Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
JULI 2016
OLEH :
Nur Indah Pratiwi
Indra Rizal Rasyid
Reskiyani Ashar
Ahmad Yani
Supardi H.
: 10542 0169 10
: 10542 0210 10
: 10542 0189 10
: 10542 0209 10
: 10542 0180 10
Pembimbing/Suvervisor:
dr. Wiwik, M.Kes.
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Keadaan Geografis
Puskesmas Antang Perumnas berdiri pada Tahun 1992 dan merupakan salah
satu dari 4 puskesmas yang ada di Kecamatan Manggala dengan wilayah meliputi
Kelurahan Manggala. Luas wilayah Puskesmas Antang Perumnas sekitar 521 Ha
yang pembagian wilayahnya terdiri dari 12 RW, 66 ORT dan memilki satu Puskesmas
Pembantu (Pustu) dan satu Poskesdes.
Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas adalah :
1.
2.
3.
4.
Keadaan Demografis
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kelurahan Manggala sebanyak + 20.421
jiwa, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah KK
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Manggala
4.638
10.134
Sumber : Data Kantor Kelurahan Manggala
C.
10.287
Jumlah
20.421
Jenis Kelamin
LakiPerempuan
Laki
159
177
205
218
1154
1310
1599
1698
361
420
535
617
1212
1141
818
823
1242
1135
539
572
182
307
153
149
1259
1045
401
212
10
10
102
151
119
157
84
145
Jumlah
336
423
2464
3297
781
1152
2353
1641
2377
1111
489
302
2304
613
20
253
276
229
TOTAL
Sumber : Data Kantor Kelurahan Manggala
10.134
10.287
20.421
Jenis Kelamin
LakiPerempuan
Laki
292
201
1589
1594
35
40
144
146
5
5
55
0
4
4
35
324
198
266
1965
790
55
15
4
5
499
57
65
105
904
805
40
326
66
132
2299
811
30
5
6
5
550
55
45
95
906
880
16.467
Jumlah
493
3183
75
290
10
55
8
10
75
650
264
398
4264
1601
85
20
10
10
1049
112
110
200
1810
1685
D.
Kesehatan Lingkungan
1. Sarana Air Bersih : Terdapat 116 Keluarga yang menggunakan Sumur Bor
2. Jamban : Dari keseluruahan jumlah Rumah yang ada di lingkungan puskesmas,
rata- rata memiliki jamban keluarga.
3. Pengolahan Limbah Rumah Tangga : Tidak semua jumlah Rumah dilakukan
pemeriksaan, dari 4740 rumah yang ada, hanya 58 rumah yang dilakukan
pemeriksaan dan keseluruhan yang diperiksa memenuhi syarat.
4. Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan TPM : Dari semua tempat-tempat umum
dan tempat pengolahan makanan yang diperiksa, didapatkan keseluruhannya
memenuhi syarat. Namun, dari jumlah keseluruhan tidak semuanya dilakukan
pemeriksaan, seperti : pada tempat umum TK SMP hanya di lakukan
pemeriksaan pada setengah dari jumlah yang ada, begitupun pada TPM, hanya
setengah dari jumlah pedagang kaki lima dan pedagang keliling yang dilakukan
pemeriksaan.
E.
Perilaku Masyarakat
1. Sebagian masyarakat masih ada sekitar 37,24 % yang tidak menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat
2. Dari jumlah tersebut, yang paling besar adalah Merokok, dimana terdapat 66,
13% yang masih merokok
3. Untuk konsumsi sayur dan buah keseluruahan masyarakat sudah melakukan,
begitupun dengan kebiasaan cuci tangan.
F.
7. Rekam medis
8. Perawat gigi
9. Nutrisionis
10. Survailans
11. Analis
12. Penyuluh
13. Sanitarian
14. Apoteker
15. Staf
G.
: 1 orang
: 2 orang
: 2 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 2 orang
: 1 orang
: 2 orang
UGD
Poli Umum
Apotik
Laboratorium
Poli Gigi
PelayananHomecare
Poli Gizi
Konsultasi
H.
Ruang Tunggu
Poli KIA/KB
Toilet
Ambulance/Puskel
2.
Jiwa,
Pelayanan
Kesehatan
Gizi,
Pelayanan
Tradisional
4.
3. Pelayanan Kefarmasian
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Gawat Darurat
6. Pelayanan Home Care
7. Pelayanan Rawat Inap
8. Pelayanan Persalinan
9. Pelayanan Telemedicine
10. Pelayanan pengaduan
11. Pelayanan Ambulance
12. Pelayanan Kesehatan Haji
c. Upaya Kesehatan di Jaringan Pelayanan Puskesmas
1. Pelayanan Puskesmas Pembantu
2. Pelayanan Puskesmas Keliling
3. Pelayanan Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
d. Pelayanan Administratif
1. Surat Keterangan Sakit
2. Surat Keterangan Berbadan Sehat
3. Surat Keterangan Lahir
4. Surat Rujukan
5. Surat Visum
6. Legalisir berkas
e. Pelayanan bagi Mahassiswa Praktik
1. Pembimbingan selama praktik
2. Rekomendasi selesai penelitian/pengambilan data/magang dll
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Anamnesis
Identitas Pasien
Nama
: Nn. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 24 tahun
Alamat
: Jl. Lasuloro Dalam /Blok IV No. 87
Masuk RS
: 23 agustus 2016
Pulang
: 26 agustus 2016
Anamnesis dilakukan tanggal 23 agustus 2016, pukul 06.05, secara
autoanamnesis dan alloanamnesis
Keluhan Utama : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD Puskesmas dengan keluhan demam yang dirasakan sejak
empat hari yang lalu. Demam dirasakan terutama sore hari, dan sifat demam naik
turun, kadang disertai menggigil. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri
menelan, dan nyeri uluhati yang disertai muntah. Selama demam, pasien hanya BAB
satu kali, BAK lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat menderita tifoid saat umur 12 tahun
Palpasi
D.
E.
F.
G.
menggigil
- Nyeri kepala
- Nyeri menelan
- Nyeri uluhati, disertai muntah
- Lidah tampak kotor
- Rumple Leed (+)
Diagnosis
Diagnosis
: Susp. Demam Berdarah
Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Agustus 2016
- Trombosit : 83.000 mm3
- Leukosit
: 2.300 mm3
Penatalaksanaan
- Ivfd RL 20 tpm
- Antasida 2x1
- Amoxicilin 3x1
- Gliseril Guaikolat 3x1
- Paracetamol 3 x 1
- Ranitidin 2 x 1
- Domperidon 3 x 1
Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal 24 Agustus 2016
S : Demam berkurang, batuk (+), nyeri uluhati (+)
O : KU : Tampak lempas
TD: 120/70 mmHg, nadi 71 x/ menit, RR 28 x/menit, Suhu : 37C.
A : Demam Berdarah
P:
- Infus RL 40 tetes / menit
- Antasida 2x1
- Amoxicilin 3x1
BAB III
PEMBAHASAN
A. Ciri dan Sifat Nyamuk Aedes Egypty
Sifat-sifat
a. Sifat-sifat Nyamuk Aedes Aegypti
1) Berwarna hitam dan belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuhnya
2) Berkembangiak di tempat penampungan air dan barang-barang yang
memungkinkan air tergenang mis :
Bak mandi/wc, tempayan, drum
Tempat minumburung
Vas bunga, pot tanaman air
Kaleng, ban bekas,botol
3) Nyamuk Aedes Aegypti tidak dapat berkembangbiak di selokan/got atau
kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah
4) Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai sore hari
5) Mampu terbang sampai 100 m
6) Suka hidup di tempat agak gelap, pakaian yang digantung dikamar.
7) Hanya nyamuk betina yang mengigit manusia.
8) Sekali bertelur mencapai 100 butir
b. Sifat-sifat Jentik Aedes Aegypti
1) Ukuran 0,5 1 cm
2) Selalu bergerak aktif dalam air
3) Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas,
kemudian turun kembali ke bawahdan seterusnya
4) Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air
c. Sifat-sifat telur Nyamuk Aedes Aegypti
1) Ukurannya sangat kecil : 0,7 mm
2) Warna hitam
3) Tahan sampai 6 bulan di tempat kering
Ciri-ciri
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypty pembawa virus dengue ini adalah badannya
kecil serta memiliki garis-garis putih putih pada kaki dan badannya. Ciri-ciri nyamuk
Aedes albopictus hampir sama seperti nyamuk Aedes aegypty yaitu juga terdapat
bercak-bercak putih di kaki dan badannya. Kebanyakan penyakit DBD di Indonesia
ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypty.
1. Morfologi
Telur berwarna putih saat pertama kali di keluarkan, lalu menjadi coklat
kehitaman. Telur berbenuk oval, panjang kurang lebih 0,5 mm, dan di letakan di
dinding wadah. Telur menetas menjadi larva. Toraks larva nyamuk lebih lebar
dari kepalanya. Kepalanya berkembang baik dengan antena dan mata majemuk,
serta sikat mulut yang menonjol. Abdomen terbagi dalam 10 ruas dan hanya 9
ruas yang jelas, dan ruas terakhir dilengkapi dengan tabung udara (sifon) yang
bentunnya silinder. Pada sifon terdapat satu pasang Subventratuft, dan pada perut
ruas terakhir mempunyai sederet comb (gigi sisir).
Larva berubah menjadi pupa. Pupa nyamuk berbentuk koma, kepala dan
torak menjadi satu membentuk sefalotoraks dengan sepasang trompet respirasi
pada bagian dorsa. Jika ada gangguan pupa akan bergerak ke atas dan kebawah
dengan gerakan yang menyentak-nyentak.
Pupa berubah menjadi nyamuk dewasa. Aedes aegypti dapat di bedakan
dengan nyamuk lain dengan melihat ujung abdomen meruncing dan emmpunyai
sersi yang menonjol. Bagian mesonotum terdapat rambut post spirakel. Corak
putih pada dorsal dada Aedes aegypti berbentuk seperti alat musik harpa putih
(WHO, 1999) sedangkan Aedes albopictus berbentuk lurus. Nyamuk mempunyai
probosis berwarna gelap pada bagian kepala yang panjangnya melibih panjang
kepala. Probosis nyamuk betina digunakan untuk menghisap darah, sedangkan
pada nyamuk jantan hanya untuk bahan-bahan cair seperti cairan tumbuhan dan
buah-buahan. Palpus terdapat dikiri ndan kanan probosis yang terdiri atas 5 ruas
dan sepasang antena yang terdiri dari 15 ruas. Antena pada nyamuk jantan
berambut lebat (plumose) dan pada nyamuk betina jarang (pilose). Sayap nyamuk
o
hari, pada suhu air antara 30 - 40 C larva akan berkembang menjadi pupa
dalam waktu 5 - 7 hari. Larva lebih menyukai air bersih, akan tetapi tetap
dapat hidup dalam air yang keruh baik bersifat asam atau basa. Larva
beristirahat
di
air
membentuk
sudut
dengan
permukaan
dan
menggantung hampir tegak lurus. Larva akan berenang menuju dasar tempat
atau wadah apabila tersentuh dengan gerakan jungkir balik. Larva mengambil
oksigen di udara dengan berenang menuju permukaan dan menempelkan
siphonnya diatas permukaan air.
Larva Aedes aegypti memiliki empat tahapan perkembangan yang
disebut instar meliputi : instar I, II, III dan IV, dimana setiap pergantian
instar ditandai dengan pergantian kulit yang disebut ekdisis. Larva instar IV
mempunyai ciri siphon pendek, sangat gelap dan kontras dengan warna
tubuhnya. Gerakan larva instar IV lebih lincah dan sensitif terhadap
rangsangan cahaya. Dalam keadaan normal (cukup makan dan suhu air 25
o
27 C) perkembangan larva instar ini sekitar 6-8 hari . Gambar larva Aedes
aegypti. dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:
Pupa
nyamuk
Aedes aegypti.
bersifat
aquatik
dan
tidak
seperti
kebanyakan pupa serangga lain yaitu sangat aktif dan seringkali disebut
akrobat (tumbler). Pupa Aedes aegypti. tidak makan tetapi masih memerlukan
oksigen untuk bernafas melalui sepasang struktur seperti terompet yang kecil
pada thorak . Pupa pada tahap akhir akan membungkus tubuh larva dan
mengalami metamorfosis menjadi nyamuk Aedes aegypti dewasa.
tempat
perindukan
utama
tersebut
dapat
kepadatan
penduduk.
Juga
mempengaruhi
ventilasi
dan
terdapat terdapat banyak kontainer penampungan air hujan yang berserakan dan
terlindung dari sinar matahari, apabila berdekatan dengan rumah penduduk.
4. Keberadaan Kontainer.
Terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan container dengan
kejadian penyakit DBD. Disamping itu, letak, macam, bahan, warna, bentuk
volume dan penutup kontainer serta asal air yang tersimpan dalam container
sangat mempengaruhi nyamuk Aedes betina untuk menentukan pilihan tempat
bertelurnya.
Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk
Aedes, karena semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan
matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan
tidur pagi dan siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang
nyamuk selain di dalam rumah, juga banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila
keadaan kelas gelap dan lembab. Sasaran berikutnya adalah anak sekolah yang
pada pagi dan siang hari berada di sekolah. Disamping nyamuk Aedes aegypti
yang senang hidup di dalam rumah, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus yang
dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk Aedes albopictus
hidup di luar rumah, di kebun yang rindang, sehingga anak usia sekolah dapat
juga terkena gigitan oleh nyamuk kebun tersebut di siang hari tatkala sedang
bermain. Faktor daya tahan anak yang belum sempurna seperti halnya orang
dewasa, agaknya juga merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena
penyakit demam berdarah dengue dibandingkan orang dewasa.
Di perkotaan, nyamuk sangat mudah terbang dari satu rumah ke rumah
lainnya dari rumah ke kantor, atau tempat umum seperti tempat ibadah, dan lainlain. Oleh karena itu, orang dewasa pun menjadi sasaran berikutnya setelah anakanak. Terutama dewasa muda (18-25 tahun) sesuai dengan kegiatan kelompok ini
pada siang hari di luar rumah. Walaupun demikian, pada umumnya penyakit
demam berdarah dengue dewasa lebih ringan daripada anak.
2. Agent ( penyakit).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), bahasa medisnya disebut
Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabakan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada system
pembekuan darah, sehingga menyebabkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara,
India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempattempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
3. Environment (Lingkungan)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) berkembangbiak dengan baik
di daerah tropis pada lingkungan yang bisa dijadikan sebagai tempat
berkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti seperti bak air yang tidak tertutup,
barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng, wadahwadah alat rumah tangga yang tidak tepakai lagi, ban bekas, dll. Oleh karena itu
langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu 3M :
a. Menguras bak mandi atau tempat penyimpanan air bersih sekurang
kurangnya sekali seminggu.
b. Menutup rapat bak mandi atau tempat penyimpanan air bersih.
c. Mengubur barang barang bekas yang dapat menampung air hujan.
PEMBAHASAN LAPSUS
PEMBAHASAN TERKAIT LAPORAN KASUS
Berdasarkan Hasil pemeriksaan yang di dapatkan pada pasien yaitu berupa
demam yang dirasakan sejak empat hari yang lalu, Demam dirasakan terutama sore
hari, dan sifat demam naik turun, kadang disertai menggigil. Pasien juga
mengeluhkan nyeri kepala, nyeri menelan, dan nyeri uluhati yang disertai muntah,
selama demam, pasien hanya BAB satu kali, BAK lancar, rumple leed (+), trombosit
83.000 mm3, leukosit 2.300 mm3, hematokrit 41 % .
Maka pasien ini di diagnosis dengan Demam Berdarah Dengue yang mana
sesuai dengan teori bahwa pasien yang menderita DBD menggambarkan gejala
berupa demam tinggi yang mendadak, terus-menerus berlangsung selama 2-7 hari,
naik turun (demam bifasik), perdarahan di bawah kulit seperti petekie, purpura,
ekimosis dan perdarahan konjungtiva yang muncul pada hari pertama demam tetapi
dapat pula dijumpai pada hari ke 3,4,5 demam. Pemeriksaaan laboratorium
didapatkan berupa trombositopenia (< 100.000/ul) dan kadar hemokonsentrasi (kadar
Ht lebih 20% dari normal).
Dan berdasarkan kriteria derajat DBD menurut WHO, dalam kasus ini
merupakan derajat 1. Sehingga diberikan terapi DBD derajat 1 tanpa peningkatan
hematokrit. Dimana pada pasien ini dirawat selam3 hari dan diberi pengobatan sesuai
dengan terapi DBD derajat 1 dan ditambah dengan pengobatan simptomatik.
Adapun masalah yang diangkat dalam kasus ini yaitu mengenai pola perilaku
dari pasien yang menyebabkan terjangkit Demam Berdarah Dengue. Dalam hal ini
dikaitkan dengan faktor lingkungan, vector/penjamu (nyamuk), dan kebiasaan hidup
dari pasien (host) itu sendiri.
Tinjauan berdasarkan lingkungan didapatkan dari hasil kunjungan ke rumah
pasien didapatkan beberapa hal yang diduga menjadi tempat bersarangnya nyamuk
DBD. Dimana, rumah pasien yang tampak penuh dengan perabot, ventilasi dan
penerangan yang kurang baik, dan banyaknya pakaian-pakaian yang digantung.
Sehingga pada pasien ini dapat disimpulkan bahwa mobilitasnya kurang baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa mobilitas penduduk juga
berperan dalam perkembangbiakan nyamuk DBD. Sehingga, kami menduga bahwa
hal ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab berkembangbiaknya nyamuk
DBD di lingkungan pasien sehingga pasien terjangkit DBD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
meanular yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus famili Flaviviridae,
mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den-1, den-2, den-3 dan den-4 melalui
perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti.
B. Cara Penularan
Virus yang ada di kelenjar ludah nyamuk ditularkan ke manusia melalui
gigitan. Kemudian virus bereplikasi di dalam tubuh manusia pada organ targetnya
seperti makrofag, monosit, dan sel Kuppfer kemudian menginfeksi sel-sel darah
putih dan jaringan limfatik. Virus dilepaskan dan bersirkulasi dalam darah. Di
tubuh manusia virus memerlukan waktu masa tunas intrinsik 4-6 hari sebelum
menimbulkan penyakit. Nyamuk kedua akan menghisap virus yang ada di darah
manusia. Kemudian virus bereplikasi di usus dan organ lain yang selanjutnya
akan menginfeksi kelenjar ludah nyamuk.
Virus bereplikasi dalam kelenjar ludah nyamuk untuk selanjutnya siap-siap
ditularkan kembali kepada manusia lainnya. Periode ini disebut masa tunas
ekstrinsik yaitu 8-10 hari. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak dalam
tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya.
C. Gejala Utama
1. Demam
Demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung selama 2 7
hari, naik turun (demam bifosik). Kadang kadang suhu tubuh sangat tinggi
sampai 400C dan dapat terjadi kejang demam. Akhir fase demam merupakan
fase kritis pada demam berdarah dengue. Pada saat fase demam sudah mulai
menurun dan pasien seakan sembuh hati hati karena fase tersebut sebagai
awal kejadian syok, biasanya pada hari ketiga dari demam.
tiga jenis uji etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi
virus. Namun, metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang ahli, waktu
yang lama (lebih dari 12 minggu), serta biaya yang relatif mahal. Oleh karena
keterbatasan ini, seringkali yang dipilih adalah metode diagnosis molekuler
dengan
deteksi
materi
genetik
virus
melalui
pemeriksaan
reverse
pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan USG.
Pemeriksaan laboratorium yang sering ditemukan pada pasien DHF adalah
trombositopenia (< 100.000/ul) dan hemokonsentrasi (kadar Ht lebih 20% dari
normal). Trombositopenia umumnya dijumpai pada hari ke 3-8 sejak timbulnya
demam. Hemokonsentrasi dapat mulai dijumpai mulai hari ke 3 demam.
E. Patofisiologi
a. Sistim vaskuler
Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah peningkatan akut permeabilitas
vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler,
sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah.
Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, hal ini
didukung penemuan post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan
hipoproteinemi. Tidak terjadinya lesi destruktif nyata pada vaskuler,
menunjukkan bahwa perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu
mediator kerja singkat. Jika penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan
ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat, menimbulkan penurunan hematokrit.
Perubahan hemostasis pada DBD dan DSS melibatkan 3 faktor: perubahan
vaskuler, trombositopeni dan kelainan koagulasi. Hampir semua penderita
DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan trombositopeni, dan
banyak diantaranya penderita menunjukkan koagulogram yang abnormal.
b. Sistim respon imun
Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak
dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuiti dengan viremia yang
berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respon imun baik
humoral maupun selular, antara lain anti netralisasi, antihemaglutinin, anti
komplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada
infeksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder
kadar antibodi yang telah ada meningkat (booster effect).
muatan
polipeptida
spesifik
yang
berasal
dari
Mayor
d. Patogenesis
PERSANGKAAN DBD
seperti:
efusi
pleura,
asites,
hipoproteinemia, hiponatremia.
Dua kriteria klinis pertama ditambah satu kriteria laboratorium ( atau hanya
peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan diagnosis DBD.
Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO, 1997), yaitu:
-
perdaran lain.
Kedaruratan
Derajat 3 : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di
terukur.
G. Diagnosis Banding
DBD
ISK
Malaria
Faringitis
H. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan meliputi: atasi segera hipovolemi, lanjutkan
penggantian cairan yang masih terus keluar dari pembuluh darah selama 12-24
jam , atau paling lama 48 jam, koreksi keseimbangan asam-basa, beri darah
segar bila ada perdarahan hebat.
Klinis membaik
Ht tidak
naikke rumah sakit
Segera
bawa
Trombosit baik
Gejala klinis:
Demam 2-7 hari
Uji Torniquet (+) atau perdarahan spontan
Lab:
Ht tak meningkat / Ht < 42 vol%
Trombositopenia (ringan)
Kesadaran menurun
Nadi terasa lembut
Tekanan nadi < 20 mmHg
Distres pernafasan/sianosis
Kulit dingin dan lembab
Ekstremitas dingin,
Diuresis < 1 ml/kgBB/jam
I. Komplikasi
1. Perdarahan gastrointestinal masif,
2. Ensepalopati,
3. Edema paru dan efusi pleura.
Kesadaran membaik
J. Prognosis
Nadi teraba kuat
Tergantung
beberapa faktor seperti, lama dan beratnya renjatan,
Tekanan
nadi >dari
20 mmHg
Tidak
sesakadekuat
nafas/sianosis
waktu,
metode,
tidaknya penanganan; ada tidaknya rekuren syok yang
Ekstremitas hangat
terjadi
terutama
dalam
6 jam pertama pemberian infus dimulai, panas selama
Diuresis
cukup
1 ml/kgBB/jam
renjatan, tanda-tanda serebral.
K. Cara Mencegah Penyakit DBD
Prinsip dasar pencegahan penyakit demam berdarah adalah dengan memutus
rantai kehidupan nyamuk termasuk telur, jentik dan nyamuk aedes aegypti
dewasa.
Cara Memberantas Nyamuk Aedes Aegypti
Pemberantasan sarang nyamuk 4M dan 4M plus :
Melaksanakan 4M, yaitu:
a. Menguras tempat penampungan air bersih sekurangkurang seminggu sekali.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan
c. Mengumpul, mengubur atau memanfaatkan barangbarang bekas yang dapat menampung air.
d. Memantau jentik nyamuk secara berkala.
Melaksanakan 4M Plus. Yang dimaksud dengan Plus disini adalah tambahan dari
4M di atas, yaitu :
a. Mengganti air vas bunga, minuman burung seminggu sekali.
b. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
c. Menutup lobang pada potongan bamboo, pohon dll, misalnya dengan
tanah atau bahan lain.
d. Membersihkan/ mengeringkan tempat-tempat yang memungkinkan
menampung air seperti pelepah pinang, kelapa, pisang disekitar
rumah, kebun, kuburan dan rumah kosong.
e. Menaburkan bubuk abate (pembunuh jentik) ditempat yang sulit
dikuras (penampungan air wudhu masjid, mushola, tendon air dll).
f. Memelihara ikan pemakan jentik.
g. Memasang kasa nyamuk di rumah.
h. Membuat rumah cukup pencahayaan dan ventilasi.
i. Hindari kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah.
j. Tidur menggunakan kelambu.
k. Menggunakan obat nyamuk seperlunya untuk menghindari gigitan
nyamuk.