Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Definisi
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
Peranan Gizi
Gizi merupakan faktor penting bagi kesehatan dan kecerdasan anak. Gizi
penting bagi anak tidak hanya dimulai semenjak anak lahir, tetapi sejak dalam
kandungan. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, cacat
bawaan, dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah yang dapat
menyebabkan kelainan di masa mendatang. Penelitian menunjukkan bahwa anak
yang dikandung oleh ibu yang kurang gizi banyak mengalami pertumbuhan otak
dan tubuh yang buruk. Sel-sel otak dapat berkurang secara permanen. (Widodo,
2009)
Tubuh membutuhkan gizi dalam jumlah dan ragam yang sesuai untuk dapat
tumbuh optimal. Ukuran umum kebutuhan gizi dikenal dengan istilah Angka
Kecukupan Gizi (AKG), yang berbeda-beda pada setiap orang karena perbedaan
umur dan berat badan. Pemenuhan gizi yang tepat adalah gizi seimbang, yaitu
terpenuhinya bermacam-macam zat gizi sesuai jumlah yang dibutuhkan. (Widodo,
2009)
Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk
13
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhanya masih sangat pesat.
Kecukupanya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhanya
relatif
lebih
besar
daripada
orang
dewasa.
Namun
jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhanya
relatif lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambanhya usia. Makanan balita seharusnya berpedoman pada gizi yang
seimbang serta harus memenuhi standar kecukupan gizi balita. Gizi seimbang
merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan yang cukup dan
mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan. Dengan gizi
seimbang maka pertumbuhan dan perkembangan balita akan optimal dan daya
tahan tubuhnya akan baik sehingga tidak mudah sakit. (Febry, 2013)
3.4
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain :
1. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga
14
Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga, hal ini
sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap
anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat. Jika tidak cukup bisa
dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi. Padahal makanan
untuk anak harus mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan
kesehatan yang baik.
2. Pola asuh keluarga
Yaitu pola pendidikan yang diberikan pada anak-anaknya. Setiap anak
membutuhkan cinta, perhatian, kasih sayang yang akan berdampak terhadap
perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh
terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian cukup dan pola asuh yang tepat akan
memberi pengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi. Anak yang
mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu
mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh, mendapatkan ASI dan
makanan yang seimbang maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan
teman sebayanya yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.
3. Kesehatan lingkungan
Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh ketidak
seimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi.
Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam bidang
kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaan air bersih dan
perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit infeksi.
Sebaliknya, lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak ada
15
saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik dapat
menyebabkan penyebaran penyakit. Infeksi dapat2menyebabkan kurangnya nafsu
makan sehingga menyebabkan asupan makanan menjadi rendah dan akhirnya
menyebabkan kurang gizi.
4. Pelayanan kesehatan dasar
Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa
konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan anak.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian suplemen
kapsul vitamin A, penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.
5. Budaya keluarga
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa
kepercayaan seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur
tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh
kelompok umur tertentu. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu
kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsipprinsip ilmu gizi. Misalnya, terdapat budaya yang memprioritaskan anggota
keluarga tertentu untuk mengonsumsi hidangan keluarga yang telah disiapkan
yaitu umumnya kepala keluarga. Apabila keadaan tersebut berlangsung lama
dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang terutama pada golongan rawan gizi
seperti ibu hamil, ibu menyusui , bayi dan anak balita.
6. Sosial ekonomi
16
Banyaknya anak bayi dan balita yang kurang gizi dan gizi buruk di
sejumlah wilayah di tanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan
pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan
pendidikan orang tua yang rendah serta faktor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi
bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau
makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial
ekonomi yaitu kemiskinan. Faktor karakteristik keluarga yang menjadi
pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil adalah pendapatan keluarga dan
tingkat pendidikan ibu. (Rahardjo, 2012)
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan
meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga
dapat meningkatkan daya beli makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2009)
8. Geografi dan Iklim
Geografi dan iklim berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat
hidup sehingga berhubungan dengan produksi makanan (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2009).
b. Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi antara lain :
1. Usia
17
dapat
menyebabkan
kurangnya
nafsu
makan
sehingga
makanan yang tidak mencukupi kebutuhan atau anak sulit untuk makan.
Sebenarnya, ada berbagai penyebab yang menjadikan seorang anak dapat
18
mengalami kekurangan gizi. Berikut ini penyebab kekurangan gizi yang biasa
terjadi. (Widodo, 2009)
a.
b.
c.
d.
e.
3.6
b.
menjadi mudah terserang flu, diare dan borok kulit. Pada penderita penyakit
infeksi tertentu, penyakit tersebut menjadi tidak sembuh atau bahkan bertambah
parah.
c.
seseorang tampak bodoh dan mental yang kurang wajar, seperti mudah panik,
tidak peduli, gampang tersinggung, mudah marah, dan cepat putus asa. (Widodo,
2009)
3.7
19
20
21
b.
c.
d.
Tinggi
badan
umur (TB/U)
STATUS GIZI
menurut Gizi Lebih
AMBANG BATAS *)
>+ 2 SD
Gizi Baik
-2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang
< -2 SD sampai -3 SD
Gizi Buruk
menurut Normal
Pendek (stunted)
22
< 3 SD
-2 SD
< -2 SD
Berat
badan
menurut Gemuk
>+ 2 SD
Normal
-2 SD sampai + 2 SD
Kurus (wasted)
< -2 SD sampai -3 SD
Kurus sekali
< 3 SD
23
1.
Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi
24
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali
terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Adanya
tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan
mineral pada tulang.
c. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu
tinggi badan
merupakan
ukuran
kedua
yang
penting,
karena
dengan
2.
Kesalahan
pengukuran
pada
LILA
(pada
berbagai
tingkat
25
3.
Lingkar
lengan
atas
sensitif
untuk
suatu
golongan
Lingkar dada
Biasanya dilakukan pada anak umur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar
kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Umur antara 6 bulan dan 5
tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan
akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak
pada dinding dada.
g. Jaringan lunak
Otak, hati, jantung dan organ dalam lainnya merupakan organ yang cukup
besar dari berat badan, tetapi relative tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi.
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi pada penderita
26
KEP. Antropometri jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam
pengukuran status gizi di masyarakat.
2.
Klinis
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya
untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah
satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status
gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau
riwayat penyakit. (Proverawati, 2009)
3.
Biokimia
Adalah pemeriksaan spesimen yang di uji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Metode ini digunakan untuk
suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih
parah lagi dan untuk menentukan kekurangan gizi yang lebih spesifik.
4.
Biofisik
Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
1.
Survey Konsumsi
27
Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Survey ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2.
Statistik Vital
Adalah pengukuran dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan
Faktor Ekologi
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
28