You are on page 1of 13

HEMIPLEGIA

Skenario
seorang penderita berusia 45 tahun datang ke klinik dengan keluhan sebagai
berikut :
1. Lumpuh setengah badan bagian kanan dikarenakan stroke
2. Mulut merot ke kanan
3. Mata kanan tidak tertutup dengan baik
4. Ada riwayat hipertensi dan tekanan darah tidak stabil
5. Gangguan menguyah dan menelan
6. Ganguan respirasi.
7. Diabetes Melllitus (+)
8. Gangguan emosional
9. Gangguan bicara.
10. Gangguan toileting
11. Gangguan dressing
12. Dan gangguan self care
Selain itu penderita sebelumnya dan masih memiliki gejala sisa
sebagai berikut

yaitu paparan radiologi dan labolatorium mengalami PJK

(penyakit Jantung Koroner) karena adanya gangguan CK, CKMB dan


Troponin T serta GDS 325. Sebelum terkena penyakit diatas penderita
mengalami bells palsy sehingga sampai saat ini penderita masih mengalami
gangguan pada wajah yang menyebabkan penderita kurang percaya diri.

MANAJEMEN FISIOTERAPI HEMIPLEGIA


1. Chief of complaint

Kelemahan anggota badan sebelah kanan dikarenakan stroke


2. History
a. Pasien menderita stroke 1 bulan yang lalu.
b. Sudah pernah memperoleh perawatan dokter di rumah sakit selama 3
minggu,.
c. Sesaat setelah serangan langsung dibawa ke rumah sakit < 2 jam, dan
tidak sadarkan diri selama 3 hari. Setelah sadar, anggota tubuh sisi kiri
megalami kelumpuhan.
d. Bukan perokok, riwayat penyakit hipertensi (+) , penyakit jantung (+) ,
e.
f.
g.
h.
i.

DM (+) , memiliki riwayat stroke keluarga yaitu ayahnya.


Tidak merasa mual/pusing,
mengalami gangguan dalam sensasi rabaan pada kulit lengan/tangan,
tidak ada nyeri pada sisi anggota tubuh yang lemah.
masih memiliki gejala sisa bells palsy
Sangat sulit untuk melakukan aktivitas harian membuatnya merasa

kurang PD, tertekan (stress), dan emosi kadang expolsive.


j. Hasil Lab : kolesterol total tinggi, trigliserid , HDL rendah, LDL tinggi.
k. Hasil Radiologi/MRI/Ct scan : stroke ischemic, infark pada lobus
temporal sinistra.
3. Assymetris
Inspeksi statis :
a.
b.
c.
d.

Shoulder asimetris (kanan > rendah)


Otot wajah asimetris
Kepala miring pada sisi yang lemah,
scapula retraksi dan shoulder girdle depresi, shoulder tertarik ke arah

e.
f.

belakang dan bawah,


elbow semifleksi serta pronasi dari lengan bawah,
wrist joint fleksi serta ulnar deviasi, jari-jari fleksi dan adduksi, thumb

g.

fleksi dan adduksi.


Hip eksorotasi dan semifleksi knee.

Inspeksi dinamis :
a.
b.
c.
d.

Pola jalan hemiplegic gait


Tidak ada ayunan lengan
Berjalan memakai tripod
Pemindahan berat badan tidak sempurna.

Palpasi : hipotonus pada otot-otot anggota gerak atas dan bawah.


Suhu normal
Kontur kulit normal

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar : sisi kanan tidak mampu melakukan


gerakan aktif.
4. Restricted
a. Limitasi gerak pada anggota gerak kanan
b. Limitasi gerakan fungsional (ADL) seperti berbicara, makan, pakaian,
jalan.
c. Keterbatasan merasakan sensasi raba pada kulit anggota tubuh sisi
kanan.
5. Tissue impairement
Kerusakan di lobus temporal sinistra
Musculotendinogen : ada kontraktur pada otot-otot bagian
kanan tubuh
Osteoartrogen
Neurogen
Psikogenik

: ada
: gangguan sensasi pada sisi kanan
: kurang percaya diri, emosional dan stres

(tertekan)
6. Specific test
a. Vital sign : TD 130/80 mmHg, Pernapasan 24/mnt , DN 94/mnt, T 37C
b. Tes kekuatan otot (MMT)
Grade
5 = Normal

100%

Definition
Pasien mampu

mempertahankan

posisi

melawan gravitasi dan melawan maximal


4 = Good

75%

tahan yang diberikan oleh pemeriksa dengan


Pasien mampu mempertahankan posisi
melawan gravitasy dan melawan minimal

50%

tahan yang diberikan oleh pemeriksa.


Pasien mampu melakukan gerakan melawan

25%

gravitasi tapi tidak mampu melawan tahanan.


Mampu melakukan gerakan, tapi tidak

1 = Trace

5%

melawan gravitasi
Ada sedikit kontraksi, ada sedikit atau tidak

0 = Zero

0%

ada pergerakan sendi.


Tidak ada kontraksi

3 = Fair
2 = Poor

Hasil : nilai 1
Interpretasi : ada sedikit tonus. Tidak ada gerakan.

c. Tes kekuaan otot wajah (MMT)


Hasil : nilai 2
Interpretasi : ada sedikit gerakan
d. Tes lingkar otot (group fleksor sup. & inf)
Hasil : lingkar otot sisi kiri lebih besar dibanding sisi kanan
Interpretasi : atrofi
e. Tes motorik : reaksi ADL (mengenngam, mengambil, menyentuh
dengan kaki, memindahkan obyek, dll) , reaksi keseimbangan
(bridging), dan tes asosiasi.
f. Tes sensorik : rasa posisi, arah gerak sendi, sentuhan,, beda dua titik,

g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

vibrasi, tes koordinasi.


Interpretasi : asensasi
Tes refleks : fisiologis (patella, achilles,bicep, tricep, brachioradialis)
Interpretasi : hiporefleks
Tes refleks patologis (babinsky)
Interpretasi : positif
Tes refleks pada wajah : patologis (glabella)
Interpretasi : negatif
Tes kognitif sederhana (alamat, nama istri, dll)
Hasil : lambat merespon.
Assworth test :
Hasil : nilai tonus 2
Interpretasi : ada sedikit tonus dan sedikit kontraksi otot
Indeks Barthel Hasil : nilai 5
Interpretasi : ketergantungan berat
HRS-A
Hasil : nilai 18
Interpretasi : kecemasan tingkat ringan

Diagnosis Fisioterapi :
Gangguan fungsional gerak akibat hemiplegi dextra stadium recovery karena
NHS lobus temporal dextra 1 bulan yang lalu serta adanya gejala sisa bells
palsy sampai saat ini.
Problem Fisioterapi
1. Primer
2. Sekunder
a.
b.
c.
d.
e.
f.

: kelumpuhan otot tubuh sisi kanan


:

gangguan respirasi
gangguan kecemasan dan percaya diri
gangguan keseimbangan
gangguan postur / skoliosis
gangguan sensasi
gangguan bicara

3. Kompleks

: gangguan ADL berjalan, self care, toiletting, dressing, eating

Program Fisioterapi

No

Problem FT

Modalitas

Dosis
F: 3x/minggu

1.

Penurunan rasa percaya

Komunikasi

I: fokus penderita

diri dan kecemasan

terapeutik

T: motivasi / haptonomi
T:5 menit
F: 3x/minggu

2.

gangguan respirasi

breathing exc

I: fokus penderita
T: deep breathing
T: 5 menit
F: 3x/minggu

Electrical

I:30 mA

stimulant

T: coplanar
T: 15 menit
F: 3x/minggu

3.

Kelemahan otot

Fascilitation

I: rangsang saraf tipe 3a

exc

T: thumb kneading
T: 10 detik
F: 3x/minggu

Srengthening

I: 8 hit, 6 rep, 8 sesi

exc

T: isometrik
T: 48 detik
F: 3x/minggu

4.

Gangguan muscle &

Fascilitation

I: 8 hit, 6 rep , 8 sesi

joint sense

exc

T: aproximasi
T: 48 detik
F: 3x/minggu

5.

Gangguan
keseimbangan

Balanced exc

I: 8 hit, 6 rep, 8 sesi


T: bridging, duduk, berdiri
T: 48 detik

F: 3x/minggu

6.

gangguan bicara

komunikasi

I: fokus penderita

therapeutik

T:
T:5 menit
F: 3x/minggu

7.

gangguan menguyah

exercise

I: 8 hit, 6 rep

therapy

T: stretching dan PROMEX


T:5 menit
F: 3x/minggu

Gangguan postur

exercise

I: 8 hit, 6 rep

therapy

T: mirror exc, bugnet


T:5 menit
F: 3x/minggu

Asimetri otot wajah

exercise

I: 8 hit, 6 rep

therapy

T: stretching, mirror exc.


T:5 menit
F: 3x/minggu

8.

gangguan berjalan

exercise

I: 8 hit.

therapy

T: gayt analisis
T: 3 menit
F: 3x/minggu

PNF

I: 8 hit, 6 rep
T: sesuai pola ADL
T: 20 menit

9.

Gangguan ADL

F: 1x/minggu
I: fokus penderita
AFPR

T: piknik taman, menyulam


T: 30 menit

Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk membandingkan kondisi awal pasien sebelum
diintervensi dan kondisi setelah pasien diintervensi. Evaluasi yang dilakukan
mengacu pada interval tertentu.
Dokumentasi
Data-data tentang riwayat medis klien, hasil-hasil pemeriksaan klinis, program
intervensi fisioterapi yang telah dilaksanakan pada klien dan catatan penting
tentang hasil perkembangan terapi, dapat dilihat dan tercantum pada kartu
kontrol pemeriksaan kesehatan klien.
Modifikasi
Dalam modifikasi, fisioterapis melakukan modifikasi pada program intervensinya
apabila tidak terdapat peningkatan kondisi yang baik pada pasien dengan melihat
hasil evaluas
Kemitraan
Pengembangan kemitraan dapat dilakukan dengan profesi kesehatan lainnya dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan sepenuhnya terhadap kondisi klien.Hal ini
dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan perkembangan patofisiologinya.Dalam
memberikan intervensi klien tersebut,fisioterapis dapat bermitra dengan dokter
spesialis saraf, dokter dokters pesialis patologi klinik, ahli okupasional, perawat,
psikolog, ahli gizi, dan pekerja sosial medis lainnya.

HEMIPLEGIA

Hemiplegi termasuk paralysis pada bagian sebelah tubuh dan


menimbulkan efek pada arm, leg, dan trunk. Yang paling utama yaitu pada
limb dan trunk dilihat dari posisi dan luas lesi, dan wajah yang terkena.
Hemiplegi adalah suatu keadaan spastik/flaccid paralysis lengan dan
tungkai separuh badan akibat gangguan kontralateral fungsi otak. Keadaan
yang lebih ringan dari penyakit ini disebut hemipharesis.
Penyebabnya antara lain:
1.

CVD (Cerebro Vesikula DiseaseI= emboli, trombus, macam-macam tumor

dan infeksi
2. CVA = trsums / perdarahan intracerebral dan subarachnoid sangat erat
kaitannya dengan faktor resiko seperti hipertensi , kolesterol, pola hidup
stress, diabetes dan kegemukan.
Proses patologi diawali oleh gangguan sirkulasi darah seperti perdarahan di
otak di daerah sirkulasi willici. Tempat-tempat yang sering mengalami
gangguan : capsula interna, corpus striatum, dan thalamus.
Hemiplegia umumnya terjadi pada usia >40 tahun, karena kualitas pembuluh
darah mulai menurun (degenerasi) bersamaan dengan pertambahan usia,
dalam hal ini tekanan intravusal cenderung meninggi sehingga pembuluh
darah di otak suatu saat pecah menyebabkan hemiplegia.

Pada penyumbatan peredaran darah di batang otak (pons) menyebabkan


kelumpuhan sekitar wajah sisi homolateral serta lengan dan tungkai sisi
kontralateral.
Berdasarkan tempat kerusakan, hemiplegia terbagi menjadi 3 jenis :
1. Hemiplegi akibat hemilesi di cortex mototrik primer
2. Hemiplegi akibat hemilesi di capsula interna
3. Hemiplegi Alternans akibat hemilesi di batang otak, dapat terjadi di
mesencephalon, Pons.
Pada penderita hemiplegi, reflex yang diperiksa adalah reflex patologi dan
fisiologi, seperti : refleks babinsky.
Posisi umum penderita hemiplegi:
1.

Kepala penderita fleksi dan rotasi ke arah yg sakit. dan wajah miring ke sisi

yang sakit.
2. Lengan: scapula retraksi dan shoulder girdle depresi, shoulder tertarik ke
arah belakang dan bawah, elbow fleksi serta pronasi dari lengan bawah, wrist
joint fleksi serta ulnar deviasi, jari-jari fleksi dan adduksi, thumb fleksi dan
adduksi.
3. Vertebra : trunk berotasi ke belakang le sisi yang sakit disertai dengan side
4.

fleksi ke arah yg sakit.


Pelvic rotasi ke arah belakang ke sisi hemiplegi, jika terjadi kompressi saat

berjalan yang mengganggu tubuh yang sehat dapat menimbulkan skoliosis.


5. Tungkai: hip adduksi dan internal rotasi, knee ekstensi, kaki plantar dan
inversi, jari-jari kaki fleksi dan adduksi (kadang-kadang ekstensi yang
membuat suatu gejala babinskys sign positif).
Stadim hemiplegi terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:
1. Stadium akut
:
Gejala ditandai dengan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba atau apoflasic
yang diawali dengan sakit kepala, pusing tapi kadang-kadang tidak disertai
kelelahan, nafas bersuara berat karena saluran nafas terhalang oleh lidah
yang paralysis. Semua refleks hilang dan bola mata berputar ke arah sisi
yang rusak. Wkatunya 2-3 minggu (lumpuh total).
2. Stadium recovery/flaccid :
Gejalanya nadi cepat, penderita sadar, tidak dapat tidur, suhu tubuh naik,
mudah terkejut, sistem reflex mulai ada sedikit, otot yang terkena flaccid

dalam waktu 2-3 minggu akan kembali utamanya pada lengan dan jari-jari. Di
dalam tubuh ada 2 otot yang paling berfungsi pada penderita hemiplegi yaitu
M.latissimus dorsi dan M.gluteus maximus.
3. Stadium residual spastik :
Otot dan refleks pada stadium residual spastik mulai kembali. Refleks kembali
akan tetapi hyperrefleks, kemudian akan timbul ankle clonus dan babinskys
sign. Perasaan penderita tidak stabil, selalu khawatir akan jatuh, pada saat
berjalan tubuh yang sehat akan menyangga berat badan sehingga akan
terjadi imbalance muscles. Cara berjalannya condong ke arah sisi yang sehat
dan pada saat berjalan tungkainya membentuk pola setengah lingkaran
karena bantuan dari M.latissimus dorsi dan M. gluteus maximus yang
berfungsi mengangkat pelvic dan mengekstensikan hip joint.
Apoxia sensorik dan motorik terjadi gangguan bicara karena terkenanya area
broca atau area-44 yang terletak di samping kanan. Sensasi mengalami
gangguan terutama rasa kinestetik.
Komplikasi yang dapat terjadi a.l: statik pneumonia chest terjadi karena
immobilisasi misx slama 2-3 minggu, kontraktur, frozen shoulder, drop foot,
scoliosis, drop hand, atropi otot, gangguan psikis, decubitus, dan gangguan
perkemihan.

PATOFISIOLOGI
Etiologi

Kekurangan suplai oksigen pada otak

Kematian neuron

saluran kortikospinal rusak

Cidera dimanefestasikan pada sisi berlawanan tubuh

Hemiplegi dextra / hemiplegi sinistra

KOMPLIKASI
a.
b.
c.
d.
e.
f.

sulit berbicara
mulut merot ke sisi atau samping
mata sulit melihat, kesulitan berfikir
hilang kesadaran
salah satu sisi muka atau tubuhnya mengalami kelayuan.
pembuluh nadi bisa pecah darah keluar mendesak otak dan akan
mengakibatkan kelumpuhan.

SKALA ASHWORTH
Penilaian ditandai dengan skor 0 - 4, yaitu :
0 berarti Tidak ada peningkatan tonus otot
1 berarti Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya
tahanan minimal (catch and release) pada akhir Range of Motion (ROM)
saat sendi digerakkan fleksi dan ekstensi
2 berarti ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan adanya

pemberhentian gerakan (catch) dan didikuti dengan adanya tahanan minimal


sepanjang sisi ROM, tetapi secara umum sendi masih mudah digerakkan
3 berarti peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar
ROM, tetapi
sendi masih bisa digerakkan
4 berarti peningkatan tonus otot sanagat nyat, gerak pasif sulit digerakkan

HALAMAN KONSULTASI DOSEN


Catatan dosen fasilitator
1. Jenis-jenis stroke :
Stroke iskemik : Terjadi bila pembuluh darah yang memsok darah ke otak tersumbat.
Kondisi yang mendasari stroke iskemik adalah penumpukan lemak yang melapisi dinding
pembuluh darah (aterosklerosis).
Stroke Hemoragik : Disebakan oleh pembuluh darah yang bocor atau pecah didalam atau
di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke jaringan otak yang di tuju.
2. Nama aliran darah yang mengatur pendarahan menuju spinal :
Vena : Jugularis
Arteri : Carotis
3. Bagian otak yang mengontrol fungsi bicara :

Cerebrum Lobus Frontal


4. Hemiplegi berdasarkan tempat kerusakan :
a. Hemiplegi akibat hemilesi di cortex motorik primer
b. Hemiplegi akibat hemilesi di capsula interna
c. Hemiplegi Alternans akibat hemilesi di batang otak, dapat terjadi di mesencephalon,
Pons.

Makassar, 18 Mei 2015

_______________________

You might also like