnya unsurunsur penyusun ozon oleh freon (F) di udara. Jika lapisan ozon
menipis akan menimbulkan banyak akibat, antara lain suhu
udara semakin panas, timbulnya penyakit kulit dan mata.
c.

Hujan Asam
Hujan Asam disebabkan oleh kandungan asam yang ada di

udara sangat besar, sehingga pada saat hujan terbawa oleh


hujan. Senyawa asam tersebut berasal dari industri, dapat
berupa asal sulfat, asam nitrat, dan asam bikarbonat. Hujan
asam menyebabkan rusaknya tanaman, pengaratan yang lebih
cepat pada logam dan beton, serta rusaknya ekosistem air tawar.

KESIMPULAN PEMBAHASAN :

Dalam pembangunan, sumber alam dan lingkungan merupakan


komponen yang penting karena sumber alam ini memberikan
kebutuhan asasi bagi kehidupan. Dalam penggunaan sumber
alam tadi, hendaknya harus ada keseimbangan ekosistem
dengan proyek pembangunan, jika keseimbangan ini terganggu,
maka hal ini bisa membahayakan bagi kehidupan kita.
2. Kondisi ekologis dan ekosistem dalam pembangunan
(Materi minggu ke-6)
2.1. Peran Manusia dalam Pembangunan Berbasis Ekologi
Pembangunan

mempengaruhi

dan

dipengaruhi

oleh

lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan


hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.
Manusia, baik sebagai subjek maupun objek pembangunan,
merupakan bagian dari ekosistem. Pembangunan bertujuan
menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Dapat pula
dikatakan sebagai pembangunan bertujuan untuk menaikkan
mutu hidup rakyat. Karena mutu hidup dapat diartikan sebagai
usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar rakyat dengan
lebih baik. Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan esensial bagi
hidup kita. Ia terdiri dari atas tiga bagian, yaitu kebutuhan dasar
untuk

kebutuhan

hidup

hayati,

kebutuhan

dasar

untuk

kelangsungan hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan

untuk memilih. Banyak penelitian menunjukkan,banyak jenis


kebutuhan dasar untuk benyak anggota masyarakat kita belum
dapat terpenuhi dengan baik. Misalnya pangan, air bersih,
pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal masih belum dapat
tersedia dengan cukup. Dengan masih belumnya terpenuhi
kebutuhan masyarakat, mutu lingkungan hidup masyarakat
masih belum baik. Karena itu pembangunan masih harus
diteruskan. Dalam usaha memperbaiki lingkungan hidup, harus
dijaga agar kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan
pada tingkat yang lebih tinggi tidak menjadi rusak.
2.2. Peran Ekologi dalam Pembangunan
2.2.1. Manfaat dan Risiko Lingkungan dalam Pembangunan
Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat, melainkan
juga membawa risiko. Kita dapat melihatnya di sekitar kita.
Sungai kita bendung. Dengan bendungan itu kita dapatkan
manfaat listrik, bertambahnya air pengairan dan terkendalinya
banjir. Risikonya ialah tergenangnya kampung dan sawah,
tergusurnya penduduk, dan kepunahan jenis tumbuhan dan
hewan.

Contoh

lainnya

adalah

batubara,

batubara

kita

manfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Dengan itu kita


mendapatkan risiko pencemaran udara oleh debu, jelaga, dan
SO2. Di dalam pembangunan selalu didapatkan manfaat pada
satu pihak dan risiko pada lain pihak. Pasangan manfaat dan
risiko

tidak

terpisahkan.

Pada

dasarnya

pelaksanaan

pembangunan selalu bersifat dilema. Pandangan kita terhadap


dilema ini suka berlainan. Pada umumnya para pelaksana proyek
pembangunan lebih melihat manfaatnya dan mengentengkan
risikonya. Bagaimanapun baik manfaat maupun risiko harus kita
perhitungkan secara berimbang. Risiko kita terima sebagai biaya
manfaat yang kita ambil. Hanya memperhatikan manfaatnya saja
dapat

membahayakan

lingkungan.

Sebaliknya

hanya

memperhatikan

risikonya

atau

terlalu

membesar-besarkan

risikonya akan membuat kita menjadi takut untuk berbuat. Baik


memperhatikan manfaat saja atau sebaliknya memperhatikan
risiko saja akan menimbulkan pertentangan.
Tetapi dengan tidak berbuat sesuatu pun akan ada orang
yang setuju dan tidak setuju. Dan apabila kita tidak berbuat
sesuatu, jadi menghentikan pembangunan, kita akan terlanda
oleh risiko lingkungan, sehingga mutu hidup kita akan terus
merosot. Karena itu, keputusan untuk membangun harus diambil.
Masalahnya bukanlah membangun atau tidak membangun,
melainkan

bagaimana

lingkungan-dan

dengan

membangun
demikian

agar

mutu

sekaligus

mutu

hidup-dapat

terus

ditingkatkan. Pembangunan itu berwawasan lingkungan Analisis


Manfaat dan Risiko Lingkungan (AMRIL) merupakan alat untuk
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
2.2.2.

Tantangan

Pembangunan

dalam

Kaitannya

dengan

lingkungan
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, serta
aplikasinya dalam pembangunan negara, pemanfaatan sumber
daya alam akan meningkat. Demikian pula dengan buangan
berbahayanya, sehingga kualitas lingkungan hidup akan terus
berubah secara dinamis. Beban lingkungan dalam menunjang
pembangunan akan semakin berat.
Pertumbuhan industri di berbagai bidang serta tekanan
terhadap

sumber

daya

alam

menyebabkan

timbulnya

permintaan, inovasi, dan produksi sumber bahan sintesis, yang


sering

tergolong

dalam

bahan

berbahaya,

demikian

pula

buangannya. Industrialisasi akan membawa serta kebutuhan


akan pemukiman tenaga kerja yang terkonsentrasi di daerah
urban/periurban. Kota-kota akan bertambah, baik jumlah maupun
besarnya.

Dengan

demikian

permintaan

akan

pelayanan

kesehatan lingkungan akan bertambah dan semakin komplex.

Perubahan kualitas lingkungan yang cepat ini merupakan


tantangan bagi manusia untuk dapat menjaga fungsi lingkungan
hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan
hidup

manusia

di

bumi

ini

tetap

lestari,

dan

kesehatan

masyarakat tetap terjamin.


Oleh karenanya perlu ditumbuhkan strategi baru untuk
dapat meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat,
yakni : setiap aktivitas harus (i) didasarkan atas kebutuhan
manusia,

(ii)

ditujukan

pada

kehendak

masyarakat,

(iii)

direncanakan oleh semua pihak yang berkepentingan, (iv)


didasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah, dan (v) dilaksanakan
secara manusiawi.
2.2.3. Pengelolaan Proyek Pembangunan yang Memperhatikan
Lingkungan
Pengelolaan proyek pembangunan yang biasa kita lakukan
ialah secara sektoral. Misalnya, proyek bendungan untuk PLTA
dikelola oleh PLN dan proyek jalan raya oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga. Proyek yang besar mempunyai aspek yang banyak.
Ambil sebagai contoh proyek bendungan. Umur bendungan
tergantung oleh laju erosi di daerah hulu dan penyuburan air
oleh limbah kota dan desa.
Waduk yang terbentuk akan menggenangi desa, sawah,
ladang, dan jalan. Mungkin pula hutan dan candi akan tergenang.
Perkembangan dan sistem pasar rusak. Lapangan pekerjaan
banyak yang hilang. Sementara itu banyak orang tidak mau
ditransmigrasikan dan ingin tinggal di daerah itu. Karena itu
tekanan penduduk terhadap lahan meningkat. Bahaya erosi dan
kerusakan tata air bertambah.
Kesulitan pokok ialah siapa yang bertanggung jawab dan
harus melakukan penanggulangan masalah itu? Misalnya, siapa
yang harus melakukan pengendalian erosi di daerah hulu? Siapa

yang harus mengusahakan pemukiman kembali penduduk yang


tidak mau bertransmigrasi? Jelas PLN tidak dapat melakukan
semuanya sendiri, karena keterbatasan biaya dan keterbatasan
tenaga ahli.
Kecuali itu juga akan bertentangan dengan pembagian
tanggung jawab dan tugas aparatur pemerinahan. Karena itu
seharusnya masing-masing masalah itu menjadi tanggung jawab
dinas yang membawahi bidang masalah tersebut. Misalnya
pengembangan perikanan untuk pemukiman kembali dilakukan
oleh Dinas Perikanan. Kesulitannya ialah masing-masing dinas
mempunyai program sendiri-sendiri.
Pengelolaan

proyek

menunjukkan

perlunya

pendekatan

yang holistis terhadap pengelolaan proyek pembangunan. Proyek


itu haruslah dianggap sebagai komponen dalam ekosistem
lingkungan

tempat

lingkungan

lainnya

proyek
yang

itu

terkait

dilaksanakan.

Komponen

pada

itu

proyek

harus

dimasukkan dalam perencanaan proyek. Hal ini mengharuskan


keikut-sertaan

Bappeda

dalam

perencanaan

proyek

pusat,

terutama proyek besar seperti bendungan. Sebagai imbalan


terhadap

jerih

payah

Bappeda

dan

Pemerintahan

Daerah

setempat, proyek harus berusaha untuk menyalurkan sebagian


manfaat untuk pembangunan daerah yang ditempati proyek itu.
Dengan demikian proyek tidak saja mempunyai arti penting
secara nasional dan regional, melainkan juga secara lokal. Proyek
menjadi kekuatan pendorong pembangunan daerah. Pemerataan
manfaat pembangunan dapat berjalan lebih lancar. Baik pihak
proyek, maupun Pemerintah Daerah saling beruntung. Misalnya,
dalam hal bendungan sebagian listrik disalurkan ke daerah
tampung waduk dan daerah hulu sungai yang dibendung untuk
pengembangan industri yang menciptakan lapangan pekerjaan
baru untuk penduduk. Tingkat kehidupan penduduk meningkat.

Tekanan penduduk terhadap lahan turun. Erosi berkurang.


Keselamatan waduk lebih terjamin.

KESIMPULAN PEMBAHASAN :
1. Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi,
interaksi

ini

menciptakan

kesatuan

ekologi

yang

disebut

ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen


(tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, omnivora),
dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
2. Dalam suatu ekosistem (satu unit sistem ekologi), selalu ada
keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang
keluar untuk menjaga agar ekosistem tersebut dapat terus
berlangsung. Ekosistem akan mengalami pertumbuhan apabila
energi yang masuk

lebih besar dari energi yang keluar.

Sebaliknya, ekosistem akan mengalami kemunduran apabila


energi yang masuk lebih kecil dari energi yang keluar.
3. Ekologi memiliki peranan penting di dalam pembangunan,
karena ekologi itu sendiri adalah hubungan antara makhluk hidup
dan lingkungan. Di dalam pembangunan itu sendiri, manusia
memegang peranan yang sangat penting untuk melakukan
pembangunan berbasis ekologi, karena kodrat manusia sebagai
subyek dalam lingkunan dan pelaksana dalam pembangunan.

3. Prinsip-prinsip pembangunan berwawasan lingkungan


(Materi ke-7)
Berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari,

dapat

dikatakan

bahwa

lingkungan

merupakan

segala sesuatu yang berhubungan dengan organisme dalam


melangsungkan kehidupanya. Dengan kata lain lingkungan hidup
merupakan

komponen disekitar individu yang mempengaruhi

kehidupan dan perkembangannya. Sumber daya alam yang ada


di

muka

bumi

kelansungan

merupakan

hidup

sumber

manusia.

daya

Hilang

esensial

atau

bagi

berkurangnya

ketersedian sumber daya alam tersebut akan memberi dampak


terhadap
bagaimana

kelangsungan

hidup

mengelola

sumber

manusia.
daya

Oleh

alam

karena

tersebut,

itu,
agar

menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia


tanpa mengorbankan keletarian sumber daya alam itu sendiri.
Dalam era sekarang ini pembangunan dilaksanakan hampir
disegala bidang. Pembangunan
meningkatkan
pembangunan

kesejahteraan

mempunyai sasaran untuk


manusia,

namun

kegiatan

tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah

karena pembangunan lebih dominan dari pada hasil yang ingin


dicapai. Pada abad 20 pola pembangunan konvensional yang
bersifat

linier

semata-mata,

dengan
subyek

mengutamakan
pembangunan

kemajuan

adalah

ekonomi

manusia

dan

orientasi pembangunannya hanya tertuju pada manusia. Pola ini


mengabaikan pembangunan lingkungaan dan sosial budaya.
Pola pembangunan ini mempunyai tiga kelemahan pokok
yaitu

kegagalan pasar, kegagalan institusi dan kegagalan

kebijakan.

Selain

itu,

pembangunan

konvensional

hanya

mengedepankan pembangunan ekonomi dalam jangka pendek,


sementara pembangunan social dan lingkungan yang berjangka
panjang sangat diabaikan (Salim, 2010).

Pola pembangunan ini meskipun dalam jangka pendek


mampu meningkatkan pendapatan nasional sangat fantastis,
namun pada kenyataannya masih banyak penduduk yang miskin.
Hal

ini

disebabkan

oleh

tidak

meratanya

pembangunan

konvensional. Selain itu, yang kita rasakan saat ini betapa


meningkatnya pendapatan nasional itu dibarengi oleh rusaknya
lingkungan hidup.
Rusaknya lingkungan hidup ini sangat tidak seimbang.
Artinya rusaknya lingkungan hidup jauh lebih tinggi daripada
tingkat pendapatan nasional. Jika pembangunan konvensional
terus dilanjutkan, maka kerusakkan lingkungan hidup akan
semakin parah (Weisman, 2009). Akibatnya bukan saja berbagai
bencana melanda bumi ini, tetapi juga generasi yang akan dating
tidak akan mewarisi bumi ini. Berbagai bencana yang melanda
bumi akhirnya meluluhlantakan pembangunan berbasis ekonomi
ini.
Berbagai polusi baik udara, air, tnah dll telah dihasilkan
oleh pembangunan konvensional, yang akhirnya bumi ini menjadi
tidak nyaman untuk dihumi (Wardhana, 2004). Akhirnya

kita

memperoleh kerugian ganda, yaitu rusaknya sumber daya


pembangunan sekaligus rusaknya lingkungan hidup. Perubahan
iklim mulai dirasakan oleh penduduk dunia. Jika tidak segera
dilakukan berbagai upaya, maka perubahan iklim global semakin
tidak terkendali akan mengancam bumi.
Menurut Salim (2010) terdapat lima tantangan yang dihadapi
yaitu:

Penyelamatan air dari eksploitasi

pencemaran yang kian meningkat


Merosotnya kualitas tanah dan

secara berlebihan dan


hutan

akibat

tekanan

penduduk dan eksploitasi besar-besaran untuk keperluan


pembangunan

Menciutnya

lingkungan hidup berbagai tumbuh-tumbuhan dan hewan


Terjadinya perubahan iklim
Meningkatnya jumlah penduduk di kota.

Untuk

keanekaragaman

mengatasi

pembangunan
berwawasan

hal

tersebut

diarahkan
lingkungan

hayati

maka

kepada
hidup

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

akibat

mulai

rusaknya

abad

pembangunan
yang

dikenal

ke

21,
yang

dengan

3.1.

Pengertian Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Pembangunan

berwawasan

lingkungan

diupayakan

berorientasi pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan


sosial, peningkatan kualitas hidup, serta pembangunan yang
berkesinambungan.

Jadi,

pembangunan

harus

mengandung

makna pengembangan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat


melalui

keadilan.

Untuk

mencapainya,

maka

visi

dari

pembangunan adalah tercapainya peningkatan kualitas hidup


seluruh

masyarakat

pengembangan

melalui:

teknologi,

pengembangan
keterampilan

pembangunan sumber daya manusia yang

kecerdasan,
dan

moral,

tanggap terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan, serta seni untuk mengelola


sumber daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan.
Jadi,

pembangunan

berwawasan

lingkungan

adalah

pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan pemanfaatan


sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber
daya alam untuk menopangnya.
Istilah berkelanjutan mengacu pada media pemenuh kebutuhan
generasi

sekarang

mendaatang

tanpa

Secara implisit

merungikan

generasi-generasi

dalam pernyataan itu adalah

kualitas lingkungan hidup yang ada saat ini sangat menentukan


pertumbuhan di masa mendatang dan kualitas kehidupan
manusia secara keseluruhan. Sumber daya alam yang ada pada
suatu negara mendasari kehidupan segenap penduduknya.
Kualitas udara, air dan tanah seharusnya dilestarikan agar dapat
dinikmati oleh generasi berikutnya. Oleh karena itu perencana
pembangunan harus selalu melibatkan perhitungan lingkungan
dalam

perumusan

kebijakaan-kebijakan

mereka.

Sebangai

contoh, kelestarian, atau sebaliknya kerusakan lengkungan hidup


harus dihitung sebagai faktor penambah atau faktor pengurang
tingkat

pertumbuhan

ekonomi

serta

tingkat

kemajuan

kesejahteraan

penduduk

secara

keseluruhan.

Kelestarian

lingkungan hidup juga harus dijadikan salah satu tujuan utama


pembangunan.
Ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan
1. Pembangunan dilaksanakan berdasarkan nilai kemanusian
2. Pembangunan yang memperhatikan lingkungan fisik alam
(ramah lingkungan) dan lingkungan sosial
3. Pembangunan yang mencerminkan usaha

peningkatan

produksi nasional berupa tingkat laju pertumbuhan ekonomi


yang positif
4. Pembangunan yang dapat memperluas kesempatan kerja
untuk menampung masuknya golongan usia kerja baru
dalam kehidupan ekonomi
5. Pembangunan yang bertujuan menuju pemerataan atau
keseimbangan pendapatan antar golongan dan antar daerah
6. Pembangunan yang memiliki usaha terus menerus menjaga
stabilitas ekonomi dan sosial, budaya, politik, dan keamanan

3.2.

Pembangunan

Nasional

Berkelanjutan

Berwawasan

Lingkungan
Pembangunan

Nasional

merupakan

pembangunan berkesinambungan

rangkaian

yang

upaya

meliputi seluruh

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan


tugas

mewujudkan

tujuan

nasional

yang

termasuk

dalam

Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Dalam melaksanakan


pembangunan

nasional

perlu

memperhatikan

tiga

pilar

pembangunan berkelanjutan secara seimbang, Hal ini sesuai


dengan hasil Konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup yang
diadakan di Stockholm Tahun 1972 dan

Deklarasi Lingkungan

Hidup KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992 yang menyepakati


prinsip dalam pengambilan keputusan pembangunan harus
memperhatikan dimensi lingkungan dan manusia serta KTT
Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg Tahun 2002 yang
membahas dan mengatasi kemerosotan kualitas lingkungan
hidup.
Bagi Indonesia, sumber daya alam mempunyai peranan penting
dalam perekonomian Indonesia baik pada masa lalu, saat ini
maupun masa yang akan datang. Oleh sebab itu, dalam
penerapannya harus memperhatikan apa yang telah menjadi
kesepakatan dunia internasional. Sangat disayangkan bahwa
ketersediaan sumber daya alam yang mendatangkan kontribusi
besar bagi pembangunan berkelanjutan sering diabaikan. Begitu
juga aturan yang seharusnya ditaati sebagai landasan
melaksanakan

pengelolaan

suatu

usaha

atau

dalam

kegiatan

mendukung pembangunan dari sektor ekonomi juga kurang


diperhatikan. Hal ini mengakibatkan terjadinya kecenderungan
terhadap penurunan daya dukung lingkungan dan menipisnya
ketersediaan sumber daya alam yang ada serta penurunan
kualitas

lingkungan

hidup.

Pengelolaan

yang

tidak

sesuai

terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup dapat

menimbulkan adanya krisis pangan, krisis air, krisis energi dan


lingkungan.
Pelaksanaan pembangunan di era Otonomi Daerah, pengelolaan
lingkungan hidup tetap mengacu pada Undang-undang No 23
tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan juga
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
serta Undang-undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan

Pusat

dan

Daerah.

Dalam

melaksanakan

kewenangannya diatur dengan Peraturan Pemerintah No 25


Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom. Dalam pengelolaan lingkungan
hidup Pemerintah Propinsi mempunyai 6 kewenangan terutama
menangani

lintas

Kabupaten/Kota,

sehingga

titik

berat

penanganan pengelolaan lingkungan hidup ada di Kabupaten/


Kota. Dalam surat edaran Menteri Dalam Negeri No 045/560
tanggal 24 Mei 2002 tentang pengakuan Kewenangan/Positif List
terdapat 79 Kewenangan dalam bidang lingkungan hidup.
Sejalan

dengan

lajunya

pembangunan

nasional

yang

dilaksanakan, permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi


adalah kerusakan lingkungan di sekitar areal pertambangan yang
berpotensi merusak bentang alam dan adanya tumpang tindih
penggunaan lahan untuk pertambangan di hutan lindung. Kasuskasus

pencemaran

lingkungan

juga

cenderung

meningkat.

Kemajuan transportasi dan industrialisasi yang tidak diiringi


dengan penerapan teknologi bersih memberikan dampak negatif
terutama pada lingkungan perkotaan. Sungai-sungai di perkotaan
tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga.
Kondisi tanah semakin tercemar oleh bahan kimia baik dari
sampah padat, pupuk maupun pestisida. Masalah pencemaran
ini disebabkan masih rendahnya kesadaran para pelaku dunia
usaha ataupun kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan

sehat dengan kualitas lingkungan yang baik. Jadi, permasalahan


lingkungan hidup semakin berat dari tahun ke tahun.
Dengan kondisi tersebut maka pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu ditingkatkan
kualitasnya dengan dukungan penegakan hukum lingkungan
yang adil dan tegas, sumberdaya manusia yang berkualitas,
perluasan penerapan etika lingkungan serta asimilasi sosial
budaya

yang

semakin

mantap.

Perlu

segera

diupayakan

terjadinya perubahan cara pandang terhadap lingkungan hidup


yang berwawasan etika lingkungan melalui internalisasi kedalam
kegiatan/proses produksi dan konsumsi, dan menanamkan nilai
dan etika lingkungan dalam kehidupan sehari-hari termasuk
proses pembelajaran sosial serta pendidikan formal pada semua
tingkatan.
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan,
sektor

Sumber

daya

Alam

dan

Lingkungan

Hidup

perlu

memperhatikan penjabaran lebih lanjut mandat yang terkandung


dari Program Pembangunan Nasional, yaitu pada dasarnya
merupakan upaya untuk mendayagunakan sumber daya alam
yang dipergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat
dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan

hidup,

pembangunan

kepentingan

ekonomi

dan

budaya

yang

berkelanjutan,

masyarakat

lokal

serta

penataan ruang.
Hasil

KTT

Pembangunan

Berkelanjutan

(World

Summit

on

Sustainable Development WSSD) di Johannesburg Tahun 2002,


Indonesia aktif dalam membahas dan berupaya mengatasi
kemerosotan kualitas lingkungan hidup, maka diputuskan untuk
melaksanakan pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan
generasi sekarang dan yang akan datang dengan bersendikan
pada pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup
yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan

memperkuat

satu

sama

lain.

Pembangunan

berkelanjutan

dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan


masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan
generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung
makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampaui
kemampuan

ekosistem

untuk

mendukungnya.

Konsep

ini

mengandung dua unsur yaitu:


1. Yang pertama adalah kebutuhan, khususnya kebutuhan
dasar bagi golongan masyarakat yang kurang beruntung,
yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi dari semua
negara.
2. Yang kedua adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi
dan organisasi sosial harus memperhatikan keterbatasan
kemampuan

lingkungan

untuk

memenuhi

kebutuhan

manusia pada saat ini dan di masa depan.


Hal ini mengingat visi pembangunan berkelanjutan bertolak
dari

Pembukaan

Undang

Undang

Dasar

1945

yaitu

terlindunginya segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah


darah

Indonesia;

tercapainya

kesejahteraan

umum

dan

kehidupan bangsa yang cerdas; dan dapat berperannya bangsa


Indonesia

dalam

melaksankan

ketertiban

dunia

yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan


sosial. Dengan demikian, visi pembangunan yang kita anut
adalah pembangunan yang dapat memenuhi aspirasi dan
kebutuhan masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi
potensi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan generasi mendatang.
Oleh karena itu fungsi lingkungan hidup perlu terlestarikan.
Kebijakan

pembangunan

Nasional

menerapkan

prinsip

pembangunan berkelanjutan yang memadukan ketiga pilar


pembangunan yaitu bidang ekonomi, sosial dan lingkungan
hidup. Dalam penerapan prinsip Pembangunan Berkelanjutan
tersebut pada Pembangunan Nasional memerlukan kesepakatan

semua pihak untuk memadukan tiga pilar pembangunan secara


proposional.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1. Melakukan riset daya dukung sumber daya alam dan
lingkungan hidup pada suatu kawasan/daerah

secara

mendalam. Semua aspek yang ada perlu dikaji secara


akurat.
2. Berdasarkan

hasil

riset

tersebut

dibuatkan

rencana

pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup, seperti


misalnya perlu adanya ruang terbuka hijau (RTH) minimal
sebanyak 30%, manajemen pengelolaan sampah, dan
rencana Amdal

atau UPL/UKL bagi suatu aktivitas yang

direncanakan.
3. Sosialisasi rencana pembangunan berwawasan lingkungan
kepada masyarakat, sehingga memungkinkan masyarakat
untuk memberikan koreksi. Jadi, masukkan dari masyarakat
dapat dijadikan salah satu

bagi perbaikkan

rencana

pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.


4. Pembangunan
dilakukan
sesuai
dengan
rencana
pembangunan berwawasan lingkungan hidup.
5. Adanya evaluasi secara berkesinambungan

terhadap

pelaksanakan pembangunan, sehingga jika ada kegiatan


yang kurang berwawasan lingkungan bisa segera dilakukan
revisi.
6. Berdasarkan hasil evaluasi itu maka dibuat rencana yang
baru yang lebih berwawasan lingkungan hidup.
7. Selama kegiatan pembangunan berlangsung,

maka

penegakkan hukum harus dilakukan secara konsisten tanpa


pandang

bulu.

Tanpa

penegakkan

hukum,

maka

pembangunan berwawasan lingkungan hidup yang sudah


direncanakan

dapat

tidak

rencana yang telah disusun.

terlaksana

sesuai

dengan

Tujuan Dan Prinsip Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Konsep pembangunan ini bertujuan membangun kualitas


SDM yang mampu menyelaraskan tanggung jawab moral dengan
strategi pembangunan berwawasan lingkungan.
Beberapa prinsip pembangunan berkelanjutan pilihan dari
Deklarasi Rio pada tahun 1992 adalah sebagai berikut (UNCED,
The Rio Declaration on Environment and Development, 1992
dalam Mitchell et al., 2003):
Prinsip 1:

Manusia menjadi pusat perhatian dari pembangunan


berkelanjutan.

Mereka

hidup

secara

sehat

dan

produktif, selaras dengan alam.


Prinsip 2:

Negara mempunyai, dalam hubungannya dengan the


Charter of the United Nations dan prinsip hukum
internasional, hak penguasa utnuk mengeksploitasi
sumberdaya mereka yang sesuai dengan kebijakan
lingkungan dan pembangunan mereka.

Prinsip 3:

Hak untuk melakukan pembangunan harus diisi guna


memenuhi kebutuhan pembangunan dan lingkungan

yang sama dari generasi sekarang dan yang akan


datang.
Prinsip 4:

Dalam

rangka

pencapaian

pembangunan

berkelanjutan, perlindungan lingkungan seharusnya


menjadi

bagian

yang

integral

dari

proses

pembangunan dan tidak dapat dianggap sebagai


bagian terpisah dari proses tersebut.
Prinsip 5:

Semua negara dan masyarakat harus bekerjasama


memerangi kemiskinan yang merupakan hambatan
mencapai pembangunan berkelanjut.

Prinsip 8:

Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan


kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik,
negara harus menurunkan atau mengurangi pola
konsumsi

dan

produksi,

serta

mempromosikan

kebijakan demografi yang sesuai.


Prinsip 9:

Negara harus memperkuat kapasitas yang dimiliki


untuk pembangunan berlanjut melalui peningkatan
pemahaman secara keilmuan dengan pertukaran
ilmu

pengetahuan

meningkatkan
teknologi,

dan

teknologi,

pembangunan,

termasuk

teknologi

serta

dengan

adapatasi,
baru

alih

dan

inovasi

lingkungan

adalah

teknologi.
Prinsip 10: Penanganan

terbaik

isu-isu

dengan partisipasi seluruh masyarakat yang tanggap


terhadap lingkungan dari berbagai tingkatan. Di
tingkat

nasional,

mempunyai

akses

masing-masing
terhadap

individu

informasi

harus
tentang

lingkungan, termasuk informasi tentang material dan


kegiatan berbahaya dalam lingkungan masyarakat,
serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan. Negara harus memfasilitasi
dan mendorong masyarakat untuk tanggap dan

partisipasi melalui pembuatan informasi yang dapat


diketahui secara luas.
Prinsip 11: Dalam

rangka

mempertahankan

lingkungan,

pendekatan pencegahan harus diterapkan secara


menyeluruh

oleh

negara

sesuai

dengan

kemampuannya. Apabila terdapat ancaman serius


atau

kerusakan

kekurangan

ilmu

yang

tak

pengetahuan

dapat

dipulihkan,

seharusnya

tidak

dipakai sebagai alasan penundaan pengukuran biaya


untuk mencegah penurunan kualitas lingkungan.
Prinsip 12: Penilaian dampak lingkungan sebagai instrumen
nasional harus dilakukan untuk kegiatan-kegiatan
yang diusulkan, yang mungkin mempunyai dampak
langsung terhadap lingkungan yang memerlukan
keputusan di tingkat nasional.
Prinsip 13: Wanita mempunyai peran penting dalam pengelolaan
dan pembangunan lingkungan. Partisipasi penuh
mereka
berlanjut.

perlu

untuk

mencapai

pembangunan

Prinsip 14: Penduduk asli dan setempat mempunyai peran


penting

dalam

pengelolaan

dan

pembangunan

lingkungan karena pemahaman dan pengetahuan


tradisional mereka. Negara harus mengenal dan
mendorong

sepenuhnya

keinginan

mereka

mereka

secara

serta

identitas,

budaya

menguatkan

efektif

dalam

dan

partisipasi
mencapai

pembangunan berkelanjutan.

KESIMPULAN PEMBAHASAN :
Jadi, Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat
sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber
daya alam untuk menopangnya.

You might also like