You are on page 1of 17

CHONDRICHTHYES DAN OSTEICHTHYES

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Mohamad Afifudin
: B1J013063
: II
:2
: Dini Prataksita Windriya

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelas Pisces merupakan hewan berdarah dingin, bernafas dengan insang,
tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak menggunakan sirip. Hidup di air tawar dan air
asin (laut). Berdasarkan tulang penyusun, kelas ini dibedakan atas ikan bertulang
sejati (Osteichthyes) dan ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Dilihat dari
jumlah spesiesnya yang dikatakan terbanyak dari vertebrata. Penyebaran ikan boleh
dikatakan hampir diseluruh permukaan bumi ditemukan di air tawar maupun air asin
(Hayati, 2011).
Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)
hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang
paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan
kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa
rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya
tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan memiliki bermacam
ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantfish
yang hanya berukuran 7 mm (Rio, 2005).
Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar
baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang
terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan.. Ikan adalah sumber
makanan yang penting. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk dipelihara
untuk dipamerkan dalam akuarium (Budiyanto, 2003).
Bentuk tubuh setiap individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka,
sistem otot, dan satuan habitat dimana ikan tersebut hidup. Adapun bentuk-bentuk
tubuh ikan beserta tampak lintangnya seperti: Pipih mendatar, bentuk pipih
(compressed), pipih (depressed), torpedo (fusiform), bentuk ular (anguiliform), pipa
(filiform), pita (taeniform), panah (sagitiform), bola (globiform) dan bentuk kepala
picak, badan pipih. Sebagaian besar spesies ikan yang ada dipermukaan bumi
tergolong ikan bilateral simetris, ada juga beberapa spesies ikan yang apabila

tubuhnya dibelah dua secara membujur maka belahan sebelah kanan tidak
mencerminkan bagian sebelah kiri, seperti pada ikan Sebelah (Psettodes erumei) dan
ikan Lidah (Cynoglossus lingua) dimana ikan-ikan tersebut tergolong non bilateral
simetris. (Manda et al, 2005).

B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Chondrichthyes dan Osteichthyes kali ini, antara lain:
1. Mengenal beberapa anggota Class Chondrichthyes dan Superclass Osteichthyes.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi Class
Chondrichthyes dan Superclass Osteichthyes.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan
kekerabatannya masih diperdebatkan. Berdasarkan tulang penyusunnya, kelas pisces
dibedakan atas Agnatha, Chonrichtyes, dan Osteichtyes. Ciri- ciri kelas Agnatha
adalah mulut tanpa rahang ( bentuk bulat ) , tubuh gilig/ silindris tubuh halus tanpa
sisik, rangka tubuh dari tulang rawan, tidak memiliki sirip berpasangan, cekung
hidung hanya satu, terdapat pada bagian medial, dan insang terletak dalam kantong
insang dengan celah insang di sisi lateral tubuh (Brotowidjoyo,1995).
Kelas Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan, terdiri dari sekitar 1100
spesies elasmobranchs (hiu, pari dan skate) dan 40 spesies holocephali (kimera,
kadang-kadang disebut hiu hantu dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri)
menempati relung di setiap lingkungan laut, dari dangkal ke kedalaman lautan di
dunia, dan beberapa terdapat di air tawar (Awruch, 2013). Ikan-ikan yang tergolong
kelas Chondrichthyes memiliki mulut ventral, serta disokong oleh rahang. Skeleton
dari tulang rawan, kulit tertutup dengan sisik placoid (yang berasal dari kombinasi
mesoderm dan ektoderm). Ada dua pasang sirip, dan sirip caudal kebanyakan
heterocercal (lobus dorsal lebih besar). Ruang hidup berpasangan. Faring dengan 5-7
celah insang (pada chimera faring masih tertutup oleh operculum tunggal). Sebagian
notocorda diganti dengan vertebrata yang lengkap. Otak terbagi menjadi 5 bagian,
dengan 10 saraf kranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonefros. Pada ginjal terdapat
sistem porta. Dalam usus terdapat katup-katup spiral. Kelamin terpisah, fertilisasi
eksternal atau internal (Jasin, 1992).
Osteichthyes atau disebut juga ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota
hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dari Pisces. Osteichthyes
berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti
ikan. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar. Semua jenis ikan yang termasuk dalam
kelas Osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya
ventral, celah-celah pharyngeal tertutup (tidak terlihat dari luar) dan jantungnya
hanya memiliki satu ventrikel (Kimball, 1999).
Ciri-ciri Kelas Osteichthyes (Ikan Bertulang Sejati) yaitu kulit ditutupi
dengan sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang tidak bersisik.
Rahang merupakan struktur yang kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati
terutama tulang dermal (unsur tulang rawan yang direduksi). Paru-paru atau

gelembung renang berkembang sebagai penonjolan keluar dari saluran pencernaan


makanan. Osteichthyes terdiri dari kelas Sarcopterygii dan kelas Actinopterygii.
Sarcopetrygii memiliki karakteristik adanya lobus otot pada pangkal sirip dan
umumnya menggunakan paru-paru sebagai alat pertukaran gas. Actinopterygii
memiliki karakteristik sirip dengan jari-jari sirip tanpa adanya lobus otot dan
gelembung renang yang mempunyai fungsi sebagai alat hidrostatik (Alamsjah,1974)
Ikan pari merupakan komoditas perairan Indonesia dengan populasi yang
besar. Ikan ini merupakan kelompok ikan bertulang rawan kelas Chondrichthyes.
Ikan pari mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang
sirip dada (pectoral, fins)-nya melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan
kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar atau oval.
Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang (memanjang)
menyerupai cemeti. Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat
sehingga disebut sting-rays, mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian
samping. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth) dan
umumnya bersifat predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings
atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di
bagian bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang
disebut clasper letaknya di pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya berbiak secara
melahirkan anak (vivipar) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor (Sukiya, 2003).
Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik keras kecuali
bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak dibagian kepala dan
berbentuk cakram, memiliki adifose fin yang berduri. Semua sirip kecuali ekor selalu
diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan tujuh jari-jari lemah
(Hypostosmus sp.) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcus pardalis), warna tubuh
cokelat atau abu-abu dengan bintik- bintik hitam diseluruh tubuhnya. Habitat asli
ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang deras dan jernih, tetapi dapat
juga hidup di perairan tergenang seperti rawa dan danau (Kottelat et all., 1993).
Ikan sebelah merupakan ikan yang tergolong ke dalam kelompok ikan yang
memiliki tubuh non bilateral simetris, karena apabila tubuh ikan ini dibelah dua
secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak mencerminkan bagian yang
sebelah kiri. Ikan ini memiliki bentuk tubuh pipih mendatar.memiliki rahang dan
susunan gigi pada kedua belah pihak dari tubuhnya hampir sama. Ikan-ikan ini di
iIndonesia tidak begitu ekonomis disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan

jumlahnya tidak banyak. Bentuk tubuhnya pipih dan memanjang seperti lidah, sirip
punggung dan anus menjadi satu dengan sirip ekor. Kedua mata terdapat pada
sebelah tubuh tubuh yang berwarna dan tubuh non bilateral simetris (Saanin, 1984).
Ikan belut (Monopterus albus) merupakan salah satu komoditas perikanan
yang relatif mudah ditemui di lahan pesawahan, rasanya gurih, dan kandungan
proteinnya tinggi. Belut bersifat hermaprodit protogini, artinya ikan ini akan
mengalami perubahan jenis kelamin dari betina pada awalnya, kemudian berubah
menjadi jantan pada usia tua (Riani & Ernawati, 2004). Belut mempunyai ciri-ciri
badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin
mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil
runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling
mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat
kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata. Ukuran tubuh bervariasi, kebanyakan
tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua jenis ikan
ini adalah pemangsa. Biasanya memangsa hewan-hewan kecil di rawa atau sungai,
seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.
Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan
perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran
panjang dan analisis kerangka suatu organisme. Studi morfometri didasarkan pada
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran. Pengukuran
morfologi (analisis morfometri) digunakan untuk mengukur ciri-ciri khusus dan
hubungan variasi dalam suatu taksonomi. Variasi morfometri suatu populasi pada
kondisi geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan
kondisi lingkungan. Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul
merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut (Turan,
1998).
Manfaat dari morfometri yaitu, morfometri dimaksudkan untuk mengukur
bagian tubuh yang penting pada hewan, agar diketahui kisaran ukurannya, disetiap
fase pertumbuhan pada masing-masing jenis spesies hewan, sehingga informasi
untuk determinasi taksa menjadi lebih lengkap dan akurat. Nilai penting yang
terkandung dalam morfometri yaitu untuk mengenal lebih mendalam tentang jenis
spesies, melakukan estimasi umur dan jenis kelamin serta mengetahui berat dan
ukuran tubuh (Indarmawan et al., 2012).

III. MATERI DAN METODE


A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, laptop, penggaris, benang
dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah beberapa spesimen hewan Chondrichthyes dan
Osteichthyes, meliputi Ikan Sebelah (Cynoglossus arel), Belut (Monopterus albus),
Ikan Sapu-sapu (Hypostomus sp.), dan Ikan Pari (Himantura sp.).
B. Metode
1. Karakter pada spesimen diamati, digambar, dan dideskripsikan berdasarkan ciriciri morfologi.
2. Spesimen diukur secara morfometri sederhana menggunakan penggaris dan
benang.
3. Spesimen diidentifikasi melalui alamat website http://www.fishbase.org.
4. Laporan sementara dibuat berdasarkan hasil praktikum.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Keterangan:
1. Mata asli
3
1
2. Mata migrasi
3. Mulut
4. Pelvic fin
5. Gill opening
6. Linnea lateralis
7. Sirip dorsal
5
8. Sirip anal
4
9. Sirip caudal
Nama ilmiah : Cynoglossus sp.
Nama lokal : Ikan Sebelah
Klasifikasi :
7
Kingdom
: Animalia
6
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Order
: Pleuronectiformes
8
Family
: Cynoglossidae
Genus
: Cynoglossus
Species
: Cynoglossus sp.
Deskripsi memiliki nama lokal ikan sebelah atau ikan lidah. Nama ilmiahnya
Cynoglossus arel. Termasuk dalam kelas Actinopterygii, ordo Pluronectiformes.
Tubuh pipih arah lateral. Matanya terletak bersebelahan di sisi kiri tubuh, memiliki
satu sirip pelvic, linnea lateralis berbentuk lurus, dan bagian ventral hanya terdapat
sirip anal.
Keterangan:
2
1. Mata
3
2. Mulut
3. Gill opening
1
4. Linea lateralis
5. Anus
Nama ilmiah : Monopterus albus
Nama lokal : Belut
4
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
5
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Order
: Synbranchiformes
Family
: Synbranchidae
Genus
: Monopterus
Species
: Monopterus albus
2

Deskripsi Memiliki nama lokal belut. Nama ilmiahnya Monopterus albus.


Termasuk kelas Actinopterygii, ordo Synbranchiformes. Tubuh silinder panjang
seperti ular dan ditutupi lendir. Memiliki mulut di ujung moncong. Hanya
memiliki sirip dorsal dan sirip caudal.
Keterangan:
2
1. Mata
2. Nasal
6
3. Barbels
1
4. Mulut
1
5. Sucker
6. Gill opening
7. Sirip dorsal
8. Sirip caudal
9. Sirip anal
10. Sirip abdominal
11. Sirip pectoral
7
12. Sirip dorsal ke 2
Nama ilmiah : Hypostomus sp.
8
Nama lokal : Ikan Sapu-sapu
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinoopterygii
Order
: Siluriformes
: Loricariidae
12 Family
Genus
: Hypostomus
9
10
3
Species
: Hypostomus sp.
4

Deskripsi Nama lokalnya adalah ikan sapu-sapu. Nama ilmiahnya adalah


Hypostomus sp. Berasal dari kelas Actinopterygii, ordo Siluriformes. Memiliki
mulut di bagian ventral dengan sucker dan barbels. Sirip terdiri dari sirip dorsal,
caudal, anal, sirip abdominal dan sirip pectoral. Rumus sirip dorsal: D1.I.D2.I.8

8
5
10

11

12

2
4

14
13
7
3

Keterangan:
1. Orbital
2. Spiracle
3. Sting organ
4. Disc
5. Snout
6. Pectoral fin
7. Pelvic
8. Tail/ekor
9. Clasper
10. Nasal aperture
11. Mouth
12. Gill slits
13. Anus
14. Duri median
Nama ilmiah : Himantura sp.
Nama lokal : Ikan Pari
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Chondrichthyes
Order
: Myliobatiformes
Family
: Dasyatidae
Genus
: Himantura
Species
: Himantura sp.

Deskripsi Nama lokalnya adalah ikan pari. Nama ilmiahnya adalah Himantura
sp. Berasal dari kelas Chondrichthyes, ordo Myliobatiformes. Tubuh pipih arah
dorso-ventral (disc). Memiliki spirakel di belakang orbital, pectoran fin dan pelvic
untuk berenang, gill slits berjumlah 5 pasang tanpa operculum di bagian ventral,
sting organ di bagian ekor sebagai organ proteksi.
Tabel Hasil Morfometri Sederhana
Krktr Cynoglossus
Monopterus

Hypostomus

Himantura

PT
PS
LB
PK
PD
LD
PE
TSD
PSPo
PSP

sp.
25 cm
20,8 cm
6,6 cm
2,5 cm
2 cm
-

n
PBE
TBE
Keterangan:
1.
2.
3.
4.

albus
39,5 cm
33,5 cm
3,5 cm
11,5 cm
-

sp.
18,7 cm
8 cm
3 cm
5,6 cm
2,8 cm
-

sp.
55 cm
5,5
11 cm
6,5 cm
40,5 cm
-

5,5 cm
1,5 cm

5. PD (P. Disc)
PT (P. Total)
6. LD (L. Dics)
PS (P. Standar) 7. PE (P. Ekor)
LB (L. Badan) 8. TSD (T. Sirip
PK (P. Kepala)
Dorsal)

9. PSPo (P. Snout Preorbital)


10.PSPn (P. Snout Prenasal)
11.PBE (P. Batang Ekor)
12.TBE (T. Batang Ekor)

B. Pembahasan
Preparat yang digunakan pada praktikum kali ini berasal dari berbagai Class
Chondrichthyes dan Superclass Osteichthyes, yaitu Himantura sp. dari kelas
Chondrichthyes, ordo Myliobatiformes, Hypostomus sp. (ordo Siluriformes),
Cynoglossus arel (ordo Pleuronectiformes), dan

Monopterus albus (ordo

Synbranchiformes) dari kelas Actinopterygii. Anggota kelas Chondrichthyes


memiliki rangka dari tulang rawan (beberapa anggota terosifikasi sebagian), tidak
memiliki operculum dan gelembung renang, beberapa memiliki ekor heterocercal,
tidak memiliki sisik atau memiliki sisik placoid.
Anggota Superclass Osteichthyes memiliki rangka sejati atau tulang keras di
sebagian besar skeletonnya, memiliki operculum atau gill opening sebagai pelindung
insang dan memiliki gelembung renang. Superclass ini dibagi menjadi dua class
yaitu class Actinopterygii dan class Sarcopterygii. Anggota class Actinopterygii
memiliki sirip dengan jari-jari keras (berupa duri atau patil, pejal, tanpa ruasdan tidak
dapat dibengkokkan) dan jari-jari lunak (transparan, seperti tulang rawan dan dapat
dibengkokkan).
Preparat pertama adalah ikan sebelah (Cynoglossus arel). Bagian tubuhnya
yaitu mata, mulut, sirip pelvic, gill opening, linnea lateralis, sirip dorsal, sirip anal
dan sirip caudal. Ikan ini hidup di daerah dasar perairan laut dan berenang dengan
bagian kiri berada di atas, sedangkan tubuh bagian kanan menempel dasar laut
sehingga menyebabkan terjadi proses evolusi berupa pemipihan badan dengan arah
lateral dan pergeseran mata sebelah kanan ke sebelah kiri (bersebelahan dengan mata
kiri). Sirip pectoral ikan ini sangat kecil dan berjumlah hanya ada satu yang biasa
disebut dengan pelvic. Ikan ini tidak memiliki gelembung renang sehingga tidak
dapat naik ke permukaan laut. Linea lateralis lurus dan lengkap.
Preparat kedua adalah belut (Monopterus albus). Bagian tubuhnya yaitu mata,
mulut yang berada di bagian ujung moncong, gill opening atau operculum atau tutup
insang yang berfungsi untuk melindungi insang, sirip dorsal dan sirip caudal (tidak
memiliki sirip anal, abdominal dan pectoral). Tubuh belut berbentuk silinder panjang
seperti ular dan sangat licin karena terdapat lender yang disekresikan dari kulitnya.
Belut tidak memiliki sisik.
Preparat ketiga adalah ikan sapu-sapu (Hypostomus sp.). Bagian tubuhnya
yaitu mata, nasal, barbels, mulut, sucker, gill opening, sirip dorsal, sirip caudal, sirip
anal, sirip abdominal (berjumlah sepasang), dan sirip pectoral (berjumlah sepasang).

Tubuh ikan sangat keras seperti memakai armor. Nasal berada di bagian anterior dari
mata dan berjumlah sepasang. Mulut berada di bagian ventral, memiliki barbels
pendek dan berjumlah sepasang, di bagian belakang mulut terdapat sucker yang
berfungsi untuk menempel di permukaan suatu benda. Rumus sirip dorsal ikan sapusapu yaitu D1.III.9. yang berarti ikan ini memiliki dua sirip dorsal dengan masingmasing sirip memiliki satu jari-jari keras dan jari-jari lunaknya berjumlah delapan.
Preparat keempat adalah ikan pari (Himantura sp.). Rangka tubuh tersusun
dari tulang rawan. Bagian tubuhnya yaitu orbital (mata), spiracle (berjumlah
sepasang di bagian posterior orbital), sting organ (berada di bagian ekor untuk
proteksi), disc (tubuh ikan pari yang pipih arah dorso-ventral), snout (area moncong
dari ujung anterior sampai orbital atau nasal aperture, pectoral fin (seluruh area tipis
di samping kanan dan kiri badan ikan pari), pelvic, tail, clasper sebagai organ
reproduksi pada individu jantan, nasal aperture, mouth, gill slits berjumlah lima
pasang tanpa operculum.
Hasil morfometri sederhana ikan sebelah adalah panjang total (panjang
seluruh bagian ikan dari ujung moncong sampai ujung sirip ekor) 25 cm, panjang
standar (panjang dari ujujng moncong sampai anus) 20,8 cm, panjang kepala
(panjang dari ujung moncong sampai gill opening) 2,5 cm, lebar badan (daerah
badan ikan yang paling lebar) 6,6 cm, dan panjang ekor (panjang dari anus sampai
ujung sirip ekor) 2 cm. Hasil morfometri sederhana belut adalah panjang total 39,5
cm, panjang standar 33,5 cm, panjang kepala 3,5 cm, dan panjang ekor 11,5 cm.
Hasil morfometri sederhana ikan sapu-sapu adalah panjang total 18,5 cm, panjang
standar 8 cm, panjang ekor 5,6 cm, panjang kepala 3 cm, panjang batang ekor
(panjang dari anus sampai pangkal sirip ekor) 5,5 cm, tinggi sirip dorsal 2,8 cm,
tinggi batang ekor 1,5 cm (daerah batang ekor terkecil). Hasil morfometri ikan pari
adalah panjang total 55 cm, panjang disc 11 cm, lebar disc 6,5 cm, panjang ekor 40,5
cm.
Proses identifikasi pada praktikum kali ini meliputi identifikasi karakter
morfologi dari preparat yang digunakan. Beberapa karakter morfologi yang penting
untuk identifikasi `Chondrichthyes dan Osteichthyes adalah sirip (sirip dorsal atau
punggung, sirip caudal atau ekor, sirip anal, sirip abdominal atau ventral atau perut,
dan sirip pectoral atau sirip dada atau pelvic), ukuran tubuh, rasio tubuh (morfometri
sederhana dan truss morphometrics), linea lateralis (lengkap, terputus, lurus,
bengkok), dan sisik (cycloid, ctenoid, ganoid, cosmoid, dan placoid). Selanjutnya,

ditunjuk beberapa bagian tubuhnya pada gambar yang telah disediakan dalam
laporan sementara dan diberi keterangan di sampingnya. Langkah selanjutnya adalah
melakukan identifikasi preparat melalui situs atau alamat web http://fishbase.org.
Langkah identifikasinya adalah, pertama buka alamat tersebut menggunkan laptop
atau PC yang sudang terhubung ke jaringan internet, selanjutnya ketikkan nama kelas
pada kotak pencarian, memudian klik search with picture dan cari gambar yang
sesuai dengan preparat yang digunakan. Proses berikutnya yaitu mendeskripsikan
preparat yang digunakan, meliputi nama, klasifikasi dan bagian tubuh serta fungsi
bagian tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Anggota Class Chondrichthyes yaitu Himantura sp. dari Ordo Myliobatiformes.
Anggota Superclass Osteichthyes meliputi Cynoglossum arel, Monopterus albus,
dan Hypostomus sp. dari Class Actinopterygii.
2. Karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi Class Chondrichthyes dan
Osteichthyes adalah sirip, ukuran tubuh, rasio tubuh, linea lateralis, dan sisik.
B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah preparat yang digunakan
seharusnya dapat mewakili semua kelas ikan, bukan hanya dari sebagian kelas saja.

DAFTAR REFERENSI
Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Bogor: Departemen Biologi Perairan Fakultas
Perikanan IPB.
Awruch, C.A. 2013. Reproductive endocrinology in chondrichthyans: The present
and the future. General and Comparative Endocrinology. 192: 60-70.
Brotowidjoyo, M. D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Budiyanto, 2003. Petunjuk Praktikum Vertebrata. Jakarta: Erlangga.
Hayati, 2011. Buku Praktikum Vertebrata. Jakarta: Erlangga.
Indarmawan, Suryaningsih S, Abulias MN, Bhagawati D, Nuryanto A. 2012.
Petunjuk Praktikum Taksonomi Hewan. Purwokerto: Unsoed.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J,W. 1999. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN & Wiroatmodjo S. 1993. Freshwater Fishes
of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Edition (HK) Ltd.
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum
Ichthyologi. Pekanbaru: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Riau.
Riani, E & Ernawati, Y. 2004. Hubungan Perubahan Jenis Kelamin dan Ukuran
Tubuh Ikan Belut Sawah (Monopterus Albus). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia. 11(2): 139-144.
Rio, 2005. Dunia Hewan. Jakarta: Bumi Aksara.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta.
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata.Universitas Negeri Yogyakarta : JICA.
Turan, C. 1998 . A Note on The Examination of Morphometric Differentiation
Among Fish Populations: The truss System. 23: 259-263.

You might also like