Professional Documents
Culture Documents
MODUL 4
DISPENSING, KIE, DAN PMR
Oleh
Ester Novella Br Tobing
2443013274
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2016
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan dispensing resep dengan alur yang tepat
Mahasiswa dapat menganalisa kesesuaian suatu resep dokter dengan kondisi pasien
Mahasiswa dapat menganalisa resep dan menyiapkan obat sesuai kaidah kefarmasian
Mahasiswa dapat melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien
dengan benar
Mahasiswa dapat menuliskan patient medication record (PMR)
II.
Sistolik (mmHg)
<120
Diastolik (mmHg)
Dan <80
Prehipertensi
120-139
Atau 80-89
Hipertensi Tingkat 1
140-159
Atau 90-99
Hipertensi Tingkat 2
160
Atau 110
Obat
- Koarktasi Aorta
- Sindrom Cushing
- Penyakit Renovaskular
- Penyakit Paratiroid
- Pheochromocytoma
- Aldosteronisme Primer
- Penyakit Tiroid
1. Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan atau variasi diurnal),
2.
3.
4.
5.
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Saseen dan Maclaughlin, 2007).
Faktor Resiko
Faktor resiko hipertensi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Umur
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena
hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut
cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas 65 tahun. Pada usia
lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik.
Sedangkan menurut JNC VII memakai tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang
lebih tepat dipakai dalam menentukan ada tidaknya hipertensi. Tingginya hipertensi
sejalan dengan bertambahnya umur, disebabkan oleh perubahan struktur pada
pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh
darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya adalah meningkatnya tekanan darah
sistolik (Chobanian et al, 2003).
b. Jenis kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, di mana pria lebih banyak yang
menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita, dengan rasio sekitar 2,29 untuk
peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung
dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita Namun, setelah
memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Bahkan setelah
usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria
yang diakibatkan oleh faktor hormonal (Saseen dan Maclaughlin, 2007).
c. Stres
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut,
rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin
dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah
akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis (Saseen dan
Maclaughlin, 2007).
d. Konsumsi garam
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar
sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Pada sekitar 60% kasus hipertensi primer (esensial) terjadi respons penurunan tekanan
darah dengan mengurangi asupan garam. Pada masyarakat yang mengkonsumsi
garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan pada
masyarakat asupan garam sekitar 7-8 gram sehingga tekanan darah rata-rata lebih
tinggi (Armilawaty dkk, 2007).
e. Obesitas
Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang, di mana
seseorang lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein tanpa memperhatikan serat.
Kelebihan berat badan meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular
karena beberapa sebab. Makin besar masa tubuh, makin banyak darah yang
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Volume darah
yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan
lebih besar pada dinding arteri (Armilawaty dkk, 2007).
f. Kebiasaan merokok
Kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok
yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah
arteri dan mengakibatkan proses arterosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studi
autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya
arterosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut
jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung (Ali, 2010).
Komplikasi Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama pada penyakit serebrovaskular (stroke,
transienst ischemic attack), arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia,
dan atrial fibrilasi. Dalam jangka waktu lama hipertensi akan merusak endotel arteri dan
mempercepat atherosclerosis. Komplikasi hipertensi termasuk dalam rusaknya organ tubuh
seperti, jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Mortalitas dan morbiditas
dapat meningkat apabila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular
Faktor Resiko Mayor
lain (tabel 2.3) (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Hipertensi
Merokok
Obesitas
(BMI 30) Resiko Kardiovaskular (Departemen Kesehatan RI, 2006)
Tabel
2.3 Faktor-Faktor
Immobilitas
Dislipidemia
\
Diabetes Mellitus
Mikroalbuminuria atau perkiraan GFR < 60 ml/min
Umur (> 55 tahun untuk laki-laki, > 65 tahun untuk perempuan)
Riwayat keluarga untuk penyakit kardiovaskular prematur (lakilaki < 55 tahun atau perempuan
< 65 tahun)
Kerusakan Organ Target
Otak (stroke, transienst ischemic attack, dementia)
Mata (retinopathy)
Jantung (left ventricular hypertrophy, angina atau pernah infark miokard, gagal jantung)
Penyakit ginjal kronis
Penyakit arteri perifer
Terapi Farmakologi
a. Diuretik
Diuretik adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi air dan
natrium klorida. Diuretik digunakan untuk mengurangi edema pada gagal jantung
kongestif, beberapa penyakit ginjal dan sirosis hepatis (Neal, 2006). JNC VII
merekomendasikan diuretik tipe tiazid bila memungkinkan sebagai terapi lini pertama
untuk kebanyakan pasien, baik digunakan tunggal maupun dikombinasikan dengan
salah satu dari kelas lain. Empat subkelas diuretik digunakan untuk mengobati
hipertensi yaitu (Dipiro, 2008)
- Golongan Tiazid
Mekanisme kerja :tiazid bekerja terutama pada segmen awal tubulus distal, di
mana tiazid menghambat reabsorpsi NaCl dengan terikat pada sinporter yang
berperan untuk kotranspor Na+/Cl- elektronetral. Terjadi peningkatan ekskresi Cl,
Na+ dan disertai H2O. Beban Na+ yang meningkat dalam tubulus distal
menstimulasi pertukaran Na+ dengan K+ dan H+, meningkatkan sekresinya dan
menyebabkan hipokalemia dan alkalosis metabolik. Efek samping termasuk
kelemahan, impotensi dan kadang-kadang ruam kulit.Yang lebih sering terjadi
adalah efek metabolik seperti hipokalemia, hiperurisemia, terganggunya toleransi
-
aktivitas
simpatetik,
bersamaan
dengan
meningkatnya
aktivitas
Sub kelas
Nama dagang
Dosis lazim
Frekuensi
(mg/hari)
pemberian
Diuretik
Tiazid
Hydrochlorotiazide
12,5 25
Chlortalidone (Hygroton)
12,5 25
Indapamide (Lozol)
1,25 2,5
Metolazone (Zaroxolyn)
2,5 5
Furosemide (Lasix)
20 80
Bumetanide (Bumex)
0,5 4
Torsemide (Demadex)
5 10
Amilorid (Midamor)
5 10
1 atau 2
Amilorid/hydrochlortiazide
5 10 /
(Moduretic)
50 - 100
Triamterene (Dyrenium)
50 100
1 atau 2
Triamterene/hydrochlortiazide
37,5 75 /
(Dyazide)
25 50
(Microzide,H.C.T)
Loop
Hemat kalium
Antagonis aldosteron
Spironolakton (Aldactone)
Spironolakton/hydrochlortiazid
e
(Aldactazide)
Eplerenone (Inspra)
25 50
1 atau 2
25 50 /
25 50
50 100
ACEi
1 atau 2
Captopril (Capoten)
25 150
2 atau 3
10 40
Benazepril (Lotensin)
10 40
1 atau 2
Enalapril (Vasotec)
5 40
1 atau 2
Fosinopril (Monopril)
10 40
Moexipril (Univasc)
7,5 30
1 atau 2
Perindopril (Aceon)
4 16
Quinapril (Accupril)
10 80
1 atau 2
Ramipril (Altace)
2,5 10
1 atau 2
Trandolapril (Mavik)
14
ARBs
CCBs
Dihydropiridines
Kandesartan (Atacand)
8 32
1 atau 2
Irbesartan (Avapro)
150 300
Losartan (Cozaar)
50 100
1 atau 2
Telmisartan (Micardis)
20 80
Valsartan (Diovan)
80 320
Eprosartan (Teveten)
600 800
1 atau 2
Olmesartan (Benicar)
Amlodipine (Norvask)
20 40
2,5 10
1
1
30 90
Felodipine (Plendil)
5 20
CC,Procardia XL)
Isradipine (Dynacirc)
5 10
Nondihydropyridine
5 20
60 120
Nisoldipine (Sular)
10 40
180 360
120 540
180 480
1 atau 2
180 420
1 (malam)
Atenolol (Tenormin)
25 100
Bisoprolol (Zebeta)
2,5 10
Betaxolol (Kerlone)
5 20
100 400
50 200
Kardioselektif
XL)
-bloker
Nonselektif
Propranolol (Inderal)
160 480
2
1
LA)
Nadolol (Corgard)
40 120
Aktivitas
Acebutolol (Sectral)
200 800
simpatomimetik
Carteolol (Cartrol)
2,5 10
intrinsik
Penbutolol (Levatol)
10 40
Pindolol (Visken)
10 60
Campuran penyekat
Carvedilol (Coreg)
12,5 50
dan
Labetalol (Normodyne,
200 800
Trandate)
Dosis lazim
Frekuensi
Doxazosin (Cardura)
(mg/hari)
18
Prazosin (Minipress)
2 20
2 atau 3
Penghambat renin
Terazosin (Hytrin)
Aliskiren (Tekturna)
1 20
150 300
1 atau 2
1
langsung
Agonis sentral
Clonidin (Catapres)
0,1 0,8
Methyldopa (Aldomet)
250 1000
Antagonis adrenergik
0,05 0,25
1 atau 2
perifer
Vasodilator
Minoxidil (Loniten)
10 40
2 atau 4
arteri langsung
Hidralazin (Apresoline)
20 100
1-bloker
RESEP
pemberian
Ada
Tidak
Komponen
Ada
Nama dokter
Jumlah obat
No. telepon
Aturan pakai
dokter
SIP dokter
Tempat dan
Nama pasien
tanggal resep
Nama obat
Narkotik
Tidak
Skrining Farmasetika :
Nama obat
ISDN
Furosemid
Digoksin
Vitamin B-complex
Bentuk sediaan
Dosis obat
Tablet sublingual
3x1 tablet dengan
Tablet
1x1 pagi hari
Tablet
2x1
Tablet
3x1
Ketersediaan obat
Kandungan obat
Jumlah obat
Lama pemakaian
Cara pemakaian
dosis 5 mg
Ada
Isosobid dinitrat
45
30 hari
Tablet diletakkan di
Ada
Furosemid
30
30 hari
Digunakan 1 kali
Ada
Digoksin
30
15 hari
Digunakan pada
Ada
B1, B6. B12
90
30 hari
Digunakan 3 kali
sehari
dibiarkan meleleh
hari
hari 1 tablet
(sublingual)
Perubahan bentuk
Stabilitas dan
penyimpanan
Penyimpanan pada
Simpan
suhu 20-25C
wadah
rapat,
dari
di tertutup rapat.
kering.
Harga obat
Rekam Medis Pasien (Patient Medication Record)
Nama :
Jenis kelamin:
Tgl lahir/usia:
Heri Subagya
Laki-laki
BB/TB
Riwayat alergi:
Riwayat penyakit:
Kondisi sosial
(merokok, alkohol,
Alamat:
Telp./Hp:
Pekerjaan:
Peserta
asuransi:
Riwayat pengobatan
kopi, dll)
Nama dokter:
Tanggal
Mulai
Berakhi
Dokter
Nama obat
Aturan pakai
Indikasi
ISDN
3x1 tablet
Untuk mengobati
angina pektoris
Antihipertensi
Untuk pengobatan
3x1
jantung
Peningkatan daya
Furosemid
Digoksin
Vitamin B-complex
tahan tubuh
Pembahasan Resep :
Obat yang tertera dalam resep sudah sesuai dengan tujuan pengobatan untuk pasien
yaitu untuk pengobatan hipertensi. Furosemid yang berperan sebagai diuretik derivat asam
antranilat. Aktivitas diuretik furosemid terutama dengan jalan menghambat absorpsi natrium
dan klorida, tidak hanya pada tubulus proksimal dan tubulus distal, tapi juga pada loop of
Henle. Tempat kerja yang spesifik ini menghasilkan efektivitas kerja yang tinggi untuk
menurunkan tekanan darah. ISDN digunakan untuk pengobatan angina pektoris. Dosis yang
diberikan untuk ISDN untuk pengawasan klinis dengan pemberian tablet sudah tepat.
Digitoksin yang merupakan glikosida jantung bermanfaat untuk pengobatan takikardi
supraventrikel, terutama untuk mengontrol respon ventrikular pada fibrilasi atrium yang
menetap. Pemberikan vitamin B-kompleks juga sudah tepat untuk memulihkan kondisi tubuh
pasien dari sakit akan tetapi dosis yang diberikan belum tepat. Penggunaan vitamin Bkompleks sebaiknya diberikan 3 kali sehari 1-2 tablet, sedangkan menurut resep dari dokter
pemberian vitamin B-complex diberikan dalam 3 kali sehari 1 tablet.
Proses Persiapan Obat
Penerimaan
Skrining Admistratif
Skrining
Farmasetis
Pemeriksaan ketersediaan obat
Perhitungan
harga
Penyiapan Obat
Jl. Raya Kalisari Selatan No. 1 Pakuwon City, Surabaya Jl. Raya Kalisari Selatan No. 1 Pakuwon City, Surabaya
Telp. 031-777000
Apoteker : Ester Novella
SIK : 2443013274
Telp. 031-777000
Apoteker : Ester Novella
No: 033
SIK : 2443013274
Tgl. 11-08-2016
Jl. Raya Kalisari Selatan No. 1 Pakuwon City, Surabaya Jl. Raya Kalisari Selatan No. 1 Pakuwon City, Surabaya
Telp. 031-777000
Apoteker : Ester Novella
No: 033
SIK : 2443013274
Telp. 031-777000
Apoteker : Ester Novella
Tgl. 11-08-2016
No: 033
SIK : 2443013274
Tgl. 11-08-2016
Harus dengan
Harus dengan
Harus dengan
resep dokter
resep dokter
resep dokter
Nama Obat
: ISDN
Nama Obat
: Furosemid
Nama Industri
: Darya Varia
Nama Industri
: Graha Farma
Tanggal Kadaluarsa
: Desember 2018
Tanggal Kadaluarsa
: Desember 2018
Tanggal
23/7/201
Masuk
100
6
11/8/201
Keluar
Sisa
45
55
Paraf
Tanggal
22/7/201
Masuk
60
6
11/8/201
Keluar
Sisa
30
70
Paraf
6
APOTEK WIDYA MANDALA
Nama Obat
: Digoksin
Nama Obat
: Vitamin B-kompleks
Nama Industri
: Sandoz
Nama Industri
: Sanbe Farma
Tanggal Kadaluarsa
: Desember 2018
Tanggal Kadaluarsa
: Desember 2018
Tanggal
23/7/201
6
11/8/201
6
Masuk
50
Keluar
30
Sisa
20
Paraf
Tanggal
9/8/2016
11/8/201
6
Masuk
150
Keluar
Sisa
90
60
Paraf
PERCAKAPAN KIE
Apoteker
: Selamat siang bapak ada yang bisa saya bantu ? Saya Ester, apoteker di
apotek ini.
Pasien
: Iya bu, saya mau tebus obat yang ada dalam resep ini.
Apoteker
Paseien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
: Kalau boleh saya tahu, dokter tadi bilang bapak sakit apa?
Pasien
Apoteker
: Iya, benar pak. Obatnya ini untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Apakah
bapak ingin menebus semua obat yang diresepkan oleh dokter ini?
Pasien
Apoteker
Pasien
: Baik bu.
Pasien
Apoteker
: Bapak ini obatnya ada empat macam ya pak. ini Isosorbid dinitrat untuk
mengobati jantung (sambil menunjukkan obat) diminum tiga kali sehari
tablet ya pak. Untuk penggunaan isosorbid dinitrat ini diletakkan di bawah
lidah ya pak. Ini furosemid untuk antihipertensinya diminum satu kali sehari
pada pagi hari. Ini digoksin untuk jantung juga diminum pagi dan malam hari
satu tablet ya pak, dan yang terakhir ini vitamin b-complex untuk daya tahan
tubuh bapak diminum 3 kali sehari ya pak. Apakah bapak bisa mengulangi
pemakaian obatnya pak?
Pasien
: Oh iya bu. Isosorbid dinitrat diminum tiga kali sehari tablet diletakkan di
bawah lidah, furosemid diminum satu kali sehari pada pagi hari, digoksin
diminum pagi dan malam hari satu tablet, vitamin b-complex 3 kali sehari ya
bu?
Apoteker
Pasien
Apoteker
: Iya, seperti furosemid setelah bapak konsumsi mungkin bapak akan sering ke
belakang untuk buang air kecil, karena cara kerja obatnya seperti ini pak.
Pasien
: Oh begitu, baik bu. Kalau saya lupa bagaimana ya bu, karena ini obat banyak
sekali.
Apoteker
: Jangan sampai lupa pak, minta tolong kepada keluarga untuk mengingatkan
atau bapak dapat membuat alarm pada handphone bapak untuk mengatur
waktu dalam meminum obat.
Pasien
: Lalu apakah ada makanan atau hal yang harus saya lakukan untuk dapat
mengurangi tekanan darah saya bu?
Apoteker
: Ubah gaya hidup pak seperti pola makan. Mulai sekarang bapak harus
konsumsi makanan yang kaya dengan buah-buahan, sayuran, dan produk susu
rendah lemak. Asupan garam juga harus mulai dikurangi. Harus rajin
berolahraga ya pak minimal 30 menit per hari dalam seminggu.
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
: Tidak ada bu, saya sudah mengerti semua. Terima kasih atas informasinya bu.
Apoteker
: Iya pak sama-sama. Jangan lupa minum obatnya dan hal-hal yang harus
dilakukan ya pak. Semoga lekas sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zulfikar., 2010. Wanita Perokok Rentan Terkena Stroke. hhtp://www.depkes.go.id.
Armilawaty, Amalia, H., Amiruddin, R., 2007, Hipertensi Dan Faktor Resikonya Dalam
Kajian Epidemiologi, Bagian Epidimiologi FKM UNHAS, (online),
http://ridwanamiruddin.wordpress.com diakses pada 13 September 2016.
Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A., and Joseph, L.L.,
2003, The Seven Report of The Joint National Comitte on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: The JNC 7 Express, U.S. Department
of Health and Human Services, New York.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan, Jakarta.
Dipiro, J., Talbert R. L., Yee G. C., Matzke G. R., Wells B. G. and Posey L. M., 2008,
Pharmacotherapy a Patophysiologic Approach, The Mc Graw Hill Companies, United
States.
Neal, Michael J. 2006, At a Glance:Farmakologi Medis, in Juwalita Surapsari, Amalia
Safitri, 5th ed., Erlangga Medical Series, Jakarta.
Oates and Brown, 2012, Hipertensi in Goodman and Gilman., Dasar Farmakologi Terapi,
Vol.2, 10th ed, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.