You are on page 1of 47

TUGAS

PERENCANAAN

PERENCANAAN SABUK FLAT BELT PADA MESIN


PENGGILING PADI KAPASITAS 1500 KG/JAM
DENGAN DAYA 24 HP

DISUSUN OLEH :
NAMA

: ASEP SUPRIYANTO

NPM

: 13520016

PRODI

: TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2016

LEMBAR PENGESAHAN

PERENCANAAN SABUK FLAT BELT PADA MESIN


PENGGILING PADI KAPASITAS 1500 KG/JAM
DENGAN DAYA 24 HP

OLEH :
ASEP SUPRIYANTO
NPM :13520016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2016
Telah diperiksa dan disetujui

Mengetahui

Metro, 12 Oktober 2016

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dosen Pembimbing

Dwi Irawan, S.T., M.T.


NBM.1142909

Untung Surya Dharma, M.Eng


NBM. 1055007

ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN

LEMBAR SOAL TUGAS PERENCANAAN

TUGAS PERENCANAAN INI DIBERIKAN KEPADA :


NAMA

: ASEP SUPRIYANTO

NPM

: 13520016

JURUSAN

: TEKNIK MESIN

ALAMAT

: DSN III RT 06/03 SIDOREJO BEKRI LAMPUNG TENGAH

Materi Soal Tugas : PERENCANAAN SABUK FLAT BELT PADA MESIN


PENGGILING PADI KAPASITAS 1500 KG/JAM DENGAN DAYA 24 HP

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dosen Pembimbing

Dwi Irawan, S.T.,M.T.


NBM.1142909

Untung Surya Dharma, M.Eng


NBM. 1055007

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, atas berkat


dan rahmat-NYA Perencanan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas
Perencanaan ini berjudul PERENCANAAN SABUK FLAT BELT PADA MESIN
PENGGILING PADI KAPASITAS 1500 KG/JAM DENGAN DAYA 24 HP Adapun

tugas Perencanaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan teori-teori


yang diperoleh dibangku kuliah dalam aplikasinya. Dengan terselesainya tugas
Perencanaan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir.Masherni,M.T

selaku

Dekan

Fakultas

Teknik

Universitas

Muhammadiyah Metro.
2. Untung Surya Dharma,M.Eng selaku Wakil Dekan II dan selaku Dosen
Pembimbing tugas Perencanaan
3. Dwi Irawan,ST.,M.T selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Metro
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Perencanaan
ini
Dalam penyusunan tugas Perencanaan ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
kami mohon maaf, kritik dan saran kami harapkan untuk memotivasi penulis
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Metro, 12 Oktober 2016

ASEP SUPRIYANTO
NPM.13520016

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................

ii

LEMBAR SOAL ...................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ...........................................................................

iv

DAFTAR ISI ..........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

vii

DAFTAR TABEL ................................................................................

viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah .........................................................

1.2 Rumusan masalah .................................................................

1.3 Maksud dan tujuan ...............................................................

1.4 Batasan masalah ...................................................................

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian mesin penggiling padi ......................................

2.2 Pengertian mesin diesel ......................................................

2.3 Pengertian tranmisi .............................................................

2.4 Macam macam tranmisi ..................................................

2.5 Poros......................................................................................... 11
2.6 Flat belt/ sabuk datar .............................................................. 14
2.7 flat belt puley ........................................................................... 17
2.8 Perhitungan ............................................................................ 18

BAB III PENGUMPULAN DATA


3.1 Cara Pengumpulan Data........................................................... 23
3.2 Waktu dan Tempat .................................................................

23

3.3 Komponen Utama ..................................................................

23

3.4 Sepesifikasi mesin pengiling padi ..........................................

26

3.5 Diagram alir ............................................................................ 29

BAB IV PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan .............................................................................. 30

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 37
5.2 Saran ........................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA

vi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 mesin penggiling padi...............................................

2. Gambar 2.2 mesin diesel ..............................................................

3. Gambar 2.3 tranmisi sabuk v ........................................................

4. Gambar 2.4 sabuk gilir ................................................................

5. Gambar 2.5 transmisi rantai roll .................................................

6. Gambar 2.6 transmisi rantai gigi .................................................

7. Gambar 2.7 macam-macam penghubung langsung roda gigi ......

10

8. Gambar 2.8 poros .........................................................................

12

9. Gambar 2.9 jenis-jenis sabuk .......................................................

15

10. Gambar 2.10 flat belt (sabuk datar) ..............................................

16

11. Gambar 2.11 flat belt pully...........................................................

17

12. Gambar 3.1 poros pada mesin pengiling padi ..............................

24

13. Gambar 3.3 flat belt .....................................................................

24

14. Gambar 3.4 flat belt pulley............................................................

25

15. Gambar 3.5 spesifikasi mesin penggerak .....................................

26

16. Gambar 3.6 mesin pengiling padi.................................................. 28

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Baja karbon untuk kontruksi mesin ..........................

14

2. Tabel 2.2 Ukuran flat belt ..........................................................

16

3. Tabel 2.3 Dimeter minimum puli yang diizinkan .....................

18

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mesin merupakan suatu rangkaian elemen mesin yang membentuk suatu alat
yang berfungsi membantu meringankan pekerjaan manusia.adanya mesin maka
pekerjaan manusia yang memerlukan daya yang besar dapat diatasi oleh mesin,
mungkin tanpa adanya mesin pekerjaan manusia akan memakan waktu yang
cukup lama dalam menyelesaikannya.
Mesin

penggilingan padi berfungsi melakukan pelepasan dan pemisahan

bagian-bagian kulit dengan butir padi yang tidak dapat dimakan dengan
seminimal mungkin, membuang bagian utama beras dan sesedikit mungkin
merusak butiran beras.

Dalam mesin pengiling padi terdapat komponen-

komponen yaitu, poros merupakan salah satu bagian terpenting dari sebuah mesin
fungsi poros adalah meneruskan daya bersama-sama dengan putaan , transmisi
(Pemindah daya) yang memakai sistem sabuk penggerak yang bersifat tali, yang
menghubungkan antar puli dari satu poros ke poros lainya. Dan dalam sabuk
penggerak pada mesin pengiling padi biasa dikatakan transmisi yang berarti
pemindah daya dari mesin ke poros yang digerakan Pemindahan daya dapat juga
dibuat dengan arah putaran, perubahan kecepatan putaran dan perubahan atau
pengecilan momen puntir pada poros yang menerima daya.
Dari definisi diataslah penulis menyimpulkan dalam penulisa tugas
perencanaan ini akan memmbahas perhitungan poros dan sabuk penggerak pada -

mesin pengiling padi Digunakanya poros dan sabuk penggerak ini karena pada
mesin pengiling padi bagian yang menerima kerja paling berat oleh karena itu
sabuk dan poros harus kuat dan aman selama di gunakan

1.2 Rumusan Masalah


Untuk lebih efesiensi dan mengetahui spesifikasi mengenai poros dan sabuk
hanya dapat diketahui menggunakan percobaan langsung dan analisa perhitungan,
maka dalam tugas perencanaan ini yang akan dibahas dalam poros dan sabuk ini
adalah gaya gaya yang bekerja pada poros dan sabuk . Berdasarkan latar
belakang tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Perhitungan poros
2. Perhitungan sabuk datar / flat belt dan puly
3. Perhitungan kekuatan sabuk datar/ flat belt

1.3 Maksud dan Tujuan


Kontruksi mesin berbagai macam poros dan sabuk pemindah daya. Pada
umumnya suatu poros dan sabuk dibuat dengan maksud dan tujuan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perhitungan poros
2. Untuk mengetahui perhitungan ukuran-ukuran sabuk datar/flat belt dan
puly
3. Untuk mengetahui perhitungan kekuatan sabuk datar / flat belt

1.4 Batasan Masalah


Pada tugas perencanaan ini berjudul Perencanaan Sabuk Flat Belt Pada
Mesin Penggiling Padi Kapasitas 1500 kg/jam Dengan Daya 24 HP Penulis
membatasi permasalahan perhitungan meliputi ;
1. Menggunakan mesin penggerak mesin Diesel dengan daya 24 HP.
2. Poros menggunakan bahan baja kontruksi mesin S45C.
3. Menggunakan sabuk datar/ flat belt dan puly.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Mesin Penggiling Padi


Penggilingan padi merupakan proses pelepasan sekam dari beras.
Butiran padi yang memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan, atau
tidak enak dimakan, sehingga perlu dipisahkan. Selama proses
penggilingan, bagian-bagina tersebut dilepaskan satu demi satu sampai
akhirnya didapatkan beras yang dapat dikonsumsi yang disebut dengan
beras sosoh atau beras putih. Beras sosoh merupakan hasil utama proses
penggilingan padi. Beras sosoh adalah gabungan beras kepala dan beras
patah besar. Beras patah kecil atau menir sering disebut sebagai hasil
samping karena tidak dikonsumsi sebagai nasi seperti halnya beras kepala
dan beras patah besar. Jadi, hasil samping proses penggilingan padi berupa
sekam, bekatul, dan menir.
Mesin-mesin penggilingan padi berfungsi melakukan pelepasan
dan pemisahan bagian-bagian butir padi yang tidak dapat dimakan dengan
seminimal mungkin membuang bagian utama beras dan sesedikit mungkin
merusak butiran beras. Selanjutnya butiran gabah yang belum terkupas
harus dipisahkan dari beras pecah kulit dan sekam untuk dimasukkan
kembali ke dalam mesin pemecah kulit.

Gambar 2.1 Mesin Penggiling Padi


(sumber : http://mesin.info)

2.2

Pengertian Mesin Diesel


Mesin diesel merupakan sistem penggerak utama yang banyak
digunakan baik untuk sistem transportasi maupun penggerak stasioner.
Dikenal sebagai jenis motor bakar yang mempunyai efisiensi tinggi,
penggunaan mesin diesel berkembang pula dalam bidang otomotif, antara
lain untuk angkutan berat, traktor, bulldozer, pembangkit listrik di desadesa, penggerak mesin produksi dsb.

Gambar 2.2 Mesin Diesel


(sumber : http://mesin.info)

2.3

Pengertian transmisi
Transmisi adalah untuk memindahkan daya dari sumber daya (motor
diesel, bensin, turbin gas, motor listrik, dll) ke alat yang membutuhkan
daya (mesin bubut, pumpa, kompresor, mesin produksi, mesin perkakas
kayu, dll) atau suatu alat penghubung dua buah poros atau lebih untuk
memindahkan daya dari poros yang satu keporos yang lainya.

2.4

Macam-macam transmisi
2.4.1

Transmisi tidak langsung.


Adalah penghubung dimana jarak yang jauh antara dua
buah poros sering tidak memungkinkan transmisi dengan roda gigi.
Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain
dapat diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan
sekeliling puli atau sprocket pada poros, Misalnya:
a. Transmisi sabuk-V
Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai
penampang trapezium. Tenunan tetoran atau semacamnya
dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan
yang besar. Sabuk-V dibelitkan di keliling alur puli yang
berbentuk V. bagian sabuk yang sedang membelit pada puli
ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah
karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan
tranmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif6

rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk-V


dibandingkan dengan sabuk rata.

Gambar 2.3 tranmisi sabuk V


(sumber: sularso 1983 hal.163 )

b. Transmisi sabuk gilir


Tranmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan
belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah
harganya, sederhana kontruksinya, dan mudah untuk
mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan.
Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang
industri, seperti Mesin-mesin pabrik, Otomobil,

Mesin

pertanian, dan alat-alat listrik. Namun demikian, transmisi


sabuk tersebut mempunyai kekurangan dibandingkan
transmisi rantai dan roda gigi, yaitu terjadinya slip antara
sabuk dan puli. Karena itu, macam tranmisi sabuk biasa
tidak dapat dipakai bila mana dikehendaki putaran tetap
atau perbandingan transmisi yang tetap.

Gambar 2.4 sabuk gilir


(sumber: sularso 1983 hal.179 )
c. Transmisi rantai rol
Rantai transmisi daya biasanya dipergunakan dimana
jarak poros lebih besar daripada transmisi roda gigi tetapi
lebih pendek daripada dalam tranmisi sabuk. Rantai sebagai
tranmisi

mempunyai

keuntungan-keuntungan

seperti:

mampu meneruskan daya besar karena kekuatannya yang


besar, tidak memerlukan tegangan awal, keausan kecil pada
bantalan, dan mudah memasangnya. Karena keuntungankeuntungan tersebut, rantai mempunyai pemakaian yang
luas seperti roda gigi dan sabuk.

Gambar 2.5 tranmisi rantai roll


(sumber: sularso 1983 hal.190 )

d. Transmisi rantai gigi


Ciri yang menonjol pada rantai gigi ialah bahwa
segera

setelah mengait secara meluncur dengan gigi

sprocket yang berprofil involut (evolven), mata rantai


berputar sebagai satu benda dengan sprocket. Hal ini
berbeda dengan rantai rol dimana bus mata rantai mengait
sprocket pada dasar kaki gigi. Karena hal diatas, maka
bunyi akan sangat berkurang dan tidak akan bertambah
keras sekalipun kecepatan akan bertambah tinggi.

Gambar 2.6 tranmisi rantai gigi


(sumber: sularso 1983 hal.206 )

2.2.2

Transmisi langsung atau roda gigi.


Jika dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang
saling bersinggungan pada kelilingnya salah satu diputar maka
yang lain akan ikut berputar juga, alat yang menggunakan cara
kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut roda gesek.
Cara ini cukup baik untuk meneruskan daya kecil dengan putaran
yang tidak perlu tepat.Guna mentransimisikan daya besar dan
putaran yang tepat tidak dapat dilakukan dengan roda gesek. Untuk
ini, kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada kelilingnya
sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi kedua roda yang
saling berkait. Roda gigi semcam ini yang dapat berbentuk silinder
atau kerucut, disebut roda gigi.

10

Gambar 2.7 macam-macam transmisi langsung roda gigi


(sumber: sularso 1983 hal.213)
2.3

Poros
Poros adalah komponen alat mekanis yang mentransmisikan gerak
berputar dan daya. Poros merupakan satu kesatuan dari sebuah sistem
mekanis dimana daya ditransmisikan dari penggerak utama kebagian lain
yang berputar dari sistem dalam proses memindahkan daya pada
kecepatan putar yang diketahui poros dikenai beban puntir/torsi. Tegangan
geser torsial dikembangkan dalam poros. Poros biasanya membawa
komponen yang mentransmisikan daya seperti roda gigi, puli sabuk,
sproket rantai, yang menghasilkan gaya pada poros dalam arah melintang
(tegak lurus pada sumbu) gaya lintang menyebabkan momen lengkung
terjadi dalam poros yang memerlukan analisis tegangan akibat
perlengkungan.

11

Gambar 2.8 poros


(sumber, http://irvandy1993.pustakagambarporos.com)
Poros memegang peranan utama dalam transmisi, oleh karena itu
untuk merencanakan poros harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kekuatan poros, suatu poros tranmisi dapat mengalami beban
puntir atau beban lentur atau gabungan antar puntir dan lentur
seperti telah di utarakan di atas , juga ada poros yang mendapat
beben tarik seperti poros baling-baling kapal atau turbin .kelelehan
tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak,
harus di perhatikan, sebuah poros harus direncanakan sehingga
cukup kuat untuk menahan beban-beban di atas.
2. Kekuatan poros,meskipun sebuah poros

mempunyai kekuatan

yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar
akan mengakibatkan ke tidak telitian (pada mesin perkakas) atau
getaran dan suara (misalkan pada turbin dan kotak roda gigi) oleh
karena itu disamping kekuatan poros, kekakuan juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan di
layani poros tersebut .
12

3. Putaran kritis, bila putaran suatu mesin dinaikan maka pada suatu
harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa
besarnya .putaran ini disebut putaran kritishal, kritishal ini dapat
terjadi pada turbin, motor bakar torak, dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainya jikamungkin poros
harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritisnya .
4. Korosi,bahan-bahan tahan korosi

harus di pilih untuk poros

propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif .
demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi , dan
poros-poros yang berhnti lama .
5. Bahan poros, untuk bahan poros mesin biasanya di buat dari baja
yang di fenis dinggin baja karbon konruksi mesin yang di sebut
bahan S-C yang di hasilkan dari igot yang di kill( baja yang di
oksidasi dengab ferrosillikon dn cor kadar karbon terjamin)

2.3.1

bahan kontruksi mesin untuk poros


Pemilihan atas suatu bahan untuk suatu komponen
merupakan keputusan yang harus diperhatikan, sebagai contoh
terjadi pemilihan bahan pada poros. poros untuk kontruksi mesin
biasanya di buat dari baja batang yan difinis dingin . Baja karbon
kontruksi mesin disebut bahan S-C yang dihasilkan dari baja yang
di dioksidasikan dengan ferrosilikon dan di cor dengan kadar
karbon yang terjamin.

13

Table 2.1 baja karbon untuk kontruksi mesin


Standar dan

Lambang

Perlakuan panas

Kekuatan tarik

Keterangan

macam

(kg/mm )

Batang baja

S35C-D

53

Ditarik dingin

yang difinis

S45C-D

60

digerinda,

dingin

S55C-D

72

dibubut atau
gabungan
antara hal-hal
tersebut

Baja karbon

S30C

Penormalan

48

kontruksi mesin

S35C

52

(JIS G 4501)

S40C

55

S45C

58

S50C

62

S55C

66

(sumber: sularso 1983 hal.3)

2.4

Sabuk (belt)
Sabuk adalah elemen mesin yang menghubungkan dua buah puli
yang digunakan untuk mentransmisikan daya sabuk dengan dengan
pertimbangan jarak antar poros yang jauh dan biasanya digunakan untukdaya yang tidak terlalu besar, kelebihan transmisi sabuk jika dibandingkan
dengan transmisi rantai dan roda gigi adalah :

14

Kelebihan nya ;
1. Harganya murah.
2. Perawatan mudah.
3. Tidak berisik.
Kekurangan nya ;
1. Umur nya pendek, mudah aus.
2. Terjadi sliding atau tidak akurat.
3. Efisiensi rendah.
4. Kapasitas daya kecil

Gambar 2.9 jenis-jenis sabuk


(sumber: sularso 1983 hal.187 )

15

2.4.1

Flat Belt
Flat belt/sabuk adalah bagian yang yang menghubungkan antara

mesin pengerak dan heller pengiling padi, sabuk ini lebih tenang dan
efisien pada kecepatan tinggi dan juga mampumentransmisikan sejumlah
daya yang besar pada jarak pusat pulley yang panjang.

Gambar 2.10 Flat Belt


(sumber : http://mesin.info)

Tabel 2.2 Ukuran flat belt


Solid
Rubber
Leather

Woven
Woven

Interstitched

woolen

rubber

woven
canvas

semi

cotton
Lebar b (mm)

20-300

20-500

3-5,5;
Tebal h (mm)

30-250

linen
50-500

20-135

15-55

6-9-11

1,75-2,5-3,3

1,75

4,5-6,52,5 -13,5

7,5-10

8,5

Kekuatan tarik
200

370-440

350-405

300

300

500

Dianjurkan

35

40

30-40

30

40

30

Diijinkan

25

30

25-35

25

30

25

(kg/cm2)

Dmin
h

16

Kecep. Maksimum
40

20-30

25

30

50

50

0,98

1,25-1,5

0,75-1,0

0,9-1,24

1,2

1,0

29

25

21

18

23

21

300

100

150

150

200

150

1000-1500

800-1200

300-600

1000-1200

Vmak (m/det)
Berat jenis bahan
belt (kg/dm3)

Konstanta

Mudulus elastisitas
Et (kg/cm2)

(sumber: sularso 1983 hal.167 )


2.5

Flat Belt Pulley


Flat belt pulley menggerakkan flat belt yang digunakan untuk menjalankan

mesin yang memiliki satu sumber tenaga. Walaupun terlihat datar, flat belt
pulley sebenarnya

di

buat

sedikit

miring

dan

dengan pulley lainnya pada poros penggerak.

Gambar 2.11 Flat Belt Pulley


(Sumber:http://1.bp.blogspot.com)

17

bekerja

bersamaan

Table.2.3 Diameter minimum puli yang diizinkan (mm)

Penampang

Diameter yang diizinkan

65

115

175

300

450

Diameter yang dianjurkan

95

145

225

350

550

(sumber: sularso 1983 hal.169 )

2.6 Perhitungan
a) Daya Rencana
p d = fc.p( kW)

(sumber: sularso1983)

fc = factor koreksi
p = daya nominal (kW)
b) Momen Puntir
1. Momen Puntir puly Penggerak

T1 = 9,74.10 5.

pd
n1

( kg.mm)

(sumber: sularso 1983 hal.7 )


n 1 = putaranpuly penggerak (rpm)
Pd= daya rencana (kw)
18

2. Momen Puntir puly yang di gerakkan

T 2 = 9,74.10 5.

Pd
n2

(kg.mm)

(sumber: sularso 1983 hal.7 )


n 2 = putaranpuly yang digerakan (rpm)
Pd= daya rencana (kw)
c) Bahan Poros
1. kekuatan tarik

b = 58(kg / mm 2 )
.2 Tegangan geser yang diizinkan pada poros
a = b /( sf 1 sf 2 )

(kg/.mm 2 )
(sumber: sularso 1983 hal.8)

a = tegangan geser yang di izinkan (kg/ mm 2 )


sf 1 = factor keamananuntuk bahan S-C
sf 2 =factor keamananuntuk pengaruh yang diperhatikan

19

d) Diameter Poros
1. Diameter poros penggerak
5,1

ds =
.k t .cb .T1 1 / 3 (mm)
a

(sumber; sularso,1983l .hal 8)


ds= diameter poros pengerak (mm)
a = tegangan geser yang di izinkan (kg/ mm 2 )
c b = factor lenturan
k t = factor koreksi momen puntir

2. Diameter poros yng di gerakan


5,1

d s2 =
.k t .c b .T2 1 / 3 (mm)
a

(sumber; sularso,1983l .hal 8)


Ds2= diameter poros yang di gerakan (mm)
a = tegangan geser yang di izinkan (kg/ mm 2 )
c b = factor lenturan
k t = factor koreksi momen puntir

20

e) Diameter Lingkaran
1. Jarak bagi puli penggerak
d p = d m (mm)

(sumber: sularso 1983 hal.168 )

d m = diameter minimum (mm)


2. Jarak bagi puly yang di gerakan
D p = d m .i (mm)

(sumber: sularso 1983 hal.168 )

i = perbandingan putaran
3. Diameter puli penggerak
d k = d p + 2.k (mm) (sumber: sularso 1983 hal.168 )

k = konstanta ukuran puli pengerak


4. Diameter puli yang di gerakan
Dk = D p + 2.k (mm) (sumber: sularso 1983 hal.168 )

f)

Panjang Keliling

L = 2.c + 1.57( D p + d p ) +

(D p d p ) 2
4.c

(mm)

(sumber:sularso1983 hal.170 )

21

g) Kecepatan Sabuk

v=

.d p .n1
60.1000

(mm/s) (sumber: sularso 1983 hal.166 )

h) Jarak Sumbu Poros

c=

b + b 2 8( D p d p ) 2
8

b = 2L (D p + d p )

(mm)

(sumber: sularso1983 hal.170 )

b = sudut lilit (mm)


i)

Sudut Kontak

= 180 0

j)

57( D p d p )
c

(sumber: sularso 1983 hal.173 )

Jumlah Sabuk

N=

pd
p 0 .k

(sumber: sularso 1983 hal.173 )

p 0 = Daya nominal
k = Faktor koreksi

22

BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1 Cara Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam tugas elemen
mesin ini penyusun melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai
berikut :
1. Melalui study literatur, buku-buku serta sumber pustaka lainnya
2. Melakukan pengukuran langsung ke objek (observasi)
3.2 Waktu dan Tempat
Pengumpulan data dilakukan di pabrik padi Berkah Jaya di desa
Kesumadadi kabupaten Lampung Tengah, dimulai dari tanggal 16 - 19 juni
2016.
3.3 Komponen Utama
Komponen yang ada pada mesin penggilingan padi sangat banyak,
baik komponen pendukung atau pun komponen utama. Adapun komponen
komponen utama tersebut adalah :
a)

Poros
Poros adalah bagian yang di putarkan di dalam mesin
penggiling padi, poros berfungsi untuk meggilas padi yang masuk
kedalam ruang penggilasan. Poros akan memisahkan antara sekam

23

padi, bekatul dan beras. Sehingga beras, bekatul, dan sekam akan
keluar secara terpisah.

Gambar 3.1 poros pada mesin penggiling padi


(sumber : Samsung GT-1906,16-06-2016, 14:19)

b)

Flat Belt
Flat belt/sabuk adalah bagian yang yang menghubungkan
antara mesin pengerak dan mesin penggiling padi, sabuk ini lebih
tenang dan efisien pada kecepatan tinggi dan juga mampu
mentransmisikan

sejumlah

daya

yang

pusat pulley yang panjang.

Gambar 3.3 Flat Belt


(sumber : http://mesin.info)

24

besar

pada

jarak

c)

Flat Belt Pulley


Flat belt pulley menggerakkan flat belt yang digunakan untuk
menjalankan mesin yang memiliki satu sumber tenaga. Walaupun
terlihat datar, flat belt pulley sebenarnya di buat sedikit miring dan
bekerja bersamaan dengan pulley lainnya pada poros penggerak.

Gambar 3.4 Flat Belt Pulley


(sumber : http://1.bp.blogspot.com)

25

3.4 Spesifikasi Mesin Penggilingan Padi


a) Spesifikasi Mesin Penggerak

Gambar 3.5 mesin pengerak


(sumber : Samsung GT-1906,16-06-2016, 14:40)

Nama

: DONGFENG S-1115

Tipe

: Horisontal, pendinginan air, 4 langkah

Kategori

: Mesin Diesel

Diameter x Langkah

: 150148 mm

Jumlah Silinder

:1

Tenaga Kontinyu

: 19.5/2400 HP/rpm

Isi Silinder

: 1110 CC

26

Torsi Maksimum

: 9.0/2200 Kgf.m/rpm

Tenaga Maksimum

: 24/2400 HP/rpm

Penyeimbang

: Dua Penyeimbang Aksial

Sistem Pembakaran

: Pembakaran Langsung

Jenis BBM

: Solar dengan Kualitas Baik

Starter

: Engkol Starter

Sistem Pelumas

: Oli diedarkan dengan pompa Trochoid

Isi Pendingin

: 14 Liter

Pemakaian BBM

: 170 gr/HP.Jam

Isi Pelumas

: 5 Liter

Jenis Minyak Pelumas

: SAE 40, 20W50,D10W30

Berat

: 180 Kg

Isi Tangki BBM

: 24 Liter

Diameter pulley

:14 cm

27

b) Spesifikasi Mesin Penggiling Padi

Gambar 3.6 mesin penggiling padi


(sumber : Samsung GT-1906,16-06-2016, 14:47)

Nama

: Yanmar

Tipe

: N70D

Kapasitas/putaran

: 1500Kg/h/1200rpm

Sistim pendingin poros

: Kipas blower

Diameter pulley

: 28 cm

Arah gerakan

: Searah jarum jam

Berat

: 275 kg

Tinggi

: 130cm

Panjang

: 200 cm

28

3.5 Diagram Alir

Mulai

Identifikasi masalah

Studi literatur

Survei lapangan

Perhitungan

Hasil

Kesimpulan

Selesai

29

<

BAB IV
PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan
a) SPESIFIKASI MESIN
Daya Motor Penggerak

= 24 HP

Putaran Motor Penggerak

= 2400 rpm

Putaran Motor Yang Digerakkan

= 1200 rpm

Daya Maksimum (W)

= 24 (HP)
1 (HP)

= 745,7 (Watt)

= 24 x 745,7 = 17896,8 (Watt)


= 17897:1000 = 17,89 (kW)
b) Daya Rencana
Daya yang direncanakan untuk mengiling padi adalah dengan
menggunakan mesin 24 HP, kapasitas

yang dihasilkan

pada mesin

pengiling pada adalah sebesar 1500 kg/jam dengan kapasitas tersebut


maka daya yang akan direncanakan dihitung terlebih dahulu.
pd = f e . p
= 1,0. 17,89
= 17,89 (kW)
30

c) Momen Puntir Penggerak


a) Momen Puntir Puli Pengerak
Setelah melakukan perhitugan ternyata momen puntir yang terjadi
di puli pengerak ini lebih kecil dari puli yang digerakkan, ini di
pengaruhi oleh besar putaran yang terjadi antara puli pengerak dan
yang digerakan.
pd
n1

T1 = 9,74.10 5.

= 9,74.10 5.

17,89kW
2400rpm

= 9,74.10 5.0,0074
= 974000.0,0074
= 7207,6 kg.mm

b) Momen Puntir Yang Digerakan


Setelah melakukan perhitungan, ternyata momen puntir
yang terjadi pada puli yang di gerakan ini lebih kecil dari puli
pengerak, ini dipengaruhi oleh besar putaran yang terjadi antara
puli pengerak dan yang digerakan.

T 2 = 9,74.10 5.

= 9,74.10 5.

Pd
n2

17,89kW
1200rpm

= 9,74.10 5.0,0149
= 974000.0,0149
= 14512,6 kg.mm
31

d) Bahan Poros
1. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik ini terjadi pada poros yang digunakan, kekuatan
tarik dapat diketahui dengan melihat tabel 2.1. Bahan yang dipilih
dalam poros ini adalah baja kontruksi mesin S45C.

b = 58(kg / mm 2 )

2. Tegangan Geser Yang Diizinkan Pada Poros


Tegangan ini terjadi pada poros dengan beban vertikal atau
horizontal, tegangan yang terjadi pada poros tidak boleh lebih
tinggi dari tegangan yang diijinkan.

a = b /( sf1 xsf 2 )
= 58 kg/mm 2 /(6x2)
= 58 kg/mm 2 / 12
= 4,83 kg/mm 2

32

e) Diameter Poros
1. Diameter poros pengerak
Dari data perhitungan ini maka diketahui bahwa tegangan geser
izin sangat mempengaruhi diameter poros, semakin tinggi tingkat
kekerasan poros semakin besar diameternya.

5,1

.k t .c b .T1
d s1 =
a

1/ 3

5,1
.2.1,5.7207,6kg.mm 1 / 3
=
2
4,83kg / mm

= (1,055 kg/mm 2 .21622,8mm) 1 / 3


= (22812,054 mm) 1 / 3
= 28.38 mm =29 mm

2. Diameter Poros Yang Digerakkan

5,1

.k t .c b .T2 1 / 3
d s2 =
a

5,1
.2.1,5.14512,6kg.mm 1 / 3
=
2
4,83kg / mm

= (1,055kg / mm 2 .43537,8.mm )

1/ 3

= (45932,379 )1 / 3
= 35,81mm = 36mm

33

f) Diameter Lingkaran
1.

Jarak Bagi Puli Penggerak

Dari data diatas jarak bagi puli penggerak dapat dihitung sebagai
berikut.
d p = d m (mm)
.i

= 115.1.2
= 138 mm
2.

Jarak Bagi Puli Yang Digerakkan


D p = d m .i (mm)

= 145 mm.1.8
=261 mm
3.

Diameter Puli Penggerak


d k = d p + 2.k (mm).

= 138 mm+2.5,5
= 149 mm
4.

Diameter Puli Yang Digerakkan


Dk = D p + 2.k (mm)

= 261 mm +2.55
= 272 mm
34

g) Kecepatan Sabuk
Setelah melakukan perhitungan dibawah ini maka kecepatan sabuk
datar sebesar 17.33 m/s. kecepatan ini cukup aman digunakan karena tidak
melebihi kecepatan pengunaan sabuk datar sebesar 30 m/s.

.d p .n1

v=

60.1000

(mm/s)

3,14.138mm.2400rpm
60.1000

1039968m / s
60000

= 17,33 m/s < 30 m/s baik


h) Panjang Keliling

L = 2.c + 1.57( D p + d p ) +

(D p d p ) 2
4.c

(mm)

2
(
261mm 138mm )
= 2.2000mm+1,57(261mm+138mm)+

8000mm

= 4000mm+400,57mm+ 6,21mm
= 5021,57 mm

i) Sudut Lilit
b = 2L (D p + d p )

= 2.5021,57mm-3,14(261mm+138mm)
= 8790,28mm

35

j) Jarak Sumbu Poros

c=

b + b 2 8( D p d p ) 2
8

(mm)

8790,28mm 8790,28mm 2 8(261mm 138mm) 2


c=
=
8
=

17573.67 mm
8

= 2197 mm

k) Sudut Kontak

= 180 0
= 180 0

57( D p d p )
c

57(261mm 138mm)
2197 mm

= 180 0 3,19
= 176,81 0

k=1

l) Jumlah Sabuk

N=

pd
p0 .k
17,89kW
17,89kW .1

= 1 buah

36

BAB V
PENUTUP

5.1 . Kesimpulan
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan pada BAB IV, maka dapat
diambil kesimpulan mengenai perencanaan mesin pengiling padi kapasitas
1500 kg/ jam degan daya 24 HP sebagai berikut:
A. Hasil Perhitungan
1. Daya rencana

= 17,89 kW

2. Momen puntir
T1

= 7207,6 (kg.mm)

T2

= 14512,6(kg.mm)

3. Kekuatan tarik

= 58 kg/mm 2

4. Tegangan geser

= 4,83kg /mm 2

5. Diameter poros penggerak

= 29 mm

6. Diameter poros yang digerakan

= 36 mm

7. Diameter minimum puli

= 65 mm

8. Jarak bagi puli penggerak

= 138 mm

9. Jarak bagi puli yang di gerakan`

= 261 mm

10. Diameter puli penggerak

= 149 mm

11. Dimeter puli yang digerakan

= 272 mm

12. Kecepatan sabuk datar

= 17,233m/s

37

13. Panjang keliling sabuk

= 2005,5 mm

14. Jarak sumbu poros

= 500 mm

15. Sudut kontak

= 176,4%

16. Jumlah sabuk

= 1 buah

5.2. Saran
Didalam mengerjakan tugas perencanaan ini, saran penulis sebelum
mengajukan judul, sebaiknya menganalisa terlebih dahulu mana judul yang
kira-kira dalam perhitungannya mudah dan dapat diselesaikan dengan cepat,
sehingga tidak mengganggu tugas-tugas yang lainnya.
Untuk menyelesaikan tugas perencanaan ini dengan mudah dan cepat
harus didukung pula sumber-sumber atau literatur dari buku atapun internet.
Selain itu juga dalam mengerjakan tugas perencanaan ini harus ada
keseriusan dan tekat yang kuat untuk lebih cepat dalam menyelesaikannya.

38

DAFTAR PUSTAKA

Konversi satuan SI dan Sistem Lama, (online).


http://m-edukasi.net/online/2008/besaranvektordanhn/mat2.html

Sularso, MAME dan SUGA. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
PT Pradiya Paramita. Jakarta : 1983.

Umar Sukirno. Bagian Bagian Mesin dan Perencanaan. Erlangga. 1984.

You might also like