You are on page 1of 44

SPACE AND EARTH

WHAT IS
THE FUTURE
OF EARTH?

Dibuat oleh :

Indah Darapuspa 10211008


Luthfi Indra Kusuma 10211009
Vincencius Setyo Hutomo 10211013
Pradipto 10211023
Sandi Fahrul Rizal 10213080
Gisca Clarisa Putri 10210098

Astronomi Lingkungan
2015

CONTENTS
Light Pollution General
Light Pollution Observatory
Space Debris
Space Travel
Radiation Hazard
Space Weather
Climate Variability
Exoplanet Exolife

POLUSI CAHAYA SECARA UMUM


Saat ada waktu luang, apa yang

Mungkin terpikir lebih baik menikmati indahnya kota daripada langit di

kalian
mencoba

lakukan?

Pernahkah

atasnya tanpa menyadari keindahan sebenarnya yang telah Tuhan ciptakan

untuk

menikmati

dan tersembunyi karena kegiatan yang dilakukan manusia. Bintang di langit

pemandangan langit

malam?

telah kalah terang dibandingkan dengan rapatnya bintang di kota.

Untuk kalian yang tinggal di


kota-kota besar, cobalah pergi
ke suatu bukit atau tempat yang
cukup tinggi saat malam hari.
Pada saat kalian melihat ke arah
kota

mungkin

pemandangan

yang bisa kalian nikmati adalah


kota

dengan

beranekaragam

hiasan

lampu

(baik

yang

berasal dari gedung maupun


dari jalanan). Sekarang coba
kalian lihat ke arah lain, langit
di atas kota. Apa yang bisa
kalian lihat? Pemandangan yang
didapat akan berbeda, hanya
langit berwarna jingga atau
kuning

yang

mengalami

gradasi(pencampuran

warna).

Itulah langit yang seharusnya yang dihiasi oleh cahaya alami dari bintang,
pemandangan yang mungkin hanya dapat dinikmati oleh kakek, nenek,
orang tua kita, dan beberapa dari kita. Bagaimana dengan anak kita, cucu
kita? Sayangnya mereka akan sulit untuk mendapatkannya jika kondisi
langit masih seperti saat ini, atau lebih parah lagi. Ini semua tidak lain
adalah akibat polusi cahaya.

Polusi Cahaya
Kita kembali ke 140 tahun yang lalu, sekitar tahun 1870-an di negara bagian
New Jersey, Amerika Serikat. Seseorang berhasil mengembangkan sebuah
teknologi untuk menerangi kota saat itu yaitu lampu pijar. Orang tersebut
adalah Thomas Alva Edison. Ini merupakan jenis lampu pertama yang
ditemukan. 140 tahun kemudian, pada tahun 2010-an teknologi lampu
berkembang pesat, dan konsumennya pun meningkat tajam karena
mudahnya untuk mendapatkan sebuah lampu . Dampak buruknya adalah
banyak masyarakat yang menggunakan lampu atau penerangan secara
kurang efektif. Akibatnya timbul masalah lain yang kita kenal dengan polusi
cahaya.

Sama seperti definisi polusi yang lain, polusi pengotoran.


Polusi cahaya adalah penggunaan cahaya non-alami yang tidak

Hormon

ini

dikeluarkan

terkendali dan berlebihan sehingga menyebabkan :

oleh

kelenjar

berbentuk

1. langit yang terang (sky glow/uplight)

menyerupai pinus di tengah otak

2. silau (glare)

manusia (pineal gland). Fungsi

3. gangguan terhadap hak sekitar (trespass)

hormon melatonin diantaranya:


1. menyebabkan rasa kantuk,
2. anti kanker,
3. anti autis,
4. sebagai kekebalan tubuh,
5. mengatur denyut jantung,
6. anti oksidan, dan
7. jam tubuh alami
Produksi

hormon

Melatonin sendiri dipengaruhi oleh

suprachiasmatic nucleus (SCN)


yang dipengaruhi oleh intensitas
cahaya

Apa Efeknya Bagi Kehidupan Kita?


Bagi dunia Astronomi sendiri, polusi cahaya mengakibatkan

yang

melatonin

masuk.

Jadi

lebih

cepat

akan

diproduksi saat gelap dan lambat


saat terang.
Kedua

langit malam menjadi lebih terang dari biasanya. Hal ini disebabkan

adalah

dampak

oleh cahaya lampu yang tidak efisien sehingga sebagian cahayanya

terhadap hewan, polusi cahaya

terbuang ke langit. Akibatnya bintang yang seharusnya dapat diamati

menyebabkan

dengan jelas menjadi kabur atau bahkan tidak terlihat. Efek lebih lanjut

terutama pada penyu yang baru

adalah pengamatan menjadi lebih sulit dilakukan, tidak jarang para

menetas

astronom harus pergi ke daerah lain untuk mendapatkan langit malam

bermigrasi.

yang gelap. Pengamatan Hilal yang awalnya memang sulit menjadi

menetas

lebih sulit lagi karena terjadinya polusi cahaya di perkotaan besar

Bulan sebagai

terutama yang sudah mulai menyalakan lampu di sore hari.

kembali ke laut. Namun, terangnya

disorientasi

dan

burung

Penyu

yang

menggunakan

arah,
yang
baru
cahaya

petunjuk untuk

Untuk makhluk hidup dampak yang dirasakan cukup besar.

cahaya lampu kota membuat bayi

Pertama adalah dampak terhadap manusia, berlebihnya intensitas

penyu tidak dapat membedakan

cahaya yang diterima oleh mata dalam jangka waktu yang panjang

antara cahaya Bulan dan lampu

dapat menggangu kemampuan mata untuk beradaptasi. Selain itu,

kota.

intensitas penerimaan cahaya yang tinggi juga dapat menggangu salah

Satwa

liar

satu hormon pada manusia yaitu hormon melatonin. Melatonin

menyesuaikan

merupakan hormon alami yang berfungsi dalam pengaturan jam tubuh

dengan keadaan gelap dan terang

(circadian rhythm).

sesuai siklus siang dan malam

siklus

dan

ikan

hidupnya

Bumi. Namun, akibat polusi cahaya pada malam hari daerah tersebut
akan tetap terang sehingga berpengaruh kepada kegiatan tidur,

mencari makan, sampai perilaku kawin yang bisa berimbas kepada menurunnya populasi mamalia, serangga,
amfibi, dan reptil.
Banyak burung yang mati karena menabrak sumber cahaya di perkotaan. Hal ini terjadi karena burung
lebih tertarik pada sumber cahaya di malam hari. Selain itu, polusi cahaya juga menyebabkan burung-burung
bermigrasi tanpa arah dan tidak pernah tiba di tempat tujuan.
Dampak ketiga adalah terhadap ekonomi. Banyak energi yang terbuang percuma karena penggunaan
lampu yang tidak efektif di malam hari bahkan kadang kita lupa mematikan lampu di siang hari. Energi yang
terbuang ini menyebabkan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh individu maupun negara. Ini juga
yang menjadi salah satu alasan kenapa Earth Hour diadakan. Dengan mematikan lampu selama satu jam
dapat menghemat energi yang dikeluarkan untuk pencahayaan. Momen ini juga bisa dimanfaatkan semua orang
untuk menikmati pemandangan langit malam yang bebas dari cahaya lampu.

Apa Solusinya?
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi cahaya, baik yang sederhana dan
mudah maupun yang berskala besar. Salah satu contohnya setiap lampu luar memakai tudung.
Tudung lampu yang baik mengurangi 90% cahaya lampu ke atas, sehingga lampu dapat berfungsi lebih
efisien untuk meneragi jalan di bawahnya, sementara bagian langit akan tetap gelap. Selain itu gunakan juga
lampu yang hemat energi, bukan lampu pijar maupun lampu berbahan dasar merkuri.
Dapat juga dengan melakukan penanaman pohon. Pohon dapat menjadi tembok alami agar cahaya
tersebut tidak diteruskan ke langit. Gunakan juga lampu yang hemat energi, bukan lampu pijar maupun lampu
berbahan dasar merkuri.
Semua ini dilakukan agar mengurangi polusi cahaya karena pemandangan langit malam adalah anugerah Tuhan
yang diberikan untuk seluruh umat manusia. Tanggung jawab manusia jugalah untuk merawat dan menjaganya.

Ini bukan hanya masalah yang akan dihadapi oleh kita, akan tetapi juga akan dirasakan oleh anak cucu kita
kelak.

Polusi Cahaya Merusak Bosscha


Bangunan putih itu masih kokoh berdiri. Pengunjung pun masih banyak yang datang tiap harinya untuk
meneropong di sana. Namun, masih banyak yang belum tahu bahwa kondisi daerah Lembang saat ini membuat
Bosscha dianggap tidak layak lagi untuk mengamati benda-benda langit.
Observatorium Bosscha mulai dibangun sekitar
tahun

1923.Pada

Bosscha

masih

Sterrenwacht.
saat

saat

itu,

Setelah

pada

Observatorium
pemerintah

sempat

tanggal
Bosscha

Indonesia.

observatorium

Bosscha

bernama

berlangsungnya

akhirnya

Observatorium
diberhentikan

Perang
17

Dunia

Oktober

diserahkan
Sejak

Bosscha

II,
1951

kepada

saat

menjadi

itu,
pusat

penelitian dan pengembangan ilmu astronomi


di Indonesia.Sampai saat ini, observatorium

Observatorium Bosscha di Lembang.


(foto: sekumpulankatakata.files.wordpress.com/2012/02/dsc_0087.jpg)

Bosscha

masih

menjadi

observatorium

terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan observatorium Signal Hill di Malaysia dan observatorium Nasional
Thailand. Singkat kata, Bosscha telah menjadi homebase bagi penelitian astronomi di negeri ini.
Namun,

seiring

observatorium

berjalannya

Bosscha

waktu,

semakin

sulit

pengamatan
dilakukan.Ini

objek-objek
dipengaruhi

langit
oleh

di

polusi

cahaya di daerah Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang semakin lama


semakin memprihatinkan.Kondisi Lembang yang saat ini telah berubah menjadi
pusat

bisnis

dan

pariwisata

serta

pemukiman

penduduk

mau

tak

mau

menyebabkan Lembang yang dahulu langitnya sangat cerah menjadi berubah,


terganggu oleh pantulan cahaya-cahaya lampu dari berbagai sudut.
Sebagian besar dari kita belum tahu dan belum sadar, bahwa penerangan
lampu yang tidak tepat dapat membuat langit penuh dengan pantulan cahaya
dan menyebabkan objek-objek langit tidak dapat diamati.Intinya, polusi cahaya
bukan hanya mengganggu siklus kehidupan, namun juga keindahan langit
malam dan objek-objeknya.

Moedji Raharto, astronom. (Foto:


salmanitb.com)

Dengan semakin menurunnya tingkat terang langit di Bosscha, membuat Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) berencana membangun pusat observatorium baru di daerah Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Rencana ini telah dimulai sejak tiga tahun silam, namun pembangunannya benar-benar akan dimulai pada tahun
depan. Kupang dipilih sebagai lokasi pembangunan observatorium karena daerah tersebut termasuk salah satu
daerahyang paling kering di Indoenesia. Hal ini ditambah dengan tingkat kecerahan langitnya yang masih tinggi
dibandingkan di daerah lain di Indonesia.
Peneliti astronomi ITB, Moedji Raharto mengungkapkan, pemindahan dan pengembangan Bosscha oleh pemerintah
ke NTT, dianggap kebutuhan mendesak untuk penelitian astronomi.Menurutnya, semakin berkembangnya penelitian
astronomiakan berdampak positif terhadap eksistensi negara. Kita perlu patroli langit bersama dari seluruh wilayah
Indonesia.Dan sebetulnya langit itu memberikan tantangan berpikir bagi manusia.Jadi mencerdaskan kehidupan
berbangsa.Sehingga kita semuanya punya kesadaran bahwa langit di atas kita itu sangat luas, ungkap Moedji
Raharto.
Dengan adanya pembangunan observatorium Bosscha di Kupang, diharapkan Indonesia dapat mengatasi masalah
pengamatan yang saat ini terjadi di Lembang.Pembangunannya sendiri diharapkan telah selesai pada tahun
2019.Bukan waktu yang singkat tentu saja, namun sambil menunggu observatorium tersebut selesai dibangun,
tidak ada salahnya para peneliti dan astronom semakin menggecarkan gerakan anti polusi cahaya kepada
masyarakat sekitar Lembang. Tiada lain tiada bukan untuk langit Lembang yang lebih cerah. Bukan begitu?

SPACE DEBRIS
SAMPAH ANTARIKSA
A. PENGERTIAN
ampah Antariksa, dikenal juga dengan puing-puing orbital atau limbah ruang angkasa, adalah koleksi atau
sisa benda-benda mati buatan manusia yang berada pada orbit bumi. Contoh-contoh kecil seperti sisa roket
missionspace (rocket bodies), satelit yang sudah off, puing-puing benda yang hancur di ruang angkasa
(debries), dll.

B. SEJARAH
Sejak tahun 1957 terdapat 6.000 satelit
diluncurkan ke ruang angkasa dan 3338 satelit masih
beroperasi dan tidak aktif lagi. Sebanyak 1820 badan
roket yang tidak berfungsi lagi dan 7789 serpihan
logam mengitari Bumi. Tabrakan antar satelit dan
roket-lah penyumbang terbesar sampah antariksa.
Pecahan yang terbentuk dikelompokkan dalam
berbagai ukuran yaitu lebih kecil dari 0,1 mm, antara
0,1 mm 1 cm dan antara 1 10 cm. Ukuran yang
kecil tersebut tidak bisa dideteksi oleh radar dan
jumlahnya mencapai puluhan juta.

Berdasarkan ketinggian orbit, wahana antariksa


pengorbit Bumi (satelit buatan) dikelompokkan
menjadi 4 yaitu dibawah ketinggian 5.500 km atau
orbit rendah (Low Earth Orbit / LEO). Bila satelit di
orbit ini habis masa pakainya atau mengalami
kerusakan maka akan segera jatuh ke Bumi atau
terbakar dan pecah akibat bergesekan dengan
atmosfer. Hingga kini, bobot total wahana antariksa
di LEO lebih dari 2.000 ton. Dan sebagian besar
adalah sampah. Prosentase satelit aktif hanya 5 %.
Namun, jumlah sampah antariksa terus meningkat.
Orbit menengah (Medium Earth Orbit / MEO)
adalah benda pada rentang ketinggian 5.500 36.000
km. Jenis ketiga adalah orbit geosinkron
(Geosynchronous Earth Orbit / GEO) pada
ketinggian 36.000 km. Satelit di orbit ini memiliki
periode orbit sama dengan periode rotasi Bumi yaitu
24 jam. Dan bisa berada pada titik stasioner bila
kemiringan terhadap ekuator (dinamakan sudut
inklinasi) sebesar 0 derajat. Karenanya dinamakan
Orbit Geosationer (GSO). GEO merupakan lokasi
istimewa penempatan satelit dikarenakan kestabilan
posisi satelit dengan sedikit bahan baker sehingga

menjadi rebutan banyak negara untuk menempatkan


satelitnya.Antariksa Indonesia yang berada di
khatulistiwa merupakan GEO. Hal ini patut
disyukuri. Namun disini lain, patut diwaspadai
kemungkinan jatuhnya sampah di wilayah
khatulistiwa.Jenis keempat adalah orbit transfer
yaitu orbit yang mengantarkan satelit dari LEO ke
GEO atau orbit nontransfer sangat lonjong yang
menjelajahi dari LEO sampai GEO. Bila satelit di
orbit MEO atau GEO telah habis masa tugasnya dan
menjadi sampah maka akan melayang, dan terus
turun ke orbit rendah selanjutnya masuk ke atmosfer.

2000 km mencapai sekitar 2.000 ton. Sebagian besar


berupa ribuan roket bekas dan satelit bekas. Namun,
jumlah yang dapat dideteksi oleh jaringan radar
ukuran lebih dari 10 cm hanya sekitar 9.000 objek.
Sampai April 2003 jumlah yang terdeteksi radar
mencapai 9.067. Namun pada akhir Maret 2004
tercatat 9.237 benda antariksa yang mengorbit bumi,
meningkat sekitar 2% pertahun. Dari jumlah itu,
sekitar 95% dapat digolongkan sebagai sampah
antariksa. Satelit aktif hanya sekitar 5%.Objek-objek
tersebut mengorbit bumi sambil saling berpapasan
dengan kecepatan relatif rata-rata 10 km/detik
(36.000 km/jam). Sekali bertabrakan, akan hancur
menjadi kepingan yang lebih kecil. Satelit pecah atau
meledak juga menjadi sumber sampah antariksa
kecil. Pada tahun 1960-an jumlah satelit pecah hanya
sekitar 1 satelit per tahun. Tetapi sejak 1980-an ratarata ada 5 satelit pecah per tahun. Sebuah roket
pecah bisa menghasilkan lebih dari 200 potong
sampah. Tidak heran bila jumlahnya makin
bertambah dan makin membahayakan wahana
antariksa. Pecahan-pecahan sangat kecil (kurang dari
10 cm) yang membahayakan satelit aktif jumlahnya
tidak terhitung (diperkirakan lebih dari 35 juta
potongan) karena tidak terdeteksi oleh jaringan
radar
saat
ini.

Sampai akhir abad 20 benda antariksa buatan


manusia di orbit rendah atau ketinggian kurang dari

C. PENYEBAB
Pecahan-pecahan benda langit atau benda buatan
manusia seperti satelit dan pesawat antariksa yang
sudah tidak berfungsi terperangkap dalam gaya
tarik gravitasi bumi, dan kemudian mengorbit bumi
disebabkan karena :

Menumpuknya jumlah satelit tua yang ada di


luar angkasa.

Kebutuhan komunikasi manusia yang semakin


meningkat sehingga satelit yang lama tidak dapat
memenuhi kebutuhan komunikasi dan diganti oleh
satelit baru. Lalu satelit lama terbengkalai di orbit
bumi.

Aktivitas matahari juga berkaitan dengan


sampah antariksa. Sampah antariksa jatuh ke bumi
akibat terjadinya efek pemuaian atmosfer karena
peningkatan
intensitas
sinar
ultra
violet.
Peningkatan aktivitas matahari juga dapat
menyebabkan kerapatan atmosfer meningkat dan
hambatan terhadap satelit juga meningkat. Satelit
yang berada disekitar 1000 km akan mengalami
perlambatan gerak akibat peningkatan kerapatan
atmosfer sehingga akhirnya jatuh ke bumi. Jadi bisa
disimpulkan bahwa factor yang menentukan adalah
ketinggian satelit saat terjadinya pemuaian atmosfer.
Ketika aktivitas matahri mulai lemah, satelit
atau sampah antariksa di ketinggian 600 km, akan
mampu bertahan selama puluhan tahun. Namun,
jika matahari aktif, satelit dan sampah antariksa

tersebut hanya mampu bertahan selama 1 tahun.


Saat Skylab jatuh pada tahun 1979, peningkatan
aktivitas matahari yang melebihi perkiraan awal
yang mempengaruhinya.
Kemungkinan akan jatuhnya sampah antariksa
ke bumi menjadi ancaman bagi penduduk bumi. Hal
yang menyebabkan jatuhnya sampah antariksa ke
bumi adalah karena sampah antariksa adalah
kumpulan reruntuhan benda-benda langit yang
membentuk orbit mengikuti suatu hokum. Apabila
di antariksa sebuah benda mendapat kecepatan awal,
maka benda tersebut akan bergerak. Jika pada
perjalanannya benda ini lewat dekat dengan suatu
pusat gravitasi, jika kecepatannya kurang tetapi
masih dalam kecepatan orbital, benda ini akan
terperangkap dan bergerak mengelilingi pusat
gravitasi tersebut. Pada proses pembentukan
sampah antariksa, pecahan-pecahan benda langit
atau benda buatan manusia seperti satelit dan
pesawat antariksa yang sudah tidak berfungsi
terperangkap dalam gravitasi bumi, kemudian
mengorbit bumi. Lama-kelamaan benda-benda ini
terbentuk sebagai kumpulan yang tersebar
mengorbit mengelilingi planet bumi
D. Orbit Space Debris
Jumlah sampah antariksa yang sangat banyak
terletak di ketinggian orbit yang berbeda.
Berdasarkan ketinggian orbit, wahana antariksa
pengorbit Bumi (satelit buatan) dikelompokkan
menjadi 4 yaitu:
1. Orbit rendah (Low Earth Orbit / LEO)
Orbit ini berada pada ketinggian di bawah 5.500
km. Karena sifatnya yang terlalu dekat dengan
permukaan bumi menyebabkan satelit ini akan
bergerak sangat cepat untuk mencegah satelit
tersebut terlempar keluar dari lintasan orbitnya.
Satelit pada orbit ini akan bergerak sekitar 28163
km/jam. Satelit pada orbit ini dapat menyeselaikan
satu putaran mengeliling bumi antara 30 menit
hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya dapa
terlihat oleh station bumi sekitar 10 menit. Satelit
eksperimen ilmiah dan satelit penginderaan jauh
umumnya berada pada orbit rendah, terutama pada

ketinggian 500 2.000 km. Bila satelit di orbit ini


habis masa pakainya atau mengalami kerusakan
maka akan segera jatuh ke Bumi atau terbakar dan
pecah akibat bergesekan dengan atmosfer. Hingga
kini, bobot total wahana antariksa di LEO lebih dari
2.000 ton. Dan sebagian besar adalah sampah.
Prosentase satelit aktif hanya 5 %. Namun, jumlah
sampah antariksa terus meningkat.
2. Orbit menengah (Medium Earth Orbit /
MEO)
Orbit ini berada pada ketinggian 5.500 36.000
km. Pada orbit ini satelit dapat terlihat oleh stasiun
bumi lebih lama sekitar 2 jam atau lebih. Dan waktu
yang diperlukan untuk menyeleseaikan satu putaran
mengitari bumi adalah 2 jam hingga 4 jam. Sistem
satelit navigasi milik Amerika Serikat, GPS (Global
Positioning System) dan milik Rusia, GLONASS
(Global Navigation Satellite System) menempati
orbit menengah ini, sekitar 18.000 20.000 km.
3. Orbit geosinkron (Geosynchronous Earth
Orbit / GEO)
Orbit ini berada pada ketinggian 36.000 km.
Satelit telekomunikasi dan pengamat cuaca
umumnya berada pada orbit ini. Satelit di orbit ini
memiliki periode orbit sama dengan periode rotasi
Bumi yaitu 24 jam dan bisa berada pada titik
stasioner bila kemiringan terhadap ekuator
(dinamakan sudut inklinasi) sebesar 0 derajat.
Karenanya dinamakan Orbit Geosationer (GSO).
GEO merupakan lokasi istimewa penempatan satelit
dikarenakan kestabilan posisi satelit dengan sedikit
bahan baker sehingga menjadi rebutan banyak
negara untuk menempatkan satelitnya. Antariksa
Indonesia yang berada di khatulistiwa merupakan
GEO. Hal ini patut disyukuri. Namun disini lain,
patut diwaspadai kemungkinan jatuhnya sampah di
wilayah khatulistiwa.
4.Orbit transfer .
Orbit transfer yaitu orbit yang mengantarkan
satelit dari LEO ke GEO atau orbit nontransfer
sangat lonjong yang menjelajahi dari LEO sampai
GEO. Roket-roket peluncur satelit komunikasi
banyak yang masih berada pada orbit ini.

E. Gangguan yang ditimbulkan oleh Sampah


Antariksa

8. Sampah antariksa dapat jatuh ke bumi dan


menimbulkan efek kerusakan.

Semakin banyaknya jumlah sampah antariksa di


angkasa, hal tersebut menjadi ancaman dan
menimbulkan gangguan. Gangguan yang mungkin
ditimbulkan akibat adanya sampah antariksa
diantaranya, yaitu:

9. Mengganggu pengamat bila pada saat


pengukuran fotometrik terlintas cahaya sampah
antariksa yang tepat masuk dalam medan pandang
teleskop. Jika hal ini terjadi, hasil pengamatan
menjadi sia-sia.

1.Sampah antariksa bisa menabrak sateilit atau


pesawat antariksa sehingga merusak sateilt itu.
2. Satelit gagal masuk orbit akibat benturan dengan
sampah antariksa.
3. Khusus untuk orbit Geostasioner, sampah yang
berasal dari satelit yang tidak beroperasi akan tetap
tinggal di orbit tersebut dan mengurangi lokasi orbit
satelit yang baru.

F. Contoh Kasus Space Debris


Diberitakan pada tengah malam 10 Februari lalu,
satelit komunikasi Iridium 33 dengan berat 560 kg
milik Amerika Serikat yang melayani telepon satelit
menabrak satelit yang sudah tidak terpakai milik
Rusia, Cosmos 2251 dengan berat 900 kg.
Kasus tabrakan sebuah satelit telekomunikasi
milik AS dengan sebuah satelit tua Rusia yang sudah
tak berfungsi lagi membuat para ilmuwan antariksa
prihatin. Hal ini tentu saja menguatkan fakta bahwa
benda-benda yang termasuk sampah antariksa itu
sangat berbahaya.
Kasus kerusakan lainnya juga dialami oleh
pesawat ulang alik Chalenger 1983. Kaca pelindung
pesawat itu harus diganti karena ditemukannya
serpihan cat yang menabraknya. Ukuran serpihan
cat tersebut sangat kecil, hanya sekitar 0,3 mm.
Tetapi, karena diperkirakan kecepatan serpihan cat
itu sangat tinggi, sekitar 14.000 km/jam, maka hal ini
cukup mengganggu.

Sampah antariksa yang jatuh ke bumi

4. Satelit yang sudah tidak beroperasi kemungkinan


transpondernya masih menyala sehingga dapat
mengganggu sinyal satelit yang lain.
5. Transmisi yang dikirim satelit ke bumi akan
terganggu jika sinyal melewati sebaran sampah
antariksa yang berupa logam.
6. Untuk sampah antariksa yang orbitnya rendah
ada risiko bongkahan sampah masuk ke bumi.
7. Kepingan sampah antariksa dapat merusak satelit
yang masih aktif.

Untuk kasus antenna teleskop antariksa Hubble


yang mengalami kerusakan akibat tumbukan
sampah antariksa juga menambah daftar panjang
kasus yang disebabkan oleh sampah antariksa.
Akibatnya timbul lubang berukuran 1,9 cm x 1,7 cm.
G. Upaya untuk Mengatasi Sampah Antariksa
Upaya-upaya yang telah dilakukan masih belum
cukup untuk menangani masalah ini. Kini, para ahli
antariksa telah mencari cara mengurangi bahaya
sampah antariksa bagi misi penerbangan mereka di
masa depan. Salah satu yang akan dilaksanakan
untuk mengatasi masalah sampah tersebut adalah
memperbaiki sistem pengereman pada satelite
ygdiluncurkan dan menggunakan sebuah layar

besar untuk mengumpulkan sampah-sampah


tersebut agar tidak berserakan di udara atau
membawanya pulang kembali ke bumi. Atas dasar
itu, dua ilmuwan dari lembaga luar angkasa Eropa
yakni Max Cerf dan Brice Santerre menghadirkan
sebuah layar besar yang diberi nama aerobrake.
Benda ini diklaim mampu menyaring dan
mengumpulkan sampah-sampah luar angkasa yang
mengorbit bumi. Gesekan dari layar besar tersebut
dengan lapisan atmosfir akan membakar habis
sampah-sampah tersebut hingga 25 tahun. Ini lebih
cepat bila dibandingkan umur sampah-sampah
tersebut yang dapat mencapai ratusan tahun.

Kini layar besar tersebut sedang dalam


pengembangan tahap akhir dan akan diluncurkan
dalam misi yang bernama Ariane 5. Luas area layar
tersebut mencapai 350 meter persegi dan diperkuat
dengan 12 meter tiang berbahan polimer dan
aluminium berisi gas nitrogen. Namun, yang
disayangkan, jumlah sampah antariksa tidak akan
berkurang dengan cepat. Ini karena tabrakan antar
sampah antariksa akan menimbulkan lebih banyak
puing lagi.
Seiring dengan makin maraknya eksplorasi
antariksa maka jumlah benda antariksa termasuk
sampahnya diperkirakan makin bertambah pula.
Diharapkan adanya informasi ini menyadarkan kita
semua tentang ancaman sampah antariksa sehingga
sedari
awal
mempertimbangkan
masalah
internasional ini. Informasi ini juga diharapkan
dapat menjadi masukan bagi seluruh pihak yang
berwenang dalam masalah.

PERJALANAN
ANTARIKSA
Sejak manusia modern muncul dalam sejarah, hingga
abad-abad terakhir, peradaban manusia masih "terikat"
pada Bumi, belum mampu menjangkau awan, apalagi
ruang angkasa. Barulah dalam seratus tahun terakhir
penerbangan manusia dan pesawat roket mampu
mewujudkan semuanya. Dalam kurun waktu itu, umat
manusia sudah mampu mengirim orang ke bulan,
menerbangkan robot penjelajah ke Mars, dan mengutus
wahana teleskop antariksa hingga ke tata surya dan
membawa citra semesta lebih dekat lagi ke mata kita.
Namun, sesungguhnya, sejak kapan perjalanan antariksa
dimulai, dan ke mana sebetulnya arah penjelajahan
ruang angkasa akan bermuara?
Banyak sumber menyatakan bahwa pengarungan
antariksa dimulai pada 1957, sejak Uni Soviet
meluncurkan satelit Sputnik 1. Padahal, pada 1942
sebenarnya Jerman sudah melakukan percobaan
meluncurkan V2, roket pertama yang mencapai 100
kilometer dari permukaan Bumi (perbatasan dengan
ruang angkasa). Roket ini didesain oleh Wernher Von
Braun, yang kemudian bekerja di NASA sebagai pembuat
roket yang kelak diluncurkan ke bulan.
Sejarah juga mencatat bahwa pada 1947, hewan pertama
diluncurkan ke ruang angkasa. Lalat buah dijadikan
"kelinci percobaan" untuk mempelajari efek perjalanan
antariksa terhadap hewan. Lalat dijadikan hewan uji
karena ternyata memiliki banyak kesamaan dengan
manusia (hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya).
Dua tahun kemudian, Albert II menjadi monyet pertama
yang mencapai ruang angkasa. Ia adalah monyet Rhesus,
jenis yang aslinya berasal dari Asia, dan diterbangkan
menggunakan roket V2 milik Amerika.
Demikianlah sekelumit upaya awal perintisan
penjelajahan antariksa. Lalu, ke mana sebetulnya
pengarungan ruang angkasa akan bermuara?
Setelah proyek-proyek antariksa yang bermuatan ilmiah
seperti mencari planet yang bisa dihuni, atau peluncuran
satelit cuaca, bahkan mata-mata, perjalanan antariksa

mulai mengarah ke kegiatan yang sifatnya lebih "santai",


yakni perjalanan wisata.
Beberapa perusahaan penerbangan sudah melirik dan
mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan ini. Bahkan,
Virgin Galactic, perusahaan milik miliarder dan
petualang Richard Branson sudah membuat jadwal
terbang perdana mereka.
Anda yang punya jiwa petualang besar harus mencoba
traveling gaya baru, yakni ke luar angkasa. Agen wisata
khusus liburan ke luar angkasa pun tersedia, Space Adventure
namanya.
Space Adventure sebenarnya sama seperti agen perjalanan
pada umumnya. Hanya saja, yang membedakannya dengan
yang lain adalah destinasi wisata yang dituju. Kalau agen
perjalanan lain menyediakan paket untuk traveling ke daerahdaerah wisata di dunia, tidak dengan Space Adventure.
Perusahaan ini khusus menerbangkan turis yang ingin
berwisata ke luar angkasa. Berbasis di Vienna, Virginia, AS,
Space Adventure telah ada sejak tahun 1998. Dengan datang
langsung dan mendaftar di sini, berarti Anda telah siap
mengarungi petualangan baru, yakni di antariksa.
Namun ternyata untuk bisa berwisata ke luar angkasa, ada
beberapa persiapan yang harus diikuti. Dilongok dari situs
resmi Space Adventure, traveler diminta mengikuti beberapa
pelatihan
sebelum
meluncur
ke
antariksa.
Beberapa pelatihan yang bisa diikuti antara lain adaptasi di
ruang anti gravitasi dan latihan berjalan di luar angkasa. Tak
hanya itu, Anda juga akan diperkenalkan dengan pesawat
yang
khusus
terbang
menuju
luar
angkasa.
Dalam pelatihan khusus tersebut, Anda akan diajarkan dengan
tenaga ahli yang profesional sampai benar-benar paham.
Setelah mahir, barulah wisatawan bisa melaksakan tur wisata
ke antariksa. Meski telah lulus dalam pelatihan, bukan berarti
Anda akan pergi sendiri. Sama seperti agen perjalanan lain,
pemandu wisata akan menemani setiap perjalanan.
Di Space Adventure, Anda akan diantar menuju luar angkasa
dengan pesawat dan alat-alat super canggih, lengkap dengan
seorang astronaut. Bukan sembarang, astronaut yang akan
menemani perjalanan ini adalah seorang yang sangat
profesional.

Begitu tiba di luar angkasa, Anda akan diajak menyaksikan


beberapa pemandangan menakjubkan, yang pasti belum
pernah dilihat. Bayangkan, betapa serunya bergerak bebas di
dalam pesawat luar angkasa tanpa gravitasi dan menyaksikan
indahnya bulan atau bumi dari luar angkasa.
Tak berani pergi ke luar angkasa? Tak masalah, Anda tetap
bisa membayangkan serunya jalan-jalan ke luar angkasa lewat
simulator yang ada di Space Adventure. Salah satunya adalah
simulator Zero Gravity Flights. Ini adalah tempat di mana
Anda bisa merasakan bagaimana serunya berada di tempat
tanpa gravitasi. Biarkan tubuh melayang bebas di sana.
Mereka yang tertarik bisa menyambangi kantor Space
Adventures di Vienna, Virginia, AS. Karena destinasi tujuan
adalah tempat yang tak biasa, perjalanan ini sudah pasti akan
merogoh kocek Anda sangat dalam. Traveler diwajibkan
membayar uang mulai dari 20 juta dolar (Rp 193,5 milyar).

Dalam melakukan perjalanan antariksa, kita harus


menggunakan pakaian antariksa. Pakaian antariksa harus
berfungsi seperti baju baja ksatria yang kedap udara.
Pakaian harus melindungi astronot dari suhu 185Celcius
di bawah nol sampai 150Celcius di atas nol. Pakaian
harus melindunginya dari kehampaan antariksa, tempat
tekanan rendah akan mendidihkan darah. Pakaian harus
pula menangkis atau menghalangi mikrometeoroid yang
dapat menembus pakaian yang kurang kuat dengan
akibat fatal.
Pakaian antariksa selain kuat, harus juga lemas. Bagi
astronaut yang sedang melakukan tugas perbaikan yang
rumit di luar pesawat, pakaian harus lentur. Agar
astonaut dapat bekerja di antariksa dalam waktu cukup
panjang, pakaian harus memberikan udara untuk
pernapasan dan suhu nyaman yang ajek. Dan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi, atau kehabisan zat cair,
selagi astronaut bekerja, harus ada sumber air minum di
dalam pakaian itu.
Untuk memenuhi kebutuhan, pakaian dapat berbobot 113
kilogramdi Bumi. Di antariksa pakaian seberat itu
hampir tak berbobot.
Pakaian Untuk Berjalan-jalan di Antariksa
- Helm
Lapisan emas transparan di kaca depan memantulkan 60
persen cahaya Matahari agar helm tetap dingin dan mata
tidak merasa silau
- Penunjang Hidup
Di punggung astronaut terpasang kotak rumit yang
makan tempat, tetapi sangat penting, yakni alat

penunjang hidup yang dapat dibawa-bawa, namanya


Portable Life Support Subsystem (PLSS). Alat ini
mengedarkan udara untuk bernapas, dan air pendingin,
menyingkirkan peluh dan karbon dioksida
- Pakaian Antariksa
Untuk melindungi astronaut dari mikro meteroid, kulit
luar pakaian dibuat dari tujuh lapis serat plastik tenunan
rapat. Lapisan terdalam mengandung alumunium dan
karet penyekat.
- Alat komunikasi
Termasuk sebuah radio dua arah dan sebuah monitor
jantung, ada di bagian atas dan bawah tiap pak.
- Unit Manuver Manual
Dengan tenaga dari 24 semburan kecil gas nitrogen
terkempa, sebuah Manual Manoeuvring Unit (MMU),
unit manuver manual, memeungkinkan astronaut
bergerak bebas di luar pesawat. Dengan alat tersebut, ia
dapat menempuh jarak dekat melintasi antariksa
misalnya untuk memperbaiki sebuah satelit yang rusak.
Pakaian Kuat Bagi Pekerja Bangunan di Antariksa
Astronaut yang membangun stasiun antariksa akan lama
berada di antariksa, maka pakaiannya harus lebih kuat
dari yang lain. Untuk meniru atmosfer BUmi, tekanan
tinggi akan dipertahankan di dalam pakaian mereka.
Untuk menahan tekanan ini, pakaian keluaran berikut
akan berupa cangkang besar dari logam dan plastik hasil
pengembangan baru.

Space Radiation Hazard


Apakah antariksa aman bagi makhluk
hidup? Pertanyaan yang timbul
setelah akhirnya kita mengetahui
bahwa space travel (perjalanan
antariksa) merupakan hal yang
mungkin untuk kita lakukan, baik
untuk pendidikan, riset maupun
hiburan. Mengapa muncul pertanyaan
demikian? Dan seberapa besarkah
resiko dan bahaya yang akan kita
hadapi di antariksa?
Kita sudah tidak asing lagi dengan
sinar-X atau yang dikenal sebagai
sinar Rontgen. Penemuan sinar
Rontgen, yang diambil dari nama
seorang ilmuwan berkebangsaan
Jerman, Wilhelm Conrad Rontgen,
sangat berarti bagi kemajuan dunia
kedokteran.

Pada tahun 1895, Rontgen melakukan


percobaan dengan sinar cathode yang
terdiri dari arus elektron. Arusa
diproduksi dengan menggunakan
voltase tinggi antara kedua elektroda
yang ditempatkan pada masingmasing ujung tabung gelas yang divacuum-kan. Pada peristiwa ini,
Rontgen sudah sepenuhnya menutup
tabung sinar cathode dengan kertas
hitam tebal, sehingga walaupun sinar
listrik dialirkan, tidak akan ada cahaya
yang terlihat dari dalam tabung.
Tetapi, ketika Rontgen mengalirkan
arus listrik, terlihat pijar cahaya pada
layar seperti cahaya dari lampu.
Ketika Rontgen memadamkan tabung,
cahayanya pun tidak berpijar.
Karena tabung sinar cathode
sepenuhnya tertutup, Rontgen sadar
bahwa ada suatu bentuk radiasi yang
keluar dari tabung ketika arus listrik
dialirkan. Karena ini merupakan hal
yang misterius, Rontgen menyebut
radiasi itu sebagai sinar-X.
Setelah beberapa minggu kerja keras,
Rontgen menemukan bukti-bukti lain
seperti sinar-X dapat memancarkan
sinar dari berbagai benda kimia selain
barium platinocyanide, dan sinar-X
dapat menembus berbagai benda
yang tak dapat ditembus oleh cahaya
biasa. Pada percobaannya, Rontgen
melakukan penyinaran langsung pada
tangan
istrinya
dengan
cara
meletakkan
tangannya
diantara
tabung sinar cathode dan layar yang
bersinar. Rontgen dapat melihat
bayangan tulang tangan istrinya dari
layar tersebut, lalu bukti lainnya
adalah sinar-X berjalan menurut garis
lurus,
tidak
seperti
partikel
bermuatan listrik, bahkan sinar-X
tidak terbelokkan oleh medan magnet.

Wilhelm Conrad Rontgen dan citra


sinar-X istrinya[1]

Tokoh
lain
yang
melakukan
penemuan di bidang radiasi salah
satunya adalah Antoine Henri
Becquerel. Ilmuwan berkebangsaan
Perancis tersebut adalah penemu
radioaktivitas. Setahun setelah sinar-X
ditemukan oleh Rontgen, Becquerel
berfikir, apakah sinar-X tidak dapat
diproduksi dari kegiatan sinar
matahari biasa di atas substansi nonmetal?

Antoine Henri Becquerel dan hasil


paparan kristal yang mengandung
uranium[2]
Becquerel akhirnya memutuskan
melakukan percobaan pada beberapa
kristal Potassium Uranyldisulfate,
yang beliau tahu bahwa campuran
tersebut
merupakan
non-metal.
Percobaan
dilakukan
dengan
menempelkan beberapa kertas hitam
tebal di sekeliling lembaran fotografis
untuk memastikan tidak ada cahaya

yang bisa masuk, kemudian Becquerel meletakkan kristal non-metal


sebelumnya pada lembaran yang tertutup tadi dan membiarkan lembaran
tertutup berisikan kristal tadi terpapar sinar matahari. Pada mulanya,
Becquerel berfikir bahwa dia berhasil menemukan sumber sinar-X baru.
Namun secara kebetulan, dia menemukan bahwa campuran uranium akan
menghasilkan radiasi walaupun tidak dipaparkan kepada cahaya yang terbuka.
Terdapat beberapa tipe partikel yang dihasilkan oleh sumber radiasi. Tiaptiap tipe partikel tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, energi
yang berbeda-beda yang berdampak pada daya tembus yang berbeda-beda
pula.

Ilustrasi partikel Alpha, Beta, dan Gamma dengan daya tembusnya[3]


Lalu, apa semua ini ada hubungannya dengan eksplorasi antariksa? Di
antariksa, banyak sekali partikel-partikel yang dapat membahayakan segala
aspek eksplorasi antariksa, seperti manusia maupun makhluk hidup lainnya,
instrumentasi dan elektronika pendukung, dan lainnya. Mengapa berbahaya
bagi makhluk hidup khususnya manusia? Seperti kita sudah lihat ilustrasi
paparan partikel dari sumber radioaktif, ada partikel yang dapat menembus
jaringan tubuh manusia, ada juga yang tidak dapat menembus jaringan tubuh
kita. Lalu apa bahayanya? Partikel yang berbahaya justru partikel yang tidak
dapat menembus jaringan tubuh kita, karena tentunya akan dapat
terkuantisasi di dalam tubuh kita dan mengganggu kerja jaringan tubuh kita,
apabila terpapar terlalu banyak.
Partikel-partikel tersebut dihasilkan dari cuaca dan iklim antariksa, khususnya
di Tata Surya, tentunya dipengaruhi oleh aktivitas matahari, karena setiap
aktivitas yang dilakukan matahari, akan menghasilkan partikel-partikel
bermuatan, misal badai matahari. Dengan demikian, resiko dari radiasi dari
luar angkasa tidak dapat kita hiraukan.
Tapi mengapa di Bumi, paparan partikel-partikel bermuatan tidak berbahaya?
Mengapa kita tidak perlu memakai pakaian khusus anti-radiasi? Kita tidak
memerlukan pakaian khusus ketika kita di Bumi, ini disebabkan Bumi
memiliki atmosfer dan medan magnet sebagai perisai alami yang melindungi
manusia dan makhluk hidup lainnya di Bumi dari radiasi dan tumbukan
batuan antariksa. Berbeda dengan di Bulan yang tidak memiliki atmosfer
sama sekali, dengan demikian kita memerlukan pakaian khusus atau
perlindungan khusus ketika eksplorasi antariksa.
Sumber radiasi antariksa sangat banyak. Bumi yang merupakan bagian dari
Tata Surya, sudah menjadi pelanggan tetap bagi sumber radiasi dari
aktivitas matahari. Radiasi antariksa yang dihasilkan matahari misalnya

gelombang
elektromagnetik,
partikel energi tinggi angin
matahari, dan sinar kosmik yang
memiliki energi besar dengan orde
hingga MeV. Sumber radiasi dari
luar Tata Surya misalnya sinar
kosmik dari galaksi kita, Bima
Sakti, atau galaksi lainnya,
memiliki energi jauh lebih besar
dari sinar komik hasil aktivitas
matahari, dengan orde hingga
GeV.
Mengapa sinar kosmik begitu
berbahaya bagi kita? Apa yang
terkandung dalam sinar kosmik?
Sinar kosmik terdiri dari partikel
proton, elektron, dan ion dengan
energi yang sangat tinggi.
Bergerak
dengan
kecepatan
mendekati kecepatan cahaya.
Partikel-partikel tersebut berasal
dari ledakan bintang, inti galaksi,
galaksi aktif, dan lainnya. Jika
memasuki atmosfer bumi, maka
akan terjadi hujan sinar kosmik
atau
cosmic-ray
air-shower.
Komposisi sinar kosmik terdiri
dari 85% proton, 14% partikel alfa,
dan 1% inti berat. Sinar kosmik
sangat berbahaya bagi manusia,
karena dapat merusak DNA
permanen dan menyebabkan
kanker.

Ilustrasi partikel energi badai


matahari yang mengarah ke
Bumi[4]
Setelah dijelaskan apa itu radiasi,
apa saja sumber radiasi dan
dampak yang akan ditimbulkan
pada kita, muncul pertanyaan
baru, apakah aman melakukan
eksplorasi antariksa? Seberapa
banyak dan apa saja resiko yang
akan
muncul
dengan
kita
melakukan eksplorasi antariksa?

Sudah pasti ada resiko yang ditimbulkan ketika kita melakukan eksplorasi antariksa. Aspek-aspek yang akan terkena
resikonya adalah tubuh kita tentunya, mulai dari sirkulasi darah, otot, tulang, hingga gangguan kesehatan lainnya.
Resiko-resiko ini tidak hanya dari paparan radiasi saja, tetapi kebiasan kita ketika kondisi yang jauh berbeda dengan
kondisi di Bumi, misal saja gravitasi.
Bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari radiasi antariksa jika kita terpapar terlalu banyak, adalah kanker. Pertumbuhan sel
di tubuh kita akan terganggu oleh partikel-partikel bermuatan tersebut. Selain itu adalah tissue degenerative effects atau
efek penurunan jaringan, ini disebabkan kerja sel yang menurun atau terganggu, jaringan-jaringan pada tubuh kita
menjadi tidak sempurna pada keberjalanannya, akan menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan tubuh seperti katarak
dan cardiovascular diseases.
Selain dari partikel-partikel bermuatan, bahaya yang akan timbul disebabkan oleh kebiasaan kita ketika eksplorasi
antariksa, salah satunya adalah masalah mikrogravitasi, yang akan berdampak pada susunan tulang dapat mengakibatkan

osteoporosis, lalu kandungan air dalam tubuh kita pun dapat mengalami distribusi yang tidak seimbang, lalu
berkurangnya massa otot, kelainan pada ginjal, dan lainnya.

SPACE WEATHER
Selama ini orang-orang mengenal cuaca sebagai
kondisi langit di bumi seperti langit yang cerah,
berawan, atau hujan. Sebenarnya istilah cuaca juga
digunakan di antariksa. Namun hal itu berbeda
dengan cuaca di bumi, cuaca antariksa meliputi
aktivitas matahari,
angin
surya, keadaan
magnetosfer, termosfer, dan ionosfer.
Cuaca antariksa terjadi setiap saat yang efeknya
berpengaruh pada teknologi (satelit, wahana
antariksa) dan kehidupan manusia. Angin surya
misalnya, dengan medan magnetnya yang terbawa
hingga ke bumi berpotensi meningkatkan konsentrasi
ozon yang menyebabkan naiknya temperatur di
permukaan bumi. Keselamatan dan kesehatan
astronot yang sedang memiliki misi di luar angkasa
juga akan terancam dengan radiasi elektromagnetik
dan partikel bermuatan.
Matahari
memiliki
aktivitas-aktivitas
dalam
kesehariannya berupa sunspot (bintik hitam), flare
(ledakan matahari), prominensa, lubang korona
sebagai sumber angin matahari berkecepatan
tinggi, dan Coronal Mass Ejection (Lontaran Massa
Korona). Aktivitas matahari tersebut terjadi secara
siklik. Ketika banyak ledakan flare dan CME,
menandakan tingginya aktivitas matahari. Saat
intensitas ledakan sudah menurun, aktivitas matahari
berkurang meskipun cuaca antariksa tetap perlu
diwaspadai mengingat bahwa cuaca antariksa
selalu terjadi setiap saat. Adanya CIR dan sinar
kosmik yang bahkan lebih berpengaruh dari
aktivitas matahari.
Dampak khusus akibat aktivitas matahari berupa
semburan radio matahari (Solar radio burst), badai
matahari dan CIR, gangguan sistem dan orbit
wahana antariksa. Semburan radio disebabkan oleh
perubahan kondisi plasma di atmosfer matahari
karena perubahan jumlah dan laju artikel yang
terlontar dari matahari. Efeknya adanya pancaran
gelombang elektromagnetik pada rentang panjang
gelombang radio yang disebut sebagai semburan
radio matahari. Lain pula dengan semburan radio
matahari, CME dan flare yang disebut sebagai
badai matahari berdampak pada wahana antariksa

dan gangguan atau bahkan kerusakan teknologi di


bumi. Untuk memprediksi terjadinya badai matahari,
kita dapat memantau kondisi matahari melalui
aktivitas sunspot. Dampak parah yang ditimbulkan
akibat aktivitas matahari adalah gangguan sistem
dan orbit wahana antariksa yang dapat berupa
penurunan ketinggian satelit hingga resiko tubrukan
antarbenda buatan.
Selain matahari, medan magnet bumi menjadi
indikator cuaca antariksa. Magnet bumi disebut
geomagnet. Geomagnet ini bekerja menahan dan
membelokkan partikel bermuatan dari angin surya.
Geomagnet ini dibagi dalam beberapa daerah.
Daerah yang pertama adalah magnetosfer yang
berfungsi melindungi bumi dari partikel bermuatan
angin surya. Namun tidak semua partikel dapat
terhalang. Jika terlalu banyak partikel yang masuk,
akan terjadi menyebabkan terjadinya badai
geomagnetik sehingga terjadi fenomena aurora dan
dampak buruknya dapat menimbulkan gangguan
teknologi di bumi maupun luar angkasa. Daerah
kedua adalah ionosfer yang terbentuk dari ionosasi
molekul sinar UV di bagian atmosfer bumi. Flare dan
CME pada lapisan ionosfer menyebabkan
perubahan kerapatan elektron yang akan
mengganggu sistem teknologi komunikasi dan
navigasi.
Badai terbesar pernah terjadi pada September
1859 dengan nilai Dst mancapai -1760nT yang
dikenal dengan nama Carrington event.

Proteksi Radiasi

BAB I
Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi
Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom
atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin
memang sudah alamiah atau buatan manusia, oleh karena itu ada sumber
radiasi alam dan sumber radiasi buatan. Sumber radiasi itu sendiri dapat
dibedakan menjadi sumber yang berupa zat radioaktif dan sumber yang
berupa mesin, seperti pesawat sinar-X, akselerator, maupun reaktor nuklir.
Adapun jenis radiasi dapat dibedakan menjadi radiasi partikel bermuatan,
radiasi partikel tak bermuatan, dan gelombang elektromagnetik atau foton.
Ketiga jenis radiasi ini mempunyai karakteristik fisis dan cara interaksi dengan
materi yang sangat berbeda.

A. Radiasi Partikel Bermuatan


Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam bentuk partikel yang
bermuatan listrik. Beberapa jenisnya adalah radiasi alpha dan beta yang
dipancarkan oleh zat radioaktif (inti atom yang tidak stabil), serta radiasi
elektron dan proton yang dihasilkan oleh mesin berkas elektron ataupun
akselerator.
q

Alpha
Partikel alpha terdiri dari dua buah proton dan dua buah neutron, identik
dengan inti atom Helium, serta mempunyai muatan listrik positif sebesar 2
muatan elementer. Radiasi alpha dipancarkan oleh zat radioaktif, atau dari
inti ataom yang tidak stabil. Jumlah proton dan jumlah neutron di dalam
inti atom yang memancarkan radiasi alpha akan berkurang dua.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

Gambar 1: proses peluruhan alpha


q

Beta
Terdapat dua jenis radiasi beta yaitu beta positif dan beta negatif. Beta
negatif identik dengan elektron, baik massa maupun muatan listriknya
sedangkan beta positif identik dengan positron (elektron yang bermuatan
positif). Elektron mempunyai massa yang sangat ringan bila dibandingkan
dengan partikel nukleonik lainnya ( 0) sedangkan muatannya sebesar
satu muatan elementer.

Gambar 2: proses peluruhan beta


Radiasi beta dipancarkan oleh zat radioaktif atau inti atom yang tidak
stabil. Ketika memancarkan radiasi beta negatif, di dalam inti atomnya
terjadi transformasi neutron menjadi proton, sebaliknya pada saat
memancarkan beta positif terjadi transformasi proton menjadi neutron.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

elektron
Radiasi elektron mempunyai sifat yang sama dengan radiasi beta negatif,
yang membedakan adalah asalnya. Partikel beta berasal dari inti atom
sedangkan elektron berasal dari atom. Radiasi elektron dapat berasal dari
zat radioaktif yang meluruh dengan cara internal conversion atau dari
mesin berkas elektron (akselerator).

Proton
Radiasi proton merupakan pancaran proton yang mempunyai massa 1
sma (satuan massa atom) dan mempunyai muatan positif sebesar satu
muatan elementer. Radiasi proton dihasilkan dari akselerator proton.

B. Interaksi Radiasi Partikel Bermuatan


Interaksi radiasi partikel bermuatan ketika mengenai materi adalah proses
Coulomb, yaitu gaya tarik menarik atau tolak menolak antara radiasi partikel
bermuatan dengan elektron orbital dari atom bahan.
q

Ionisasi
Proses ionisasi adalah peristiwa lepasnya elektron dari orbitnya karena
ditarik atau ditolak oleh radiasi partikel bermuatan. Elektron yang lepas
menjadi elektron bebas sedang sisa atomnya menjadi ion positif. Setelah
melakukan ionisasi energi radiasi akan berkurang sebesar energi ionisasi
elektron. Peristiwa ini akan berlangsung terus sampai energi radiasi
partikel bermuatan habis terserap. Radiasi alpha yang mempunyai massa
maupun muatan lebih besar mempunyai daya ionisasi yang lebih besar
daripada radiasi yang lain.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

Gambar 3: proses ionisasi


q

Eksitasi
Proses eksitasi adalah peristiwa loncatnya (tidak sampai lepas) elektron
dari orbit yang dalam ke orbit yang lebih luar karena gaya tarik atau gaya
tolak radiasi partikel bermuatan. Atom yang mengalami eksitasi ini disebut
dalam keadaan tereksitasi (excited state) dan akan kembali kekeadaan
dasar (ground state) dengan memancarkan radiasi sinar-X.

Gambar 4: peristiwa eksitasi


q

Brehmsstrahlung
Proses Brehmsstrahlung adalah peristiwa dibelokkannya atau bahkan
dipantulkannya radiasi partikel bermuatan oleh inti atom dari bahan. Ketika
radiasi tersebut dibelokkan atau dipantulkan maka akan timbul perubahan
momentum sehingga terjadi pemancaran energi berbentuk gelombang
elektromagnetik yang disebut sebagai Brehmsstrahlung.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

Gambar 5: peristiwa brehmsstrahlung


q

Reaksi Inti
Dalam peristiwa ini, radiasi partikel bermuatan berhasil masuk dan
ditangkap oleh inti atom bahan, sehingga inti atom bahan akan berubah,
mungkin menjadi inti atom yang tidak stabil. Fenomena ini disebut sebagai
proses aktivasi. Akan tetapi ada juga yang hanya sekedar bereaksi tanpa
menghasilkan inti yang tidak stabil seperti reaksi partikel alpha bila
mengenai bahan Berilium akan menghasilkan unsur Lithium dan radiasi
neutron.
+ Be

Li + n

Berbeda dengan tiga peristiwa di atas, peristiwa reaksi inti ini tidak terjadi
pada semua jenis materi.

C. Radiasi Partikel tak Bermuatan (Neutron)


Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam bentuk partikel neutron yang
tidak bermuatan listrik dan mempunyai massa 1 sma (satuan massa atom).
Radiasi ini lebih banyak dihasilkan bukan oleh inti atom yang tidak stabil
(radioisotop) melainkan oleh proses reaksi inti seperti contoh sumber AmBe di
atas ataupun reaksi fisi di reaktor nuklir.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

Karena tidak bermuatan listrik, mekanisme interaksi radiasi neutron lebih


dominan secara mekanik, yaitu peristiwa tumbukan baik secara elastik
maupun tidak elastik. Sebagaimana radiasi partikel bermuatan, radiasi
neutron juga mempunyai potensi melakukan reaksi inti.
q

Tumbukan elastik
Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikelpartikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan
elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron
diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut terpental
sedangkan neutronnya dibelokkan/dihamburkan.

Gambar 6: peristiwa tumbukan elastik


Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai
massa yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya
atom Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom
tersebut cukup besar.
q

Tumbukan tidak Elastik


Proses tumbukan tak elastik sebenarnya sama saja dengan tumbukan
elastik, tetapi energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. Ini
terjadi bila massa atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari
massa neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidak terpental, hanya
bergetar, sedang neutronnya terhamburkan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

Gambar 7: peristiwa tumbukan tidak elastik


Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang
ditumbuknya tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi
neutron

tidak

banyak

berkurang.

Oleh

karena

itu,

bahan

yang

mengandung atom-atom dengan nomor atom besar tidak efektif sebagai


penahan radiasi neutron.
q

Reaksi Inti
Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai
neutron termal (En < 0,025 eV), maka kemungkinan neutron tersebut
ditangkap oleh inti atom bahan penyerap akan dominan sehingga
membentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom yang tidak
stabil. Peristiwa ini yang disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu
mengubah bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif. Peristiwa aktivasi
neutron ini juga dapat disebabkan oleh neutron cepat meskipun dengan
probabilitas kejadian yang lebih rendah.

D. Radiasi Gelombang Elektromagnetik (Foton)


Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau foton yang tidak bermassa maupun bermuatan listrik. Terdapat
dua jenis radiasi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yaitu sinar
gamma dan sinar-X.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

Gamma
Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam keadaan
tereksitasi

(bedakan

dengan

atom

yang

tereksitasi).

Setelah

memancarkan radiasi gamma, inti atom tidak mengalami perubahan baik


jumlah proton maupun jumlah neutron.

Gambar 8: proses peluruhan gamma


q

Sinar-X
Sebenarnya dikenal dua jenis sinar-X yaitu yang dihasilkan oleh atom
dalam keadaan tereksitasi (sinar-X karakteristik) dan yang dihasilkan oleh
proses interaksi radiasi partikel bermuatan (brehmsstrahlung).

Gambar 9: produksi sinar-X karakteristik


Perbedaan kedua jenis sinar-X di atas, selain asal terjadinya, adalah
bentuk spektrum energinya. Sinar-X karakteristik bersifat discreet pada
energi

tertentu

sesuai

dengan

jenis

unsurnya,

sedangkan

brehmsstrahlung bersifat kontinyu.


Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

E. Interaksi Radiasi Gelombang Elektromagnetik


Interaksi radiasi gelombang elektromagnetik ketika mengenai materi lebih
menunjukkan sifat dualisme gelombang - partikel yaitu efek foto listrik, efek
Compton, dan produksi pasangan.
q

Efek Foto Listrik


Dalam peristiwa efek foto listrik, foton yang mengenai materi akan diserap
sepenuhnya dan salah satu elektron orbital akan dipancarkan dengan
energi kinetik yang hampir sama dengan energi foton yang mengenainya.

Gambar 10: peristiwa efek foto listrik


q

Efek Compton
Peristiwa efek Compton sangat menyerupai efek foto listrik kecuali energi
foton yang mengenai materi tidak diserap sepenuhnya sehingga masih
ada sisa energi foton yang dipantulkan atau dibelokkan.

10

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Radiasi

Gambar 11: peristiwa efek Compton


q

Produksi Pasangan
Peristiwa ini menunjukkan kesetaraan antara massa dengan energi
sebagaimana diperkenalkan pertama kali oleh Einstein. Bila sebuah foton
yang mengenai materi berhasil masuk sampai ke daerah medan inti
(nuclear field) dan mempunyai energi lebih besar dari 1,022 MeV maka
foton tersebut akan diserap habis dan akan dipancarkan pasangan
elektron positron. Positron adalah anti partikel dari elektron, yang
mempunyai karakteristik sama dengan elektron tetapi bermuatan positif.

Gambar 12: peristiwa produksi pasangan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

11

VARIABILITAS
IKLIM

Cuaca dan iklim antariksa disebabkan oleh interaksi


matahari bumi, berupa siklus bintik matahari dan
sinar kosmik dengan skala waktu 10 100 tahun.
Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi
dan sebagai penggerak cuaca antariksa (space
weather). Matahari juga adalah sumber energi yang
menyebabkan gerakan atmosfer dan dengan cara
demikian mengendalikan cuaca dan iklim bumi.
Oleh karena itu, setiap pada perubahan energi
matahari yang diterima di permukaan bumi akan
berdampak terhadap variabilitas iklim.
Selama bumi dalam kondisi kesetimbagan termal,

Perubahan iklim merupakan fenomena fluktuasi


alamiah jangka panjang dan bersifat self-organized,
yaitu

saling

ketergantungan

untuk

menjaga

kesetimbangan antariksa, atmosfer, daratan, lautan


dan

makhluk

hidup.

Jika

terjadi

gangguan

keseimbangan maka akan terjadi efek domino


(berantai). Misalnya pemanasan akibat gas rumah
kaca menyebabkan semakin banyak air di lautan
mengalami
rumahkaca,

evaporasi.
sehingga

Uap

air

termasuk

pemanasan

gas

semakin

Bentuk dari perubahan iklim terdiri dari 2, yaitu


global

(Global

Warming)

dan

pendinginan global (Global Cooling). Kedua bentuk


perubahan

iklim

ini

memiliki

dampak

jangka

pendek dan dampak jangka panjang dalam hal


semua

aspek

lingkungan,

harus

kehidupan

ekonomi,

sosial,

manusia,
politik,

seperti
dan

lain

sebagainya. Sehingga perlu langkah langkah


preventif, adaptasi dan mitigasi.

seimbang

dengan

energi

radiasi

yang

kembali ke angkasa (energi yang hilang). Energi


yang diradiasikan kembali ke angkasa ini dalam
bentuk radiasi gelombang panjang (Long Wave

Radiation/ UWR) yang nilainya bersesuian dengan


suhu rata rata bumi. Keluaran energi matahari
diketahui berubah mengikuti variasi siklus aktivitas
matahari 1 tahun dan variasi dengan periode yang
lebih panjang (Frohlichdan Lean, 1998).
Cuaca

meningkat.

pemanasan

maka energi radiasi yang diterima dari matahari

antariksa

sangat

bergantung

kepada

interaksi yang kompleks antara Matahari dan Bumi.


Keluaran energi matahari memiliki dua bentuk
utama, yakni radiasi elektromagnetik dan pancaran
partikel partikel bermuatan energi tinggi. Pada
matahari aktif kedua duanya bentuk keluaran
energi matahari ini bertambah, sebaliknya pada
matahari rerartil (tidak aktif) energinya berkurang.
Iklim bumi adalah keadaan cuaca rata rata jangka
panjang dan pentingnya peran matahari terhadap

kehidupan di bumi membuat banyak penelitian

yang tajam ke suatu minimum terjadi pada 1950-

tentang

an, dan turunselama 1960-an dilanjutkan dengan

pengaruh

aktivitas

matahari

terhadap

bumi.

kenaikan terakhir.

Besarnya pengaruh variabilitas matahari terhadap

Variabilitas dekadal dan interdekadal suhu rata

sejumlah parameter atmosfer bumi telah terlihat.

rata global yang teramati antara tahun 1860 dan

Beberapa

di

1990 merupakan petunjuk nyata dan kuat bahwa,

permukaan bumi (baik dalam skala global, regional,

selain forcing perubahan konsentrasi gas gas

maupun

rumah

gejala,

lokal)

parameter,

yang

dan

telah

variabel

diidentifikasi

kaca.

Terdapat

forcing

lain

(forcing

menunjukkan respon yang signifikan terhadap

kosmogenik, terutama forcing matahari) yang juga

variasi keluaran energi matahari, antara lain suhu

berkontribusi secara

permukaan laut, suhu permukaan daratan, curah

permukaan bumi (Lacis dan Carlson, 1992, Reid,

hujan

1987)

dan

ketinggian

isobar

tertentu.

Studi

dilakukan oleh Labitzke dan Van Loon (1997) yang


mendapatkan korelasi statistik yang meyakinkan
antara periode aktivitas matahari 11 tahun dengan
parameter stratosfer bawah dan troposfer atas.
Periode 10 12 tahun pada ketinggian dan suhu
pada lapisan isobar tertentu menunjukkan fase
yang

sama

dengan

siklus

matahari

selama

signifikan terhadap suhu

Kenaikan tajam suhu rata rata pada tahun 1920an dan penurunannya kemudian dalam selang
1940 1970 samasekali tidak konsisten dengan
skenario kenaikan monoton konsentrasi gas rumah
kaca dalam selang waktu yang sama.
Djamaluddin (2001) menyatakan bahwa polavariasi

tigasiklus matahari terakhir. Friis Christensen dan

temporal

Lassen (1991) menunjukkan korelasi yang kuat

mengindikasikan

antara panjang siklus aktivitas matahari dengan

matahari, baik lokal maupun regional, bahkan

suhu permukaan udara dalam selang 130 tahun

global dengan waktu tunda dan tanpa waktu

terakhir, semakin diperkuat oleh Baliunasdan Soon

tunda, walaupun sampai sekarang belum ada

(1995) untuk selang waktu yang lebih panjang lagi

mekanisme yang menjelaskan hubungan matahari

yakni sekitar 240 tahun.

iklim.

Reid (1987) mencatat suatu keserupaan deret


waktu global suhu muka laut dengan data jangka
panjang aktivitas matahari, yang dipresentasikan
oleh rata rata bergerak 11 tahun sunspot. Yang
patut diperhatikan minimum yang kuat terjadi
pada permulaan dekade dari abad 20, kenaikan

dan

spasial
adanya

parameter
pengaruh

iklim
aktivitas

Exoplanet and Exolife


Bumi adalah spesial dan tidak spesial. Apa maksudnya? Bumi spesial karena kehidupan sangat langka jika kita
tinjau alam semesta kita. Mengapa demikian? Karena Bumi merupakan tempat ideal bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya untuk hidup, terdapat atmosfer yang tebalnya ideal, komposisi oksigen, nitrogen, dan lainnya
pada atmosfer yang ideal, besar gravitasi yang dihasilkan ideal, temperatur rata-rata siang dan malam yang
ideal, rotasi bumi yang menghasilkan siang dan malam yang ideal pula, selalu muncul kata ideal, itulah
mengapa Bumi sangat spesial. Tetapi Bumi tidak spesial, mengapa demikian? Kehidupan nyatanya adalah tidak
langka sama sekali. Alam semesta mungkin penuh akan kehidupan, hanya saja kita belum mengetahuinya.
Kehidupan pun merupakan proses yang natural dan bagian dari alam semesta. Bisa kita simpulkan, Bumi
bukanlah pusat dari alam semesta, bisa saja entah di beberapa juta tahun cahaya dari Bumi, kita dapat
menemukan kehidupan.
Setelah perbincangan dari awal hingga akhir, satu pertanyaan yang selalu muncul dalam benak kita, adakah
kehidupan selain di Bumi? Apakah ada tempat yang dapat kita tinggali selain Bumi? Sebelumnya kita bahas
apakah itu exoplanet dan exolife.
Exoplanet atau disebut dengan extrasolar planet adalah planet-planet yang berada di luar sistem Tata Surya
kita, baik dalam galaksi Bima Sakti, maupun galaksi lainnya. Planet-planet ini tentunya akan mengitari suatu
bintang, layaknya Bumi mengitari Matahari dalam sistem Tata Surya. Sedangkan exolife merupakan bentuk
kehidupan yang ada pada exoplanet atau extrasolar planet.
Kehidupan merupakan sistem kimiawi. Jika kita meninjau planet Bumi dan seisinya, kehidupan pada dasarnya
membutuhkan karbon, elektron, energi, air, dan nutrisi lainnya.
Sejauh apa pencarian exolife yang sudah kita tempuh? Pencarian exolife dilakukan karena adanya paradoks
Fermi. Dasar pemikirannya adalah, dengan umur alam semesta yang cukup panjang dan bintang yang amat
banyak, kemungkinan adanya planet yang mendukung kehidupan seperti Bumi mestinya banyak juga.
Mengapa, jika peradaban tinggi extra-terrestrial ada dalam galaksi kita,
bukti keberadaan mereka seperti pesawat ruang angkasa atau probe tidak kita temukan
-Enrico Fermi, 1950Pecarian exolife tentu saja perlu langkah awal untuk melakukannya. Langkah awal ini adalah mencari dan
mengamati exoplanet yang memiliki karakteristik mirip seperti Bumi, karena kita mencari exoplanet atau
extrasolar planet yang dapat dihuni oleh manusia dan makhluk lainnya. Pencarian exoplanet ini bukanlah suatu
hal yang mudah, karena membutuhkan experience yang tinggi, teknologi yang tinggi, juga waktu yang sangat
lama. Mengapa demikian? Ini disebabkan oleh ukuran planet yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan
bintang sebagai pusat orbitnya, layaknya Bumi dan Matahari. Selain itu, perbedaan magnitudo antara planet
dan bintang yang jauh timpang, membuat planet sulit untuk diamati.

Seperti disinggung sebelumnya, pencarian akan exoplanet yang penuh akan syarat sebagai planet yang dapat
kita huni sangatlah sulit. Karakteristik Bumi yang diperlukan, seperti kandungan atmosfer Bumi yang tediri dari
80% gas nitrogen, 20% gas oksigen, dan gas lainnya, mutlak untuk dipenuhi. Mengapa demikian? Karena
dengan kandungan atmosfer demikian, dapat menangkal segala efek radiasi juga partikel-partikel lain seperti
yang disebabkan oleh Matahari, dengan kata lain, atmosfer merupakan perisai terluar dari suatu planet. Selain
sebagai perisai, atmosfer suatu planet menjadi penyeimbang kondisi dalam planet tersebut. Banyak aspek
yang dipengaruhi oleh atmosfer, misalnya temperatur dan kelembapan udara, yang tentunya mendukung
manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup di planet tersebut.
Adakah exoplanet yang menyerupai karakteristik Bumi agar dapat menjadi planet yang habitable? Badan
antariksa NASA mulai melakukan eksplorasi untuk pencarian exoplanet yang dapat dihuni sejak 2009.
Pencarian ini disebut dengan misi Kepler. Misi ini dinamai atas ilmuwan berkebangsaan Jerman, Johannes
Kepler. Ternyata hingga pertengahan 2015, misi Kepler ini membuahkan hasil karena menemukan exoplanet
yang menyerupai Bumi, dan dinamakan Kepler-425b. Sebenarnya sudah banyak exoplanet lain yang
ditemukan dan diamati, tetapi Kepler-425b inilah yang paling menyerupai karakteristik Bumi. Bagaimanakah
karakteristik Kepler-425b dibandingkan dengan karakteristik Bumi?

Daftar exoplanet yang menyerupai Bumi dari hasil misi Kepler[2]


Planet tersebut memiliki jarak sekitar 1.400 tahun cahaya dari Bumi. Karakteristik Kepler-425b ini menyerupai
karakteristik Bumi, salah satunya adalah orbitnya. Orbit planet Kepler-425b terhadap bintang induknya
adalah 385 hari, dibandingkan dengan Bumi yang mengorbit Matahari selama 365 hari. Lalu ukuran dari
planetnya. Kepler-425b ini memiliki ukuran 1,6 kali diameter Bumi. Selain itu, ukuran bintang induk dari orbit
Kepler-425b ini 10% lebih besar dari ukuran Matahari. Pertanyaan selanjutnya, apakah Kepler-425b ini
dapat dihuni? Sejauh ini, hanya informasi tadi saja yang kita dapatkan, belum sampai kepada komposisi
material dan gas yang terkandung pada Kepler-425b. Mungkin saja bisa, mungkin saja tidak.

You might also like