You are on page 1of 3

Nama Klien

: An. R
Diagnosa
: Gangguan
Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)

WOC HIPERAKTIVITAS

Etiologi

Definisi
Hiperaktivitas merupakan istilah gangguan
kekurangan perhatian menandakan gangguangangguan sentral yang terdapat pada anak-anak,
yang sampai saat ini dicap sebagai menderita
hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak
minimal atau disfungsi serebral minimal.

Pemeriksaan
penunjang

-Tidak ada pemeriksaan


laboratorium yang akan
menegakkan diagnosis
gangguan kekurangan
perhatian
-Anak yang mengalami
hiperaktivitas dilaporkan
memperlihatkan jumlah
gelombang-gelombang lambat
yang bertambah banyak pada
elektorensefalogram mereka

Klasifikasi
Kecacatan

Patofisiolog

Faktor
Genetik

Faktor
Neurologik

Anak kembar
dengan ekstra
kromosom Y
atau XYY

Bayi lahir
dengan masalah
prenatal

Faktor
Toksisk
Bahan
makanan,
salisilat dan
lain-lain

Faktor Kultural
Psikososial
Pemanjaan,
kurang disiplin
dan kurang
pengawasan

1. Tidak bisa
memusatkan
perhatian (in-atensi)
2. Hiperaktif dan
impulsive
3. Gabungan
(kombinasi)

Penatalaksana
Manifestasi
Disfungsi neuro
transmitter (dopamin)
Terapi
farmakologis:
1. Dekstroamfet
amin
2. Metilfenidat
3. magnesium
pemolin
4. fenotiazin

Koping individu tidak efektif

Terapi non
farmakologis:
1. Menunjukkan
keadaan sosial
lingkungan
2. Jadwal
kegiatan rutin
3. Teknik
perbaikan
aktif
4. Pengaturan
lingkungan

Gangguan/Sulit Tidur

1. Aktifitas fisik yang lebih banyak


2. Gerakan yang dilakukan kurang
bertujuan
3. Selalu gelisah dan resah
4. Rentang perhatian yang pendek,
mudah dialihkan
5. Impulsif
6. Bertindak tanpa mempertimbangkan
akibatnya
7. Toleransi yang rendah
8. Labil dan mudah terangsang
9. Netral atau pertenangan
10. Berkelompok tetapi bersikap kaku

Gangguan perfusi
darah

HIPERAKTIF
Aktifitas fisik
berlebihan & tidak
berguna

Terlalu Aktif

Tidak dapat Tenang

Hubungan dengan sebaya buruk

MK: Resiko
Kekerasan

NOC: Anak tidak melakukan


kekerasan terhadap orang
disekitarnya
NIC:
1. Jauhkan potensi bahaya dari
peralatan disekitar anak
2. Monitor jenis keamanan
yang dimiliki
3. Batasi penggunaan potensial
bahaya klien
4. Berikan ruang sendiri
dengan potensi kekerasan
pada orang lain
5. Monitor klien selama
menggunakan media
berbahaya
6. Modifikasi peralatan untuk
memperkecil resiko
7. Utamakan keamanan area
aktivitas

MK: Pola Tidur


Tidak Efektif
NOC: Anak mampu untuk
mencapai tidur tidak terganggu
selama 6 sampai 7 jamn setiap
malam
NIC:
1. Kaji keadaan-keadaan yang
menganggu tidur
2. Anjurkan orang tua untukduduk
dengan anak sampai dia tertidur
3. Anjurkan orang tua untuk
membuat jam-jam tidur yang
rutin, hindari terjadinya deviasi
dari jadwal ini
4. Berikan sarana perawatan yang
membantu tidur (misalnya :
gosok punggung, latihan gerak
relaksasi dengan musik lembut,
susu hangat dan mandi air
hangat)

MK: Resiko
Cidera
NOC: Anak tidak akan melukai diri
sendiri atau orang lain
NIC:
1. Beri tahu orang tua untuk mengamati
perilaku anak secara sering. Lakukan
hal ini melalui aktivitas sehari-hari
dan interaksi untuk menghindari
timbulnya rasa waspada dan
kecurigaan
2. Singkirkan semua benda-benda yang
berbahaya dari lingkungan anak
3. Coba untuk mengarahkan perilaku
kekerasan fisik untuk ansietas anak
(misalnya : kantung pasien untuk
latihan tinju, joging, bola voli)
4. Anjurkan orang tua untuk bisa tetap
bersama anak jika tingkat
kegelisahan dan tegangan mulai
meningkat

MK: Kerusakan
Interaksi Sosial
NOC: klien mampu menunjukan
interaksi sosial yang baik
NIC:
1. Kaji pola interaksi antara
pasien dan orang lain
2. Anjurkan pasien untuk
bersikap jujur dalam
berinteraksi dengan orang lain
dan menghargai hak orang
lain.
3. Identifikasi perubahan perilaku
yang spesifik.
4. Bantu pasien meningkatkan
kesadaran akan kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang

DAFTAR PUSTAKA
Handayani. (2011). Penyebab Anak Hiperaktif. (online) http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/59679/penyebab-anak-hiperaktif, diakses 4 mei 2016
Ningsih, C. (2014). Pathway Hiperaktif. (online) http://pathway-adhd.html diakses 4 mei 2016
Sacharin, R. (2006). Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzzane C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedahBrunner&Suddarth. Jakarta: EGC
Surana, T. (2003). Mengarahkan Anak Hiperaktif. (online) http://www.balitacerdas.com/perilaku/hiperaktif.html diakese 4 mei 2016
Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedahBrunner&Suddarth. Jakarta: EGC

NI MADE DESY ARMITA


04064881517014
CO-NERS UNSRI

You might also like