Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Welki Vernando, S.Ked
61111066
Pembimbing :
dr. Agus Permadi, Sp. S
BATAM
2016
ANAMNESIS
I. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Status
Masuk Rumah Sakit
Tanggal Pemeriksaan
No RM
: Ny. S
: 47 tahun
: Perempuan
: Islam
: Guru SMP
: Menikah
: 4 Oktober 2016
: 4 Oktober 2016
: 66521
IV.
minggu yang lalu. Kesemutan terutama dirasakan pada sisi dalam jari tengah,
telunjuk, dan ibu jari. Kesemutan bersifat hilang timbul dan dirasakan terutama
pada malam hari dan berkurang bila dikebas-kebaskan.
Pasien mengeluh rasa sedikit tebal pada jari tengah, telunjuk, dan ibu jari.
Keluhan muncul bersamaan dengan rasa kesemutan. Pasien juga mengaku terdapat
nyeri di pergelangan tangan yang tidak menjalar. Nyeri dirasakan 3 hari yang
lalu. Nyeri berkurang bila pergelangan tangan dipijat.
Pasien tidak pernah memeriksakan keluhan tersebut sebelumnya. Oleh pasien
tangan yang sakit masih tetap digunakan untuk bekerja. Pasien bekerja sebagai
guru SMP dimana pekerjaannya menulis di papan tulis yang dijalani lebih dari 15
tahun. Pasien juga mengaku mempunyai kebiasaan mencuci dan memeras pakaian
dengan tangan di rumah.
Pasien menyangkal riwayat bengkak dan panas di pergelangan tangan. Pasien
juga menyangkal riwayat jatuh menumpu pada tangan. Pasien juga menyangkal
kebiasaan tidur menumpu pada pergelangan tangan. Pasien menyangkal riwayat
kelemahan anggota gerak. Pasien menyangkal riwayat kesulitan dalam memegang
botol atau benda-benda berbentuk sejenis.
STATUS INTERNA
1. Kesan Umum
Kesadaran
GCS
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Mata
: Compos mentis
: E4 V5 M6
: 160/90 mmHg
: 72x/menit
: 20x/menit
: 36,50 C
: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
refleks pupil / diameter (3cm/3cm), pupil
Leher
Dada - Jantung
- Paru
Perut
2. Status psikiatri
Cara berpikir
Perasaan hati
Tingkah laku
Ingatan
Kecerdasan
3. Status neurologis
A. Fungsi luhur
: dalam batas normal
B. Fungsi vegetatif : dalam batas normal
C. Tanda rangsangan selaput otak :
Kaku kuduk
: (-)
Tanda lasseque
: (-)
Tanda kernig
: (-)
Tanda brudinski I : (-)
Tanda brudinski II : (-)
Tanda brudinski III : (-)
Tanda brudinski IV : (-)
D. Kolumna vertebralis :
Kelainan bentuk
Nyeri tekan/ ketok lokal
Tanda Patrick
Tanda Kontrapatrick
Gerakan vertebra servikal
batas normal
Gerakan tubuh
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: fleksi, ekstensi dan rotasi pasif dalam
: membungkuk, ekstensi dan deviasi
Kanan
Kiri
:
:
N. II (Optikus)
Tajam penglihatan
Lapang penglihatan
Melihat warna
Fundus okuli
:
:
:
:
>6/60
dbn
dbn
dbn
>6/60
dbn
dbn
dbn
N. III (Okulomotorius)
Celah mata
Posisi bola mata
Pergerakan bola mata
Strabismus
Nistagmus
Exophtalmos
Pupil
Besarnya
:
:
:
:
:
:
:
di tengah
dbn
3 mm
simetris
di tengah
dbn
3 mm
Bentuknya
Refleks cahaya langsung
Refleks cahaya tidak langsung
Refleks konvergensi
Melihat ganda
:
:
:
:
:
Bulat
+
+
+
-
Bulat
+
+
+
-
dbn
dbn
:
:
Tengah
-
Tengah
-
N.V (Trigeminus)
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Refleks kornea
Sensibilitas muka
:
:
:
:
:
dbn
dbn
dbn
+
+
dbn
dbn
dbn
+
+
N. VI (Abdusen)
Pergerakan mata (ke lateral)
Sikap bola mata
Melihat ganda
:
:
:
Tengah
-
Tengah
-
N. VII (Fasialis)
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Memperlihatkan gigi
Bersiul
Perasaan lidah (2/3 anterior)
:
:
:
:
:
N. VIII
Suara berbisik
Tes schwabach
Tes rinne
Tes weber
Vertigo
Nistagmus
N. IV (Troklearis)
Pergerakan mata
(ke bawah-ke dalam)
Sikap bola mata
Melihat ganda
dbn
simetris
simetris
simetris
simetris
dbn
:
:
:
:
:
:
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
N. IX (Glosofaringeus)
Perasaan lidah (1/3 posterior)
Sensibilitas faring
:
:
dbn
dbn
N. X (Vagus)
Arkus faring
normal (tengah)
(-)
(-)
dbn
dbn
Menelan
Refleks muntah
Fenomena Vernet Rideau
:
:
:
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
N. XI (Aksesorius)
Mengangkat bahu
Memalingkan muka
:
:
dbn
dbn
dbn
dbn
N.XII (Hipoglossus)
Atrofi lidah
Kekuatan
Gerak spontan
Posisi diam
Posisi dijulurkan
:
:
:
:
:
(-)
(-)
simetris
simetris
(-)
di tengah
di tengah
:
:
:
atas
5
normal
normal
Kekuatan
Trofi
Tonus
:
:
:
atas
5
normal
normal
Kanan
tengah
5
normal
normal
Kiri
tengah
5
normal
normal
bawah
5
normal
normal
bawah
5
normal
normal
Refleks
Biceps
Triceps
Brachial
Hoffman Tromner
Sensibilitas
:
:
:
:
++
++
++
-
++
++
++
-
Taktil
Nyeri
Suhu
Diskriminan 2 titik
Lokalis
:
:
:
:
turun
dbn
dbn
turun
:
turun
dbn
dbn
dbn
dbn
:
:
:
:
5
Normotrofi
normal
5
Normotrofi
normal
:
:
:
:
dbn
dbn
dbn
dbn
:
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
3. Anggota gerak bawah
Pergerakan
Kekuatan
Trofi
Tonus
Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Suhu
Diskriminan 2 titik
Lokalis
dbn
dbn
Getar
Refleks
Patella
Achilles
Babinski
Chaddock
Schaeffer
Oppenheim
Gordon
Klonus
Paha
Kaki
4. Reflek primitif
Reflek memegang
Reflek snout
Reflek menghisap
Reflek palmomental
G. Pemeriksaan nyeri
Flicks sign
Thenar wasting
Wrist extension test
Phalens test
Torniquet test
Tinelss sign
dbn
:
:
:
:
:
:
:
++
++
-
++
++
-
:
:
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: (+/-)
: (-/-)
: (+/-)
: (+/-)
: (-/-)
: (+/-)
dbn
Pressure test
: (+/-)
Luthys sign (bottles sign) : (-/-)
H. Koordinasi, gait dan keseimbangan
Cara berjalan
: dbn
Tes Romberg
: dbn
Disdiadokokinesis
: dbn
Ataksia
: dbn
Rebound phenomenon
: dbn
Disemetri
: dbn
I. Gerakan-gerakan abnormal
Tremor
Athetose
Mioklonik
Khorea
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
J. Alat vegetatif
Miksi
Defekasi
Refleks anal
Refleks kremaster
Refleks bulbokavernosus
: Normal
: Normal
: Tidak diperiksa
: Tidak diperiksa
: Tidak diperiksa
II.
Resume
A. Anamnesis
Pasien datang ke RSUDEF dengan keluhan telapak tangan kanan sering
kesemutan yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan hilang
timbul terutama setelah bekerja. Pasien juga mengeluh rasa tebal terutama pada
jari tengah, telunjuk, dan ibu jari tangan kanan. Pasien juga mengeluhkan nyeri di
pergelangan tangan kanan yang tidak menjalar sejak 3 hari yang lalu dan
menghilang bila dikebas-kebaskan.
Pasien bekerja sebagai guru SMP yang pekerjaannya sering menulis di papan
tulis lebih dari 15 tahun. Pasien juga mengaku sering mencuci baju dengan tangan
dan memeras pakaian.
B. Pemeriksaan Fisik
Status interna
Status psikiatri
Status neurologis
Kesadaran
Fungsi luhur
: dbn
: dbn
:
: GCS E4V5M6
: dbn
Fungsi sensoris
Lengan
Kanan
Kiri
Taktil
Nyeri
Suhu
Diskriminan 2 titik
Lokalis
:
:
:
:
:
turun
dbn
dbn
turun
turun
Fungsi motorik:
Kekuatan
Trofi
Tonus
:
:
:
C. Pemeriksaan nyeri
Flicks sign
Wrist extension test
Phalens test
Tinelss sign
Pressure test
III.
Atas
5
normal
normal
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
Ekstremitas Superior Kanan
Tengah
Bawah
5
5
normal
normal
normal
normal
: (+/-)
: (+/-)
: (+/-)
: (+/-)
: (+/-)
Diagnosis
Diagnosis klinis
Hipoestesia palmar dextra, hipoestesia digiti I, II, III dextra
Diagnosis topis
Nervus medianus dalam terowongan karpal
Diagnosis etiologis :
Suspek Carpal Tunnel Syndrome dextra
IV.
Rencana awal
Rencana pemeriksaan :
- Cek laboratorium (pemeriksaan darah lengkap)
- Foto Rontgen wrist join dextra AP/lat
Terapi :
- Medikamentosa
Pregabalin
Paracetamol
Triamsinolon
Eprison
- Nonmedikamentosa
Mengurangi aktivitas yang memberatkan penyakit seperti menulis,
mencuci baju dengan tangan, dan memeras pakaian.
Monitoring:
V.
Perjalanan penyakit
Pemeriksaan neurologis
Prognosis
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungsionam
: Bonam
: Bonam
: Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
tendon memberikan fungsi, sensibilitas dan pergerakan pada jari-jari tangan. Jari
tangan dan otot-otot fleksor pada pergelangan tanganbeserta tendon-tendonnya
berorigo pada epicondilus medial pada regio cubiti dan berinsersi pada tulang-tulang
metaphalangeal,
interphalangeal
proksimaldan
interphalangeal
distal
yang
membentuk jari tangan dan jempol. Canalis carpi berukuran hampir sebesar ruas jari
jempol dan terletak di bagian distal lekukan dalam pergelangan tangan dan berlanjut
ke bagian lengan bawah di regio cubiti sekitar 3 cm5.
digitorum profundus sisi radial), oposisi dan abduksi ibu jari (m.opones polisis dan
m.abduktor polisis brevis).Kawasan sensoriknya mencakup kulit yang menutupi
telapak tangan, kecuali daerah ulnar selebar 11/2 jari dan pada dorsum manus
kawasan sensoriknya adalah kulit yang menutupi falangs kedua dan falangs ujung jari
telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis. N. medianus sering terjepit atau tertekan
dalam perjalanannya melalui m.pronator teres, siku dan retinakulum pergelangan
tangan.Kelumpuhan yang menyusulnya melanda ketiga jari sisi radial, sehingga ibu
jari, jaritelunjuk, dan jari tengah tidak dapat difleksikan, baik di sendi
metakarpofalangeal,maupundi sendi interfalangeal.Ibu jari tidak dapat melakukan
oposisi dan abduksi. Atrofi otot-otot tenar akan cepat menyusul kelumpuhan
tersebut5.
1.3 EPIDEMIOLOGI
1.4 ETIOLOGI
Oleh karena posisi terowongan karpal yang sempit, selain dilewaati N. Medianus
juga dilalui oleh beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang menyebabkan semakin
padatnya
terowongan
ini
dapat
menyebabkan
terjadinya
penekanan
pada
diabetes
mellitus,
hipotiroidi,kehamilan
f. Neoplasma:kista ganglion,lipoma, infiltrasi metastase, mieloma
g. Penyakitkolagen vaskular :artritis reumatoid, polimialgiareumatika, skleroderma,
lupus eritematosussistemik.
h. Degeneratif: osteoartritis
i. Iatrogenik:punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis,
hematoma komplikasi dari terapi anti koagulan.
1.5 PATOGENESIS
Ada beberapa hipotesa mengenai patogenese dari STK. Sebagian besar penulis
berpendapat bahwa faktor mekanik clan vaskular memegang peranan penting dalam
terjadinya STK. Umumnya STK terjadi secara kronis dimana terjadi penebalan
fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan
yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler.
Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan
mengganggu nutrisi intrafasikuler laludiikuti olehanoksia yangakan merusak endotel.
Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran proteinsehingga terjadi edema
epineural. Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang
timbul terutama pada malam/pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat
digerak-gerakkan atau diurut (mungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada
aliran darah). Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang
merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh
jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara
menyeluruh7.
Pada STK akut biasanya terjadi penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler
sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasidan timbul iskemik saraf. Keadaan
iskemikini diperberatoleh peninggian tekanan intrafasikuler yang menyebabkan
berlanjutnya
dengan
menggenggam.Pada
keluhan
tahap
adanya
lanjut
dapat
kesulitan
dijumpai
yang
atrofi
penderita
otot-otot
sewaktu
thenar
(opponespollicis dan abductor pollicis brevis) dan otot-otot lainya yang diinervasi
oleh nervus medianus8.
1.7 DIAGNOSA
Penegakan diagnosa STK dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
fisik serta dapat ditambahkan pemeriksaan penunjang.
1. Pemeriksaan Fisik9
a. Flick's sign. Penderita diminta mengibas ngibaskan tangan atau
menggerak gerakkan jarinya. Bilakeluhan berkurang ataumenghilang akan
menyokong diagnosa STK. Harus diingat bahwatanda ini juga dapat
dijumpai pada penyakit Raynaud.
b. Thenar wasting. Padainspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi
otot-otot thenar.
c. Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual
maupun dengan alat dinamometer. Penderita diminta untuk melakukan
abduksi maksimal palmar lalu ujung jari dipertemukan dengan ujung jari
lainnya. Dinilai juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari tersebut.
Ketrampilandan ketepatan dinilai denganmeminta penderita melakukan
gerakan yang rumit seperti menulisatau menyulam.
d. Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara
maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga
dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti
STK,maka tes inimenyokongdiagnosa STK.
e. Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila
dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong
diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes inisangat sensitif untuk
menegakkan diagnosa STK.
fibrilasi,polifasik,
gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada ototototthenar. Padabeberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada ototototlumbrikal. EMG bisa normal pada 31% kasus STK.
tangan.
Masalatensensoriklebihsensitifdari
masa
laten
motorik
3. Pemeriksaan Radiologi7
Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat
apakahadapenyebab lain seperti fraktur atau artritis.Foto polos leher berguna
untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan
MRI dilakukan pada kasus yangselektifterutama yang akandioperasi.
4. Pemeriksaan Laboratorium7
Bila etiologiSTKbelum jelas,misalnyapada penderita usia muda tanpa adanya
gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti
kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.
Biasanya
keluhannya
berkurang
bila
leher
3. Pronator
teres
syndrome.
Keluhannya
lebih
menonjol
pada
rasa
ekstensor
pollicis
brevis,biasanya
akibat
gerakan
1.9 PENATALAKSANAAN
1. Edukasi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari STK7,8
Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya STK harus ditanggulangi,
sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan STK kembali.Padakeadaan
dimana
STK
terjadi
akibat
gerakan
tanganyang
repetitif
harus
secara teratur.
2. Terapi medikamentosa7,8
- Istirahatkan pergelangan tangan
- Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat
-
1.10 PROGNOSIS
Pada kasusSTK ringan, dengan terapi konservatif pada umumnya prognosa baik.
Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapikarena operasi hanyamelakukan pada
penderita yang sudah lama menderita STK penyembuhan post opratifnya bertahap.
Perbaikan yang paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeriyang kemudian
diikuti perbaikan sensorik. Biasanya perbaikan motorik dan otot ototyang
mengalami atrofi baru diperoleh kemudian. Keseluruhan prosesperbaikanSTK setelah
operasi ada yang sampai memakan waktu 18 bulan. Bila setelah dilakukan tindakan
operasi,tidak juga diperoleh perbaikan maka dipertimbangkan kembali kemungkinan
berikut ini:
a. Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin tekanan terhadap nervus
medianus terletak di tempat yang lebih proksimal.
b. Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.
c. Terjadi STK yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat
edema, perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik.
Komplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang
persisten di daerah distribusi nervus medianus. Komplikasi yang paling berat adalah
reflek sympathetic dystrophy yang ditandai dengan nyerihebat, hiperalgesia,disestesia
dan
ganggaun
trofik.
Sekalipun
prognosa
STK
denganterapi
konservatif
maupunoperatif cukup baik,tetapi resiko untuk kambuh kembali masihtetap ada. Bila
terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atauoperatif dapat diulangi
kembali7.
KESIMPULAN
Sindrom terowongan karpal (STK) adalah kerusakan dari nervus medianus yang
terjadi di dalam terowongan karpal di pergelangan tangan, yang dapat menyempit di
tempat yang dilalui nervus medianus di bawah ligamentum tranversum karpale
(fleksor retinakulum)1.
Sebagian kasus STK tidak diketahuipenyebabnya sedangkan pada kasusyang
diketahui,
penyebabnya
STKmempunyaihubungan
sangat
yangerat
bervariasi.
Namun,
kebanyakan
kasus
denganpenggunaantangansecararepetitif dan
berlebihan.
Gejala awal umumnya hanya berupa gangguan seperti rasa,nyeri, parestesia, rasa
tebal dan tinglingpadadaerah yang diinnervasinervus medianus. Gejala-gejala ini
umumnya bertambah berat pada malamhari danberkurang bilapergelangan tangan
digerak-gerakkan atau dipijat. Gejala motorik serta atrofi otot-otot thenar hanya
dijumpai pada penderita STK yang sudah berlangsung lama.
Penegakan diagnosa STK berdasarkan atas gejala klinis dan pemeriksaan fisik
yang meliputi berbagai macam tes. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti
pemeriksaan radiologis, laboratoris dan terutama pemeriksaan neurofisiologi dapat
membantu usaha menegakkan diagnosa.
Penatalaksanaan STK dikelompokkan atas 2 dengan sasaran yang berbeda.
Terapi yang langsung ditujukan terhadap STK harus selalu disertai terapi terhadap
keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya STK. Terapi terhadap STK
dikelompokkan atas terapi konservatif dan terapi operatif (operasi terbuka
atauendoskopik). Sekalipun prognosanya baik, kemungkinan kambuh masih tetap
ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr M, Frotscher M. Duus Topical Diagnosis in Neurologi. 4th Edition. New
York : Thieme. 2005
2. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Clinical Practice Guideline on the
Treatment of Carpal Tunnel Syndrome. 2008.
3. Gorsch, R. Carpal Tunnel Syndrome. The Canadian Journal of CME. 2001. pg.
101-117
4. Tana, Lusianawaty et al. Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Garmen di
Jakarta. Buletin Peneliti Kesehatan. 2004. vol. 32. no. 2: 73-82.
5. Pecina, Marko M. Markiewitz, Andrew D. Carpal Tunnel Syndromes: Peripheral
Nerve Compression Syndromes. Third Edition. New York : CRC PRESS. 2001.
6. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Clinical Practice Guideline On The
Diagnosis of Carpal Tunnel Syndrome. 2007
7. Aldi S. Rambe. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU. 2004
8. Brust, John C. M. Current Diagnosis and Treatment Neurology. Seccond Edition.
New York : Lange The McGraw Hill Companies Inc. 2012
9. Campbell, William W. DeJong's The Neurologic Examination, 6th Edition.
Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins. 2005.