You are on page 1of 18

8

BAB II
KONSEP TEORI

A. Konsep Game Online


1. Pergertian Game
Game adalah aktivitas yang dilakukan untuk fun atau menyenangkan
yang memiliki aturan sehingga ada yang menang dan ada yang kalah. Game
online merupakan permainan (games) yang dapat diakses oleh banyak
pemain, di mana mesin-mesin yang digunakan pemain dihubungkan oleh
suatu jaringan, umumnya jaringan yang digunakan adalah Internet. Game
online merupakan aplikasi permainan yang berupa petualangan, pengaturan
strategi, simulasi dan bermain peran yang memiliki aturan main dan
tingkatan-tingkatan tertentu. Game online dapat dimainkan di komputer,
perangkat genggam, atau konsol video game (Macmillan, 2016. Young,
2009, p.2. Jap et al, 2013, p.2).
Menurut Andrew & Ernest (2006, p.2) Games online merupakan
sebuah permainan (games) yang dimainkan di dalam suatu jaringan (baik
LAN maupun Internet). Games online merupakan sebuah jenis game
teknologi, sebuah mekanisme untuk menghubungkan pemain bersama-sama
dari pola tertentu. Permainan online yang dimainkan dalam beberapa bentuk
jaringan komputer, sekarang biasanya di internet. Satu keuntungan dari
games online adalah kemampuan untuk terhubung ke game multiplayer,
meskipun single-player dalam games online cukup sering digunakan juga.
2. Sejarah Perkembangan Games Online
Perkembangan games online sendiri tidak lepas juga dari
perkembangan teknologi komputer dan jaringan komputer itu sendiri.

Banyaknya penggunaan games online sendiri merupakan cerminan dari


pesatnya jaringan komputer yang dahulunya berskala kecil (small local
network) sampai menjadi internet dan terus berkembang sampai sekarang.
Games online saat ini tidaklah sama seperti ketika games online
diperkenalkan untuk pertama kalinya, pada tahun 1960 komputer hanya bisa
dipakai untuk 2 orang saja untuk bermain game. Lalu muncullah komputer
dengan kemampuan time-sharing sehingga pemain yang memainkan game
tersebut bisa lebih banyak dan tidak harus berada di suatu ruangan yang
sama (multiplayer games). Lalu pada tahun 1970 ketika muncul jaringan
komputer berbasis paket (packet based computer networking), jaringan
komputer tidak hanya sebatas Local Area Network (LAN) saja tetapi sudah
mencakup Wifi Are Network (WAN) dan menjadi internet. Games online
yang pertama kali muncul kebanyakan adalah games simulasi perang
ataupun pesawat yang dipakai untuk kepentingan militer yang akhirnya
dilepas lalu dikomersialkan, games ini kemudian menginspirasi games yang
lain muncul dan berkembang. Pada tahun 2001 adalah puncak dari
penyebaran informasi mengenai games online (Muligan, 2000, p.2).
Games online muncul di Indonesia pada tahun 2001, dimulai dengan
masuknya Nexia Online. Games online yang beredar di Indonesia sendiri
cukup beragam, mulai dari yang bergenre action, sport, maupun RPG (roleplaying game). Tercatat lebih dari 20 judul games online yang beredar di
Indonesia. Ini menandakan betapa besarnya antusiasme para gamer di
Indonesia dan juga besarnya pangsa pasar games di Indonesia (Muslikah,
2009, p.2). games seperti Warcraft, Counterstrike, Age Of Empire, Need For

10

Speed Series, Point Blanc yang juga banyak menyita perhatian para gamer
di Indonesia.
3. Jenis-Jenis Games Online
Menurut Rolling (2010, p.25) masyarakat membutuhkan suatu cara
untuk mengetahui jenis game yang ingin dimainkan, dan retailers game
ingin memperlihatkan game yang serupa secara bersamaan. Setiap
gameplay mendefinisikan jenisnya. Game dapat memiliki setting yang
serupa dan belum memiliki perbedaan jenis dari abad pertengahan.
Demikian juga sebuah konstruksi dan manajemen game dapat diatur dalam
periode lokasi dan manajemen game dapat diatur dalam periode lokasi dan
waktu. Berikut beberapa jenis game yang ada, antara lain:
a. Action game
Action game adalah salah satu dari mayoritas tantangan yang
disajikan adalah tes keterampilan fisik pemain dan koordinasi.
Memecahkan teka-teki, konflik taktis, dan tantangan eksplorasi sering
hadir.
b. Role playing game
Role playing game merupakan salah satu dari permainan dimana
pemain dapat mengontrol satu atau lebih karakter, biasanya dirancang
oleh pemain dan menuntun pemain melalui serangkaian guest.
c. Strategy game
Strategy game adalah salah satu dari mayoritas tantangan konflik
strategi yang disajikan dan pemain dapat memilih tindakan yang akan
dilakukan atau melakukan yang biasa ditunjuk oleh game itu sendiri.

11

Kemenangan dapat dicapai dari perencanaan yang baik dan tindakan


yang optimal, unsur kebetulan tidak memiliki peran besar. Tantangan
lain, seperti taktis, logistik, ekonomi, dan tantangan
d. Sports game
Sports game menciptakan tantangan tersendiri bagi perancang
game. Begitu banyak orang yang bermain atau menonton olahraga, dan
mereka mencari video game dengan ekspetasi tinggi akan menjadi apa
permainan tersebut dan para perancang game harus belajar untuk
memenuhi harapan pemain. Sports game adalah sebuah game yang
mensimulasikan beberapa aspek dari olahraga atletik nyata atau imajiner
apakah itu bermain dalam pertandingan, mengolah sebuah tim atau karir
atau keduanya. Menggunakan tantangan fisik dan strategi, tantangan
menajemen yaitu tantangan ekonomi.
e. Vehicle simulation
Game

yang

menciptakan

perasaan

mengemudi

atau

menerbangkan kendaraan, baik secara nyata atau imajiner. Dalam game


simulasi kendaraan nyata, salah satu tujuan utama adalah untuk
menciptakan sebuah nuansa permainan yang dekat dengan kenyataan.
Simulasi kendaraan mencakup beberapa lingkungan dan permainan
mekanik. Lingkungan tersebut bisa di udara, di tanah, di air, dan diluar
angkasa. Bisa dalam bentuk perlawanan antar pemain atau hanya sekedar
merasakan pengalaman menggunakan kendaraan.
f.

Construction and management simulation


Construction and Management Simulation adalah jenis game

12

yang berhubungan dengan proses game yang berisi tantangan tentang


ekonomi dan berfokus pada pertumbuhan atau pengembangan.
g. Adventure game
Adventure game adalah sebuah game yang berisi cerita interaktif
tentang karakter protagonis yang dimainkan oleh pemain. mendongeng
dan mengeksplorasi merupakan elemen penting dari permainan.
Memecahkan teka-teki dan tantangan konseptual adalah bagian dari
gameplay. Tetapi, game ini memiliki tantangan dalam teknologi, yang
membuat game ini memiliki keunikan tersendiri. Sebagai perancang
game, adventure game adalah tugas mereka untuk membuat bukan hanya
dari sebuah cerita melainkan sebuah game yang nyata dunia dimana
sebuah cerita berlangsung.
h. Artificial life and puzzle game
Articial life game merupakan cabang dari penelitian ilmu
komputer, seperti artificial intelligence. Artificial life atau sering disebut
dengan A-life, melibatkan proses biologis pemodelan, sering untuk
mensimulasikan siklus kehidupan mahkluk hidup.
Puzzle game adalah jenis game yang sering muncul di beberapa
genre game lainnya. Banyak permainan single player yang menggunakan
teka- teki. Dalam permainan puzzle, pemecahan teka- teki adalah
kegiatan utama, melalui teka- teki.
4. Dampak Negatif
Anak sering terpapar game online hal ini dapat mengganggu otak
yang berfungsi dalam pengatuaran kognitif, memori dan emosional. Ketika

13

bagian kognitif anak terganggu biasanya anak ini akan susah untuk
berkonsentrasi. Ketika belajar anak akan cepat mengalami perubahan mood,
mudah marah dan susah untuk konsentrasi dengan pelajaran sekolah (Yuan
et al, 2011, p.4-5).
5. Parameter
Berdasarkan studi, pemain dapat dibagi ke dalam 4 grup: <20
jam/minggu, 20-40 jam/minggu, 40-60 jam/minggu, >60 jam/minggu (Wei
et al, 2012). Waktu bermain game murid dikategorikan ke dalam tingkatan
rendah, sedang, dan sering. Tingkatan rendah dinamakan casual gamer
dengan rata-rata bermain game 8-19 jam/minggu, tingkat sedang dinamakan
average gamer dengan rata-rata bermain game 19-39 jam/minggu, tingkat
tinggi dinamakan hardcore gamer dengan rata-rata bermain game lebih dari
39 jam/minggu (Kai Yin & Dongdong et al, 2012, p.4).
B. Konsep cara belajar
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap,
kecakapan dan keterampilan, cara- cara itu akan menjadi kebiasaan dan akan
mempengaruhi kebiasaan belajar itu sendiri (Slameto, 2013, p.82).
Agar anak dapat belajar secara efektif anak-anak perlu mendapatkan
bimbingan,

kondisi internal

dari anak dan kondisi eksternal

yang

mempengaruhi belajar anak, dan strategi belajar, disamping memberi petunjukpetunjuk tentang cara belajar dan dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang
diberikan, belajar yang efektif dapat membantu anak untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
diinginkan, belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap,
kecakapan dan keterampilan, cara-cara belajar yang dipakai itu akan menjadi

14

kebiasaan, kebiasaan belajar akan mempengaruhi belajar, adapun cara belajar


yang efektif khususnya dalam pembuatan jadwal, membaca, membuat catatan,
menggulang pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas (Slameto, 2013,
p.73-82).
Menurut Slameto (2013, p.82-90) kebiasaan cara belajar yang efektif
adalah sebagai berikut:
1. Cara Membuat Jadwal pelajaran
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh
terhadap belajar. Seorang anak perlu mempunyai jadwal yang baik dan
melaksanakan secara teratur dan disiplin agar belajarnya dapat berjalan
dengan baik dan berhasil (Slameto, 2013, p.82).
Cara-cara membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2013, p.8283) adalah sebagai berikut:
a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan tidur, belajar,
makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
c. Merencanakan penggunaan waktu belajar itu dengan cara menetapkan
jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
d. Menyelidiki waktu-waktu yang mana dapat dipergunakan untuk belajar
dengan

hasil

terbaik

sesudah

waktu

itu

diketahui,

kemudian

dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran


yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang lain.
e. Berhematlah dengan waktu, setiap anak janganlah ragu-ragu untuk
memulai pekerjaan termasuk belajar.

15

Menurut hukum jost tentang waktu belajar, 30 menit 2 x sehari


selama 6 hari lebih baik dan produktif daripada sekali belajar selama 6 jam
tanpa berhenti (Purwanto, 2013, p.114)
Pembuatan jadwal harus disusun sebaik mungkin, sehingga anak
tidak merasa terikat oleh jadwal yang dibuatnya sendiri. Jadwal yang kurang
sesuai hendaknya segera disesuaikan, sehingga betul-betul baik dan bisa
untuk dilaksanakan. Jadwal yang sudah dibuat kemudian dilaksanakan
dengan disiplin, karena bagaimanapun baiknya jadwal yang dibuat tidak
akan berarti bila tidak dikerjakan (Slameto, 2013).
2. Cara Membaca Buku Dan Membuat Catatan
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar, hampir sebagian
besar kegiatan belajar adalah membaca, maka perlulah membaca dengan
baik karena membaca adalah alat belajar. Agar anak dapat membaca dengan
efisien perlulah memiliki kebiasaan yang baik,
Menurut The Liang Gie kebiasaan membaca adalah memperhatikan
kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda dan catatan, memanfaatkan
perpustakaan, membaca sungguh-sungguh dengan konsentrasi, kebiasaan
buruk membaca adalah sambil bersuara, menunjuk kata yang dibaca,
menggulang-ulang kata, melihat satu kata demi satu kata, sambil tiduran,
sambil mendengarkan tv, sambil melamun, kebiasaan ini harus ditinggalkan
Membuat catatan pelajaran disekolah sangat pesar pengaruhnya
ketika membaca, catatan yang tidak jelas, semrawut dan tidak teratur antara
materi yang satu dengan materi yang lainnya akan menimbulkan rasa bosan
dalam membaca, tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca,

16

membuat catatan seharus tidak semua yang dijelaskan oleh guru, dan perlu
menulis pokok pembahasan yang dibahas
3. Cara Mengulangi Pelajaran
Bahan atau materi pelajaran tidak mungkin dikuasai hanya satu kali
belajar saja. Materi yang dipelajari agar tidak mudah lupa harus dipelajari
berulang- ulang, sehingga benar-benar tertanam erat dalam ingatan.
Slameto (2013, p.85) berpendapat bahwa Mengulangi bahan
pelajaran besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya
pengulangan (review) bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah
terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Berdasarkan
pendapat tersebut dinyatakan bahwa dengan mengulangi pelajaran yang
sudah dipelajari akan menjadi lebih bermakna dan memahami bahan
pelajaran yang diulang secara sungguh-sungguh.
Slameto (2013, p.85) Belajar dengan cara mengulangi bahan
pelajaran yang baru diserap dapat dibantu dengan membandingkannya
dengan buku paket atau buku penunjang lainnya yang berhubungan. Cara
tersebut bertujuan untuk memudahkan tingkat pemahaman. Penjelasan yang
diberikan oleh guru biasanya akan menjadi lebih jelas apabila kita
mengulangi pelajaran sendiri.
Setelah siswa menerima bahan pelajaran di sekolah hendaknya
diulang kembali di rumah, karena tidak semua penjelasan yang diberikan
oleh guru waktu di sekolah dapat tersimpan dalam otak dengan baik.
Mengulang pelajaran di rumah merupakan usaha untuk memperdalam dan
mendapatkan pengertian tentang konsep materi pelajaran dengan baik. Di

17

samping itu, mengulang pelajaran merupakan salah satu cara untuk


memperkuat ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Karena pada
prinsipnya proses belajar sangat berhubungan dengan ingatan. Sebab
ingatan adalah bukti bahwa seseorang telah belajar (Ilham, 2014).
Supriadi

(2006,

p.7)

mengemukakan

tentang

aspek

yang

berhubungan dengan ingatan yaitu: Secara teoritis, ada 3 aspek yang


berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2)
menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsifungsi inilah, istilah ingatan selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan. Kecakapan menerima
kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah,
subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya. Hal lain dari
ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan
ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada
hal yang umum terjadi pada siapa pun juga: bahwa segera setelah seseorang
selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal
yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian
berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan
tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
4. Cara Melakukan Konsentrasi
Menurut Slameto (2013, p.86) bahwa Konsentrasi adalah
pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal
yang lainnya yang tidak berhubungan. Berdasarkan pengertian tersebut,
belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran

18

dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan


dengan pelajaran.
Menurut pendapat lain konsentrasi yaitu kemampuan untuk
memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi.
Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran
yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang
sedang dihadapi. Pada kenyataannya, justru banyak individu yang tidak
mampu berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah
terpecah- pecah dalam berbagai arus pemikiran yang justru membuat
persoalan menjadi semakin kabur dan tidak terarah (Siswanto, 2007, p.65)
Secara garis besar, sebagian besar orang memahami pengertian
konsentrasi sebagai suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek
tertentu. Dengan adanya pengertian tersebut, timbullah suatu pengertian lain
bahwa di dalam melakukan konsentrasi, orang harus berusaha keras agar
segenap perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh focus pada satu
objek saja. Panca indera, khususnya mata dan telinga tidak boleh terfokus
kepada hal-hal lain, pikiran tidak boleh memikirkan dan teringat masalahmasalah lain (Thursan, 2003, p.1)
Konsentrasi belajar adalah terpusatnya perhatian siswa pada proses
pembelajaran yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain. Menurut
Dimyati dan Mudjiono, Konsentrasi belajar merupakan kemampuan
memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju
pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya (Dimyati dan
Mudjiono, 2009, p.239)

19

Jika seorang siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, bisa jadi
ia tidak dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya. Hal ini bisa saja
dikarenakan mata pelajaran yang dipelajari dianggap sulit sehingga tidak
dapat menyukai pelajaran tersebut, guru yang menyampaikan tidak disukai
karena beberapa alasan, suasana dan tempat tidak menyenangkan, atau
bahkan cara penyampaiannya membosankan. Gangguan konsentrasi pada
saat belajar banyak dialami oleh para siswa terutama dalam mempelajari
mata pelajaran yang mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi misalnya
pelajaran yang berkaitan dengan ilmu pasti dan mata pelajaran yang
termasuk kelompok ilmu social (Thursan, 2003, p.5)
Gangguan Pemusatan Perhatian / Hiperaktif atau dikenal dengan
attention deficit disorder / hiperactivity disoder, yang disingkat ADHD
merupakan salah satu bentuk gangguan eksternalisasi. Anak yang
mengetukkan

jari,

selalu

bergerak,

menggoyang-goyangkan

kaki,

mendorong tubuh orang lain tanpa ada alasan yang jelas, berbicara tanpa
henti, dan selalu bergerak gelisah seringkali disebut hiperaktivitas. Di
samping itu, anak dengan simtomp-simtomp seperti itu juga sulit untuk
berkonsentrasi (Sunawan, 2009, p.42)
Menurut Sunawan (2009, p.6-9) factor-faktor pendukung konsentrasi
belajar adalah
a. Faktor internal
Faktor internal adalah sesuatu hal yang berada dalam diri
seseorang. Beberapa factor internal pendukung konsestrasi belajar adalah
1) Jasmani : (a) kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan

20

atau bebas dari penyakit yang serius, (b) kondisi badan di atas normal
atau fit akan lebih menunjang konsentrasi, (c) cukup tidur dan istirahat,
(d) cukup makan dan minum serta makanan yang dikonsumsi
memenuhi standar gizi untuk hidup sehat, (e) seluruh panca indera
berfungsi dengan baik, (f) detak jantung normal. Detak jantung ini
mempengaruhi ketenangan dan sangat mempengaruhi konsentrasi
efektif, dan (g) irama napas berjalan baik. Sama halnya dengan
jantung, irama napas juga sangat mempengaruhi ketenangan.
2) Rohani : (a) kondisi kehidupan sehari-hari cukup tenang, (b) memiliki
sifat baik, (c) taat beribadah sebagai penunjang ketenangan dan daya
pengendalian diri, (d) tidak dihinggapi berbagai jenis masalah yang
terlalu
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal berarti hal-hal yang berada di luar diri seseorang
atau dapat dikatakan hal-hal yang berada di sekitar lingkungan.
Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah:
1) Lingkungan : terbebas dari berbagai suara yang keras dan bising
sehingga mengganggu ketenangan. Udara sekitar harus cukup
nyaman, bebas dari polusi dan bau yang mengganggu.
2) Penerangan harus cukup agar tidak mengganggu penglihatan.
3) Orang-orang di sekitar harus mendukung suasana tenang apalagi
lingkungan tersebut merupakan lingkungan belajar.
Menurut Sunawan (2009, p.14-18) Selain faktor pendukung, ada
juga faktor penghambat konsentrasi belajar. Faktor penghambat tersebut

21

menjadi penyebab terjadinya gangguan konsentrasi belajar. Ada dua faktor


penyebab gangguan konsentrasi yakni faktor internal dan eksternal, adapun
penjelasan lebih lanjut sebagai berikut
a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniah, yang bersumber dari kondisi jasmani seseorang yang
tidak berada di dalam kondisi normal atau mengalami gangguan
kesehatan, misalnya mengantuk, lapar, haus, gangguan panca indra,
gangguan pencernaan, gangguan jantung, gangguan pernapasan, dan
sejenisnya.
2) Faktor

rohaniah,

berasal

dari

mental

seseorang

yang

dapat

menimbulkan gangguan konsentrasi seseorang, misalnya tidak tenang,


mudah gugup, emosional, tidak sabar, mudah cemas, stres, depresi, dan
sejenisnya.
b. Faktor eksternal
Gangguan yang sering dialami adalah adanya rasa tidak nyaman
dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh,
misalnya ruang belajar yang sempit, kotor, udara yang berpolusi, dan suhu
udara yang panas.
Menurut Tabrani Rusyan (1989, p.10) indikator konsentrasi belajar
siswa yakni dapat diamati dari beberapa tingkah lakunya saat proses belajar
mengajar berlangsung, antara lain:
a. Memperhatikan secara aktif setiap materi yang disampaikan guru dengan
cara mencatat hal-hal yang perlu, menyimak dengan seksama, bertanya
saat ada yang tidak dipahami.

22

b. Dapat merespon dan memahami setiap materi pelajaran yang diberikan


seperti menerapkan pembelajaran yang disampaikan.
c. Selalu bersikap aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi
mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
d. Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru
e. Kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima materi pelajaran,
tidak mudah terganggu oleh rangsangan dari luar dan minat belajar
siswa.
Menurut Setiyo Purwanto dan Aryanti Nuryani ada beberapa cara untuk
meningkatkan konsentrasi belajar, yaitu:
a. Memberikan kerangka waktu yang jelas.
b. Mencegah siswa agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke tugas
lain.
c. Mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan kelas.
d. Memberikan umpan balik dengan segera.
e. Merencanakan tugas yang lebih sedikit daripada memberikan satu sesi
yang banyak
f. Menetapkan tujuan dengan menawarkan hadiah untuk memotivasinya agar
terus bekerja.
Slemeto (2013, p.87) juga mengatakan bahwa Agar dapat
berkonsentrasi

dengan

baik

(untuk

mengembangkan

kemampuan

konsentrasi lebih baik) perlulah diusahakan sebagai berikut: pelajar


hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat belajar
tertentu dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya

23

kejemuan/kebosanan, menjaga kesehatan dan memperhatikan kelelahan,


menyelesaikan soal/masalah-masalah yang mengganggu dan bertekad untuk
mencapai tujuan/hasil terbaik setiap kali belajar.
Anak yang sudah biasa berkonsentrasi dalam belajar, maka hasil
yang diperolehnya akan lebih baik. Konsentrasi dalam belajar merupakan
kunci untuk menentukan keberhasilan anak.
5. Mengerjakan Tugas
Menurut Natawijaya (1997, p.15) berpendapat bahwa:" Pemberian
tugas merupakan salah satu cara mengajar yang dipergunakan oleh guru
dengan menitik beratkan kepada pemberian soal-soal untuk dikerjakan dan
tugas kepada murid baik di sekolah, di rumah, di perpustakaan dan lain-lain.
Sedangkan pengertian tugas umum adalah pekerjaan yang diberikan oleh
guru untuk dikerjakan sebagai tugas baik dalam jam pelajaran maupun di
luar jam pelajaran.
Selain dilihat dari peran orang tua dalam pemberian pekerjaan rumah
juga memiliki kompetensi dengan tugas guru. Pemberian pekerjaan rumah
merupakan bagian dari pemberian tugas oleh guru. Pada prinsipnya metode
pemberian tugas adalah suatu metode mengajar, yang diterapkan guru untuk
memberikan tugas pembelajaran yang bersifat mengulang pada materi yang
telah diberikan. dipertanggungjawabkan. Tugas tersebut dapat diberikan
kepada perorangan, kelompok atau seluruh kelas. Pengerjaannya mungkin
harus dilakukan di sekolah atau di luar sekolah (Natawijaya, 1997, p.15)
Agar anak berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas
dengan sebaik-baiknya.Tugas itu mencakup mengerjakan pekerjaan rumah

24

(pr), menjawab soal latihan, soal dalam buku pegangan, tes ulangan,
ulangan umum dan ujian. Menurut the the liang gie, oemar hamalik dan
Dorothy keiter Mengerjakan tugas sebaik-baiknya dalam belajar ikutilah
petunjuk sebagai berikut:
a. Siapkan terlebih dahulu peralatan dan buku-buku yang diperlukan,
b.
c.
d.
e.
f.

misalnya buku catatan


Tentukan berapa lama waktunya anda akan mengerjakan tugas
Bacalah petunjuk terlebih dahulu dengan baik
Bacalah soal no satu sampai terakir
Mulailah dengan mengerjakan soal yang paling mudah
Jika mengalami kesulitan mintalah petunjuk kepada orang lain,

misalnya kakak/ayah, teman-teman, atau guru yang bersangkutan


g. Sesudah semua soal dikerjakan, periksalah kembali semua nomor
jabawan itu
h. Koreksilah jawaban itu dengan memakai kunci atau melihat ke buku
catatan
i. Betulkan jawaban-jawaban yang salah
j. jika tugas itu sudah dikembalikan periksa dan betulkan jawaban anda
yang salah
k. Jika tugas itu tidak dikumpulkan, salinlah jawaban yang sudah betul dan
atau dikoreksi ke dalam buku latihan atau di kertas tersendiri untuk
dipelajari lebih lanjut.
l. Jika anda menyalinnya ke dalam kertas tersendiri, bendellah menjadi satu
untuk tiap-tiap mata pelajaran kemudian dibukukan atau dimasukkan ke
dalam map. (Hal ini perlu untuk mempermudah dalam mempelajari lebih
lanjut).
m. Simpanlah baik-baik pekerjaan itu, baik tugas dari guru maupun bukan.
Tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes/ulangan
harian, ulangan umum atuapun ujian, baik yang tertulis maupun lisan.
Dalam menghadapi tugas- tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah

25

persiapan sebagai berikut:


a. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes
(semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
b. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pemah didapat secara teratur
sehari atau dua hari sebelumnnya.
c. Sesudah semua soal dikerjakan, periksalah kembali semua nomor
jawaban itu.
d. Koreksilah jawaban itu dengan memakai kunci atau melihat ke buku
catatan/pegangan.
e. Betulkan jawaban-jawaban yang salah.
f.

Buatlah suatu ringkasan atau garis besar teniang yang sedang


dipelajari kembali itu.

g. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas sudah pemah dikerjakan.
h. Peliharalah kondisi kesehatan.
i.

Konsentrasikan seluruh perhatian tertiadap tugas yang akan ditempuh.

j. Siapkanlah segala alat/periengkapan-perientgkapan diperlukan dan jika


diperlukan syarat-syarat tcitenn bereskanlah seawal mungkin.

You might also like