Professional Documents
Culture Documents
MORBILI
Oleh:
Sri Dewi Mustika
0910313235
Pembimbing:
dr. C. Juliartrini
ROTASI TAHAP II
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PUSKESMAS PADANG PASIR
PADANG
2016
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Morbili adalah infeksi virus akut yang menular yang ditandai dengan 3
stadium yaitu stadium kataral (prodormal), erupsi dan konvalensi.
Epidemiologi
Kira-kira 30 juta kasus campak dilaporkan setiap tahunnya. Insiden
terbanyak terjadi di Afrika. Biasanya penyakit campak ini terjadi pada masa anak
dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Berdasarkan penelitian di
Amerika, lebih dari 50% kasus campak terjadi pada usia 5-9 tahun. Bayi yang
dilahirkan dari ibu yang menderita campak akan mendapat kekebalan secara pasif
melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan, dan setelah itu kekebalan menurun
sehingga bayi dapat menderita campak. Bila si ibu belum pernah menderita
campak, maka bayi yang dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan sehingga
dapat menderita campak begitu dilahirkan. Bila seorang wanita menderita campak
ketika dia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus.
Bila menderita campak pada usia kehamilan trimester pertama, kedua atau ketiga
maka mungkin dapat melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan, atau
seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati atau anak yang
kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
Etiologi
Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili, famili
paramyxoviridae yang merupakan virus RNA. Virus ini menjadi tidak aktif bila
terkena panas, sinar, pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2
jam di udara terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan
berbiak pada epitel nasofaring. Pada masa prodormal virus dapat ditemukan pada
nasofaring, darah dan urin. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama
bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata. Dua sampai tiga hari
2
setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan
terjadi
viremia
yang
pertama.
Virus
menyebar
pada
semua
sistem
retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal.
Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan
infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat edema, bendungan dan perdarahan yang
tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan
batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang
makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan
pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber
infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan. Virus dapat berbiak
juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah
masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan
ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi.
Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan
infiltrasi limfosit
Manifestasi Klinis
1. Inkubasi
Biasanya tanpa gejala dan berlangsung 10-12 hari.
2. Prodromal (Kataral)
Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala yang utama muncul adalah demam,
yang terus meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,4 0 40,60C pada
hari ke- 4 atau 5, yaitu pada saat ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa
muncul batuk, koriza, faring hiperemis, nyeri menelan, stomatitis, dan
konjungtivitis. Menjelang akhir fase stadium prodormal dan 24 jam sebelum
timbulnya enatema, timbul bercak koplik yang patognomonis untuk morbili.
Bercak koplik ini berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dikelilingi
eritema yang terdapat pada mukosa bukalis yang berhadapan dengan dengan
molar. Jarang ditemukan pada bibir bawah. Bercak Koplik ini menghilang
setelah 1-2 hari munculnya rash.
Diagnosis
Diagnosis dari morbili dibuat berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis
yang khas. Selain itu diperlukan juga pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan diagnosis dari morbili. Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah
leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.
Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya
infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari
pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM
dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM
mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash. Sedangkan IgG antibodi
dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1
minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG masih dapat ditemukan
sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat diisolasi dari urine,
nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa
prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif
selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Pungsi lumbal pada orang
ensefalitis karena morbili menunjukkan kenaikan protein serta sedikit kenaikan
limfosit. Glukosa dalam batas normal.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari morbili
a. Eksentema Subitum : pada penyakit ini, ruam baru muncul setelah demam
menghilang.
b. Rubella : pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran
kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, dan belakang
telinga.
Komplikasi
Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga
dapat terjadi anergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif).
Keadaan ini mempermudah terjadinya komplikasi sekunder. Campak menjadi
5
berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil. Komplikasi yang
mungkin muncul, antara lain gangguan respirasi (bronkopneumoni, otitis media,
pneumoni, laringotrakeobronkitis), komplikasi neurologis (seperti hemiplegi,
paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis optika dan ensefalitis), juga diare,
miokarditis, trombositopeni, malnutrisi pasca serangan campak, keratitis,
hemorragic measles (morbili yang parah dengan perdarahan multiorgan, demam,
dan gejala cerebral) serta kebutaan.
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus morbili atau oleh
pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat
menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi
protein, penderita penyakit menahun. Sedangkan ensefalitis timbul pada fase
erupsi, dengan angka kematian yang rendah dan sisa defisit neurologis sedikit.
Penatalaksanan
Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:
a. Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll untuk
mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat karena
demam.
b. Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat
kesadaran dan adanya komplikasi
c. Suplemen nutrisi
d. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
e. Anti konvulsi apabila terjadi kejang
f. Anti piretik bila demam
g. Pemberian vitamin A
Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara
berkembang terbukti berhubungan dengan penurunan angka kejadian
morbiditas dan mortalitas.
Dosis 6 bulan 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal
> 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal
Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan
oftalmologi sehubungan dengan defisiensi vitamin A
h. Antivirus
Antivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah
dibuktikan secara in vitro terbukti bermanfaat untuk penatalaksanaan
penderita campak berat dan penderita dewasa yang immunocompromissed.
Namun penggunaan ribavirin ini masih dalam tahap penelitian dan belum
digunakan untuk penderita anak.
i.Pengobatan komplikasi
Prognosis
Prognosis morbili ini baik apabila anak memiliki keadaan imun yang baik,
tetapi prognosis buruk bila keadaan umum buruk atau anak sedang menderita
penyakit kronis atau bila ada komplikasi.
Pencegahan
Imunisasi Aktif
Termasuk dalam Program Imunisasi Nasional. Dianjurkan pemberian
vaksin campak dengan dosis 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml secara subkutan
pada usia 9 bulan. Imunisasi ulangan diberikan pada usia 6-7 tahun melalui
program BIAS.
Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)
Indikasi :
- Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak
mempunyai resiko yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi penyakit ini,
maka harus diberikan imunoglobulin sesegera mungkin dalam waktu 7 hari
paparan. Setelah itu vaksin MMR diberikan sesegera mungkin sampai usia 12
bulan, dengan interval 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin.
Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat
0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV
maksimal 15 ml/dose IM
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur
b. MR
c. Pekerjaan/ Pendidikan
d. Alamat
b. Jumlah Saudara
Cukup,
Mata merah tidak ada, mata silau terkena cahaya tidak ada
7. Riwayat Kehamilan/kelahiran/imunisasi:
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat, ibu tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan, tidak pernah mendapat penyinaran
selama hamil, tidak ada kebiasaan merokok dan minum alkohol, kontrol
ke Puskesmas tidak teratur. Suntikan imunisasi TT 2X, hamil cukup bulan.
Riwayat Kelahiran:
Lahir spontan ditolong oleh Bidan, cukup bulan, saat lahir langsung
menangis kuat, berat badan lahir 2800 gram, panjang badan 49 cm,
langsung menangis.
Riwayat Imunisasi:
BCG
DPT
Polio
Hepatitis B
Campak
: -
: 4 bulan
Duduk
: 6 bulan
Berdiri
: 8 bulan
Berjalan
: 12 bulan
Perkembangan Mental
Isap jempol tidak ada, gigit kuku tidak ada, mengompol tidak ada,
Kesan : Perkembangan fisik dan mental normal.
7. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum
Kesadaran
: sadar
Tekanan darah
: 100/60 mmHg
Frekuensi nadi
: 120 x/mnt
Frekuensi nafas
: 28x / menit
Suhu
: 37,8 C
Berat badan
: 13 kg
Tinggi badan
: 94 cm
Status Gizi
Kulit
Mata
Hidung
Tonsil
: sulit dinilai
Leher
Dada
Paru
Pa
: fremitus kiri=kanan
10
Pe
: sonor
: tidak membuncit
Ekstremitas
8. Laboratorium Anjuran
: Darah rutin
Serologi
: Rubella
11. Manajemen
a. Preventif :
Makan makanan yang bergizi dan minum air putih yang banyak untuk
meningkatkan daya tahan tubuh
11
b. Promotif :
c. Kuratif :
- Paracetamol 3 x 1 sendok teh (1 sendok teh 125 mg/ 5ml) / hari
- Amoxicilin 3 x 1 sendok teh (1 sendok teh 120 mg/ 5ml)/ hari
- Vitamin A warna merah 1 kapsul/ hari (1 kapsul 200.000 IU)/ hari
(diberikan untuk 2 hari)
d. Rehabilitatif :
- Segera bawa anak ke puskesmas apabila gejala tidak membaik atau
bertambah parah.
12
Lampiran
: DM Dewi
Tanggal : 16 September 2016
No.I
No. I
R/ Vitamin A 200.000 IU
S1 dd tab 1
No. II
Pro
: An. MR
Umur : 5 tahun
Alamat : Jl. Berok I Padang
13