You are on page 1of 7

TUGAS

ILMU BAHAN MAKANAN 2


KOMPOSISI MINUMAN BERKARBONASI PEPSI BLUE

Dosen Pembimbing :
Veriani Aprilia, M.Sc

Disusun Oleh :
HUSNUL HATIMAH
NIM. 150400180

PERGURUAN TINGGI ALMA ATA YOGYAKARTA


STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA
PSIG ALIH JENJANG
TAHUN 2015
Minuman Berkarbonasi Pepsi Blue

1. Gambaran Minuman Berkarbonasi Pepsi Blue

Pepsi Blue adalah salah satu jenis varian dari minuman Pepsi (sebelumnya bernama
Pepsi-Cola) yang merupakan merek minuman ringan yang diproduksi oleh PepsiCo dan
dijual di seluruh dunia melalui toko, restoran, dan mesin penjual. Minuman ini
merupakan persaingan dengan Coca-Cola. Minuman ini dibuat pertama kali pada 28
Agustus 1898 oleh ahli farmasi Caleb Bradham. Merek ini menjadi merek dagang pada
16 Juni 1903.
Di Indonesia, Pepsi diproduksi oleh PT. Pepsi-Cola Indobeverages dengan pabriknya
di Purwakarta, Jawa Barat. Perusahaan tersebut merupakan joint-venture antara PepsiCo
Amerika Serikat dengan Indofood CBP Sukses Makmur Indonesia. Pepsi Blue terdaftar
di Badan Pengawas Obat Makanan RI dengan BPOM RI MD 250010080326.
2. Informasi Nilai Gizi dan Komposisi Pepsi Blue
a. Informasi Nilai Gizi Pepsi Blue
Informasi nilai gizi Pepsi Blue dapat dilihat kandungan nutrisi atau gizi dan juga
vitamin yang terdapat dibalik kemasan Pepsi Blue.
Informasi Nilai Gizi
Takaran saji 335 ml
Jumlah sajian per kemasan1
Jumlah Per Sajian
Energi total 100 Kkal Energi dari lemak 0 Kkal
% AKG*
Lemak Total0g 0%
Lemak Jenuh 0g 0%
Lemak Trans 0g
Kolesterol 0mg 0%

Natrium/Sodium 15mg 1%
Karbohidrat Total 41g 14%
Serat Pangan 0g 0%
Gula 41g
Protein 0g 0%
Vitamin A 0%
Vitamin C 0%
Kalsium 0%
Zat Besi 0%
*Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 Kkal. Kebutuhan energi anda
mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
b. Komposisi Pepsi Blue
Nama
Produk
Product
Brand
Berat Kotor
Nomor
Produk
Product
Dimensions
Description

Pepsi Blue 1.5ml


Pepsi
1804 g
S000000909
10.00cm x 10.00cm x 34.00cm
Komposisi: air, CO2, gula, pengatur keasaman (asam sitrat dan
natrium sitrat), sekuestran asam fosfat, perisa kola, kafein,
pengawet natrium benzoat, pemantap gum arab, pewarna biru
berlian CI 42090, pewarna merah alura CI 16095 BPOM RI MD
250010080326

3. Fungsi dari Komposisi Pepsi Blue


a. Air
Air merupakan komponen utama dari minuman berkarbonasi. Hampir 90%
minuman berkarbonasi terdiri dari air. Air berfungsi sebagai pelarut gas
karbondioksida (CO2) yang kemudian akan menghasilkan air soda dengan rumus
kimia H2CO3.
b. CO2
Karbon dioksida digunakan dalam minuman bersoda karena lebih mudah larut
dalam air dibandingkan nitrogen atau gas lainnya dan dari berbagai macam gas yang
murah dan tidak beracun, karbon dioksida merupakan yang paling masuk akal untuk
digunakan.
Sama seperti oksigen, karbondioksida merupakan gas yang banyak terdapat di
alam. Karbondioksida merupakan gas yang kita keluarkan saat bernapas dan diambil
oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Bila diinjeksi ke dalam air dengan tekanan

tinggi, karbondioksida akan membentuk asam karbonat. Itulah sebabnya minuman


dengan karbondioksida disebut juga minuman berkarbonasi (carbonated beverages).
Asam karbonat tersebutlah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya sentuhan
khas soda di mulut (mouthfeel) dan perasaan yang mengigit (bite) pada saat minuman
berkarbonasi.diminum.
Selain itu, gas karbondioksida juga berpengaruh terhadap timbulnya efek extra
sparkle, yang membedakan minuman ringan berkarbonasi dengan non-karbonasi.
Extra sparkle adalah efek penampakan berkelap-kelip pada minuman. Secara praktis
CO2 adalah satu-satunya gas yang paling cocok untuk memproduksi penampakan
sparkle dalam minuman ringan berkarbonasi. Di lain pihak, oksigen dan nitrogen
hanya dapat larut namun tidak bereaksi dengan air, sehingga rasa khas soda tidak akan
muncul.
Kelarutan gas karbondioksida sedemikan rupa, sehingga dapat bertahan dalam
cairan pada suhu ruang. Jika dikocok secara perlahan, gas tersebut akan melepaskan
gelembung dalam minuman. Keberadaan karbondioksida pada minuman dapat
diibaratkan seperti rempah-rempah pada makanan. Karbondioksida dapat
meningkatkan citarasa pada minuman sehingga orang menikmati saat
mengonsumsinya. Pada saat larut dalam air, CO2 memberikan rasa asam sehingga
dapat menurunkan pH menjadi sekitar 3,2 3,7. Rasa asam tersebut merupakan rasa
khas soda yang membuat orang teringat terus akan rasanya. Gas karbondioksida yang
larut dalam air, bukan hanya menghasilkan rasa yang spesifik, tetapi juga dapat
berfungsi sebagai antibakteri untuk mengawetkan minuman secara alami.
Kandungan karbondioksida di dalam minuman ringan tergantung dari jenis
minumannya. Untuk minuman yang mengandung flavor imitasi, biasanya digunakan
kadar karbonasi yang tinggi. Pada minuman dengan flavor buah yang mengandung
gula tinggi lebih disukai kadar karbondioksida yang rendah.
c. Gula
Gula atau sukrosa sebagai pemanis ditambahkan dalam minuman agar
menambah rasa manis dan menambah cita rasa dari minuman Pepsi Blue. Selain itu
juga menambah kandungan gizi terutama asupan kalori dan karbohidrat, sehingga
dapat meningkatkan kebutuhan kalori dan karbohidrat konsumen.
d. Pengatur Keasaman (Asam Sitrat dan Natrium Sitrat)
Pengatur Keasaman (Asidulan) atau zat pemantau pH merupakan zat aditif yang
ditambahkan pada makanan atau minuman, umumnya digunakan/berfungsi untuk
mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman (pH) serta
sebagai penegas rasa, warna, dan pengawet. Zat ini dapat berupa asam atau basa
organik, mineral, zat penetral, atau zat pembuffer.
Pengatur keasamanan yang digunakan dalam minuman berkarbonasi Pepsi
Blue adalah asam sitrat dan natrium sitrat. Asam sitrat selain sebagai pengatur
keasaman juga merupakan salah satu zat utama yang membuat rasa menendang pada
soda. Sedangkan natrium sitrat selain digunakan sebagai pengatur keasaman dalam
minuman, natrium sitrat juga digunakan sebagai penguat rasa dalam untuk minuman
bersoda seperti Pepsi Blue.

e. Sekuestran Asam Fosfat


Asam fosfat adalah salah satu sekuestran yang berfungsi mengikat logam yang
terdapat dalam bahan makanan atau minuman olahan sehingga kehadirannya amat
membantu terjaganya kestabilan warna, cita rasa, dan tekstur makanan. Selain itu
sebagai sekuestran, asam fosfat yang ditambahkan juga untuk membantu memberikan
karakteristik rasa menggigit pada minuman berkarbonasi.
f. Perisa Kola
Perisa adalah bahan tambahan pangan berupa preparat konsentrat, dengan atau
tanpa ajudan perisa (flavouring adjunct) yang digunakan untuk memberi flavor,
dengan pengecualian rasa asin, manis, dan asam. Tidak dimaksudkan untuk
dikonsumsi secara langsung dan tidak diperlakukan sebagai bahan pangan. Perisa kola
ditambahkan pada minuman berkarbonasi merek Pepsi Blue menciptakan atau
menegaskan rasa dan aroma kola sehingga meningkatkan kualitas produk tersebut.
g. Kafein
Kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi
otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai
trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh,
soda, cokelat, minuman berenergi maupun obat-obatan. Kafein memiliki beberapa
manfaat seperti dapat menstimulasi otak dan sistem saraf, bisa membantu berpikir
lebih cepat, mencegah gigi berlubang, mengurangi derita sakit kepala, melegakan
napas penderita asma, membuat badan tidak cepat lelah, meningkatkan rasa riang,
meningkatkan penampilan mental dan memori, menangkal radikal bebas dan
menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA, melindungi jantung dan
kanker, dan mengurangi risiko pengidapan diabetes.
Kafein merupakan salah satu bahan penyegar yang memiliki kemampuan untuk
memberikan stimuli berupa peningkatan kerja jantung bagi pemakainya. Peranan
utama kafein di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh
tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Karena
itulah, kafein ditambahkan dalam dosis tertentu dalam minuman berkarbonasi untuk
membantu meningkatkan stamina dan menghilangkan kelelahan sekaligus sebagai
minuman penyegar.

h. Pengawet Natrium Benzoat


Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid) yang biasa
diperdagangkan adalah garam natrium benzoate, memiliki ciri-ciri berbentuk serbuk
atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang
tinggi akan meleleh lalu terbakar.

Natrium benzoat merupakan zat tambahan (eksipien) yang digunakan sebagai


pengawet. Natrium benzoat memiliki ambang batas penggunaan 600 mg/l. Benzoat
merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dan sering digunakan
sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini
menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan
meningkatkan keasaman dari urin. Natrium benzoat digunakan secara luas dalam
industri minuman khususnya ditambahkan pula pada minuman karbonasi dengan
merek Pepsi Blue. Manfaat lain dari Natrium Benzoat adalah sebagai bahan
pengawet agar tidak berbau tengik, tidak cepat rusak, menjaga rasa makanan, dan
sebagainya.
i. Pemantap Gum Arab
Gum arab digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk
lapisan tipis dan pemantap emulsi. Gum arab akan membentuk larutan yang tidak
begitu kental dan tidak membentuk gel pada kepekatan yang biasa digunakan (paling
tinggi 50%). Viskositas akan meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi.
Gum arab mempunyai gugus arabinogalactan protein (AGP) dan glikoprotein (GP)
yang berperan sebagai pengemulsi dan pengental. Gum arab biasanya digunakan
sebagai campuran minuman untuk mengurangi tekanan permukaan (surface tension)
air dan stabilizer.
j. Pewarna Biru Berlian CI 42090 dan Merah Alura CI 16095
Pewarna sintetis masih sangat diminati oleh para produsen makanan karena
harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pewarna alami. Selain itu,
pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik, sehingga warnanya tetap
cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan
pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan
disimpan. Namun penggunaan pewarna sintetis yang tidak proporsional bisa
mengganggu kesehatan. Bahan pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan
pun harus dibatasi jumlahnya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang
masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan efek. Sesuai izin dari Kementerian
Kesehatan, pewarna sintetis yang diperbolehkan adalah Biru Berlian CI 42090, Merah
Allura CI 16035.
Pewarna Biru Berlian CI 42090 untuk pewarna biru dan Merah Allura CI 16035
untuk pewarna merah pada minuman berkarbonasi dengan merek Pepsi Blue.
Pewarna tersebut ditambahkan pada produk agar lebih menarik dan disukai
konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.nutrigizi.com/minuman/softdrink/pepsi/
http://www.komposisiproduk.com/minuman/softdrink/pepsi-blue/

http://www.amazine.co/304/mengapa-minuman-soda-menggunakan-karbon-dioksida-bukangas-lain/
http://cassia-ks.blogspot.co.id/2013/03/bahaya-bahaya-minuman-bersoda.html
https://www.academia.edu/4312473/Analisa_Minuman_BersodaBerikut_gambaran_singkat_
dari_efek_buruk_minuman_soda_seperti_diulas_Bliss_Tree
http://selfaniseptiawati.blogspot.co.id/2013/02/bahantambahan-pangan-btp-bahantambahan.html
http://prasasto.blogspot.co.id/2008/09/bahan-tambahan-makanan-btm.html
https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/03/14/natrium-sitrat-fungsinya-tak-sekadarpengatur-keasaman-pada-makanan/

You might also like