Professional Documents
Culture Documents
Hepar Disorder
Hepatitis
:
-Viral (A, B , C, D, E, and F, G)
Virus Hep. F dan Hep. G * Sudah dapat
diidentifikasi namun masih dalam penelitian >>
lanjut )
Nonviral (Toxic Hepatitis, Drug Induced Hepatitis)
Fulminant Hepatic Failure
Hepatic
Chirrosis
Abcess Hepatic
Hepatic Carcinoma
Hepatitis A
Low mortality
Jarang menyebabkan fulminating hepatic failure tidak
ada risiko menjadi infeksi kronis
Tata laksana:
1. BEDREST
2. ADEKUASI NUTRISI DIET LUNAK
3. CAIRAN
4. MEDIKASI SESUAI KELUHAN
Pencegahannya:
A. Personal hygiene
B. Universal Precautions
C. Water hygiene
D. Food hygiene restaurant
E. Imunisasi
F. AVOID!!! oral anal sexual
RISIKO TINGGI???
Janin
* Sex partners (single or multi partner)
* Men who have sex with men
* Tenaga kesehatan
* Pasien yang menjalani hemodialisis
Reaksi Ag - Ab
Reaksi Ag - Ab
HBeAg timbul bersamaan atau setelah
HBsAg.
Antibodi anti HBe menunjukkan daya tular
berkurang.
HbsAg timbul setelah infeksi akut,
menunjukkan penderita sangat menular.
Antibodi anti HBs muncul setelah infeksi
membaik, memberikan kekebalan jangka
panjang.
SYMPTOMS: Hep. A
DIAGNOSTIC TEST:
HBsAg : akut & kronis
Ig.M anti HBc : akut
PREVENTION:
Screening dini
Imunisasi
AVOID!!! Sex with multi partner
Medical instrumen sterilisation
Blood product
Tingkat Keparahan:
Dapat menjadi fatal (mortality rate 60%)
1-2% dapat menjadi Hepatitis Kronis
aktif
10% dapat menjadi Shirosis Hepatis
Hepatitis B
1.
Hepatitis B Akut
Etiologi: virus hepatitis B dari golongan virus
DNA
Masa inkubasi 60-90 hari
Penularannya: 95% terjadi masa perinatal
(saat persalinan) dan 5% intrauterine,
melalui tranfusi darah, jarum suntik
tercemar, pisau cukur, tatto, transplantasi
organ.
Hepatitis B Kronik
Hepatitis C
Penularan melalui darah dan cairan tubuh
Parenteral
Sex Contact
Persalinan dari ibu yang terinfeksi Hep. C
Carrier State
RISIKO TINGGI???
A. IDU (injection drug user)
B. Pasien yang menjalani HD dalam jangka waktu lama
C. Penerima donor (baik darah, jaringan, organ) sebelum
tahun 1980-an
D. Tenaga kesehatan
E. Individu yang terinfeksi HIV
F. Janin yang dikandung atau bayi yang dilahirkan oleh
ibu yang terinfeksi Hep. C
Hepatitis D
Paling jarang ditemukan tetapi paling
berbahaya
Disebut juga delta virus, memerlukan virus
hepatitis B untuk berkembang biak
sehingga hanya ditemukan pada orang
yang telah terinfeksi virus hepatitis B.
Tidak ada vaksin tetapi otomatis akan
terlindungi jika telah imunisasi hepatitis B
Hepatitis D
Karakteristik Virus:
Virus RNA
Diameter 35 nm
Membutuhkan HBsAg untuk berperan
sebagai lapisan luar partikel untuk
melakukan replikasi
Masa Inkubasi: 21-60 hari
Symptoms other Hepatitis
Fase preikterik (3-7 hari) fungsi hepar
abnormal
RISIKO TINGGI???
Penderita Hep. B kronik
(carrier)
Individu yang belum pernah terinfeksi
atau diberikan imunisasi Hep. B
IDU
Prevention:
Blood Product
Medical Instrument Sterilisation
Diagnostic Test:
HDAg
Hepatitis E
Hepatitis G
FASE-FASE KLINIS
2. Fase Ikterik:
Berlangsung 2-4 minggu
Manifestasi klinis:
Jaundice / Ikterik
Demam
Pruritus
Nafsu makan masih menurun
Dark color urine
Clay color stool
Hepatomegali (kadang)
Splenomegali
IKTERUS / JAUNDICE:
Hemolytic
Jaundice
Hepatocelluler Jaundice
Obstructive Jaundice
3. Fase Penyembuhan:
Pada kasus yang tidak mengalami komplikasi
dimulai 1-2 minggu setelah fase ikterus
Berlangsung selama 2-6 minggu
Manifestasi klinis:
Keluhan mudah lelah
True feces color
Ikterus berkurang
Urine berwarna >> muda
Splenomegali mengecil, hepatomegali
normal dalam bbrp mgg kemudian
LFT abnormal menetap selama 3-6 bulan
KOMPLIKASI :
PENGKAJIAN
Sistem Pernafasan:
Tidak ada keluhan, kecuali pada penderita
demam diikuti dengan peningkatan O2
demand
Bau khas (apek manis) karena
pemecahan metionin
Sistem Kardiovaskuler:
Bradikardi (kadang), anemia
Etiologi
Penyebab karsinoma ini tidak diketahui, tetapi
ada beberapa Faktor risiko utama yang
terlihat :
Virus Hepatitis B (HBV) dan Virus
Hepatitis C (HCV) > diduga melalui
aktivitas nekroinflamasi kronik
Sirosis Hati terutama karena Alkohol
aflatoksin di produksi oleh jamur Aspergillus.
Manifestasi Klinis
Stadium Klinis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium dilakukan
pemeriksaan Alfa -fetoprotein (AFP).
Rentang normal AFP serum adalah 0 20 ng/ml, kadar AFP meningkat pada
60%-70% pada penderita kanker hati.
Ultrasonografi (USG) Abdomen
Biopsi jaringan liver.
Terapi
Reseksi Hepatik
Transplantasi Hati
Ablasi Tumor Perkutan : Injeksi etanol
perkutan (PEI) dan Radiofrequency
ablation (RFA)
Terapi Paliatif : Terapi Radiasi
dan Kemoterapi
Pencegahan Primer
Memperhatikan menu makanan terutama
mengkonsumsi protein hewani cukup.
Hindari mengkonsumsi minuman alkohol
imunisasi bayi secara rutin
Kurangi makanan yang dibakar, diasinkan,
diasap, diawetkan
Menjaga lingkungan yang sehat dan bersih
Hindari stres
Pencegahan Sekunder
PENGKAJIAN
Anamnesa :
keluhan nyeri perut kanan atas, Sifat nyeri ialah
nyeri tumpul, terus-menerus, kadang- kadang
terasa hebat apabila bergerak.
keluhan seperti benjolan di perut kanan atas
tanpa atau dengan nyeri
perut membuncit karena adanya asites
keluhan yang paling umum yaitu merasa badan
semakin lemah, anoreksia, perasaan lekas
kenyang, feses hitam, demam, bengkak kaki,
perdarahan dari dubur
Pemeriksaan fisik
Biasanya hati terasa besar dan berbenjol benjol, tepi tidak rata, tumpul, kadangkadang terasa nyeri bila ditekan.
Bila letak tumor di lobus kiri maka
pembesaran hati terlihat di epigastrium
bila tumor tersebut terletak di lobus kanan
maka pembesaran hati terlihat di
hipokhondrium kanan
Terdapat Ikterus, Hipoalbuminemia,
Splenomegali, Spider nevi, Eritoma
palmaris, Edema.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan
dengan anoreksia, mual, gangguan
absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
Nyeri akut/kronis
Intoleransi aktivitas
DLL >> kembangkan sesuai respon
klien