Professional Documents
Culture Documents
Biomembran adalah suatu struktur yang sangat tipis yang biasanya dapat
difisualisasikan hanya dengan mikroskop elektron (Becker, 1986).
Konsep dari membran biologis telah berkembang dengan berkembangnya dan
digunakannya metoda kimia dan morfologi. Sekarang disepakati bahwa biomembran
adalah suatu susunan yang teratur dari molekul-molekul protein, posfolipid dan
kadang-kadang kolesterol, yang tebalnya kira-kira 10 nm.
Biomembran terbagi dengan tepat kedalam 3 kategori :
- Membran plasma
- Membran sitoplasma
- Membran nukleus
A. Struktur dan Senyawa Biomembran
1. Charles E. Overton (1890 - sejarah penemuan biomembran)
Sel terbungkus oleh beberapa lapisan permeabel yang selektif, kemungkinan
tersusun dari kholesterol dan lechitin.
2. Irving Langmuir (1900 - struktur membran lipid monolayer)
Membran lipid monolayer menjadi dasar struktur membran pada abad ke-20.
3. E. Gorter dan F. Grendel (1925)
Rata-rata jumlah lapisan tunggal (monolayer) pada masing-masing membran ada
dua, sehingga timbul konsep lipid bilayer (Becker, 1986).
4. Hugh Davson dan Danielli (1935 - Model struktur membran lain)
Pada kedua sisi lapisan lipid ada suatu lapisan yang terdiri dari protein.
5. Robertson (1959)
Dengan menggunakan mikroskop elektron melihat adanya 2 garis gelap setebal
2 nm yang dipisahkan oleh antara selebar 3,5 nm, sehingga tebal seluruhnya 7,5
nm. Struktur ini dinamakannya sebagai unit membran.
2,2 tetapi pada daun bayam sebesar 0,1 (Salisbury dan Ross, 1995). Sterol juga bersifat
amfipatik sebab mempunyai bagian hidrofobik panjang yang kaya akan karbon dan
hidrogen, sedangkan bagian hirofilik yang pendek berupa gugus hidroksil (Lakital,
1993).
Molekul lipid tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan lapisan bagian
dalam. Bagian molekul lipid yang bersifat polar berikatan dengan molekul protein.
Sedangkan bagian non polar berada dibagian dalam bersama dengan cairan yang terdapat
di lapisan tengah. Adanya lapisan protein di bagian luar menjadikan membran sel
bersifat hidrofil, artinya molekul air dapat dengan mudah menempel pada membran
(Pudjiadi, 1990).
Struktur semua lipid ini memiliki karakteristik yang khas, yakni lipid tersebut
memiliki gliserol dengan 3 atom karbon sebagai tulang punggung. Pada 2 dari 3
atom tersebut akan teresterifikasi asam-asam lemak dengan 16 atau 18 atom karbon
(Lakitan, 1993).
Semua asam lemak bersifat hidrofobik (takut air), sedangkan gliserol dengan
atom oksigennya lebih bersifat hidrofilik (suka air), karena oksigen dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Pada atom karbon gliserol yang
tidak mengikat asam lemak akan berasosiasi dengan molekul lain yang bersifat hidrofilik
karena molekul tersebut bermuatan listrik atau mengandung banyak atom oksigen.
Molekul yang mengandung bagian hidrofilik dan hidrofobik yang jelas ini disebut
molekul-molekul amfipatik (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada semua membran bagian lipid yang bersifat hidrofilik akan terikat pada
molekul-molekul air dan berada pada permukaan kedua sisi membran, sedangkan bagian
asam lemak akan terdorong ke bagian internal dari membran. Asam-asam lemak pada
bagian internal membran akan saling tarik menarik oleh tenaga penarik Waals. Hal itulah
yang menyebabkan membran membran tersusun dari dua lapisan lipid (Lakitan, 1993).
Protein membran mempunyai peran biologis yang penting, misalnya sebagai
reseptor, karier, transpor, enzim dan lain-lain (Manitto, 1981). Jadi protein pada
membran dikenal ada 3 jenis : protein katalis (enzim),
protein pembawaatau
pengangkut (carrier) dan protein struktural.
Protein katalis (enzim) pada membran kebanyakan adalah enzim yang
memacu hidrolisis ATP menjadi ADP dan H2PO3. Enzim ini disebut ATP-ase. Selain
ATP-ase pada membran dapat pula ditemukan berbagai jenis protein lainnya, Protein
pembawa pada membran bergabung untuk mengangkut berbagai ion atau molekul
melintasi membran. Beberapa jenis protein pada membran yang tidak mempunyai
aktifitas enzimatik dan tidak berfungsi sebagai pengangkut ion atau molekul disebut
sebagai protein struktural (Lakitan, 1993).
Komponen membran penting lainnya adalah Ca2+, dimana tanpa ion ini
membran akan kehilangan kemampuannya untuk mengangkut bahan-bahan terlarut
kedalam sitoplasma atau organel-organel sel. Tanpa ion Ca2+ membran akan
menjadi bocor, dimana bahan-bahan yang sudah dibawa kedalam sitoplasma atau
organel akan dapat merembes keluar. Fungsi Ca2+ belum diketahui dengan baik, tapi
diperkirakan berperan mengikat bagian hidrofilik satu sama lain dan dengan bagian
protein yang bermuatan negatif di dalam membran (Salisbury dan Ross, 1995).
Protein-protein yang bergabung dengan 2 lapisan lipid ada 2 tipe, yakni
protein integral (intrinsik) dan protein periferal (protein ekstrinsik) (Taiz dan Zeiger,
1991).
Protein integral merupakan protein yang terikat kuat pada membran, dan hanya
dapat dipisahkan jika ikatan hidrogen diantara masing-masing komponen membran telah
terputus. Protein periferal terikat lebih lemah pada salah satu sisi permukaan membran
dan dapat dilepaskan dengan larutan garam encer atau dengan deterjen. Tidak ada
protein yang hanya sebagian terikat pada lapisan rangkap lipid, artinya semua
tersebar atau semua hanya menempel di permukaan (Becker, 1986).
Beberapa protein periferal dalam membran plasma, tonoplas, retikulum
endoplasma dan diktiosom mengandung polisakarida pendek yang sering bercabang atau
menempel pada permukaan membran bagian luar. Protein itu disebut
glikoprotein. Fungsi utama polisakarida dalam membran plasma adalah sebagai
faktor pengenal. Secara khusus polisakarida mengenali protein luar dan berbagai
macam polisakarida lain. Jadi fungsi utama glikoprotein adalah memberi sifat
pengenal pada molekul yang terlibat dalam lalu lintas didalam sel (Salisbury dan
Ross,1995).
B. Fungsi Biomembran
Biomembran bukan hanya sekedar kulit inert yang membungkus sel dan
bukan pula sekedar struktur yang tetap, karena membran menjalankan fungsi
dinamis yang komplek dan memiliki sifat-sifat biologi yang agak menonjol
(Lehninger, 1993).
Biomembran sering dikatakan bersifat semipermiabel, berarti molekul air
dapat menembus biomembran tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam
air tersebut tidak dapat menembus membran tersebut. Biasanya bersama- sama molekul
air akan pula ikut ion-ion atau senyawa tertentu yang terlarut didalamnya juga
bergerak menembus membran. Berdasarkan kenyataan ini dikatakan bahwa
sesungguhnya biomembran itu bersifat permeabel diferensial (tembus terkendali)
(Lakitan, 1993).
Fungsi lain dari membran sel adalah dapat sebagai tempat berlangsungnya reaksi
metabolisme, karena pada membran terdapat sejumlah enzim dan berfungsi sebagai alis
dalam beberapa metabolisme (Pudjiadi, 1994).
Benda Mikro
Benda mikro adalah organel bulat yang terbungkus oleh hanya satu
membran. Diameternya kira-kira 0,5-1,5 nm dan berbutir-butir disebelah dalamnya,
kadang disertai kristal protein. Dua jenis benda mikro yang penting adalah peroksiso
dan glioksisom. Peroksisom menguraikan asam glikolat yang dihasilkan dari
fotosintesis, mendaur ulang molekul kembali ke kloroplas. Glioksisom menguraikan
lemak menjadi karbohidrat selama dan sesudah perkecambahan (Becker, 1986).
Oleosom
Oleosom berbentuk bulat dan diselimuti oleh setengah membran yang
mungkin berasal dari retikulum endoplasma. Kisaran diameternya antara 0,5-2,0
nm. Oleosom sebagian besar berisi bahan berlemak dan menjadi pusat sintesis dan
penyimpanan lemak (Salisbury dan Ross, 1995).
Mitokondria
Mitokondria memiliki sistem membran dalam yang berlipat-lipat, diselimuti
oleh membran luar yang halus. Membran luar dan membran dalam sangat berbeda.
Membran luar yang halus memiliki bagian lipid yang besar dan sangat permeabel
terhadap banyak senyawa yang masuk-keluar mitokondria. Membran dalam yang
berlipat-lipat sangat rumit mempunyai beberapa bentuk, diantaranya tonjolan pipih
atau membulat panjang yang disebut krista. Krista mengandung hampir semua
enzim yang berperanan dalam memacu sistem pengangkutan elektron yang dihasilkan
dari reaksi-reaksi pada siklus Krebs (Lakitan, 1993 dan Lehninger, 1993).
Plastid
Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh sistem membran rangkap.
Membran dalamnya tidak berlipat-lipat. Plastid ada yang berwarna dan ada yang
tidak berwarna. Plastid yang berwarna adalah kloroplas (mengandung pigmen hijau)
dan kromoplas (mengandung pigmen lain) (Lakitan, 1993).
Kloroplas mengandung suatu sistem membran yang bernama tilakoid, yang
sering sambung menyambung membentuk tumpukan membran yang disebut grana.
Grana terbenam dalam stroma. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di
membran tilakoid dan di stroma (Salisbury dan Ross, 1995).
berbeda dari sel normal; residu karbohidrat spesigik tempat lektin berikatan agaknya
lebih terbuka pada permukaan sel tumor.
Lektin tumbuhan dan invertebrate agaknya merupakan protein defensive yang
melindungi organism ini, yang tidak memiliki system imun dan karenanya tidak memiliki
antibody terhadap terhadap serangan parasit microbial. Lektin mungkin terletak pada
permukaan sel tanaman.
F. Membran memiliki fungsi yang amat kompleks
Pada permukaan sebelah luar, membrane juga mengandung sisi pengenalan
spesifik , sekelompok struktur yang terlihat nyata, yang berfungsi untuk mengenali isyarat
molecular tertentu. Sebagai contoh, membrane beberapa bakteri dapat merasakan suatu
perbedaan kecil dalam konsentrasi nutrient yang merangsang bakteri tersebut bergerak
kearah sumber nutrient. Fenomena ini disebut kemotaksis. Permukaan luar membrane sel
hewan mengandung sisi yang mengenali sel lain yang sejenis, menyebabkan
penggabungan sel selama perkembangan yang teratur pada struktur jaringan jenis sisi
pengenalan yang lain pada permukaan sel berfungsi sebagai reseptor spesigik bagi
molekul hormone.