You are on page 1of 11

Pontianak, 31 Oktober 2012

ALAT UKUR DASAR KELISTRIKAN MODUL 2


Yudi Pernandes
Laboratorium Fisika Dasar
Jurusan FMIPA-Universitas Tanjungpura
Universitas Tanjungpura, Pontianak
ABSTRAK
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara penggunaan
alat ukur dasar kelistrikan yang meliputi multimeter dan osiloskop dengan
tepat. Secara spesifiknya dibahas mengenai multimeter dan osiloskop,
mengenai cara pengguaannya dengan tepat dan metode perhitungan masingmasing alat untuk memperoleh hasil pada pengukuran.
Kata kunci : multimeter, osiloskop, tegangan AC dan DC, arus AC dan DC,
dan hambatan listrik

Latar belakang dan tujuan


Dalam kehidupan sehari-hari
kita tidak akan pernah terlepas dari
suatu hal yang namanya listrik.
Patut disadari dewasa ini, listrik
merupakan salah satu penunjang
utama
jalannya
kehidupan
manusia. Begitu banyak manfaat
yang bisa kita dapatkan dengan
adanya
listrik.
Dalam
teori
kelistrikan kita akan mengenal
banyak
sekali
istilah-istilah,
beberapa diantaranya yakni arus,
tegangan, dan hambatan. Masingmasing
dari
istilah
tersebut
memiliki nilai berbeda-beda, maka
dari itu untuk mengetahui nilai ini
dengan pasti dan benar kita
memerlukan suatu alat ukur yang
dapat
digunakan
untuk
menentukan masing-masing nilai
dari istilah tersebut, multimeter
merupakan salah satu alat ukur
listrik yang umumnya dikanal dan
banyak dipakai oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Perlu
diketahui, pengetahuan dan teknik
penggunaan multimeter sangat
penting
guna
menghindari
kesalahan yang dapat merusak alat
dan terlebih lagi membahayakan
pengguna. Selain itu terdapat juga
osiloskop, berdasarkan fungsinya
osiloskop
digunakan
untuk
menampilkan signal-signal listrik

(tegangan).
Sama
seperti
multimeter,
pengetahuan
dan
teknik
penggunaan
osiloskop
sangat penting guna menghindari
kesalahan yang dapat merusak alat
serta membahayakan pengguna.
Maka untuk lebih memahami
tentang
teknik
penggunaan
masing-masing
alat
tersebut
dengan tepat dilakukanlah suatu
praktikum, tujuan dari kegiatan
praktikum
ini
yaitu
untuk
multimeter, dapat mengenal cara
penggunaan multimeter dengan
benar, dapat memahami mengenai
teknik pengukuran besaran listrik,
serta
mempelajari
mengenai
berlakunya hukum Ohm dalam
rangkaian
listrik
sederhana.
Sedangkan untuk osiloskop, dapat
mengenal
cara
penggunaan
osiloskop dengan benar, serta
memahami metode perhitungan
untuk memperoleh hasil yang tepat
pada osiloskop.
Landasan teori
Multimeter sering kita sebut
dengan AVOmeter atau multitester,
alat ini biasa dipakai untuk
mengukur
harga
resistensi(tahanan),
tegangan
AC(Alternating Current), tegangan
DC (Direct Current), dan arus DC.
Dilihat dari ciri fisiknya, bagian-

Pontianak, 31 Oktober 2012

bagian
multimeter
seperti
ditunjukan pada gambar dibawah
ini
:

Dari gambar multimeter diatas


dapat dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya,
sekrup
pengantar
kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk
mengatur
kedudukan
jarum,
penggunaannya
dengan
cara
memutar sekrup kearah kanan atau
ke arah kiri dengan menggunakan
obeng pipih kecil. Tombol pengatur
jarum penunjuk pada kedudukan
nol
(Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi unuk mengatur jarum
penunjuk
pada
posisi
nol,
penggunaannya
dengan
cara,
skalar pemilih diputar pada posisi
(Ohm), dan test lead + (merah)
dihubungkan ke test lead (hitam),
kemudian
tombol
pengatur
kedudukan 0 diputar ke arah kiri
atau kanan sehingga menunjuk
pada kedudukan 0 . Skalar
pemilih (Range Selector Switch),
berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari
empat posisi pengukuran, yaitu :
Posisi (Ohm) berarti multimeter
berfungsi sebagai Ohmmeter, yan
terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x
10 ; dan K . Posisi ACV (Volt AC)
berarti
multimeter
berfungsi
sebagai Volt meter AC yang terdiri
dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500; 1000. Posisi DCV (Volt DC)
berarti
multimeter
berfungsi
sebagai Volt meter DC yang terdiri
dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500;
1000.
Posisi
DcmA
(miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemter
DC yang terdiri dari tiga batas
ukur : 0,25; 25; dan 500. Namun ke

empat batas ukur di atas untuk tipe


multimeter yang satu dengan
multimeter yang lain belum tentu
sama. Lubang kutub + (V A
terminal), berfunsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub + yang
berwarna merah. Lubang kutub
(Common
Terminal),
berfungsi
sebai tempat masuknya test lead
kutub yang berwarna hitam.
Skalar pemlih polaritas (Polarity
Selector Switch), yang berfumgsi
untuk memilih polaritas DC atau
AC. Kotak meter (Meter Cover),
berfungsi
sebagai
tmpat
komponen-komponen multimeter.
Jarum penunjuk meter (Knife edge
Pointer),
berfungsi
sebagai
penunjuk besarn yang diukur.
Skalar (Scale), berfungsi sebagai
skala pembacaan meter. Pada
penggunaannya,
pertama-tama
jarum penunjuk diperiksa apakah
sudah tepat pada angka nol untuk
skala DcmA, DCV atau ACV posis
jarum nol di bagian kiri, dan untuk
skala Ohmmeter posisi jarum nol di
bagian kanan. Jika belim tepat,
harus diatur dengan memutar
sekrup pengatur kedudukan jarum
penunjuk meter ke kiri atau ke
kanan dengan menggunakan oben
pipih
(-)
kecil.
Menggunakan
multimeter untuk mengukur suatu
resistansi,
untuk
mengukur
resistansi suatu resistor, posisi
skalar pemlih multimeter diatur
pada kedudukan dengan batas
ukur x1. Test lead merah dan test
lead hitam dengan tangan kiri,
kemudian tangan kanan mengatur
tombol
pengatur
kedududkan
jarum pada posisi nol pada skala .
Jika jarum penunjuk meter tidak
dapat diatur pada posisi nol, berarti
baterainya sudah lemah dan harus
diganti dengan baterai yang baru.
Langkah selanjutnya kedua ujung
test lead dihubungkan pada ujungujing kaki resistor yang akan diukur
resistensinya.
Cara
membaca
penunjukan
jarum
meter
sedemikian rupa sehingga mata

Pontianak, 31 Oktober 2012

kita tegak lurus dengan jarum


meter dan tidak terlihat garis
bayangan pada jarum meter.
Supaya ketelitian tinggi kedudukan
jarum penunjuk meter berada pada
bagian tengah daerah tahanan. Jika
jarum penunjuk meter berada pada
bagian kiri (mendekati maximum),
maka batas ukurnya diubah dengan
memutar skalar pemilih pada posis
x 10. Selanjutnya dilakukan lagi
pengaturan jarum penunjuk meter
pada kedudukan nol, kemudian
dilakukan
lagi
pengukuran
terhadap resistor tersebut dan hasil
pengukurannya adalah penunjukan
jarum meter dikalikan 10 .
Apabila dengan batas ukur x 10
jarum penunjuk meter masih
berada di bagian kiri daerah
tahanan, maka batas ukurnya
diubah lagi menjadi K dan
dilakukan lagi proses yang sama
seperti waktu mengganti batas
ukur x 10. Pembacaan hasilnya
pada skala K, yaitu angka
penunjukan jarum meter dikalikan
dengan
1
K.
Menggunakan
multimeter
untuk
mengukur
tegangan DC, untuk mengukur
tegangan DC (misal dari baterai
atau power supply DC), skalar
pemilihan multimeter diatur pada
kedudukan DCV dengan batas ukur
yang lebih besar dari tegangan
yang akan diukur. Test lead merah
pada
kutub
(+)
multimeter
dihubungkan ke kutub positip
sumber
tegangan
yang
akan
diukur, dan test lead hitam pada
kutub (-) multimeter dihubungkan
ke kutub negatip dari sumber
tegangan
yang
akan
diukur.
Hubungan semacam ini disebut
hubungan
paralel.
Untuk
mendapatkan ketelitian yang paling
tinggi, usahakan jarum petunjuk
meter berada pada kedudukan
paling maximum, caranya dengan
memperkecil batas ukurnya secara
bertahap dari 100 V ke 500 V; 250
V dan seterusnya. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah bila
jarum sudah didapatkan kedudukan
maximal jangan sampai batas

ukrnya diperkecil lagi, karena dapat


merusak multimeter. Mengukur
tegangan
AC
menggunakan
multimeter,
untuk
mengukur
tegangan listik AC, skalar pemlih
multimeter
diputar
pada
kedudukan ACV dengan batas ukur
paling besar misalnya 1000 V.
Kedua
test
lead
multimeter
dihubungkan ke kutub sumber lisrik
AC tanpa memandang kutub positip
atau negatif. Selanjutnya, cara
yang
digunakan
sama
ketika
mengukur tegangan DC pada
bahasan sebelumnya. Mengukur
arus
DC
menggunuakan
multimeter, untuk mengukur arus
DC dari suatu sumber arus DC,
skalar pemilih pada multimeter
diputar ke posisi DcmA dengan
batas ukur 500 mA. Kedua test lead
multimeter dihubungkan secara
seri pada rangkaian sumber DC
(seperti
pada
gambar),

ketelitian
paling
tinggi
akan
didapatkan bila jarum penunjuk
multimeter
pada
kedudukan
maksimum. Untuk mendapatkan
kedudukan maksimum, skalar pilih
diputar setahap demi setahap
untuk mengubah batas ukurnya
dari 500 mA; 250 mA; dan 0,25 mA.
Yang perlu diperhatikan adalah bila
jarum sudah didapatkan kedudukan
maksimal jangan sampai batas
ukurnya diperkecil lagi, karena
dapat
merusak
multmeter.
Osiloskop, secara umum osiloskop
berfungsi
untuk
menganalisa
tingkah laku besaran yang berubah
ubah
terhadap
waktu
yang
ditampilkan pada layar, untuk
melihat bentuk siyal yang sedang
diamati. Dengan osiloskop maka
kita dapat mengetahui berapa
frekuensi, priode dan tegangan dari
suatu
sinyal.
Dengan
sedikit
penyetelan
kita
juga
bisa
mengetahui beda fasa antara
sinyal
masukan
dan
sinyal

Pontianak, 31 Oktober 2012

keluaran. Ada beberapa kegunaan


osiloskop lainnya, yaitu : mengukur
tegangan listrik dan hubungannya
terhadap
waktu,
mengukur
frekuensi sinyal yang berisolasi,
mengecek jalannya suatu sinyal
pada sebuah rangkaian listrik,
membedakan arus AC dengan arus
DC, mengecek noise pada sebuah
rangkaian listrik dan hubungannya
terhadap waktu. Berdasarkan ciri
fisiknya, osiloskop terdiri dari :

dari gambar diatas dapat dijelaskan


masing-masing
bagian
dan
fungsinya, yaitu : 1. Volt atau div,
untuk mengeluarkan tegangan AC,
mengatur berapa nilai tegangan
yang diwakili oleh satu div di
layar.2.
CHI
(input
X),
untk
memasukan sinyal atau gelombang
yang diukur atau pembacaan pada
posisi horizontal, terminal masukan
pada saat pengukuran pada CH 1
juga digunakan kalibrasi, jika signal
yang diukur menggunakan CH 1,
maka posisi switch pada CH 1 dan
berkas yang tampak pada layar
hanya ada satu.3. AC-DC, untuk
memilih besaran yamg diukur,
mengatur fungsi kapasitor kopling
di terminal masukan osiloskop. Jika
tombol pada posisi AC maka pada
terminal masukan diberi kapasitor
kopling sehingga hanya melewakan
komponen AC dari sinyal kopling AC
dari sinyal masukan. Namun jika
tombol diletakan pada posisi DC
maka sinyal akan diukur dengan
komponen DC-nya diikutsertakan,
posisi AC = Untuk mengukur AC,
objek ukur DC tidak bisa diukur
melalui posisi ini, karena signal DC
terblokir oleh kapasitor, posisi DC =
untuk mengukur tegangan DC dan
masukan-masukan yang lain. 4.
Groun, untuk memilih besaran yang

diukur, digunakan untuk melihat


letak posisi groun dilayar. 5. Posisi
Y, untuk mengatur posisi garis atau
tampilan layar atas bawah, untuk
menyeimbangkan DC vertikal guna
pemakaian chanel I atau (Y),
penyetelan
dilakukan
samapai
posisi gambar diam pada saat
variabel layar diputar. 6. Variabel,
untuk membaca kalibrasi osiloskop.
7. Selektor pilh, untuk memilh
chanel yang diperlukan untuk
pengukuran tampilan gelombang.
8. Layar, untuk menampilkan
bentuk
gelombang.
9.
Inten,
mengatur cerah atau tidaknya sinar
pada
osiloskop,
dengan
cara
diputar ke kiri untuk memperlemah
sinar
dan
ke
kanan
untuk
menerangkan layar. 10. Rotatin,
untuk mengatur posisi garis pada
latar, mengatur kemiringan garis
sumbu Y = 0 dilayar. 11. Fokus,
untuk menajamkan garis pada
layar untuk mendapatkan gambar
yang lebih jelas, digunakan untuk
mengatur fokus. 12. Position X,
untuk mengatur posisi posisi garis,
atau tampilan ke kiri atau ke kanan.
Untuk mengatur posisi normal
sumbu
X
(
ketika
sinyal
memasukannya
nol),
untuk
menyetel kekiri atau kekanan
berkas
gambar
(posis
arah
horizontal) switch pelipat sweep
dengan menarik knep, bentuk
gelombang dilipat ke arah kiri dan
ke arah kanan usahakan caya
seruncing mungkin. 13. Sweep
time/div,
digunakan
untuk
mengatur waktu periode (T) dan
frekuensi (f), mengatur berapa nilai
yang diwakili oleh satu div di layar.
Sakelar
putar
untuk
memilh
besarnya
tegangan
per
cm
(volt/div) pada layar CRT, ada II
tingkat besaran tegangan yang
tersedia dari 0,01 V/div sampai
dengan 20 V/div, dan untuk
memilih skala besaran waktu dari
suatu periode ataupun square trap
Cm (div) sekitar 19 tingkat besaran
yang tersedia dari 0,05 sampai
dengan 0,5 secon. PengopersianX-Y
didapatkan
dengan
memutar

Pontianak, 31 Oktober 2012

penuh
kearah
jarum
jam.
Perpindahan
Chop-ALT-TVV-TVH,
secara
otomatis
dari
sini.
Pembacaan
kalibrasi
sweep
time/div juga dari sini dengan cara
variabel diputar penuh se arah
jarum jam. 14. Mode, untuk
memilih mode yang ada. 15.
Variabel, untuk kalibrasi waktu
periode
dan
frekuensi,
untuk
mengontrol
sensitifitas
arah
vertical pada CH 1 (Y) pada putaran
maksimal ke arah jarum jam (CAL)
gunanya
untuk
mengkalibrasi
mengecek apakah tegangan 1 volt
tepat 1 cm pada skala layar CRT,
dan untuk menyetel sweeptime
pada posisi putaran maksimum
arah jaru jam. (CAL) tiap tingkat
dari 19 posisi dalam kaedaan
terkalibrasi.
16.
Level,
untuk
menghentikan gereak tampilan
layar. Exi Triger, untuk triger dari
luar.
18.
Power,
untuk
menghidupkan osiloskop. 19. Cal
0,5 vp-p, untuk kalibrasi awal
sebelum osiloskop digunakan. 20.
Ground, untuk melihat letak poisisi
ground di layar, ground osiloskop
dihubungkan dengan groun yang
akan diukur. 21. CH2 (input Y),
untuk memasukan sinyal atau
geloambang yang akan diukur atau
pembacaan vertikal, jika signal
yang diukur menggunakan CH 2,
maka posis switch pada CH 2 dan
berkas yang nampak pada layar
hanya satu. Osiloskop terdiri dari
dua bagian utama yaitu display dan
panel kontrol. Display menyerupai
tampilan layar televisi hanya saja
tidak berwarna warni dan berfungsi
sebagai
tempat
sinyal
uji
ditampilkan. Pada layar ini terdapat
garis-garis
melintang
secara
vertikal
dan
horizontal
yang
membentuk
kotak-kotak
dan
disebut
div.
Arah
horizontal
mewakili sumbu waktu dan garis
vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel kontrol berisi tombol-tombol
yang
bisa
digunakan
untuk
menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri
dari dua kanal yang bisa digunakan

untuk melihat dua sinyal yang


berlainan, sebagai contoh kanal
satu untuk melihat sinyal masukan
dan kanal dua untuk melihat sinyal
keluaran. Ada beberapa jenis
tegangan gelombang yang akan
diperlihatkan pada layar monitor
osiloskop, yaitu: 1. Gelombang
sinusoida 2. Gelombang blok 3.
Gelombang
gigi
gergaji
4.
Gelombang segitiga. Secara umum
osiloskop hanya untuk circuit
osilator ( VCO ) disemua perangkat
yg menggunakan rangkaian VCO.
Walau sudah berpengalaman dalam
hal menggunakan osiloskop, kita
harus mempelajari tombol instruksi
dari pabrik yg mengeluarkan alat
itu. Cara menghitung frequency
tiap detik. Dengan rumus sebagai
berikut ; F = 1/T, dimana F =
frekuensi dan T = waktu. Untuk
menggunakan osiloskop haruslah
berhati-hati, bila terjadi kesalahan
sangat
fatal
akibatnya.
Pada
penggunaannya, sebelum osiloskop
siap dipakai untuk melihat sinyalsinyal maka osiloskop perlu distel
terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan
fataal
dalam
pengukuran.
Langkah
awal
pemakaian yaitu pengkalibrasian.
Yang pertama kali harus muncul
dilayar di layar adalah garis lurus
mendatar jika tidak ada sinyal
masukan. Yang perlu disetel adalah
fokus, intensitas, kemiringan, x
position, dan y position. Dengan
menggunakan tegangan referensi
yang terdapat di osiloskop maka
kita
bisa
melakukan
pengkalibrasian sederhana. Ada
dua tegangan referensi yang bisa
dijadikan acuan yaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan
frekuensi 1 KHz. Jika yang dijadikan
acuan adalah tegangan 2 Vpp
maka pada posisi 1 volt/div (satu
kotak vertikal mewakili tegangan 1
volt) harus terdapat nilai tegangan
dari puncak ke puncak sebanyak
dua kotak dan untuk time/div 1
ms/div (satu kotak horizontal
mewakili waktu 1 ms) harus
terdapat satu gelombang untuk

Pontianak, 31 Oktober 2012

satu kotak. Jika masih belum tepat


maka perlu disetel dengan potensio
yang terdapat di tengah-tengah
knob
pengganti
Volt/div
dan
time/div. Atau kalau pada gambar
osiloskop diatas berupa potensio
dengan label "var". Maka dari itu
untuk lebih jalasnya pada saat
menggunkan osiloskop juga perlu
diperhatikan beberapa hal berikut :
memasatikan alat yang diukur dan
osiloskop
ditanahkan
(digroundkan),
disamping
untk
keamanan, hal ini juga untuk
mengurangi suara frekuensi radio
atau jala-jala. Memastikan probe
dalam keadaan baik. Kalibrasi
tampilan bisa dilakukan dengan
panel kontrol yang ada di osiloskop.
Tentukan skala sumbu Y (tegangan)
dengan mengatur posisi tombol
volt/div pada posis tertentu. Jika
sinyal masukannya diperkirakan
cukup besar, gunakan skala volt/div
yang
besar.
Jika
sulit
memperkirakan besarnya tegangan
masukan, gunakan attenuator 10 x
(peredam sinyal) pada probe atau
skala Volt/Div dipasang pada posisi
paling
besar.
Tentukan
skala
time/div untuk mengatur tampilan
frekuensi sinyal masukan. Gunakan
tombol Trigger atau hold-off untuk
memperoleh sinyal keluaran yang
stabil. Gunakan tombol pengatur
fokus jika gambarnya kurang fokus.
Gunakan
tombol
pengatur
intensitas
jika
gambarnya
sangat/kurang terang. Berdasarkan
fungsinya, osiloskop merupakan
alat ukur besaran yang dapat
memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang
ditampilkan
memperlihatkan
bagaimana
sinyal
berubah
terhadap waktu. Seperti yang bisa
anda lihat pada gambar di bawah
ini ditunjukkan bahwa pada sumbu
vertical
(Y)
merepresentasikan
tegangan
V,
pada
sumbu
horisontal(X) menunjukkan besaran
waktu t. Layar osiloskop dibagi atas
8 kotak skala besar dalam arah
vertikal dan 10 kotak dalam arah
horizontal. Tiap kotak dibuat skala

yang lebih kecil. Sejumlah tombol


pada osiloskop digunakan untuk
mengubah
nilai
skala-skala
tersebut.

Osiloskop
'Dual
Trace'
dapat
memperagakan dua buah sinyal
sekaligus pada saat yang sama.
Cara ini biasanya digunakan untuk
melihat bentuk sinyal pada dua
tempat yang berbeda dalam suatu
rangkaian elektronik. Terkadang
sinyal osiloskop juga dinyatakan
dalam tiga dimensi. Dimana sumbu
vertikal(Y)
merepresentasikan
tegangan
V
dan
sumbu
horisontal(X) menunjukkan besaran
waktu t. Dan untuk tambahan
sumbu
Z
mempresentasikan
intensitas
tampilan
osiloskop.
Namun biasanya hal ini diabaiakan
karena tidak dibutuhakan dalam
pengukuran.

Wujud/bentuk dari osiloskop hampir


mirip dengan sebuah pesawat
televisi dengan beberapa pengatur
tombol,
namun
yang
membedakannya terdapat garisgaris(grid) pada layarnya.
Metodologoi

Pontianak, 31 Oktober 2012

Kegiatan
praktikum
alat
ukur dasar modul II mengenai
kelistrikin dilakukan di laboratorium
Fisika Mipa pada tanggal 23
Agustus 2012. Tujuan dari kegiatan
praktikum
ini
yaitu
untuk
memahami mengenai penggunaan
alat ukur kelistrikan dengan benar
dan dapat mengerti mengenai
perhitungan untuk memperoleh
hasil pengukuran pada masingmasing alat. Untuk penggunaan
multmeter, alat dan bahan yang
digunakan
adalah
satu
buah
multmeter, tahanan geser, catu
daya, kabel penghubung, kawat
tahanan,
dan
resistor.
Dalam
praktikum ini dilakukan beberapa
kegiatan
pengukuran
menggunakan multimeter, yaitu :
pengukuran arus AC dan DC.
Langkah kerja praktikum diawali
dengan mempersiapakan alat dan
bahan,
kemudian
melakukan
kegiatan merangkai alat dalam
praktikum ini rangakaian alat yang
di gunakan berdasarkan gambar
dibawah
ini
:

setelah melakukan perangkaian


alat,
melakukan
pengukuran
menggunakan
multimeter,
berdasarkan
gambar,
pada
percobaan
dilakukan
dengan
menghubungkan ujung test lead
multimeter pada sumber arus (+)
dan kemudian menghubungkan
ujung test lead (-) ke ujung kaki
resistor
serta
menghubungkan
ujung kaki resistor yang satu pada
sumber
arus
(-),
selanjutnya
dilakukan pembacaan arus yang
terlihat
pada
multimeter
dan
mencatat hasil pengukuran pada
tabel hasi pengukuran. Setelah itu,

mengganti catudaya DC dengan


cetudaya AC. Kegiatan pengukuran
ini dilakukan sebanyak dua kali
dengan menguluangi langkah kerja
sebelumnya, dan mencatat hasil
pengukuran yang telah dilakukan
pada
tabel
hasil
percobaan.
Mengukur tegangan menggunakan
multimeter, pada percobaan bagian
ini, langkah kerja diawali dengan
dengan mempersiapkan alat dan
bahan,
kemudian
melakukan
perangkaian
alat
berdasarkan
gambar seperti dibawah ini :

setelah melakukan perangkaian


alat,
melakukan
pegukuran
menggunakan
multimeter,
berdasarkan
gambar,
pada
percobaan
dilakukan
dengan
menghubungkan ujung test lead (-)
maupun (+) pada kedua ujung kaki
resistor,
kemudian
menghubungkan
kedua
ujung
resistor pada kedua ujung daerah
sumber
tegangan,
selanjutnya
dilakukan pembacaan tegangan
yang terlihat pada multimeter dan
mencatat hasil pengukuran pada
tabel hasi pengukuran. Selanjutnya,
mengganti catudaya DC dengan
cetudaya AC. Kegiatan pengukuran
ini dilakukan sebanyak dua kali
dengan menguluangi langkah kerja
sebelumnya, dan mencatat hasil
pengukuran yang telah dilakukan
pada
tabel
hasil
percobaan.
Mengukur hambatan menggunakan
multimeter, pada percobaan bagian
ini, langkah kerja praktikum diawali
dengan mempersiapkan alat dan
bahan,
kemudian
melakukan
kegiatan merangkai alat yang di
gunakan
berdasarkan
gambar
dibawah
ini
:

Pontianak, 31 Oktober 2012

praktikum ini langkah kerja diawali


dengan melakukan perankaian alat,
berdasarkan percobaan perakaian
alat seperti gambar dibawah yaitu :
be
rdasarkan gambar, pada percobaan
dilakukan dengan menghubungkan
kedua ujung test lead pada masingmasing ujung kaki resistor. Pada
percobaan
ini
multimeter
(ohmmeter)
harus
dikalibrasi
terlebih dahulu sebelum melakukan
pengukuran.
Selanjutnya
dilakukan pembacaan hambatan
yang terlihat pada multimeter dan
mencatat hasil pengukuran pada
tabel hasi pengukuran. Untuk
pengukuran
menggunakan
multimeter, alat dan bahan yang
digunakan
yaitu
satu
buah
osiloskop dua saluran, dua buah
adapter
BNC,
satu
buah
transformator, satu buah generasi
fungsi, satu catu daya DC. Pada

berdasarkan
gambar,
pada
percobaan
dilakukan
dengan
menghubungkan kedua ujung kabel
sambungan osiloskop pada daerah
catu
daya,
dan
kemudian
menghubungkan steker catu daya
pada sumber. Kemudian melakukan
pengukuran
menggunakan
osiloskop dan mencatat hasil
pengukuran
pada
tabel
hasil
pengukuran.
Hasil dan pembahasan

Pada pengukuran menggunakan multimeter pada arus AC dan DC :

No

Arus (A)
DC

AC

Strip 1

0,075 A

15 A

Strip 2

0,165 A

45 A

Penjelasan :
Pada
pengukuran
arus
menggunakan
multimeter
(amperemeter)
pada
suatu
rankaian, maka amperemeter harus
diletakan dan disusun seri terhadap
rangkaian yang arusnya ingin
diukur. Hal ini disebabkan karena
pada susunan seri arus yang
mengalir
tidak
akan
berubah
sehingga susunan seri sangat
memungkinkan untuk mengukur
arus
menggunakan
multimeter/amperemeter
serta
mendapatkan hasil pengukuran

dengan pasti. Berdasarkan hasil


percobaan,
terjadi
perbedaan
antara masing-masing baik arus AC
maupun DC. Hal ini karena
berdasarkan
sumbernnya
arus
AC(Alternating Curren)/ atau arus
bolak-balik, berasal sumber energi
listrik yang memiliki daya dan
tegangan yang besar dibanding
dengan arus DC (Direct Curren),
maka dari itu pada pengukuran
arus ini arus AC memiliki nilai yang
lebih besar dibanding arus DC.

Pengukuran menggunakan multimeter pada tegangan AC dan DC :

Pontianak, 31 Oktober 2012

No
Strip 1
Strip 2

Tegangan (V)
DC
AC
2,9
3 Volt
Volt
5,8
6 volt
Volt

Penjelasan :
Pada
percobaan
tegangan
mengunakan
multimeter
(voltmeter) pada suatu rangkaian,
maka voltmeter harus diletakan
dan disusun paralel terhadap
ranngkaian yang ingin diukur
voltasenya. Hal ini dikarenakan
voltase akan sama pada setiap
rangkaian paralel, maka dari itu

rangkaian paralel akan sangat


memungkinkan untuk mengukur
tegangan
menggunakan
multimeter/voltmeter
serta
mendapatkan hasil pengukuran
dengan pasti. Berdasarkan hasil
percobaan, nilai tegangan AC
maupun DC memiliki nilai yang
hampir sama.

Pengukuran hambatan menggunakan multimeter pada resistor :

Hambatan
Multimeter

Hambatan gelang
Gelang 1
Biru
Oren
Kuning
Oren

Gelang 2
Abu-abu
Putih
Ungu
Oren

Gelang 3
Hitam
Merah
Hitam
Cokelat

Gelang 4
Emas
Emas
Emas
Emas

Penjelasan :
Pada
percobaan
nilai
hasil
percobaan
terjadi
sedikit
perbedaan
antara
perhitungan
menggunakan rumus warna pada
resistor
dengan
percobaan
menggunakan multimeter, hal ini
dikarenakan
mungkin
karena
kamampuan
alat
ukur
yang
mungkin berkurang, dan atau cara
pembacaan pada pengukuran yang
kurang tepat atau sedikit keliru.
Namun, pada dasarnya pengukuran

Nilai hambatan
68
3900
47
330

66
3896
45
329

menggunakan alat ukur multimeter


maupun perhitungan jenis warna
pada resistor, akan menghasilkan
hasil nilai yang sama.

Pengukuran tegangan menggunakan osiloskop :

No

Strip
1

Div

Volt/
Div

Vpp
(vol
t)

Vma
Vef
ks
(volt
(volt
)
)

Div

Time/Di
v
(sekon/
Div)

Period
e
(sekon
)

Frekue
nsi
(Hz)

10-2

100

2,5
5

10

Pontianak, 31 Oktober 2012

Penjelasan :
Berasarkan percobaan setiap nilai
diperoleh
melalui
perhitugan
sebagai berikut, pada daerah
vertikal untuk Vpp (tegangan
puncak-puncak ) diperoleh dengan
rumus, nilai Volt/Div dikalikan
dengan nilai Div yang diperoleh
berdasarkan percobaan, yaitu : 5

Div

2 Volt/Div maka hasil

yang diperoleh adalah 10 Volt,


untuk
Vmaks
diperoleh
berdasarkan rumus, setengah (

1
2 ) dikalikan dengan nilai Vpp

yang
diperoleh
perhitungan
pada
yaitu :

1
2

berdasarkan
percobaan,
10 Volt maka

hasil yang diperoleh adalah 5 Volt,


untuk Veff diperoleh berdasakan
rumus yaitu, nilai Vmaks yang telah
diperoleh berdasarkan perhitungan
pada percobaan dibagikan dengan

2 , jika kita jabarkan maka

dengan kata lain rumus ini memilki


persamaan yaitu: nilai Vmaks

1 2

2 2

maka

persamaannya

1
2 ,
2

adalah

Vmaks

sehingga

pada

percobaan, 5 Volt

1
2
2

maka

hasil yang diperoleh adalah 2,5

Volt, pada daerah horizontal,

untuk untuk time/Div satuan yang


digunakan masih ms/Div maka dari
itu dilakukan konversi ke nilai
sekon/Div,
yaitu
5
ms/Div
dikonversikan ke nilai sekon/Div
maka hasil yang diperoleh adalah 5

103

sekon/Div,

untuk

nilai

nilai Div dikalikan dengan nilai


panjnag gelombang (Time/Div),
sehingga pada percobaan, 2 Div

5 103

sekon/Div maka hasil

yang diperoleh adalah 10

103

sekon/Div, dan untuk Frekuensi


diperoleh
berdasarkan
rumus
dimana f = 1/T, sehingga pada
percobaan, f = 1/10-2 maka hasil
yang diperoleh adalah 100 Hz.
Kesimpalan dan saran
Berdasarkan fungsi dari multimeter
itu sendiri, dapat disimpulkan
bahwa,
dalam
penggunaannya
multimeter
dapat
digunakan
sebagai
alat
ukur
tegangan,
hambatam,
dan
arus
suatu
rangkaian listrik, selain daripada itu
dalam menggunakan alat ukur ini
haruslah berhati-hati karena akan
menimbulkan akibat yang fatal
apabila
melakukan
kesalahan.
Untuk
osiloskop,
dalam
penggunaannya,
secara
umum
osiloskop
digunakan
untuk
menganalisa tingkah laku besaran
yang berubah-ubah terhadap waktu
yang ditampilkan pada suatu layar,
beberapa hal yang dapat diukur
menggunakan
osiloskop
yaitu,
frekuensi, periode, tegangan (untuk
kelistrikan) dari suatu sinyal, sama
seperti pada multimeter dalam
penggunaan
osiloloskop
ini
haruslah berhati-hati karena akan
menimbulakan akibat yang fatal
apabila
melakukan
kesalahan
dalam penggunaannya. Untuk lebih
mengetahui dan mengerti tentang
masing-masing alat ukur baik
multimeter
dan
osilokop
ada
baiknya langsung melihat dan
mempraktekan mengenai materi
yang telah dijelaskan ini, agar bisa
lebih memahami mengenai cara
penggunaan
dan
metode
perhitungan masing-masing alat
untuk memperoleh hasil yang
tepat.
Daftar pustaka

periode diperoleh melalui rumus

10

Pontianak, 31 Oktober 2012

Tooley, Michael. 2002 . Prinsip dan


Aplikasi Rangkaian Elektronika edisi
kedua. Jakarta ; Penerbit Erlangga.
A.J.
Dirksen.(1981).
Pelajaran
Elektronika Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Warsito S.(1988). Teknik Ukur dan
Piranti Ukur . Jakarta : Penerbit PT
Elex

Media Komputindo.
Cooper, W D. Trans. Sahat
Pakpahan .(1985). Instrumentasi
Elektronik dan
Teknik
Pengukuran.
Jakarta
Penerbit Erlangga.

11

You might also like