Professional Documents
Culture Documents
NIM
: 04111003023
A. Pengertian
Menurut Betz dan Linda (2009) Glomerulonefritis akut adalah istilah yang di pakai
untuk sekelompok penyakit yang menyerang glomeruli ginjal, baik bersifat akut maupun
kronis/bentuk progresif. Glomerulonefritis akut merupakan penyakit yang lebih sering
menyerang
anak-anak
berupa
inflamasi
nefron
terutama
pada
glomerulus.
glomerulonefritis
dapat
di
kelompokkan
berdasarkan
penyebab
2.
3.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan salah satu dari golongan penyakit
reumatik autoimun yang bersifat non-organ spesifik, biasanya penyakit berjalan
kronik, sistemik dan terjadi peradangan pada jaringan ikat
4.
5.
Nefritis Herediter
Periode laten rata-rata 10 hari, dan awitan gejala 10 hari setelah infeksi awal
2.
Tanda awal yaitu bengkak pada wajah, edema periorbital, anoreksia, urin gelap
3.
Edema nyata pada pagi hari kemudian menyebar ke abdomen pada siang hari
4.
5.
6.
7.
Hipertensi ringan
8.
Pada anak yang kecil tampak sakit tetapi tidak mengeluh, sedangkan anak yang lebih
besar mengeluh sakit kepala, perut tidak nyaman, muntah dan disuria.
D. Patofisiologi
Penyakit bentuk nefritis paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini berupa
inflamasi glomeruli yang umumnya terjadi setelah infeksi saluran pernafasan atas yang
paling sering karena Streptococcus. Penyakit ini dianggap penyakit kompleks imun.
Cidera glomerular terjadi karena kompleks antigen-antibodi yang terperangkap dalam
2.
Proteinuria
3.
Edema
4.
Hipertensi
5.
Enselopati hipertensi
6.
7.
Hematuria
8.
F. Diagnosis
Penegakan diagnosis dapat dilakukan sebagai berikut (Suprapti, 2013) :
1.
2.
Diagnosis perjalanan penyakit : Faal ginjal (kenaikan BUN dan kreatin), Elektrolit
serum (Na turun, K naik), Protein darah turun, Profil lemak naik, Gangguan faktor
pembekuan darah ( Fibrinogen, Faktor VII, dan Fibrinolitik).
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanan glomerulonefritis dibagi menjadi pengobatan darurat dan pengobatan
suportif yaitu sebagai berikut (Suprapti, 2013) :
1.
Pengobatan Darurat
a) Mengatasi bendungan sirkulasi dan paru (posisi semi fowler, pemberian oksigen,
Pengobatan Suportif
a) Diet yaitu diet tinggi kalori 35kal/kgBB/hr, diet lemak tak jenuh, Diet rendah protein
0,5-0,75/kgBB/hr, dan batasi pemberian elektrolit seperti Na dan K sedangkan untuk
kalsium 600-1000mg/hr
b) Cairan harus dibatasi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Anamnesis
a) Identitas/Data Biografis Pasien
b) Keluhan utama
c) Riwayat perjalanan penyakit
d) Riwayat penyakit yang pernah diderita
e) Riwayat penyakit Keluarga
f) Riwayat konsumsi obat
2.
Pemeriksaan Fisik
a) Aktivitas/istirahat
Pasein menunjukkan Keletihan,kelemahan (malaise), kelemahan otot, kehilangan
tonus
b) Sirkulasi
Terdapat hipertensi, bendungan sirkulasi, dan peningkatan tekanan jugularis,
bradikardi.
c) Sirkulasi
Napas pendek, takipnea, peningkatan frekuensi dan kedalaman (kusmoul).
d) Eliminasi
Kelebihan volume cairan b.d. produksi urine yang menurun akibat dari penurunan
filtrasi ginjal.
2.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake yang kurang, anoreksia, mual
dan muntah
3.
4.
5.
C. Intervensi Keperawataan
Diagnosa 1 : Kelebihan volume cairan b.d. produksi urine yang menurun akibat dari
penurunan filtrasi ginjal.
Intervensi 1 :
1.
Pertahankan tirah baring dan jaga anak aman sampai terjadinya diuresis
2.
3.
4.
Observasi hasil lab: BJ. Urine, Albumin, elektrolit, darah (kalium dan natrium)
5.
6.
Bila ada hipertensi batasi pemberian natrium dan kolaborasi pemberian obat yang
tepat dengan dokter
7.
8.
Diagnosa 2 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake yang kurang,
anoreksia, mual dan muntah
Intervensi 2 :
1.
2.
Sajikan makanan yang menarik dan selalu hangat, porsi kecil tapi sering.
3.
4.
5.
6.
7.
Pemberian diet tinggi kalori rendah protein, tinggi karbohidrat rendah garam.
2.
3.
4.
Diagnosa 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Diagnosa 5
Intervensi 5
1.
2.
3.
D. Implementasi Keperawataan
Implementasi keperawatan yaitu pelaksanaan dari tindakan asuhan keperawatan
yang telah direncanakan sebelumnya. Implementasi keperawatan pada asuhan
keperawatan glomerulonefritis di lakukan sesuai dengan intervensi yang telah di
rancang.
Diagnosa 1
Tetap mempertahankan tirah baring dan jaga anak aman sampai terjadinya
diuresis, setelah diuresis anjurkan aktivitas yang tenang
2. Memantau secara berkala tanda-tanda vital pasien secara ketat tiap 2 jam
3. Mengobservasi intake dan output cairan pasien
4.
Mengobservasi hasil lab: BJ. Urine, Albumin, elektrolit, darah (kalium dan
natrium)
2.
Menyajikan makanan yang menarik dan selalu hangat, porsi kecil tapi sering.
3.
4.
5.
6.
7.
Memberikan diet tinggi kalori rendah protein, tinggi karbohidrat rendah garam.
Diagnosa 3
Implementasi 3
1.
2.
3.
4.
Diagnosa 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Diagnosa 5
penatalaksanaan
Implementasi 5 :
1.
Menjelaskan
pada
keluarga
tentang
penyakit,
prognosis,
dan
penatalaksanaannya.
2.
3.
E. Evaluasi
Evaluasi hasil merupakan tindakan terakhir dari Asuhan keperawatan, melalui
evaluasi ini menilai apakah asuhan yang diberikan telah mengatasi masalah atau tidak
terdiri dari unsur Subjekti, objektif, Analisa, dan Rencana. Tahap ini perawat melakukan
pengkajian ulang secara subjektif maupun objektif apakah tanda dan gejala berkurang,
setelah itu perawat menganalisa dari data subjektif dan objektif apakah masalah teratasi
atau tidak. Selanjutnya menilai atau merencanakan kembali apakah Asuhan keperawatan
di lanjutkan atau di hentikan.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero. Mary dkk.2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Ginjal.
Jakarta : EGC.
Betz, Cecily Lynn dan Linda A. Sowden, 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi
5. Jakarta : EGC.
Slonane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Suprapti. 2013. Traktus Urinarius Dewasa. Palembang: FK UNSRI