You are on page 1of 5

1.

Antiprotozoa dan antivirus

2. Penggunaan insektisida untuk membasmi lalat (sebagai vektor). Obat trypanocidal yang
sudah digunakan untuk mengobati penyakit Surra di berbagai negara. Sampai saat ini
ternyata hanya Suramin yang efektif untuk pengendalian Surra, karena tidak
menimbulkan resistensi dan mempunyai efek residual selama tiga bulan sehingga dapat
digunakan sebagai pencegahan dan pengendalian. 1. Melarsoprol a. Arsenic organic yang
menghambat enzim sulfhidril b. Dapat menembus BBB (pilihan utama untuk penyakit
tidur Afrika)
3. 2. Nifurtimox a. Derivate nitrofurazone b. Menghambat trypanothione reductase c. Obat
pilihan utama untuk American trypanosomiasis, mucocutaneus leishmaniasis 3. Suramin
a. Senyawa polianionik b. Obat pilihan utama untuk stadium hemolimfatik awal African
Trypanosomiasis c. Obat alternative untuk Ivermectin pada tx onchocercosis
4. Disentri ameba adalah penyakit infeksi usus yang ditimbulkan oleh Entamoeba
histolytica, suatu mikroorganisme anaerob bersel tunggal. Dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu E. histolycayang bersifat patologis dan E. dispar yang bersifat nonpatologis
Obat ambesiasi dapat dibagi berdarkan efektivitasnya terhadap bentuk Entaboeba dalam 2
kelompok besar, yaitu : 1. Obat amebisida-kontak berdaya mematikan dengan jalan
kontak langsung bentuk mitura dalam rongga usus, tetapi tidak di dalam hati. Obat-obat
ini terdiri dari beberapa senyawa kimia, yaitu: a. Senyawa nitro-imidazol: metronidazol,
tinidazol dll. Obat ini juga aktif terhadap bentuk-jaringan dan dapat dianggap obat
amebisida umum. Karena senyawa imidazol ini terutama diserap di usus halus, maka
khasiat amebisid-kontaknya kurang penting. Di samping itu senyawa ini juga berperan
terhadap protozoa lainnya , misalnyatrichomonas vaginalis dan giardia lamnlia. b.
Diloksanida furoat: khusus digunakan untuk mematikan kista pada pembawa ameba,
tidak untuk disentri ameba. c. kliokinol: karena efek sampingnya terhadap mata, obat ini
tidak dianjurkan lagi oleh WHO
5. 2. Obat amebisida-jaringan berkhasiat terhadap bentuk-histolika di dinding usus dan
jaringan lain, yaitu zat-zat nitro- imidazol, (dihidro) emetin dan klorokuin. Pilihan

pertama adalah nitro-imidazol, karena juga aktif terhadap ameba bentuk-usus. Emetin
mematikan parasit disemua jaringan tubuh, tetapi jarang digunakan lagi karena
kardiotoksisitasnya. Derivate-dihidronya yang kurang toksis masih digunakan parenteral
di daerah endemis.
6. Koksidiosis (berak darah pada unggas) merupakan penyakit yang menyebabkan
kerusakan di saluran percernaan, terutama di usus halus dan sekum. Penyebabnya: Parasit
Eimeria sp. antikoksidia yang bisa digunakan oleh peternak guna mengobati koksidiosis.
a. Sulfonamide Antikoksidia yang masuk ke dalam golongan sulfonamide di antaranya
sulfadiazine,

sulfadimethylpirimidine,

sulfaquinoxaline,

sulfamonomethoxine,

sulfadimethoxine, dsb. Antikoksidia golongan ini lebih efektif untuk mengatasi Eimeria
yang menyerang bagian usus halus (E. acervulina, E. maxima, E. necratix, E. brunetti, E.
mitis). Namun sulfaquinoxaline dan sulfadimethylpirimidine efektif juga untuk Eimeria
usus buntu (E. tenella). b. Thiamine antagonist Salah satu antikoksidia yang termasuk ke
dalam golongan thiamine antagonist adalah amprolium. Jika dikombinasikan dengan
sulfaquinoxaline dapat memperluas spektrum kerja dan meningkatkan potensi membasmi
Eimeria usus halus dan sekum. Mekanisme kerja dari amprolium ini sama dengan
antikoksidia golongan sulfonamide, yaitu mengganggu proses reproduksi aseksual
Eimeria sp. Produk yang mengandung amprolium contohnya Therapy dan Koksidex.
7. c. Toltrazuril Toltrazuril merupakan antikoksidia golongan triazinetrione. Berbeda dengan
antikoksidia sulfonamide dan amprolium, toltrazuril bekerja efektif dengan cara
mengganggu fungsi mitokondria, yaitu dengan menghambat aktivitas enzim pada rantai
pernapasan sel sehingga akan menyebabkan kematian pada semua tahap perkembangan
sel Eimeria sp. (reproduksi seksual maupun aseksual). Contoh produk terbaru Medion
yang mengandung toltrazuril adalah Toltradex. d. Toltradex, Antikoksidia dengan Banyak
Keunggulan Toltradex merupakan sediaan larutan oral yang mengandung toltrazuril 5%,
yang tersedia dalam bentuk larutan sehingga mudah diberikan lewat air minum. Berbeda
dengan golongan sulfonamide, Toltradex cukup diberikan selama 2 hari berturut-turut
untuk mengatasi koksidia, lebih cepat dan efisien.
8. Sarkosporodiosis adalah suato penyakit asal protozoa yang sering ditemukan pada itik,
reptile, dan mamalia. penyakit ini disebabkan oleh protozoa golongan genus Sarcocystis.

FamilySarcocyistidae. Sarkosporodiosis pada itik terutama disebabkan oleh Sarcocystic


rileyi dan pada ayam disebabkan oleh Sarcocystis horwathi. Pengobatan Pengobatan
sarkosporodiosis tidak umum dilakukan pada unggas. Beberapa ahli melaporkan bahwa
kalium yodida, sulfadimetoksin, amprolium, dan obat antimalaria dapat dipergunakan
untuk mengobati sarkosporodiosis pada berbagai jenis hewan dengan derajat kebersihan
yang bervariasi.
9. Toxoplasma gondii merupakan parasit protozoa yang menginfeksi sebagian besar spesies
hewan berdarah panas (misalnya, kucing, babi, domba, dan manusia) dan menyebabkan
penyakit toksoplasmosis. Hanya kucing (kucing domestik dan kerabat lainnya dalam
keluarga Felidae) yang dikenal sebagai hewan inang yang memungkinkan parasit untuk
melengkapi siklus hidupnya. Tiga obat yang paling sering digunakan adalah pirimetamin
(Daraprim), sulfadiazin (Microsulfon), dan asam folinic. Pirimetamin (Daraprim) dan
sulfadiazin (Microsulfon) dapat menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama
pada janin. Dua dari efek samping utama adalah penekanan sumsum tulang (pengobatan
leucovorin dapat mengurangi penekanan ini) dan toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk
sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah, toksisitas hati, kejang, dan gejala lainnya.
10. Berdasarkan suseptibilitas berbagai stadium parasit malaria terhadap obat malaria maka
obat malaria di bagi dalam 5 golongan : 1) Skizontosida jaringan primer: proguanil,
pirimetamin, dapat membasmi parasit pra eritrosit sehingga mencegah masuknya parasit
ke dalam eritrosit digunakan sebagai profilaksis kausal. 2) Skizontosida jaringan
sekunder primakuin, membasmi parasit daur eksoeritrosit atau bentuk-bentuk jaringan P.
vivax dan P. ovale dan digunakan untuk pengobatan radikal infeksi ini sebagai obat anti
relaps. 3) Skizontosida darah: membasmi parasit stadium eritrosit yang berhubungan
dengan penyakit akut disertai gejala klinis. 4) Gametositosida: menghancurkan semua
bentuk seksual termasuk stadium gametosit P.falcifarum, juga mempengaruhi stadium
perkembangan parasit malaria dalam nyamuk Anopheles betina 5) Sporontosida:
mencegah atau menghambat gametosit dalam darah untuk membentuk ookista dan
sporozoit dalam nyamuk Anopheles
11. Obat-obat malaria dapat dibagi dalam 9 golongan menurut rumus kimianya : 1) Alkaloid
cinchona (kina) 2) 8-aminokuinolin (primakuin) 3) 9-aminoakridin (mepakrin) 4) 4-

aminokuinolin (klorokuin, amodiakuin) 5) Biguanida(proguanil) 6) Diaminopirimidin


(pirimetamin, trimetoprim) 7) Sulfon dan sulfonamide 8) Antibiotic ( tetrasiklin,
minosiklin, klindamisin ) 9) Kuinilinmetanol dan fenantrenmetanol ( meflokuin )
12. Leucocytozoonosis merupakan penyakit parasit dalam ( endoparasit ) yang disebabkan
oleh protozoa, yaitu Leucocytozoon sp. Protozoa ini ialah parasit darah yang hidupnya di
dalam sel darah merah. Leucocytozoon sp. yang menyerang ayam ada 2, yaitu L.caulleryi
dan L.sabrezi. Pengobatan yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan antibiotik
yang dapat menekan pertumbuhan schizont, seperti 1) Sulfonamid yang dikombinasikan
dengan vitamin A dan K3 Sulfonamid berkerja dengan cara menghambat asam folat
sehingga pertumbuhan schizont ditekan dan infeksi terhenti. Adanya vitamin A dan K3
akan membantu mencegah atau mengurangi perdarahan dan kerusakan sel lebih lanjut. 2)
Kombinasi antara Sulfonamid dan diaminopirimidin Kombinasi antara sulfonamid dan
diaminopirimidin bersifat sinergis (saling menguatkan) dalam menghambat asam folat
sehingga pertumbuhan schizont dapat ditekan. Kombinasi obat yang lainnya ialah
sulfonamid

dan

pirimethamin

maupun

sulfonamid

dan

trimethoprim.

Sulfamonomethoxine merupakan golongan sulfonamid dengan daya kerja yang lama,


yaitu selama 24 jam sehingga bisa menekan asam folat secara optimal.
13. Pada penderita Babesia obat yang sering digunakan adalah chloroquine. Apabila obat
tersebut belua tau kurang berhasil bisa diberikan quinine (kina) denga dosis 650 mg 3 kali
sehari, bisa dikombinasikan dengan clindamycine 600 mg 3 kali sehari per oral atau
secara intravena 120 mg 2 kali sehari. Pengobatan diberikan selama 7-10 hari.
Pentamidine boleh diberikan karena bisa mengurangi jumlah parasit di dalam darah
merah, dan menghilangkan demam, tetapi parasit tidak seluruhnya bisa dibasmi. Akhirakhir ini digunakan atovaquone dikombinasi dengan azithromycine yang cukup efektif.
14. Antivirus dapat di klasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu 1. Antinonretrovirus
Antivirus untuk herpes Antivirus untuk influenza Antivirus untuk HBV dan HCV
2. Antiretrovirus Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) Nucleotide
reverse transcriptase inhibitor (NtRTI) Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI) Protease inhibitor (PI) Viral entry inhibitor

15. ASIKLOVIR Dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat yang menghambat DNA


polimerase virus VALASIKLOVIR Mekanisme kerjanya sama dengan asiklovir
GANSIKLOVIR Dimetabolisme menjadi gansiklovir trifosfat yang menghambat DNA
polimerase virus PENSIKLOVIR Dimetabolisme menjadi pensiklovir trifosfat yang
menghambat DNA polimerase virus
16. FAMSIKLOVIR Mekanisme kerjanya sama dengan pensiklovir FOSKAMET
Menghambat DNA polimerase virus dan reverse transcriptase pada tempat ikatan
pirofosfat RIBAVIRIN Mengganggu mRNA virus LAMIVUDIN Hambatan DNA
polimerase dan reverse trancriptase virus AMANTADIN Hambatan kanal ion protein
M2 dan modulasi pH intrasel
17. RIMANTADIN Hambatan kanal ion protein M2 dan modulasi pH intrasel
INTERFERON ALFA Induksi enzim selluler yang mengganggu sintesis protein virus
NRTI Menghentikan perpanjangan rantai DNA virus dengan cara bergabung pada ujung
3 rantai DNA virus NNRTI Menghambat HIV-1 reverse transcriptase melalui
interaksi dengan allosteric pocket site

You might also like