You are on page 1of 11

Asuhan Keperawatan Morbili

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Morbili adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus yang
umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis khas 3 stadium (1) stadium masa
tunas berlangsung kira kira 10-12 hari, (2) stadium prodromal (kataral) dengan gejala pilek dan
batuk yang meningkat dan ditemukan enantem pada mukosa pipi (bercak koplik), faring dan
peradangan mukosa konjungtiva (3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang
telinga menyebar ke muka, badan, lengan, dan kaki.

2. Etiologi
Virus campak termasuk golongan paramyxovirus, penyebabnya ialah virus morbili yang
penularannya dengan droplet dan kontak, penularan secara droplet melalui udara-udara, sejak 1-2
hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam dan sedikit virus sudah dapat
menimbulkan infeksi. Virus campak tidak memiliki daya tahan tinggi dan berada di secret
nasofaring dan di dalam darah, minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat
sesudah timbulnya ruam. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperature kamar, 15 minggu
didalam pengawetan beku, minimal 4 minggu disimpan dalam temperature 355C, dan beberapa
hari pada suhu 05C. Virus tidak aktif pada pH rendah.

3. Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur
hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan
secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan
mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili
ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia
menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak
dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang
kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Morbili dapat ditularkan dengan beberapa cara,antara
lain :

1) Percikan ludah yang mengandung virus


2) Kontak langsung dengan penderita
3) Penggunaan peralatan makan & minum bersama.
4)

Penderita dapat menularkan infeksi dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan
selama ruam kulit ada.

5) Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada
seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
1) Bayi berumur lebih dari 1 tahun
2) Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
3) Daya tahan tubuh yang lemah
4) Belum pernah terkena campak
5) Belum pernah mendapat vaksinasi campak
6) Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

4. Patofisiologi

5. Manifestasi Klinis
Stadium penyakit campak :
1) Stadium kataral (prodormal)
Stadium berlangsung 4-5 hari
Panas
Malaise
Batuk
Fotofobia
Konjungtivis
Koriza
Akhir stadium (24 jam) timbul bercak koplik berwarna putih kelabu, dikelilingi oleh eritema
Lokasi di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia
2) Stadium erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah
Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole
Muncul eritema berbentuk macula-papula disertai naiknya suhu badan
Eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian
belakang bawah
Rasa gatal
Muka bengkak
Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah leher belakang
Diare
Muntah
Black measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus
3) Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama
kelamaan akan hilang sendiri
Kulit bersisi
Suhu turun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi

6. Masalah Yang Lazim Muncul


1)
2)
3)
4)

Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d adanya batuk


Kerusakan integritas kulit b.d adanya rash
Resiko ketidakseimbangan elektrolit
Gangguan citra tubuh

5) Ketidakefektifan termoregulasi tubuh


6) Gangguan rasa nyaman
7) Diare

7. Discharge Planning
1) Jalani pola hidup yang bersih dan higienis
2) Hindari penularan melalui ciuman, penggunaan handuk atau pisau cukur bersama
3) Hindari memencet atau memecahkan lepuhan karena dapat menyebabkan infeksi sekunder
4) Jangan menggosok atau menyentuh mata sehabis menyentuh lepuhan karena dapat
menyebabkan penyebaran virus ke kornea yang mengakibatkan kebutaan
5) Cucilah tangan setiap kali sesudah menyentuh herpes
6) Banyak minum air putih
7) Makan makanan yang banyak mengandung nutrisi supaya dapat membuat daya tahan tubuh
meningkat
8) Berikan imunisasi campak aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih

8. Pencegahan Infeksi Silang


Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan upaya untuh mencegah perluasan
infeksi adalah dengan cara sekitar empat hari sebelum muncul ruan sampai empat hari
setelahnya, maka penderita campak sebaiknya tidak kembali ke kegiatan di mana mereka
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini untuk melindungi teman ataupun keluarga agar tidak
tertular campak terutama bagi mereka yang belum di imunisasi campak. Menempatkan anak
pada ruang khusus atau mempertahankan isolasi di rumah sakit dengan melakukan pemisahan
penderita pada stadium kataral yakni dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya
rash yang dapat mengurangi keterpajanan pasien-pasien dengan risiko tinggi lainnya.
Vaksinasi atau imunisasi campak termasuk program imunisasi wajib, diberikan kepada bayi
di atas enam bulan. Di indonesia imunisasi campak umumnya diberikan pada usia 9 bulan.
Dengan imunisasi campak ini diharapkan dapat mencegah anak agar tidak terkena penyakit
campak, atau setidaknya dapat mengurangi risiko komplikasi (campak yang berat) jika ternyata
tetap terkena penyakit campak.

A. Konsep dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian

a. Observasi umum :

Kaji kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam pemeriksaan.


Inspeksi penampilan umum anak.
Perhatikan :

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Bernapas anak : sesak, batuk, coryza.


Ruam pada kulit, konjungtivitis dan fotofobia.
Suhu tubuh anak.
Pola tidur anak.
Pola eliminasi.
Pemeriksaan Fisik :
Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia.
Kepala : sakit kepala.
Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung (pada stadium

erupsi ).
Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.
Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka,

lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam).


Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, ronchi, sputum.
Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.
Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare.
Keadaan Umum : Kesadaran, TTV.

b. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan


1)
2)
3)
4)
5)
6)

Riwayat ibu hamil yang menderita morbili.


Riwayat imunisasi.
Riwayat kontak dengan penderita morbili.
Riwayat pengobatan/upaya pengobatan.
Makan makanan kurang gizi.
Kurangnya hygiene personal dan lingkungan.

c.

Pola Nutrisi Metabolik

1)
2)
3)
4)
5)

Apakah terjadi penurunan berat badan.


Apakah ada alergi makanan.
Apakah anoreksia.
Mual, muntah.
Kaji makanan kesukaan untuk memodifikasi diet.

d. Pola Eliminasi

1) Diare
2) BAK : volume, berapa kali sehari, kepekatan urin.
e.

Pola Aktivitas dan Latihan

1) Kelemahan, letih, lesu


2) Kebutuhan harian.
f.

Pola Tidur dan Istirahat

1)
2)
3)
4)

Jumlah jam tidur


Pemakaian obat tidur
Lingkungan nyaman/tidak
Kebiasaan sebelum tidur.

g. Pola Persepsi dan Kognitif


1)
2)
3)
4)
5)
6)

Apakah anak rewel/cengeng/cemas


Penerimaan anak terhadap tindakan perawatan/medis
Konjungtivitis
Nyeri edema
Kejang
Gatal

h. Pola Peran dan Hubungan Sosial


1) Hubungan dengan orangtua dan saudara
2) Peran anak dalam keluarga
3) Kecemasan orangtua.

2. Diagnosa Keperawatan
a.

Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme viruler

b. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya batuk


c.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rash

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
e.

Intoleransi aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dini kelompok sebaya

f.

Gangguan suhu tubuh (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan proses infeksi

g. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun
h. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun.

i.

Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit berhubungan dengan kurang informasi
mengenai penyakit dan komplikasinya

3. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA I : Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme viruler
INTERVENSI
RASIONAL
1. Menempatkan anak pada rauang khusus
1. Menghindari resiko penyebaran infeksi
2. Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika 2. Menghindari resiko penyebaran infeksi
3. Mengurangi dan menghindari penyebaran
melakukan kontak dengan anak
3. Pertahankan istirahat selama periode pedromal infeksi
4. Berikan antibiotik sesuai order
4. Mengurangi resiko penyebaran infeksi
DIAGNOSA II : Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya batuk
INTERVENSI
1. Kaji status pernapasan (irama, kedalaman,

RASIONAL
Mempengaruhi status kesehatan umum
Mengetahui status kesehatan umum
Memudahkan klien untuk bernapas
Membantu klien beraktivitas
Mengurangi batuk
Memudahkan pernapasan
Mengurangi batuk sehingga memudahkan

hari sesuai dengan kemampuannya.


5. Anjurkan anak untuk banyak minum
6. Berikan O2 sesuai indikasi
7. Berikan obat-obatan yang dapat meningkatkan

pernapasan.

1.
2.
suara napas, penggunaan otot bantu
3.
pernapasan, bernapas melalui mulut).
4.
2. Kaji TTV
5.
3. Berikan posisi semi fowler / fowler
6.
4. Bantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-7.

efektifnya jalan napas.

DIAGNOSA III : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rash


INTERVENSI
RASIONAL
1. Pertahankan kuku anak tetap pendek, jelaskan
1. Menghindari kerusakan integritas kulit
2. Mengurangi rasa gatal
anak untuk tidak menggaruk rash
3. Mencegah alergi
2. Berikan obat antihistamin sesuai order dan
4. Mencegah infeksi dan iritasi
monitor efek sampingnya.

3.
4.

Berikan obat antihistamin sesuai order


5. Mengangkat sekret/krusta
Memandikan klien dengan menggunakan

sabun yang lembut


5. Bersihkan bulumata dengan air hangat.
DIAGNOSA IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
INTERVENSI
1. Kaji ketidak mampuan anak untuk makan
2. Berikan makanan disertai suplemen nutrisi
3. Kolaborasi pemberian nutrisi parentral jika

1.
2.
3.
4.
kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi
5.
kebutuhan giji anak.
6.
4. Nilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi

RASIONAL
Mengkaji kemampuan makan anak
Meningkatkan kualitas intake nutrisi
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
Mengetahui tumbuh-kembang anak
Mencegah mual muntah
Meningkatkan nafsu makan

(BB, lingkar lengan, membran mukosa)


5. Anjurkan orangtua untuk memberikan
makanan porsi kecil tapi sering
6. Sajikan makanan yang menarik dan
pertahankan kebersihan mulut anak.
DIAGNOSA V : Intoleransi aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dini kelompok
sebaya
INTERVENSI
RASIONAL
1. Berikan aktivitas ringan yang sesuai dengan 1. Supaya anak tidak lelah dan tidak terjadi
2.

usia anak
komplikasi lebih berat
Libatkan anak dalam mengatur jadwal harian2. Supaya anak tidak merasa bosan berada di
dan memilih aktivitas yang diinginkan

rumah sakit

DIAGNOSA VI : Gangguan suhu tubuh (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan proses
infeksi
INTERVENSI
1. Observasi TTV

RASIONAL
1. Mengetahui keadaan umum anak

2. Berikan kompres hangat

2. Menurunkan suhu tubuh

3. Kolaborasi pemberian antibiotik dan anti


piretik

3. Menurunkan suhu tubuh


4. Mencegah terjadinya kejang

4. Berikan obat sedative jika perlu


DIAGNOSA VII : Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan daya tahan tubuh
yang menurun
INTERVENSI
1. Berikan bedak salisil 1 % jika anak gatal

RASIONAL
1. Mengurangi rasa gatal

2. Memandikan anak dengan air hangat jika suhu2. Mengurangi rasa gatal
badan anak sudah turun
DIAGNOSA VIII : Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang
menurun
INTERVENSI
1. Sikap baring anak beberapa kali sehari

RASIONAL
1. Mencegah timbul iritasi

2. Berikan bantal untuk meninggikan kepalanya 2. Untuk mencegah sesak dan memudahkan
3. Jangan membaringkan anak didepan jendela
atau membawa keruangan selama masih
demam

pernapasan
3. Menghindari anak terkena angin kerena batuk
akan lebih parah

DIAGNOSA XI : Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit berhubungan dengan


kurang informasi mengenai penyakit dan komplikasinya
INTERVENSI
RASIONAL
1. Berikan Pen-Kes tentang imunisasi campak 1. Mencegah terjadinya penyakit campak
2.

Berikan penyuluhan tentang pentingnya gizi


2. Agar anak tidak mudah mendapat infeksi atau
yang baik bagi anak

Referensi :

timbulnya komplikasi yang berat

Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda (North American Nursing Diagnosis Association) Nic-Noc, Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : MediaAction

You might also like