Professional Documents
Culture Documents
WHAT IS
THE FUTURE
OF EARTH?
Dibuat oleh :
Astronomi Lingkungan
2015
CONTENTS
Light Pollution General
Light Pollution Observatory
Space Debris
Space Travel
Radiation Hazard
Space Weather
Climate Variability
Exoplanet Exolife
kalian
mencoba
lakukan?
Pernahkah
untuk
menikmati
pemandangan langit
malam?
mungkin
pemandangan
dengan
beranekaragam
hiasan
lampu
(baik
yang
yang
mengalami
gradasi(pencampuran
warna).
Itulah langit yang seharusnya yang dihiasi oleh cahaya alami dari bintang,
pemandangan yang mungkin hanya dapat dinikmati oleh kakek, nenek,
orang tua kita, dan beberapa dari kita. Bagaimana dengan anak kita, cucu
kita? Sayangnya mereka akan sulit untuk mendapatkannya jika kondisi
langit masih seperti saat ini, atau lebih parah lagi. Ini semua tidak lain
adalah akibat polusi cahaya.
Polusi Cahaya
Kita kembali ke 140 tahun yang lalu, sekitar tahun 1870-an di negara bagian
New Jersey, Amerika Serikat. Seseorang berhasil mengembangkan sebuah
teknologi untuk menerangi kota saat itu yaitu lampu pijar. Orang tersebut
adalah Thomas Alva Edison. Ini merupakan jenis lampu pertama yang
ditemukan. 140 tahun kemudian, pada tahun 2010-an teknologi lampu
berkembang pesat, dan konsumennya pun meningkat tajam karena
mudahnya untuk mendapatkan sebuah lampu . Dampak buruknya adalah
banyak masyarakat yang menggunakan lampu atau penerangan secara
kurang efektif. Akibatnya timbul masalah lain yang kita kenal dengan polusi
cahaya.
Hormon
ini
dikeluarkan
oleh
kelenjar
berbentuk
2. silau (glare)
hormon
yang
melatonin
masuk.
Jadi
lebih
cepat
akan
langit malam menjadi lebih terang dari biasanya. Hal ini disebabkan
adalah
dampak
menyebabkan
dengan jelas menjadi kabur atau bahkan tidak terlihat. Efek lebih lanjut
menetas
bermigrasi.
menetas
Bulan sebagai
disorientasi
dan
burung
Penyu
yang
menggunakan
arah,
yang
baru
cahaya
petunjuk untuk
cahaya yang diterima oleh mata dalam jangka waktu yang panjang
kota.
Satwa
liar
menyesuaikan
(circadian rhythm).
siklus
dan
ikan
hidupnya
Bumi. Namun, akibat polusi cahaya pada malam hari daerah tersebut
akan tetap terang sehingga berpengaruh kepada kegiatan tidur,
mencari makan, sampai perilaku kawin yang bisa berimbas kepada menurunnya populasi mamalia, serangga,
amfibi, dan reptil.
Banyak burung yang mati karena menabrak sumber cahaya di perkotaan. Hal ini terjadi karena burung
lebih tertarik pada sumber cahaya di malam hari. Selain itu, polusi cahaya juga menyebabkan burung-burung
bermigrasi tanpa arah dan tidak pernah tiba di tempat tujuan.
Dampak ketiga adalah terhadap ekonomi. Banyak energi yang terbuang percuma karena penggunaan
lampu yang tidak efektif di malam hari bahkan kadang kita lupa mematikan lampu di siang hari. Energi yang
terbuang ini menyebabkan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh individu maupun negara. Ini juga
yang menjadi salah satu alasan kenapa Earth Hour diadakan. Dengan mematikan lampu selama satu jam
dapat menghemat energi yang dikeluarkan untuk pencahayaan. Momen ini juga bisa dimanfaatkan semua orang
untuk menikmati pemandangan langit malam yang bebas dari cahaya lampu.
Apa Solusinya?
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi cahaya, baik yang sederhana dan
mudah maupun yang berskala besar. Salah satu contohnya setiap lampu luar memakai tudung.
Tudung lampu yang baik mengurangi 90% cahaya lampu ke atas, sehingga lampu dapat berfungsi lebih
efisien untuk meneragi jalan di bawahnya, sementara bagian langit akan tetap gelap. Selain itu gunakan juga
lampu yang hemat energi, bukan lampu pijar maupun lampu berbahan dasar merkuri.
Dapat juga dengan melakukan penanaman pohon. Pohon dapat menjadi tembok alami agar cahaya
tersebut tidak diteruskan ke langit. Gunakan juga lampu yang hemat energi, bukan lampu pijar maupun lampu
berbahan dasar merkuri.
Semua ini dilakukan agar mengurangi polusi cahaya karena pemandangan langit malam adalah anugerah Tuhan
yang diberikan untuk seluruh umat manusia. Tanggung jawab manusia jugalah untuk merawat dan menjaganya.
Ini bukan hanya masalah yang akan dihadapi oleh kita, akan tetapi juga akan dirasakan oleh anak cucu kita
kelak.
1923.Pada
Bosscha
masih
Sterrenwacht.
saat
saat
itu,
Setelah
pada
Observatorium
pemerintah
sempat
tanggal
Bosscha
Indonesia.
observatorium
Bosscha
bernama
berlangsungnya
akhirnya
Observatorium
diberhentikan
Perang
17
Dunia
Oktober
diserahkan
Sejak
Bosscha
II,
1951
kepada
saat
menjadi
itu,
pusat
Bosscha
masih
menjadi
observatorium
terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan observatorium Signal Hill di Malaysia dan observatorium Nasional
Thailand. Singkat kata, Bosscha telah menjadi homebase bagi penelitian astronomi di negeri ini.
Namun,
seiring
observatorium
berjalannya
Bosscha
waktu,
semakin
sulit
pengamatan
dilakukan.Ini
objek-objek
dipengaruhi
langit
oleh
di
polusi
bisnis
dan
pariwisata
serta
pemukiman
penduduk
mau
tak
mau
Dengan semakin menurunnya tingkat terang langit di Bosscha, membuat Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) berencana membangun pusat observatorium baru di daerah Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Rencana ini telah dimulai sejak tiga tahun silam, namun pembangunannya benar-benar akan dimulai pada tahun
depan. Kupang dipilih sebagai lokasi pembangunan observatorium karena daerah tersebut termasuk salah satu
daerahyang paling kering di Indoenesia. Hal ini ditambah dengan tingkat kecerahan langitnya yang masih tinggi
dibandingkan di daerah lain di Indonesia.
Peneliti astronomi ITB, Moedji Raharto mengungkapkan, pemindahan dan pengembangan Bosscha oleh pemerintah
ke NTT, dianggap kebutuhan mendesak untuk penelitian astronomi.Menurutnya, semakin berkembangnya penelitian
astronomiakan berdampak positif terhadap eksistensi negara. Kita perlu patroli langit bersama dari seluruh wilayah
Indonesia.Dan sebetulnya langit itu memberikan tantangan berpikir bagi manusia.Jadi mencerdaskan kehidupan
berbangsa.Sehingga kita semuanya punya kesadaran bahwa langit di atas kita itu sangat luas, ungkap Moedji
Raharto.
Dengan adanya pembangunan observatorium Bosscha di Kupang, diharapkan Indonesia dapat mengatasi masalah
pengamatan yang saat ini terjadi di Lembang.Pembangunannya sendiri diharapkan telah selesai pada tahun
2019.Bukan waktu yang singkat tentu saja, namun sambil menunggu observatorium tersebut selesai dibangun,
tidak ada salahnya para peneliti dan astronom semakin menggecarkan gerakan anti polusi cahaya kepada
masyarakat sekitar Lembang. Tiada lain tiada bukan untuk langit Lembang yang lebih cerah. Bukan begitu?
SPACE DEBRIS
SAMPAH ANTARIKSA
A. PENGERTIAN
ampah Antariksa, dikenal juga dengan puing-puing orbital atau limbah ruang angkasa, adalah koleksi atau
sisa benda-benda mati buatan manusia yang berada pada orbit bumi. Contoh-contoh kecil seperti sisa roket
missionspace (rocket bodies), satelit yang sudah off, puing-puing benda yang hancur di ruang angkasa
(debries), dll.
B. SEJARAH
Sejak tahun 1957 terdapat 6.000 satelit
diluncurkan ke ruang angkasa dan 3338 satelit masih
beroperasi dan tidak aktif lagi. Sebanyak 1820 badan
roket yang tidak berfungsi lagi dan 7789 serpihan
logam mengitari Bumi. Tabrakan antar satelit dan
roket-lah penyumbang terbesar sampah antariksa.
Pecahan yang terbentuk dikelompokkan dalam
berbagai ukuran yaitu lebih kecil dari 0,1 mm, antara
0,1 mm 1 cm dan antara 1 10 cm. Ukuran yang
kecil tersebut tidak bisa dideteksi oleh radar dan
jumlahnya mencapai puluhan juta.
C. PENYEBAB
Pecahan-pecahan benda langit atau benda buatan
manusia seperti satelit dan pesawat antariksa yang
sudah tidak berfungsi terperangkap dalam gaya
tarik gravitasi bumi, dan kemudian mengorbit bumi
disebabkan karena :
PERJALANAN
ANTARIKSA
Sejak manusia modern muncul dalam sejarah, hingga
abad-abad terakhir, peradaban manusia masih "terikat"
pada Bumi, belum mampu menjangkau awan, apalagi
ruang angkasa. Barulah dalam seratus tahun terakhir
penerbangan manusia dan pesawat roket mampu
mewujudkan semuanya. Dalam kurun waktu itu, umat
manusia sudah mampu mengirim orang ke bulan,
menerbangkan robot penjelajah ke Mars, dan mengutus
wahana teleskop antariksa hingga ke tata surya dan
membawa citra semesta lebih dekat lagi ke mata kita.
Namun, sesungguhnya, sejak kapan perjalanan antariksa
dimulai, dan ke mana sebetulnya arah penjelajahan
ruang angkasa akan bermuara?
Banyak sumber menyatakan bahwa pengarungan
antariksa dimulai pada 1957, sejak Uni Soviet
meluncurkan satelit Sputnik 1. Padahal, pada 1942
sebenarnya Jerman sudah melakukan percobaan
meluncurkan V2, roket pertama yang mencapai 100
kilometer dari permukaan Bumi (perbatasan dengan
ruang angkasa). Roket ini didesain oleh Wernher Von
Braun, yang kemudian bekerja di NASA sebagai pembuat
roket yang kelak diluncurkan ke bulan.
Sejarah juga mencatat bahwa pada 1947, hewan pertama
diluncurkan ke ruang angkasa. Lalat buah dijadikan
"kelinci percobaan" untuk mempelajari efek perjalanan
antariksa terhadap hewan. Lalat dijadikan hewan uji
karena ternyata memiliki banyak kesamaan dengan
manusia (hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya).
Dua tahun kemudian, Albert II menjadi monyet pertama
yang mencapai ruang angkasa. Ia adalah monyet Rhesus,
jenis yang aslinya berasal dari Asia, dan diterbangkan
menggunakan roket V2 milik Amerika.
Demikianlah sekelumit upaya awal perintisan
penjelajahan antariksa. Lalu, ke mana sebetulnya
pengarungan ruang angkasa akan bermuara?
Setelah proyek-proyek antariksa yang bermuatan ilmiah
seperti mencari planet yang bisa dihuni, atau peluncuran
satelit cuaca, bahkan mata-mata, perjalanan antariksa
Tokoh
lain
yang
melakukan
penemuan di bidang radiasi salah
satunya adalah Antoine Henri
Becquerel. Ilmuwan berkebangsaan
Perancis tersebut adalah penemu
radioaktivitas. Setahun setelah sinar-X
ditemukan oleh Rontgen, Becquerel
berfikir, apakah sinar-X tidak dapat
diproduksi dari kegiatan sinar
matahari biasa di atas substansi nonmetal?
gelombang
elektromagnetik,
partikel energi tinggi angin
matahari, dan sinar kosmik yang
memiliki energi besar dengan orde
hingga MeV. Sumber radiasi dari
luar Tata Surya misalnya sinar
kosmik dari galaksi kita, Bima
Sakti, atau galaksi lainnya,
memiliki energi jauh lebih besar
dari sinar komik hasil aktivitas
matahari, dengan orde hingga
GeV.
Mengapa sinar kosmik begitu
berbahaya bagi kita? Apa yang
terkandung dalam sinar kosmik?
Sinar kosmik terdiri dari partikel
proton, elektron, dan ion dengan
energi yang sangat tinggi.
Bergerak
dengan
kecepatan
mendekati kecepatan cahaya.
Partikel-partikel tersebut berasal
dari ledakan bintang, inti galaksi,
galaksi aktif, dan lainnya. Jika
memasuki atmosfer bumi, maka
akan terjadi hujan sinar kosmik
atau
cosmic-ray
air-shower.
Komposisi sinar kosmik terdiri
dari 85% proton, 14% partikel alfa,
dan 1% inti berat. Sinar kosmik
sangat berbahaya bagi manusia,
karena dapat merusak DNA
permanen dan menyebabkan
kanker.
Sudah pasti ada resiko yang ditimbulkan ketika kita melakukan eksplorasi antariksa. Aspek-aspek yang akan terkena
resikonya adalah tubuh kita tentunya, mulai dari sirkulasi darah, otot, tulang, hingga gangguan kesehatan lainnya.
Resiko-resiko ini tidak hanya dari paparan radiasi saja, tetapi kebiasan kita ketika kondisi yang jauh berbeda dengan
kondisi di Bumi, misal saja gravitasi.
Bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari radiasi antariksa jika kita terpapar terlalu banyak, adalah kanker. Pertumbuhan sel
di tubuh kita akan terganggu oleh partikel-partikel bermuatan tersebut. Selain itu adalah tissue degenerative effects atau
efek penurunan jaringan, ini disebabkan kerja sel yang menurun atau terganggu, jaringan-jaringan pada tubuh kita
menjadi tidak sempurna pada keberjalanannya, akan menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan tubuh seperti katarak
dan cardiovascular diseases.
Selain dari partikel-partikel bermuatan, bahaya yang akan timbul disebabkan oleh kebiasaan kita ketika eksplorasi
antariksa, salah satunya adalah masalah mikrogravitasi, yang akan berdampak pada susunan tulang dapat mengakibatkan
osteoporosis, lalu kandungan air dalam tubuh kita pun dapat mengalami distribusi yang tidak seimbang, lalu
berkurangnya massa otot, kelainan pada ginjal, dan lainnya.
SPACE WEATHER
Selama ini orang-orang mengenal cuaca sebagai
kondisi langit di bumi seperti langit yang cerah,
berawan, atau hujan. Sebenarnya istilah cuaca juga
digunakan di antariksa. Namun hal itu berbeda
dengan cuaca di bumi, cuaca antariksa meliputi
aktivitas matahari,
angin
surya, keadaan
magnetosfer, termosfer, dan ionosfer.
Cuaca antariksa terjadi setiap saat yang efeknya
berpengaruh pada teknologi (satelit, wahana
antariksa) dan kehidupan manusia. Angin surya
misalnya, dengan medan magnetnya yang terbawa
hingga ke bumi berpotensi meningkatkan konsentrasi
ozon yang menyebabkan naiknya temperatur di
permukaan bumi. Keselamatan dan kesehatan
astronot yang sedang memiliki misi di luar angkasa
juga akan terancam dengan radiasi elektromagnetik
dan partikel bermuatan.
Matahari
memiliki
aktivitas-aktivitas
dalam
kesehariannya berupa sunspot (bintik hitam), flare
(ledakan matahari), prominensa, lubang korona
sebagai sumber angin matahari berkecepatan
tinggi, dan Coronal Mass Ejection (Lontaran Massa
Korona). Aktivitas matahari tersebut terjadi secara
siklik. Ketika banyak ledakan flare dan CME,
menandakan tingginya aktivitas matahari. Saat
intensitas ledakan sudah menurun, aktivitas matahari
berkurang meskipun cuaca antariksa tetap perlu
diwaspadai mengingat bahwa cuaca antariksa
selalu terjadi setiap saat. Adanya CIR dan sinar
kosmik yang bahkan lebih berpengaruh dari
aktivitas matahari.
Dampak khusus akibat aktivitas matahari berupa
semburan radio matahari (Solar radio burst), badai
matahari dan CIR, gangguan sistem dan orbit
wahana antariksa. Semburan radio disebabkan oleh
perubahan kondisi plasma di atmosfer matahari
karena perubahan jumlah dan laju artikel yang
terlontar dari matahari. Efeknya adanya pancaran
gelombang elektromagnetik pada rentang panjang
gelombang radio yang disebut sebagai semburan
radio matahari. Lain pula dengan semburan radio
matahari, CME dan flare yang disebut sebagai
badai matahari berdampak pada wahana antariksa
Proteksi Radiasi
BAB I
Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi
Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom
atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin
memang sudah alamiah atau buatan manusia, oleh karena itu ada sumber
radiasi alam dan sumber radiasi buatan. Sumber radiasi itu sendiri dapat
dibedakan menjadi sumber yang berupa zat radioaktif dan sumber yang
berupa mesin, seperti pesawat sinar-X, akselerator, maupun reaktor nuklir.
Adapun jenis radiasi dapat dibedakan menjadi radiasi partikel bermuatan,
radiasi partikel tak bermuatan, dan gelombang elektromagnetik atau foton.
Ketiga jenis radiasi ini mempunyai karakteristik fisis dan cara interaksi dengan
materi yang sangat berbeda.
Alpha
Partikel alpha terdiri dari dua buah proton dan dua buah neutron, identik
dengan inti atom Helium, serta mempunyai muatan listrik positif sebesar 2
muatan elementer. Radiasi alpha dipancarkan oleh zat radioaktif, atau dari
inti ataom yang tidak stabil. Jumlah proton dan jumlah neutron di dalam
inti atom yang memancarkan radiasi alpha akan berkurang dua.
Proteksi Radiasi
Beta
Terdapat dua jenis radiasi beta yaitu beta positif dan beta negatif. Beta
negatif identik dengan elektron, baik massa maupun muatan listriknya
sedangkan beta positif identik dengan positron (elektron yang bermuatan
positif). Elektron mempunyai massa yang sangat ringan bila dibandingkan
dengan partikel nukleonik lainnya ( 0) sedangkan muatannya sebesar
satu muatan elementer.
Proteksi Radiasi
elektron
Radiasi elektron mempunyai sifat yang sama dengan radiasi beta negatif,
yang membedakan adalah asalnya. Partikel beta berasal dari inti atom
sedangkan elektron berasal dari atom. Radiasi elektron dapat berasal dari
zat radioaktif yang meluruh dengan cara internal conversion atau dari
mesin berkas elektron (akselerator).
Proton
Radiasi proton merupakan pancaran proton yang mempunyai massa 1
sma (satuan massa atom) dan mempunyai muatan positif sebesar satu
muatan elementer. Radiasi proton dihasilkan dari akselerator proton.
Ionisasi
Proses ionisasi adalah peristiwa lepasnya elektron dari orbitnya karena
ditarik atau ditolak oleh radiasi partikel bermuatan. Elektron yang lepas
menjadi elektron bebas sedang sisa atomnya menjadi ion positif. Setelah
melakukan ionisasi energi radiasi akan berkurang sebesar energi ionisasi
elektron. Peristiwa ini akan berlangsung terus sampai energi radiasi
partikel bermuatan habis terserap. Radiasi alpha yang mempunyai massa
maupun muatan lebih besar mempunyai daya ionisasi yang lebih besar
daripada radiasi yang lain.
Proteksi Radiasi
Eksitasi
Proses eksitasi adalah peristiwa loncatnya (tidak sampai lepas) elektron
dari orbit yang dalam ke orbit yang lebih luar karena gaya tarik atau gaya
tolak radiasi partikel bermuatan. Atom yang mengalami eksitasi ini disebut
dalam keadaan tereksitasi (excited state) dan akan kembali kekeadaan
dasar (ground state) dengan memancarkan radiasi sinar-X.
Brehmsstrahlung
Proses Brehmsstrahlung adalah peristiwa dibelokkannya atau bahkan
dipantulkannya radiasi partikel bermuatan oleh inti atom dari bahan. Ketika
radiasi tersebut dibelokkan atau dipantulkan maka akan timbul perubahan
momentum sehingga terjadi pemancaran energi berbentuk gelombang
elektromagnetik yang disebut sebagai Brehmsstrahlung.
Proteksi Radiasi
Reaksi Inti
Dalam peristiwa ini, radiasi partikel bermuatan berhasil masuk dan
ditangkap oleh inti atom bahan, sehingga inti atom bahan akan berubah,
mungkin menjadi inti atom yang tidak stabil. Fenomena ini disebut sebagai
proses aktivasi. Akan tetapi ada juga yang hanya sekedar bereaksi tanpa
menghasilkan inti yang tidak stabil seperti reaksi partikel alpha bila
mengenai bahan Berilium akan menghasilkan unsur Lithium dan radiasi
neutron.
+ Be
Li + n
Berbeda dengan tiga peristiwa di atas, peristiwa reaksi inti ini tidak terjadi
pada semua jenis materi.
Proteksi Radiasi
Tumbukan elastik
Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikelpartikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan
elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron
diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut terpental
sedangkan neutronnya dibelokkan/dihamburkan.
Proteksi Radiasi
tidak
banyak
berkurang.
Oleh
karena
itu,
bahan
yang
Reaksi Inti
Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai
neutron termal (En < 0,025 eV), maka kemungkinan neutron tersebut
ditangkap oleh inti atom bahan penyerap akan dominan sehingga
membentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom yang tidak
stabil. Peristiwa ini yang disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu
mengubah bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif. Peristiwa aktivasi
neutron ini juga dapat disebabkan oleh neutron cepat meskipun dengan
probabilitas kejadian yang lebih rendah.
Proteksi Radiasi
Gamma
Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam keadaan
tereksitasi
(bedakan
dengan
atom
yang
tereksitasi).
Setelah
Sinar-X
Sebenarnya dikenal dua jenis sinar-X yaitu yang dihasilkan oleh atom
dalam keadaan tereksitasi (sinar-X karakteristik) dan yang dihasilkan oleh
proses interaksi radiasi partikel bermuatan (brehmsstrahlung).
tertentu
sesuai
dengan
jenis
unsurnya,
sedangkan
Proteksi Radiasi
Efek Compton
Peristiwa efek Compton sangat menyerupai efek foto listrik kecuali energi
foton yang mengenai materi tidak diserap sepenuhnya sehingga masih
ada sisa energi foton yang dipantulkan atau dibelokkan.
10
Proteksi Radiasi
Produksi Pasangan
Peristiwa ini menunjukkan kesetaraan antara massa dengan energi
sebagaimana diperkenalkan pertama kali oleh Einstein. Bila sebuah foton
yang mengenai materi berhasil masuk sampai ke daerah medan inti
(nuclear field) dan mempunyai energi lebih besar dari 1,022 MeV maka
foton tersebut akan diserap habis dan akan dipancarkan pasangan
elektron positron. Positron adalah anti partikel dari elektron, yang
mempunyai karakteristik sama dengan elektron tetapi bermuatan positif.
11
VARIABILITAS
IKLIM
saling
ketergantungan
untuk
menjaga
makhluk
hidup.
Jika
terjadi
gangguan
evaporasi.
sehingga
Uap
air
termasuk
pemanasan
gas
semakin
(Global
Warming)
dan
iklim
ini
memiliki
dampak
jangka
aspek
lingkungan,
harus
kehidupan
ekonomi,
sosial,
manusia,
politik,
seperti
dan
lain
seimbang
dengan
energi
radiasi
yang
meningkat.
pemanasan
antariksa
sangat
bergantung
kepada
tentang
pengaruh
aktivitas
matahari
terhadap
bumi.
kenaikan terakhir.
Beberapa
di
maupun
rumah
gejala,
lokal)
parameter,
yang
dan
telah
variabel
diidentifikasi
kaca.
Terdapat
forcing
lain
(forcing
berkontribusi secara
hujan
1987)
dan
ketinggian
isobar
tertentu.
Studi
sama
dengan
siklus
matahari
selama
Kenaikan tajam suhu rata rata pada tahun 1920an dan penurunannya kemudian dalam selang
1940 1970 samasekali tidak konsisten dengan
skenario kenaikan monoton konsentrasi gas rumah
kaca dalam selang waktu yang sama.
Djamaluddin (2001) menyatakan bahwa polavariasi
temporal
mengindikasikan
iklim.
dan
spasial
adanya
parameter
pengaruh
iklim
aktivitas
Seperti disinggung sebelumnya, pencarian akan exoplanet yang penuh akan syarat sebagai planet yang dapat
kita huni sangatlah sulit. Karakteristik Bumi yang diperlukan, seperti kandungan atmosfer Bumi yang tediri dari
80% gas nitrogen, 20% gas oksigen, dan gas lainnya, mutlak untuk dipenuhi. Mengapa demikian? Karena
dengan kandungan atmosfer demikian, dapat menangkal segala efek radiasi juga partikel-partikel lain seperti
yang disebabkan oleh Matahari, dengan kata lain, atmosfer merupakan perisai terluar dari suatu planet. Selain
sebagai perisai, atmosfer suatu planet menjadi penyeimbang kondisi dalam planet tersebut. Banyak aspek
yang dipengaruhi oleh atmosfer, misalnya temperatur dan kelembapan udara, yang tentunya mendukung
manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup di planet tersebut.
Adakah exoplanet yang menyerupai karakteristik Bumi agar dapat menjadi planet yang habitable? Badan
antariksa NASA mulai melakukan eksplorasi untuk pencarian exoplanet yang dapat dihuni sejak 2009.
Pencarian ini disebut dengan misi Kepler. Misi ini dinamai atas ilmuwan berkebangsaan Jerman, Johannes
Kepler. Ternyata hingga pertengahan 2015, misi Kepler ini membuahkan hasil karena menemukan exoplanet
yang menyerupai Bumi, dan dinamakan Kepler-425b. Sebenarnya sudah banyak exoplanet lain yang
ditemukan dan diamati, tetapi Kepler-425b inilah yang paling menyerupai karakteristik Bumi. Bagaimanakah
karakteristik Kepler-425b dibandingkan dengan karakteristik Bumi?