Professional Documents
Culture Documents
- Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa
diperlukan
- Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk
keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yang meliputi
resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui
pencernaaan dengan cara kumbah lambung, emesis, atau katarsis dan keramas rambut.
- Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak sampai demam atau mengigil,
monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat, distress pernafasan,
sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau
kematian.
2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah
Intervensi :
- Monitir vital sign setiap 15 menit untuk beberapa jam dan laporkan perubahan segera kepada
dokter.
- Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monotor semua muntah akan
adanya darah.
- Observasi fese dan urine serta pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter.
3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan
Intervensi :
- Memberikan penjelasan pada orang tua sehubungan dengan yang sedang dialami anak
- Memberikan health education pada orang tua tentang penyebab keracunan
- Memberikan teknik relaksasi pada anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian Keracunan
Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat
menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam jumlah relatif
sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan, terinjeksi, terhisap, atau terserap
dan selanjutnya menyebabkan kerusakan struktual atau gangguan fungsi. (Donna L. Wong, 2003)
2.2
2.3
2.4
1.
2.
3.
4.
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak
bahan
tersebut
masuk
kedalam
tubuh.
Bahan-bahan
yang
dapat
menyebabkan keracunaan adalah :
Makanan
Bahan-bahan kimia
Obat-obatan
Bahan-bahan keperluan rumah tangga (Household poison)
Oleh karena anak kecil lebih sering berada dirumah maka keracunan yang terjadi pada anak
biasanya disebabkan oleh bahan-bahan yang ada di rumah atau sekitar rumah.
Hanya dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa hasil. Bermanfaat hanya pada
bahan beracun yang bisa melewati filter dialisis ( dialysa ble toxin ) seperti phenobarbital,
salisilat, theophylline, methanol, ethylene glycol dan lithium. Dialysis dilakukan bila :
Asidosis berat
Gagal ginjal
Ada gejala gangguan visus
Tidak ada respon terhadap tindakan pengobatan.
g) Hemoperfusi masih merupakan kontroversi dan jarang digunakan.
2. Racun yang disuntikkan atau sengatan
a) Immobilisasi
b) Pemasangan torniquet diproksimal dari suntikan
c) Berikan antidotum bila ada
3. Racun pada kulit dan mata
Lepaskan semua yang dipakai kemudian bersihkan dengan sabun dan siram dengan air
yang mengalir selama 15 menit. Jangan diberi antidotum.
4. Racun yang dihisap melalui saluran nafas
Keluarkan penderita dari ruang yang mengandung gas racun. Berikan oksigen. Kalau perlu
lakukan pernafasan buatan.
4) Pengobatan Supportif
1. Pemberian cairan dan elektrolit
2. Perhatikan nutrisi penderita
3. Pengobatan simtomatik ( kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb.)
2.9 Pencegahan keracunan pada Anak
Upaya-upaya pencegahan keracunan pada anak :
Memberikan informasi secara intensif kepada orang tua atau orang yang bertanggung jawab
dalam perawatan anak dan kepada masyarakat
Produsen bahan-bahan beracun
Menjauhkan semua bahan-bahan yang potensial beracun dari jangkauan anak-anak
Pathway :
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Identitas klien (nama, umur biasanya sering terjadi pada anak usia prasekolah sampai
usia sekolah yaitu pada usia 1 4 tahun, jenis kelamin, agama, suku bangsa / ras,
pendidikan, nama orang tua dan alamat)
B. Keluhan Utama: Keluhan utama yaitu bau napas, dan penurunan tingkat kesadaran.
C. Riwayat penyakit sekarang: Didapatkan riwayat yang cermat dan terperinci mengenai
apa, kapan, dan seberapa banyak zat toksik yang telah masuk ke tubuh dan adanya buktibukti racun (wadah, tanaman, muntahan).
D. Riwayat penyakit dahulu: Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami keracunan seperti yang
dialami sekarang.
E. Riwayat penyakit keluarga: Apakah keluarga punya riwayat depresi ataupun hal-hal yang bisa
jadi pencetus keracunan.
F. ADL (Activity Daily Life)
a. Nutrisi
Anak-anak cenderung mengalami penurunan nafsu makan.
b. Istirahat tidur
Kebutuhan istirahat terganggu karena terganggu akibat tindakan medis.
c. Eliminasi
Penurunan pengeluaran urine
d.Personal Higiene
Kebutuhan personal higiene terganggu karena terganggu akibat tindakan medis.
e. Aktivitas
Palpasi Dingin
Perkusi Sonor
Auskultasi vesikuler
b. Jantung
Inspeksi Bradikardia : Digitalis, sedatif hipnotik, beta-blocker, ethchlorvynol
Tachikardia : Anticholinergik, amfetamin, simpatomimetik, alkohol, cokain, aspirin, theofilin
Palpasi Dingin
Perkusi Dullnes
Auskultasi Suara I
4. Abdomen
Inspeksi Tak ada lesi
Palpasi adanya nyeri tekan
Perkusi Tympani
Auskultasi Bising usus 13x/menit (N: 5-12x/menit)
- Muntah, diare : Besi, fosfat, logam berat, jamur, lithium, flourida, organofosfat
- Nyeri perut
5. Kulit
Kemerahan : Co, cyanida, asam borax, anticholinergik
Berkeringat: Amfetamin, LSD, organofosfat, cocain, barbiturate
Kering : Anticholinergik
Bulla : Barbiturat, carbonmonoksida
Purpura : Aspirin, warfarin, gigitan ular
Sianosis : Nitrit, nitrat, fenacetin, benzocain
1.
2.
3.
4.
6. Ekstremitas
Tidak ada kelumpuhan.
7. Genital dan Anus
Anus
: Tidak ada lesi/odema
Genetalia : Tidak ada lesi/odema
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan keracunan adalah :
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara
tidak normal.
Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung toksisitas, proses inflamasi.
Ansietas berhubungan dengan proses pengobatan.
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kerentanan pribadi, kesulitan dalam
keterampilan koping menangani masalah pribadi.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4.1 Kesimpulan
Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam jumlah relatif
sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan, terinjeksi, terhisap, atau terserap
dan selanjutnya menyebabkan kerusakan struktual atau gangguan fungsi. (Donna L. Wong, 2003)
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan
tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah :
Obat-obatan, Gas toksin, zat kimia industri, zat kimia pertanian, makanan, bisa ular atau
serangga.
Gejala Keracunan pada Anak: Rasa terbakar di tenggorokan dan lambung, Pernafasan yang cepat
dan dalam, hilang selera makan, anak terlihat lemah, Mual, muntah, haus, buang air besar cair,
Sakit kepala, telinga berdenging, sukar mendengar, dan pandangan kabur, Bingung, Koma yang
dalam dan kematian karena kegagalan pernafasan, Reaksi lain yang kadang bisa terjadi ; demam
tinggi, haus, banyak berkeringat, bintik merah kecil di kulit dan membran mukosa
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan
tersebut
masuk
kedalam
tubuh.
Bahan-bahan
yang
dapat
menyebabkan keracunaan adalah :Makanan, Bahan-bahan kimia, Obat-obatan, Bahan-bahan
keperluan rumah tangga (Household poison).
Macam-Macam Keracunan Pada Anak: Keracunan Hidrokarbon, Keracunan Makanan,
Keracunan Ketela Pohon, Keracunan Jengkol, Botulisme, Salisilat
Komplikasi Keracunan pada Anak: Henti nafas, Henti jantung, Korosi esofagus/trachea jika
substansi penyebabnya teringesti, Syok, syndrome gawat nafas akut, Edema serebral, konvulsi.
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan lambung,
analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea, kreatinin, glukosa,
transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis
obat, Tes toksikologi kuantitatif.
Penanganan keracunan pada Anak: Tindakan emergensi, Identifikasi penyebab keracunan,
Eliminasi racun, Pengobatan Supportif.
Pencegahan keracunan pada Anak: Memberikan informasi secara intensif kepada orang tua atau
orang yang bertanggung jawab dalam perawatan anak dan kepada masyarakat, Produsen bahanbahan beracun, Menjauhkan semua bahan-bahan yang potensial beracun dari jangkauan anakanak.
10. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan keracunan adalah: Resiko tinggi
kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal,
Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung toksisitas, proses inflamasi,
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kerentanan pribadi, kesulitan dalam
keterampilan koping menangani masalah pribadi, Ansietas berhubungan dengan proses
pengobatan, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelumpuhan.
4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca baik para perawat maupun tenaga
kesehatan lainya dapat memberikan penatalaksanaan pada pasien keracunan pada anak dengan
baik dan benar sehingga makalah kami bermanfaat.