You are on page 1of 2

Nama

: Mohammad Syarifudin

NPM

: 230110150229

Kelompok

: 14 / Perikanan C / 2015

Pengaruh Suhu Terhadap Buka Tutup Operculum Ikan


Suhu adalah faktor pembatas terpenting dalam suatu lingkungan perairan, selain
tekanan, suhu dan salinitas. Organisme air sangat rentan terhadap perubahan suhu. Kelarutan
oksigen di dalam air menurun dengan meningkatnya suhu dan mencapai nol pada air
mendidih. Sesuai dengan hukum Henry yang menyatakan bahwa kelarutan gas termasuk
oksigen pada umumnya dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan salinitas air. Hal ini dibuktikan
oleh Smith (1982) yang membuktikan bahwa kandungan oksigen menurun saat suhu ruang
meningkat. Air hangat memiliki kelarutan oksigen lebih besar dibandingkan air dingin.
Ikan merupakan mahkluk hidup yang mempunyai habitat di air, baik air tawar, payau,
maupun asin. Ikan adalah salah satu hewan poikiloterm, yaitu hewan yang mampu hidup
dangan menyesuaikan temperatur atau suhu di tempat hidupnya. Ikan bernafas dengan cara
mengambil air dari dalam air dengan menggunakan insang yang terdapat di kanan dan kiri
bagian kepala. Ikan akan mengambil oksigen ke permukaan air jika oksigen yang terlarut
dalam air tidak mencukupi. Ikan juga mengambil oksigen dari dalam air dan mengeluarkan
zat sisa karbondioksida yang sudah tidak berguna dalam sistem pernapasannya
Ikan bernafas dengan menggunakan insang yang ditutupi oleh tutup insang
(operculum). Proses pernafasan pada ikan adalah dengan membukanya mulut, sehingga
terdapat sedikit tekanan negatif dalam rongga maupun rongga insang. Begitu mulut ditutup,
tekanan dalam rongga mulut meningkat (menjadi positif), air di dorong masuk rongga insang
dan selanjutnya mendorong operculum, dan air keluar rongga insang. Tekanan dalam rongga
mulut dari rongga insang menjadi lebih kecil daripada tekanan air diluar tubuh, sehingga
tutup insang menutup kembali. Pada saat air masuk ke dalam rongga maka oksigen yang
terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam
insang sedangkan pada saat air keluar melalui insang karbondioksida juga dikeluarkan.
Saat suhu dinaikkan,frekuensi bukaan operculum ikan akan semakin meningkat. Saat
suhu meningkat, laju metabolisme ikan akan meningkat sehingga gerakan membuka dan

menutupnya operculum ikan akan lebih cepat daripada suhu awal (suhu kamar). Selain itu,
pada suhu yang tinggi juga jumlah oksigen yang tersedia pada air panas/ bersuhu tinggi lebih
sedikit dibandingkan pada suhu normal sehingga ikan tersebut akan lebih sering mengambil
oksigen, karena saat suhu naik ikan tersebut kekurangan oksigen. Hal ini menandakan bahwa
saat suhu diturunkan, gerakan operculum ikan akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan
saat suhu turun proses metabolisme akan berjalan lambat mengakibatkan kebutuhan O
menurun, sehingga gerakannya melambat. Penurunan O juga dapat menyebabkan kelarutan
O di lingkungannya meningkat.

SUMBER :
Effendie, M.I.1978. Biologi Perikanan I. Studi Natural History. Fakultas Perikanan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Lagler, K.F, J.E. Bardach and R.R Miller. 1977. Ichtyology. John willey and Sons,Inc. New
York.
Affandi R dkk. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press. Riau Ikhtiology, Rahardjo,. M.F dkk,
Bandung : Lubuk Agung, 2011
Sutandar, Z. 1992. Petunjuk Praktikum Ikhtiologi. Fakultas Pertanian. Universitas
Padjadjaran. Bandung

You might also like