You are on page 1of 16

Metodelogi Penelitian

Ilmu Keperawatan

A. Penelitian Deskriptif
a. Rancangan Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif Adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
(memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan.
Fenomena yang disajikan secara apa adanya tanpa menipulasi dan peneliti tidak mencoba
menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena bisa terjadi, oleh karena itu penelitian jenis
ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan
atau dilanjutkan dengan melakukan penelitian analitik.(Nursalam 2013)
Hubungan antarvariabel diidentifikasi untuk menggambarkan secara keseluruhan suatu
peristiwa yang sedang diteliti, tetapi penguji mengenai tipe dan tingkat hubungan bukan
merupakan tujuan utama dari suatu penelitian deskriptif. Cara menghindari bias dalam suatu
penulisan dilakukan dengan : (1) menghubungkan antara konsep dan operasional definisi
variabel, (2) seleksi sampel dan besarnya sampel, (3) instrumen yang valid dan reliabel, dan
(4) prosedur pengambilan data dengan adanya suatu kontrol lingkungan.(Nursalam 2013)
Rancangan penelitian meliputi identifikasi suatu peristiwa, identifikasi variabel, serta
mengembangkan teori dan operasional definisi dari variabel. Deskripsi variabel mampu
menginterpretasi makna suatu teori yang ditemukan dan populasi yang dapat digunakan
untuk penelitian selanjutnya. (Nursalam 2013). Jenis rancangan deskriptif adalah :
1) Rancangan penelitian studi kasus

Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit
penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau
institusi. Meskipun jumlah subjek cenderung sedikit namun jumlah variabel yang diteliti
sangat luas. Oleh karena itu, sangatlah penting mengetahui semua variabel yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.(Nursalam 2013)
Rancangan dari studi kasus bergantung dari keadaan kasus namun tetap
memperhitungkan faktor penelitian waktu. Riwayat dan pola perilaku sebelumnya
biasanya dikaji secara rinci. Keuntungan yang paling besar dari rancangan ini adalah
pengkajian secara rinci meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga didapatkan
secara jelas satu unit subjek secara jelas. Misalnya, studi kasus tentang asuhan
keperawatan klien infark miokard akut pada hari pertama serangan di RS. Penelitian akan
mengkaji variabel yang sangat luas dari kasus di atas mulai dari menemukan masalah
bio-psiko-sosio-spiritual.(Nursalam 2013)
2) Rancangan Penelitian Survei
Survei adalah suatu rancangan yang digunakan untuk menyediakan informasi
yang berhubugan dengan prevalensi, distribusi, dan hubungan antar variabel dalam
suatu populasi. Pada survei, tidak ada intervensi. Survei mengumpulkan informasi
dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Terdapat tiga metode yang sering digunakan dalam mengumpulkan data survei : (1)
wawancara melalui telepon (2) wawancara langsung , tatap muka dan (3) tanya jawab
dengan penyebaran kuesioner melalui surat. Keuntungan survei adalah dapat
menjaring responden secara luas dan dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil
informasi dapat dipergunakan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat

dari survei seringkali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu, pada penelitian
survei akan lebih baik jika dilaksanakan analisis secara bertahap.(Nursalam 2013)
b. Deskriptif Korelasional (Hubungan/asosiasi)
Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat
mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori
yang ada. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada. Penelitian korelasional
bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antarvariabel. Hubungan korelatif
mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel
yang lain. Dengan demikian pada rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan
minimal dua variabel. Contoh penelitian deskriptif korelasional dalam keperawatan
meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan klien kanker serviks
yang mengalami radioterapi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan
antara dukungan sosial dan kecemasan klien kanker serviks yang menjalani radioterapi.
(Nursalam 2013)

Skema Penelitian Deskriptif korelasional


Pengukuran

Variabel 1

Deskripsi
Variabel
Uji
Hubunga

Interpret
asi

Penelitian korelasional
biasanya dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti
Deskripsi

Variabel 2

Variabel

dapat diukur secara serentak dari suatu kelompok subjek. Hubungan antarvariabel
ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang bergerak dari -1 sampai dengan +1. Korelasi
-1 berarti korelasi negatif sempurna, sedangkan +1 berarti positif sempurna. Variabel
3

dikatakan berkorelasi positif apabila variasi suatu variabel diikuti sejajar oleh variabel
yang lain. Pada contoh kasus di atas, makin tua usia usia pemberi perawata, maka makin
tinggi risiko merasa jenuh. Bila variasi suatu variabel diikuti terbalik oleh variasi variabel
lainnya, maka kedua variabel tersebut berkorelasi negatif. (Nursalam 2013).
Cross sectional (Hubungan dan Asosiasi)
Penelitian cross-sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
suatu saat. Pada jenis ini, variabel independen independen dan dependen dinilai secara
simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek
penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi baik
variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja. Dengan studi
ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (Variabel dependen) dihubungan
dengan penyebab (variabel dependen). Misalnya peneliti ingin mempelajari hubungan
antara sikap perawat dan tingkat kecemasan klien infark miokard akut yang dirawat di
Ruang UGD. Peneliti pada saat itu menilai atau menanyakan sikap perawat sebagai
(variabel independen) kemudian menilai tentang kecemasan klien pada saat itu juga,
misalnya dengan menggunakan instrumen kecemasan dari Hamilto Anxiety Rating Scale
(HARS). (Nursalam 2013).
c. Rancangan Penelitian Komparatif
Menggunakan rancangan non-eksperimen : komparatif dalam ilmu keperawatan
sering digunakan pada penelitian klinis maupun komunitas. Mempunyai makna yang
hampir sama dalam epidemiologi, yang dikenal dengan istilah kohort dan kasus kontrol.
Rancangan ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada
kelompok subjek tanpa adanya suatu perlakuan dari peneliti(Nursalam 2013)
1) Kohort

Menurut Sastroasmoro & Ismail (1995) istilah kohort berasal dari Romawi kuno yang
berarti sekelompok tentara yang maju berbaris ke medan perang. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian epidemiologik non eksperimental yang mengkaji antara
variabel independen (faktor resiko) dan variabel dependen (efek/kejadian penyakit).
Pendekatan yang digunakan pada rancangan penelitian kohort adalah pendekatan
longitudinal atau time period approach. Sehingga jenis penelitian ini disebut juga
penelitian prosfektif. Menurut Sastroasmoro & ismail (1995) peneliti mengobservasi
variabel independen terlebih dahulu (faktor resiko), kemudian subjek diikuti sampai
waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh pada variabel dependen.(Nursalam
2013).
Prospeftif
Peneliti
mengobservasi
pada waktu ini
Tanpa resiko

Menilai Efek

Faktor
risiko

Efek
+/-

Faktor Non
resiko

Efek
+/-

Dan efek

Gambar 6.2 rancangan penelitian kohort (prospektiif) (sastroasmoro & ismall, 1995).

2) Kasus Kontrol (Case Control)


Jenis Penelitian ini merupakan kebalikan penelitian kohort, yaitu penelitian
melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu (efek, misalnya asma

bronkial), sedangkan variabel independen ditelusuri secara retrospektif untuk


menentukan ada tidaknya faktor (Variabel independen) yang berperan, misalnya
minum susu buatan.

Retrospektif
Menilai Faktor
Resiko

Peneliti
Mengobservasi pada
waktu ini
Kasus : Asma

Faktor Resiko

Kontrol : Tidak Asma


Faktor Resiko

Gambar 6.3 Skema rancangan penelitian Kasus Kontrol


Sabagai kontrol pada jenis penelitian kasus kontrol, dipilih kelompok subjek yang berasal
dari populasi yang berasal dari populasi yang karakteristiknya sama dengan kasus dan
hanya berbeda dalam hal terdapatnya penyakit atau kelainan (asma bronkial).(Nursalam
2013)

B. Penelitian Eksperimental
6

Penelitian eksperimental adalah suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk


mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan
manipulasi terhadap terhadap variabel bebas. Eksperimen merupakan rancangan
penelitian yang memberikan pengujian hipotesis yang paling tertata dan cermat,
sedangkan pada penelitian kohort atau kasus kontrol hanya sampai pada tingkat dugaan
kuat dengan landasan teori atau telah logis yang dilakukan peneliti. Namun studi ini
umumnya mahal dan pelaksanaanya rumit, sehingga penggunaanya terbatas. Dilihat dari
kemampuannya dalam mengontrol variabel-variabel penelitian, rancangan penelitian
eksperimental dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : (1) pra-eksperimental; (2) eksperimental
semu dan (3) eksperimental sungguhan.(Nursalam 2013)
1) Rancangan Penelitian Pra-eksperimental
a. One shot case study
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan intervensi/tindakan pada satu
kelompok kemudian diobservasi pada variabel dependen setelah dilakukan intervensi.
Misalnya, peneliti melakukan observasi pada percepatan penyembuhan luka pasca
operasi (dependen) setelah dilakukan mobilisasi (independen) (Nursalam 2013).
Subjek

Pra
Waktu 1

Perlakuan
l
Waktu 2

Pasca-Tes
O
Waktu 3

Keterangan :
- : tidak diobservasi sebelum tindakan
l

: intervensi

O : Observasi setelah intervensi


b. Rancangan pra-pascates dalam satu kelompok (One-gropu pra-post test design).
Ciri tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek di observasi sebelum dilakukan
7

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Misalnya, peneliti


mengobservasi proses involusi ibu pascasalin sebelum melakukan senam nifas,
kemudian keadaan involusi uterinya diobservasi setelah senam (Nursalam 2013).
Subjek

Pra

Perlakuan

Pasca-tes

Ol

Waktu 1

Waktu 2

Waktu 3

Keterangan
K : subjek (pascasalin)
O : observasi involusi uteri sebelum senam
l : Intervensi (senam nifas)
Ol : Observasi involusi uteri sesudah senam
Suatu kelompok sebelum dikenal perlakuan tertentu (I) diberi pra-tes, kemudian setelah
perlakuan, dilakukan pengukuran lagi untuk untuk mengetahui akibat dari perlakuan. Pengujian
sebab akibat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pra-tes dan post tes. Namun tetap
tanpa melakukan perbandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok lain.
Penelitian ini dipandang masih sangat lemah karena tidak melibatkan kelompok kontrol temuan
penelitian sangat ditentukan dengan karakteristik subjek. Apabila ditemukan atau tidak
ditemukan perbedaan anatara pra test dan pasca test, maka tidak dapat dipastikan apakah
perbedaan itu memang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan ataukah tidak (Nursalam
2013).

c. Static- group comparison design


Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada
kelompok subjek yang mendapat perlakuan, kemudian dibandingkan dengan
kelompok subjek yang tidak mendapatkan perlakuan (Nursalam 2013).

Subjek

Pra

Perlakuan

Pasca-Tes

K-A

O1-A

K-B

O1-B

Waktu 1

Waktu 2

Waktu 3

Keterangan :
K-A : subjek (pascasalin) perlakuan
K-B : subjek (pascasalin) kontrol
- : tidak diobservasi dan tidak dilakukan intervensi
O : Observasi Involusi uteri sebelum senam (kelompok perlakuan )
I : Intervensi senam nifas
O1(A+B) : Observasi Involusi uteri sesudah senam (kelompok perlakuan dan kontrol)

2) Rancangan Penelitian Eksperimen semu (Quasy-experiment).


Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol di sampling kelompok eksperimental. Tapi pemilihan
kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak. Rancangan ini menggunakan teknik
subjek yang telah terbentuk secara wajar (teknik rumpun), sehingga sejak awal bisa saja
kedua kelompok tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Apabila pada pasca tes
9

ternyata kedua kelompok itu berbeda, bukan disebabkan karena perlakuan tetapi sejak
awal kelompok itu berbeda.(Nursalam 2013).
Subjek

Pra

Perlakuan

Pasca-Test

K-A

O1-A

K-B

O1-B

Time 1

Time 2

Time 3

Keterangan :
K-A : subjek (pascasalin) perlakuan
K-B : subjek (pascasalin) kontrol
- : aktivitas lainnya (selain senam nifas yang telah diprogramkan)
O : observasi involusi uteri sebelum senam (kelompok perlakuan)
l : Intervensi (senam nifas)
O1 (A+B) : observasi involusi uteri sesudah senam (kelompok perlakuan dan kontrol).
Dalam rancangan ini, kelompok ekperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok
kontrol tidak. Pada kedua kelompok perlakuan diawali dengan pra-test, dan setelah
pemberian perlakuan diadakan pengukuran kembali (pasca-tes).(Nursalam 2013)
3) Rancangan eksperimental sungguhan (true-experiment)
Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok experimental yang dipilih dengan
menggunakan teknik acak. Pada kelompok perlakuan dilakukan suatu intervensi tertentu
kemudian kelompok kontrol tidak dilakukan tindakan. Penelitian ini biasanya dilakukan
pada binatang percobaan. Misalnya, peneliti ingin meneliti pengaruh pemberian obat A
terhadap penyembuhan penyakit pada kelompok perlakuan yang telah diberi bakteri
penyakit tertentu. Kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberi bakteri
penyakit tertentu, tetapi tidak diberikan jenis obat A(hanya plasebo). Pada penelitian
keperawatan jenis penelitian ini jarang dipergunakan (Nursalam 2013).
Ada beberapa jenis rancangan penelitian eksperimental yang dapat digolongkan
ke dalam kelompok ini :
10

Pasca test dengan kelompok eksperimen dan kelompok yang diacak


Pra-tes dan pasca test dengan kelompok eksperimen dan kontrol yang diacak
Gabungan keduanya (rancangan solomon)

a. Pasca tes dengan pemilihan


Pada rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok tidak diawali dengan pra-test.
Pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai (Nursalam
2013).

Subjek

Pra

Perlakuan

Pasca test

R : random (acak)
l : intervensi (senam nifas)
O : observasi involusi uteri sebelum senam
b. Pra-test dan pasca tes dengan pemilihan
Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok diawali dengan pra test, dan setelah
pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran kembali (pasca-test). Rancangan
penelitian ini mengikuti urutan prosedural yang sama dengan rancangan eksperimental
semu sejenis. Perbedaan terletak pada pemilihan subjek dengan menggunakan teknik
acak (Nursalam 2013).
Subjek

Pra

Pelakuan
11

Pasca test

R : Random (acak)
X : Variabel bebas atau perlakuan
O : Observasi (pengukuran)
c. Rancangan Solomon
Rancangan ini menggabungkan dua rancangan eksperimental sebelumnya
sehingga terbentuk rancangan yang melibatkan empat kelompok. Dua kelompok sebagai
kelompok eksperimen dan dua lainnya sebagai kelompok kontrol. Pada kedua kelompok
ekperimen diberi perlakuan sedangkan pada kedua kelompok kontrol tidak. Pada satu
pasangan kelompok ekperimen dan kontrol diawali dengan pra-test, sedangkan pada
pasangan yang lain tidak. Setelah pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran atau
pasca-test pada empat kelompok.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang kuat dan cermat terhadap
hasil penelitian dibandingkan penelitian lainnya, dan memungkinkan adanya suatu
perbandingan yang kompleks antara kelompok dan pengkajian efek dari pra-test pada
nilai pasca-tes. Rancangan ini juga mampu menetralkan kelemahan kelemahan
rancangan sebelumnya.
Subjek

Pra

Perlakuan

Pasca Test

12

R : Random (acak)
-

: Variabel bebas atau perlakuan

O : Observasi (pengukuran)
l : Intervensi (senam nifas).

C. Penelitian Analitik
1) Survei yang bersifat Analitik
Survei ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana atau How dan mengapa atau why
karena penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu keadaan
misalnya, mengapa masyarakat kampung ambon kelurahan kayu putih, kecamatan pulo
gadung, Jakarta timur kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan gigi di balai kesehatan
masyarakat FKUI ? survei analitik terdiri atas : cross sectional study, Kasus kontrol
dan kohort.(Budiarto 2008)
a. Penelitian analitik potong- lintang atau cross sectional study
Jenis penelitian in berusaha mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara
faktor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya. Faktor risiko dan dampak atau
efeknya diobservasi pada saat yang sama, artinya subyek peneliti diobservasi hanya
satu kalo saja dan faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada
saat diobservasi
Skema Penelitian potong lintang (Budiarto 2008)

Populas
i
Faktor
risiko +

Faktor
risiko 13

Dampak
+

Dampak
-

Dampak
+

Dampa
k-

Besar rasio prevalensi dengan potong lintang :


Rp=

A
B
:
A + B C+ D

b. Rancangan penelitian analitik kasus kontrol


Rancangan penelitian ini sebagai studi retrospektif, penelitian ini menggali dari
dampak (efeknya) atau akibat yang terjadi. Kemudian ditelusuri variabel penyebab
yang mempengaruhi.(Budiarto 2008)
Penelitian epidemiologi kasus-kontrol ini hasilnya lebih tajam dan mendalam bila
dibandingkan dengan rancangan penelitian potong lingtang, sebab menggunakan
subyek kontrol atau subjek dengan dampak positif dicarikan kontrolnya dan subyek
negatif juga dicari kontrolnya. Kemudian variabel penyebab atau yang berpengaruh
ditelusuri lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variabel yang berpengaruh
diamati secara retrospektif.(Budiarto 2008)
Rancangan analitik kasus kontrol(Budiarto 2008) :

Faktor +
Faktor -

Secara
retrospektif

Faktor +

Secara
retrospektif

Faktor 14

Populasi/
sampel
Dampak/ efek
positif (kasus)
Matching,
dampak/ efek
negatif
(kontrol)

Dibandingkan

dengan

rancangan

potong

lintang,

kasus-kontrol

mempunyai kelebihan, yaitu variabel bebasnya atau faktor risiko dapat dibatasi,
justru keterbatasan jumlah faktor risiko akan meningkatkan potensi rancangan dan
tingkat keabsahan rancangan kasus-kontrol lebih tinggi.(Budiarto 2008)
c. Penelitian Analitik Kohort
Rancangan ini juga disesebut sebagai penelitian epidemiolois non
eksperimental yang paling kuat mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan
dampak atay efek suatu penyakit.(Budiarto 2008)
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan longitudinal ke depan,
dengan mengkaji dinamika hubungan antara faktor resiko dengan efek suatu penyakit.
Pendekatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor resiko, kemudian
dinamika diikuti atau diamati sehingga timbul suatu efek atau penyakit.(Budiarto
2008)
Kesimpulan hasil penelitian dengan membandingkan subyek yang
mempunyai efek positif (sakit) antara kelompok subyek dengan faktor resiko positif
(sakit) antara kelompok subyek dengan faktor resiko positif dan faktor risiko negatif
(Kelompok kontrol).(Budiarto 2008)
Skema kohort (Budiarto 2008) :

Populasi/sam
pel

Prospekti
f

Faktor
risiko
+

Prospekti
f

Faktor
risiko -

15

Efe
k
Efe
k
Efe
k
Efe
k

Keunggulan penelitian kohort dapat membandingkan dua kelompok, yaitu


kelompok subyek dengan faktor resiko positif dan subyek dari kelompok kontrol
sejak awal penelitian, secara langsung menetapkan besarnya angka risiko dari waktu
ke waktu(Budiarto 2008).

16

You might also like