Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Mohamad Afifudin
: B1J013063
: II
:2
: Dini Prataksita Windriya
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelas Pisces merupakan hewan berdarah dingin, bernafas dengan insang,
tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak menggunakan sirip. Hidup di air tawar dan air
asin (laut). Berdasarkan tulang penyusun, kelas ini dibedakan atas ikan bertulang
sejati (Osteichthyes) dan ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Dilihat dari
jumlah spesiesnya yang dikatakan terbanyak dari vertebrata. Penyebaran ikan boleh
dikatakan hampir diseluruh permukaan bumi ditemukan di air tawar maupun air asin
(Hayati, 2011).
Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)
hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang
paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan
kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa
rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya
tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan memiliki bermacam
ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantfish
yang hanya berukuran 7 mm (Rio, 2005).
Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar
baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang
terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan.. Ikan adalah sumber
makanan yang penting. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk dipelihara
untuk dipamerkan dalam akuarium (Budiyanto, 2003).
Bentuk tubuh setiap individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka,
sistem otot, dan satuan habitat dimana ikan tersebut hidup. Adapun bentuk-bentuk
tubuh ikan beserta tampak lintangnya seperti: Pipih mendatar, bentuk pipih
(compressed), pipih (depressed), torpedo (fusiform), bentuk ular (anguiliform), pipa
(filiform), pita (taeniform), panah (sagitiform), bola (globiform) dan bentuk kepala
picak, badan pipih. Sebagaian besar spesies ikan yang ada dipermukaan bumi
tergolong ikan bilateral simetris, ada juga beberapa spesies ikan yang apabila
tubuhnya dibelah dua secara membujur maka belahan sebelah kanan tidak
mencerminkan bagian sebelah kiri, seperti pada ikan Sebelah (Psettodes erumei) dan
ikan Lidah (Cynoglossus lingua) dimana ikan-ikan tersebut tergolong non bilateral
simetris. (Manda et al, 2005).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Chondrichthyes dan Osteichthyes kali ini, antara lain:
1. Mengenal beberapa anggota Class Chondrichthyes dan Superclass Osteichthyes.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi Class
Chondrichthyes dan Superclass Osteichthyes.
jumlahnya tidak banyak. Bentuk tubuhnya pipih dan memanjang seperti lidah, sirip
punggung dan anus menjadi satu dengan sirip ekor. Kedua mata terdapat pada
sebelah tubuh tubuh yang berwarna dan tubuh non bilateral simetris (Saanin, 1984).
Ikan belut (Monopterus albus) merupakan salah satu komoditas perikanan
yang relatif mudah ditemui di lahan pesawahan, rasanya gurih, dan kandungan
proteinnya tinggi. Belut bersifat hermaprodit protogini, artinya ikan ini akan
mengalami perubahan jenis kelamin dari betina pada awalnya, kemudian berubah
menjadi jantan pada usia tua (Riani & Ernawati, 2004). Belut mempunyai ciri-ciri
badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin
mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil
runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling
mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat
kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata. Ukuran tubuh bervariasi, kebanyakan
tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua jenis ikan
ini adalah pemangsa. Biasanya memangsa hewan-hewan kecil di rawa atau sungai,
seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.
Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan
perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran
panjang dan analisis kerangka suatu organisme. Studi morfometri didasarkan pada
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran. Pengukuran
morfologi (analisis morfometri) digunakan untuk mengukur ciri-ciri khusus dan
hubungan variasi dalam suatu taksonomi. Variasi morfometri suatu populasi pada
kondisi geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan
kondisi lingkungan. Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul
merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut (Turan,
1998).
Manfaat dari morfometri yaitu, morfometri dimaksudkan untuk mengukur
bagian tubuh yang penting pada hewan, agar diketahui kisaran ukurannya, disetiap
fase pertumbuhan pada masing-masing jenis spesies hewan, sehingga informasi
untuk determinasi taksa menjadi lebih lengkap dan akurat. Nilai penting yang
terkandung dalam morfometri yaitu untuk mengenal lebih mendalam tentang jenis
spesies, melakukan estimasi umur dan jenis kelamin serta mengetahui berat dan
ukuran tubuh (Indarmawan et al., 2012).
8
5
10
11
12
2
4
14
13
7
3
Keterangan:
1. Orbital
2. Spiracle
3. Sting organ
4. Disc
5. Snout
6. Pectoral fin
7. Pelvic
8. Tail/ekor
9. Clasper
10. Nasal aperture
11. Mouth
12. Gill slits
13. Anus
14. Duri median
Nama ilmiah : Himantura sp.
Nama lokal : Ikan Pari
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Chondrichthyes
Order
: Myliobatiformes
Family
: Dasyatidae
Genus
: Himantura
Species
: Himantura sp.
Deskripsi Nama lokalnya adalah ikan pari. Nama ilmiahnya adalah Himantura
sp. Berasal dari kelas Chondrichthyes, ordo Myliobatiformes. Tubuh pipih arah
dorso-ventral (disc). Memiliki spirakel di belakang orbital, pectoran fin dan pelvic
untuk berenang, gill slits berjumlah 5 pasang tanpa operculum di bagian ventral,
sting organ di bagian ekor sebagai organ proteksi.
Tabel Hasil Morfometri Sederhana
Krktr Cynoglossus
Monopterus
Hypostomus
Himantura
PT
PS
LB
PK
PD
LD
PE
TSD
PSPo
PSP
sp.
25 cm
20,8 cm
6,6 cm
2,5 cm
2 cm
-
n
PBE
TBE
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
albus
39,5 cm
33,5 cm
3,5 cm
11,5 cm
-
sp.
18,7 cm
8 cm
3 cm
5,6 cm
2,8 cm
-
sp.
55 cm
5,5
11 cm
6,5 cm
40,5 cm
-
5,5 cm
1,5 cm
5. PD (P. Disc)
PT (P. Total)
6. LD (L. Dics)
PS (P. Standar) 7. PE (P. Ekor)
LB (L. Badan) 8. TSD (T. Sirip
PK (P. Kepala)
Dorsal)
B. Pembahasan
Preparat yang digunakan pada praktikum kali ini berasal dari berbagai Class
Chondrichthyes dan Superclass Osteichthyes, yaitu Himantura sp. dari kelas
Chondrichthyes, ordo Myliobatiformes, Hypostomus sp. (ordo Siluriformes),
Cynoglossus arel (ordo Pleuronectiformes), dan
Tubuh ikan sangat keras seperti memakai armor. Nasal berada di bagian anterior dari
mata dan berjumlah sepasang. Mulut berada di bagian ventral, memiliki barbels
pendek dan berjumlah sepasang, di bagian belakang mulut terdapat sucker yang
berfungsi untuk menempel di permukaan suatu benda. Rumus sirip dorsal ikan sapusapu yaitu D1.III.9. yang berarti ikan ini memiliki dua sirip dorsal dengan masingmasing sirip memiliki satu jari-jari keras dan jari-jari lunaknya berjumlah delapan.
Preparat keempat adalah ikan pari (Himantura sp.). Rangka tubuh tersusun
dari tulang rawan. Bagian tubuhnya yaitu orbital (mata), spiracle (berjumlah
sepasang di bagian posterior orbital), sting organ (berada di bagian ekor untuk
proteksi), disc (tubuh ikan pari yang pipih arah dorso-ventral), snout (area moncong
dari ujung anterior sampai orbital atau nasal aperture, pectoral fin (seluruh area tipis
di samping kanan dan kiri badan ikan pari), pelvic, tail, clasper sebagai organ
reproduksi pada individu jantan, nasal aperture, mouth, gill slits berjumlah lima
pasang tanpa operculum.
Hasil morfometri sederhana ikan sebelah adalah panjang total (panjang
seluruh bagian ikan dari ujung moncong sampai ujung sirip ekor) 25 cm, panjang
standar (panjang dari ujujng moncong sampai anus) 20,8 cm, panjang kepala
(panjang dari ujung moncong sampai gill opening) 2,5 cm, lebar badan (daerah
badan ikan yang paling lebar) 6,6 cm, dan panjang ekor (panjang dari anus sampai
ujung sirip ekor) 2 cm. Hasil morfometri sederhana belut adalah panjang total 39,5
cm, panjang standar 33,5 cm, panjang kepala 3,5 cm, dan panjang ekor 11,5 cm.
Hasil morfometri sederhana ikan sapu-sapu adalah panjang total 18,5 cm, panjang
standar 8 cm, panjang ekor 5,6 cm, panjang kepala 3 cm, panjang batang ekor
(panjang dari anus sampai pangkal sirip ekor) 5,5 cm, tinggi sirip dorsal 2,8 cm,
tinggi batang ekor 1,5 cm (daerah batang ekor terkecil). Hasil morfometri ikan pari
adalah panjang total 55 cm, panjang disc 11 cm, lebar disc 6,5 cm, panjang ekor 40,5
cm.
Proses identifikasi pada praktikum kali ini meliputi identifikasi karakter
morfologi dari preparat yang digunakan. Beberapa karakter morfologi yang penting
untuk identifikasi `Chondrichthyes dan Osteichthyes adalah sirip (sirip dorsal atau
punggung, sirip caudal atau ekor, sirip anal, sirip abdominal atau ventral atau perut,
dan sirip pectoral atau sirip dada atau pelvic), ukuran tubuh, rasio tubuh (morfometri
sederhana dan truss morphometrics), linea lateralis (lengkap, terputus, lurus,
bengkok), dan sisik (cycloid, ctenoid, ganoid, cosmoid, dan placoid). Selanjutnya,
ditunjuk beberapa bagian tubuhnya pada gambar yang telah disediakan dalam
laporan sementara dan diberi keterangan di sampingnya. Langkah selanjutnya adalah
melakukan identifikasi preparat melalui situs atau alamat web http://fishbase.org.
Langkah identifikasinya adalah, pertama buka alamat tersebut menggunkan laptop
atau PC yang sudang terhubung ke jaringan internet, selanjutnya ketikkan nama kelas
pada kotak pencarian, memudian klik search with picture dan cari gambar yang
sesuai dengan preparat yang digunakan. Proses berikutnya yaitu mendeskripsikan
preparat yang digunakan, meliputi nama, klasifikasi dan bagian tubuh serta fungsi
bagian tersebut.
DAFTAR REFERENSI
Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Bogor: Departemen Biologi Perairan Fakultas
Perikanan IPB.
Awruch, C.A. 2013. Reproductive endocrinology in chondrichthyans: The present
and the future. General and Comparative Endocrinology. 192: 60-70.
Brotowidjoyo, M. D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Budiyanto, 2003. Petunjuk Praktikum Vertebrata. Jakarta: Erlangga.
Hayati, 2011. Buku Praktikum Vertebrata. Jakarta: Erlangga.
Indarmawan, Suryaningsih S, Abulias MN, Bhagawati D, Nuryanto A. 2012.
Petunjuk Praktikum Taksonomi Hewan. Purwokerto: Unsoed.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J,W. 1999. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN & Wiroatmodjo S. 1993. Freshwater Fishes
of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Edition (HK) Ltd.
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum
Ichthyologi. Pekanbaru: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Riau.
Riani, E & Ernawati, Y. 2004. Hubungan Perubahan Jenis Kelamin dan Ukuran
Tubuh Ikan Belut Sawah (Monopterus Albus). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia. 11(2): 139-144.
Rio, 2005. Dunia Hewan. Jakarta: Bumi Aksara.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta.
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata.Universitas Negeri Yogyakarta : JICA.
Turan, C. 1998 . A Note on The Examination of Morphometric Differentiation
Among Fish Populations: The truss System. 23: 259-263.