Professional Documents
Culture Documents
Ekstraksi atau penyarian adalah kegiatan penarikkan zat aktif yang dapat
larut dari bahan yang tidak aktif yang dapat larut dengan pelarut cair. Hasil dari
ekstraksi adalah ekstrak yang merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan
atau
jaringan
hijau,
keberhasilan
ekstraksi
dengan
alkohol
(Sastroamidjoyo, 1996)
Steroid
merupakan
senyawa
turunan
lemak
yang
berasal
dari
yang terkenal dan mempunyai efek fisiologi dan psikologi. Alkaloid dapat
ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan
kulit batang. Alkaloid umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus
dipisahkan dari campuran senyawa rumit yang berasal dari jaringan
tumbuhan
Karbohidrat
biasanya
berasal
dari
makanan
( Anggarita, 2010 ).
dan dalam tubuh
ukurannya,
yaitu
dari
senyawa
yang
sederhana
yang
reduktor
ini
dapat
digunakan
untuk
keperluan
identifikasi
pada umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon
falvonoid yang mana pun mungkin saja terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk
kombinasi glikosida. Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Mereka
diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan
eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah
basa amonia, jadi mereka mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam larutan.
(Harborne, 1987)
Tidak ada benda lain yang begitu mencolok dibandingkan flavonoid yang member
konstribusi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan buah-buahan di alam. Flavin akan
memberikan warna kuning atau jingga, antosianin akan member warna merah , ungu atau biru
yaitu semua warna yang terdapat pada pelangi terkecuali warna hijau. Secara biologis, flavonoid
memainkan peranan penting dalam kaitannya dengan penyerbukan pada tanaman oleh serangga.
Sebagian flavonoid memiliki rasa yang pahit sehingga dapat menolak sejenis ulat tertentu.
(Sastroamidjoyo, 1996)
Pada saat mengidentifikasi pigmen dari sumber tumbuhan baru, harus diingat bahwa
hanya sedikit saja antrakuinon yang terdapat secara teratur dalam tumbuhan. Yang paling sering
dijumpai ialah emodin; sekurang-kurangnya terdapat enam suku tumbuhan tinggi dan dalam
sejumlah fungus. Untuk memisahkan campuran antrakuinon dan bentuk tereduksinya, yaitu
antron dan diantron yang terdapat dalam Rhamnus dan Cassia, penyerap yang berguna ialah
silika gel dicampur dengan Kiselgur G (1:6). (Harborne, 1987)
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam.
Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang bersifat basa dan
dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Alkaloid
dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti, biji, daun, ranting, dan kulit batang.
Alkaloid harus berasal dari campuran senyawa rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.
(Anggarita, 2010)
Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau
lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering
kali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol; jadi
digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanpa warna, sering kali
bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan pada
suhu kamar. (Sastroamidjoyo, 1996)
Antosisnin adalah glikosida antosianidin, yaitu merupakan garam polihidroksiflavilium
(2-arilbenzopirilium). Sebagian besar antosianin alam adalah glikosida (pada kedudukan 3- atau
3,5-) dari sejumlah terbatas antosianidin. Amntosianidin ialah aglikon antosianin yang terbentuk
bila antosianin hidrolisis dengan asam. (Sastroamidjoyo, 1996)
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam
tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air adalah penyebab hampir semua
merah jambu, merah marak, merah, merh cenduduk, ungu, dan biru dalam daun bunga, daun, dan
buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia, semua antosianin merupakan turunan suatu struktur
aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin dengan
penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosidasi.
(Harborne, 1987)
Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam golongan
metabolit sekunder. Didalam tanaman, glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali
bila memang ada mengalami penguraian akibat pengaruh yang berasal dari luar (misalnya udara
panas dan teroksidasi). Glikosida merupakan senyawa yang terdiri dari gabungan dua senyawa,
yaitu gula dan bukan gula. Senyawa senyawa ini dihubungkan oleh suatu ikatan berupa jembatan
oksigen (O-glikosida dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida dioscin), jembatan sulfur (Sglikosida dioscin), jembatan belerang (S-glikosida sinigrin) maupun jembatan karbon (Cglikosida barbalein). Bagian gula biasa disebut glikom sedangkan bagian bukan gula disebut
aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat, maka senyawa ini akan disebut
glikosida. Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka glikosida ini
disebut sebagai hollosida, sedangkan kalau bukan gula disebut juga sebagai heterosida. (Sheeny,
2010)
Saponin adalah glikosida triperpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari 90
suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta
dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah.
Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau waktu memekatkan
ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanya saponin. Bila dalam tumbuhan terdapat banyak
saponin, sukar untuk memekatkan ekstrak alkoholair dengan baik. (Harborne, 1987)
Saponin adalah segolongan senyawa glikosida yang mempunyai struktur steroid dan
mempunyai sifat-sifat khas yang dapat membentuk larutan koloidal didalam air dan membuih
bila dikocok. Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan dapat menyebabkan bersin
dan sering bersifat iritasi karen aterdapat selaput lendir. Saponin juga bisa bersifat
menghancurkan butir-butir dalam darah lewat reaksi hemolisis. Saponin bila terhidrolisis akan
menghasilkan aglikogen yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah
dipelajari dan dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dipelajari dan dimurnikan lebih lanjut
lagi. (Shenny, 2010).
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus
dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk
kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal
dari tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena
kemampuannya menyumbang silang protein.
Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila
jaringan rusak, maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih
sukar dicapai oleh cairan pencernaan hewan. Pada kenyataannya, sebagian besar tumbuhan yang
banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Secara
kimia terdapat dua jenis utama tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tanin
terkonderisasi hampir terdapat di dalam paku-pakuan dan gimnospermoe, serta tersebar luas
dalam angiospermoe, terutama pada tumbuhan berkayu. Sebaliknya, tanin yang terhidrolisiskan
penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua. (Harborne, 1987
DAFTAR PUSTAKA
1. Anggarita, Anggun, 2010, Alkaloid, Diakses melalui website : http//anggun.anggarita.blogspot.com pada
tanggal 2 mei 2010
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1986. Sediaan Galenik. Dirjen Jakarta : Pengawasan Obat
dan Makanan, hal 411
3. Harborne, J.B, 1987, Metode Fitokimia, ITB; Bandung
4. Poedjiadi, A, dkk, 1994, Dasar-Dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
5. Rahman, Abdul, 2007, Metode Kromatografi Untuk Analisis Makanan, Pustaka Pelajar; Yogyakarta
6. Sastriamidjoyo, Hardjono, 1996, Sintesis Bahan Alam, Gadjah Mada; Yogyakarta
7.
8.
Blogspot. Com.
Widiyati, Emi, 2005. Penentuan Kadar Senyawa Triterpenoid dan Uji Aktivita
Biologis Pada Beberapa Spesies tanaman Obat Tradisional Masyarakat
Perdesaan Bengkulu. Bengkulu : Fakultas mipa, universitas Bengkulu, hal.
9.
116-117.
Wikipedia, 2010, Sawo Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas,
http://id.wikipedia.org/wiki/sawo, diakses pada tanggal 25 Oktober 2010