Professional Documents
Culture Documents
2. Etiologi
Virus campak termasuk golongan paramyxovirus, penyebabnya ialah virus morbili yang
penularannya dengan droplet dan kontak, penularan secara droplet melalui udara-udara, sejak 1-2
hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam dan sedikit virus sudah dapat
menimbulkan infeksi. Virus campak tidak memiliki daya tahan tinggi dan berada di secret
nasofaring dan di dalam darah, minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat
sesudah timbulnya ruam. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperature kamar, 15 minggu
didalam pengawetan beku, minimal 4 minggu disimpan dalam temperature 355C, dan beberapa
hari pada suhu 05C. Virus tidak aktif pada pH rendah.
3. Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur
hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan
secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan
mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili
ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia
menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak
dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang
kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Morbili dapat ditularkan dengan beberapa cara,antara
lain :
Penderita dapat menularkan infeksi dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan
selama ruam kulit ada.
5) Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada
seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
1) Bayi berumur lebih dari 1 tahun
2) Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
3) Daya tahan tubuh yang lemah
4) Belum pernah terkena campak
5) Belum pernah mendapat vaksinasi campak
6) Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
Stadium penyakit campak :
1) Stadium kataral (prodormal)
Stadium berlangsung 4-5 hari
Panas
Malaise
Batuk
Fotofobia
Konjungtivis
Koriza
Akhir stadium (24 jam) timbul bercak koplik berwarna putih kelabu, dikelilingi oleh eritema
Lokasi di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia
2) Stadium erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah
Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole
Muncul eritema berbentuk macula-papula disertai naiknya suhu badan
Eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian
belakang bawah
Rasa gatal
Muka bengkak
Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah leher belakang
Diare
Muntah
Black measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus
3) Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama
kelamaan akan hilang sendiri
Kulit bersisi
Suhu turun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
7. Discharge Planning
1) Jalani pola hidup yang bersih dan higienis
2) Hindari penularan melalui ciuman, penggunaan handuk atau pisau cukur bersama
3) Hindari memencet atau memecahkan lepuhan karena dapat menyebabkan infeksi sekunder
4) Jangan menggosok atau menyentuh mata sehabis menyentuh lepuhan karena dapat
menyebabkan penyebaran virus ke kornea yang mengakibatkan kebutaan
5) Cucilah tangan setiap kali sesudah menyentuh herpes
6) Banyak minum air putih
7) Makan makanan yang banyak mengandung nutrisi supaya dapat membuat daya tahan tubuh
meningkat
8) Berikan imunisasi campak aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih
a. Observasi umum :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
erupsi ).
Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.
Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka,
c.
1)
2)
3)
4)
5)
d. Pola Eliminasi
1) Diare
2) BAK : volume, berapa kali sehari, kepekatan urin.
e.
1)
2)
3)
4)
2. Diagnosa Keperawatan
a.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
e.
f.
Gangguan suhu tubuh (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan proses infeksi
g. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun
h. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun.
i.
Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit berhubungan dengan kurang informasi
mengenai penyakit dan komplikasinya
3. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA I : Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme viruler
INTERVENSI
RASIONAL
1. Menempatkan anak pada rauang khusus
1. Menghindari resiko penyebaran infeksi
2. Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika 2. Menghindari resiko penyebaran infeksi
3. Mengurangi dan menghindari penyebaran
melakukan kontak dengan anak
3. Pertahankan istirahat selama periode pedromal infeksi
4. Berikan antibiotik sesuai order
4. Mengurangi resiko penyebaran infeksi
DIAGNOSA II : Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya batuk
INTERVENSI
1. Kaji status pernapasan (irama, kedalaman,
RASIONAL
Mempengaruhi status kesehatan umum
Mengetahui status kesehatan umum
Memudahkan klien untuk bernapas
Membantu klien beraktivitas
Mengurangi batuk
Memudahkan pernapasan
Mengurangi batuk sehingga memudahkan
pernapasan.
1.
2.
suara napas, penggunaan otot bantu
3.
pernapasan, bernapas melalui mulut).
4.
2. Kaji TTV
5.
3. Berikan posisi semi fowler / fowler
6.
4. Bantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-7.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi
5.
kebutuhan giji anak.
6.
4. Nilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi
RASIONAL
Mengkaji kemampuan makan anak
Meningkatkan kualitas intake nutrisi
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
Mengetahui tumbuh-kembang anak
Mencegah mual muntah
Meningkatkan nafsu makan
usia anak
komplikasi lebih berat
Libatkan anak dalam mengatur jadwal harian2. Supaya anak tidak merasa bosan berada di
dan memilih aktivitas yang diinginkan
rumah sakit
DIAGNOSA VI : Gangguan suhu tubuh (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan proses
infeksi
INTERVENSI
1. Observasi TTV
RASIONAL
1. Mengetahui keadaan umum anak
RASIONAL
1. Mengurangi rasa gatal
2. Memandikan anak dengan air hangat jika suhu2. Mengurangi rasa gatal
badan anak sudah turun
DIAGNOSA VIII : Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang
menurun
INTERVENSI
1. Sikap baring anak beberapa kali sehari
RASIONAL
1. Mencegah timbul iritasi
2. Berikan bantal untuk meninggikan kepalanya 2. Untuk mencegah sesak dan memudahkan
3. Jangan membaringkan anak didepan jendela
atau membawa keruangan selama masih
demam
pernapasan
3. Menghindari anak terkena angin kerena batuk
akan lebih parah
Referensi :
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda (North American Nursing Diagnosis Association) Nic-Noc, Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : MediaAction