You are on page 1of 16

FARMASI

CONGESTIVE HEART FAILURE

PENYUSUN:
LILIK FAUZIYAH 2008.04.0.0105

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAHSURABAYA
2016

Congestive Heart Failure


1. Canderin
2. Spironolacton
3. Digoxin
4. Atrovastatin
5. Clopidogrel

Canderin
2

1. Manufaktur:
Dexa Medica
2. Komponen:
Candesartan cilexetil
3. Jenis:
Angiotensin II Antagonist
4. Mekanisme aksi:
Reseptor Angiotensin II terdiri dari dua kelompok besar yaitu AT1
dan AT2. Reseptor AT1 terdapat terutama di otot polos pembuluh
darah dan di otot jantung. Selain itu terdapat juga di ginjal, otak dan
kelenjar adrenal. Reseptor AT1 memperantarai semua efek
fisiologis angiotensin II terutama yang berperan dalam homeostasis
kardiovaskular.
Candesartan menginhibisi pengikatan angiotensin II terhadap
reseptor AT1 di berbagai jaringan (seperti otot polos vaskular,
kelenjar adrenal) yang berakibat vasokonstriksi dan pelepasan
aldosterone
5. Onset:
2-3 jam
6. Durasi:
>= 24 jam
7. Farmakokinetik:
a. Absorbsi:
Diabsorbsi di GIT. Bioavabilitas: 15%
Waktu untuk mencapai konsentrasi peak plasma: 3-4 jam
b. Distribusi:
Volume distribusi: 0,13 L/kg. Plasma protein binding: >99%
c. Metabolisme:
Candesartan ciletexil mengalami hidrolisis ester di GIT menjadi
bentuk aktif candesartan

d. Ekskresi:
Urin dan empedu (sebagai obat dan metabolit inaktif)

Terminal half life: 9 jam


8. Bentuk Sediaan:
Tab 16 mg
Tab 8 mg
9. Dosis:
Pada pasien hipertensi:
Dosis: 1x 4 mg/hari (Maks 16 mg/hari)
Pada pasien dengan gangguan renal yang sedang hingga parah
dan pasien dengan gangguan hepar yang ringan hingga sedang:
Dosis: 1x 2 mg/hari
Pada pasien gagal jantung:
Dosis awal: 1x 4 mg/hari
Titrasi dapat ditingkatkan hingga maks 32 mg atau ke dosis
toleransi tertinggi dengan dosis ganda dengan interval 2
minggu
10. Administrasi:
Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan
11. Indikasi:
Hipertensi
Gagal jantung dan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri (fraksi
ejeksi ventrikel kiri <= 40%)
12. Kontraindikasi:
Gangguan hepar parah dan atau cholestasis
Kehamilan trimester II & III, laktasi
1. Perhatian khusus:
Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi
seperti hipovolemia, gagal jantung, hipertensi renovaskular dan
sirosis hepatis
Pasien dengan tonus vaskular dan fungsi renal bergantung pada
aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosterone, CHF parah,
gangguan
renal,
hemodialysis,
stenosis
arteri
renalis
unilateral/bilateral,
terapi
diuretik
berkepanjangan,
gagal
4

jantung/dialisis, operasi/anastesi, stenosis katub mitral dan aorta


(obstructive hypertrophic cardiomyopathy), hiperaldosteron primer,
CHF, riwayat angioedema terkait dengan terapi ACE atau reseptor
angiotensin II, inteloransi galaktosa.
Hindari penggunaan lama dengan ACE inhibitor pada pasien gagal
jantung dan diuretik hemat kalsium. Hiperkalemia biasanya terjadi
dalam keadaan tertentu seperti insufisiensi ginjal, atau bila
dikombinasi dengan obat-obat yang cenderung meretensi kalium
seperti diuretik hemat kalium dan AINS dan juga bila asupan kalium
berlebih
Monitor tekanan darah, level serum kreatinin secara periodik
Dapat mempengaruhi kemampuan menyetir dan mengoperasikan
mesin
Anak dan remaja usia < 18 tahun dan lansia > 75 tahun
2. Efek samping obat:
Fetotoksik, nyeri punggung, pusing, infeksi GIT bagian atas,
faringitis dan rhinitis

Spironolaktone
1. Manufaktur:

Phapros Tbk
2. Jenis
Diuretik
3. Mekanisme aksi
Bersaing dengan aldosteron untuk merebutkan tempat reseptor
di tubulus distal ginjal , meningkatkan ekskresi natrium klorida
dan air sambil menahan kalium dan hidrogen ion ; dapat
menghalangi efek aldosteron pada arteriol otot polos.
Spironolakton berkompetisi dengan aldosteron pada reseptor di
tubulus ginjal distal, meningkatkan natrium klorida dan ekskresi
air selama konversi ion kalium dan hidrogen , juga dapat
memblok efek aldosteron pada otot polos arteriolar
4. Farmakokinetik
ABSORPSI
Diserap dengan baik setelah pemberian oral; Konsentrasi
puncak serum spironolactone biasanya dicapai dalam waktu
1-2 jam, konsentrasi serum puncak metabolit utama,
biasanya dicapai dalam waktu 2-4 jam.
Bioavailabilitas
> 90% .
Onset
bertahap; efek diuretik maksimum dicapai pada hari ketiga.
Spironolactone dalam kombinasi tetap dengan
hydrochlorothiazide (HCT): diuresis biasanya terjadi pada hari
pertama
Durasi
Diuresis berlangsung selama 2-3 hari setelah dihentikan.
Makanan
Makanan meningkatkan konsentrasi serum puncak dan
AUC; penting secara klinis tidak diketahui.
DISTRIBUSI
Spironolactone dan metabolitnya melewati plasenta.
Canrenone, metabolit aktif utama, didistribusikan ke milk.

Protein Plasma Binding


Spironolactone dan canrenone:> 90%
METABOLISME
Cepat dan ekstensif dimetabolisme; canrenone dan / atau 7thiomethylspironolactone tampak metabolit aktif utama,
Mengalami deasetilasi hati, thiomethylation, dan
hydroxylation.
ELIMINASI
Rute Eliminasi
Diekskresikan terutama di urin sebagai metabolit dan pada
tingkat lebih rendah di empedu.
Waktu Paruh (Half Life)
Spironolactone: 1.4 jam.
Metabolit: 13,8-16,5 jam.

5. Bentuk sedian
Tablet 25 mg, 100 mg
6. Dosis
Awalnya, 12,5-25 mg sehari digunakan pada pasien yang
menerima ACE inhibitor dan diuretik loop dengan atau tanpa
glikosida jantung,
Meningkat menjadi 50 mg setiap hari setelah 8 minggu pada
pasien yang menunjukkan tanda-tanda dan gejala gagal
jantung progresif dan memiliki konsentrasi kalium serum <5,5
mEq / L.
Penurunan sampai 25 mg setiap hari jika hiperkalemia
terjadi.

7. indikasi
Hipertensi esensial, keadaan edematosa termasuk gagal
jantung kongestif (CHF), sirosis hati (dengan atau tanpa
asites/penggumpulan cairan dalan rongga perut) & sindroma
7

nefrotik, diagnosis & pengobatan aldosteronisme primer,


sebagai terapi penunjang pada hipertensi ganas,
pencegahan hipokalemia pada pasien yang menggunakan
Digitalis ketika langkah lainnya dianggap tidak cukup
memadai atau tidak tepat
8. Kontraindikasi
Insufisiensi ginjal akut, kerusakan ginjal, anuria (tidak
dibentuknya kemih oleh ginjal), hiperkalemia (kadar Kalium
dalam darah di atas normal)
Peringatan dan Perhatian:
- Hamil / menyusui
- Gangguan fungsi hati / ginjal
- DM
- Asidosis
9. Efek samping
Gynekomastia (pembesaran payudara pria), gejala-gejala
saluran pencernaan termasuk kram, diare, ngantuk, letargi
(keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat
dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali),
urtikaria (biduran/kaligata), kekacauan mental, demam
karena obat, ataksia (gangguan koordinasi gerakan), sakit
kepala, menstruasi tidak teratur atau amenore (tidak haid),
perdarahan setelah menopause, agranulositosis

Digoxin
1. Jenis
Cardiac glycoside atau glikosida jantung
8

2. Mekanisme Aksi
Gagal jantung kongestif: menghambat pompa Na/K ATP0-ase yang
bekerja dengan meningkatkan pertukaran natrium-kalsium
intraselular sehingga meningkatkan kadar kalsium intraseluler dan
meningkatkan kontraktilitas.
Aritmia supraentrikular : Secara langsung menekan konduksi AV
node sehingga meningkatkan periode refractory efektif
danmenurunkan konduksi kecepatn - efek inotropik positif,
meningkatkan vagal tone, dan menurunkan dan menurunkan
kecepatan ventrikular dan aritmia atrial. Atrial fibrilasi dapat
menurunkan sensitifitas dan meningkatkan toleransi pada serum
konsentrasi digoksin yang lebih tinggi
3. Sifat Kimia
Digoksin merupakan kristal putih tidak berbau. Obat ini praktis tidak
larut dalam air dan dalam eter, sedikit larut dalam alkohol dan
dalam kloroform dan sangat larut dalam piridin.
4. Sediaan
Tablet
5. Indikasi
Digunakan untuk terapi digitalisasi dan pemeliharaan.IV digunakan
untuk digitalisasi cepat dalam situasi darurat.
Digunakan terutama dalam pengelolaan profilaksis dan pengobatan
CHF dan untuk mengendalikan laju ventrikel pada takiaritmia
supraventrikular (misalnya fibrilasi atrium atau debar).
6. Dosis
Dosis digoxin yang biasa diberikan kepada orang dewasa adalah
0,25-1,5 mg per hari. Dosis akan disesuaikan dengan kondisi
pasien, tingkat keparahan, fungsi ginjal dan respons tubuh
terhadap obat.

7. Farmakodinamik/Farmakokinetik
Onset of action (waktu onset) : oral : 1-2 jam; IV : 5-30 menit
Peak effect (waktu efek puncak) : oral : 2-8 jam; IV : 1-4 jam
Durasi : dewasa : 3-4 hari pada kedua sediaan
9

Absorpsi
melalui difusi pasif pada usus halus bagian atas, makanan
dapat menyebabkan absorpsi mengalami penundaan (delay), tetapi
tidak mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi

Distribusi :
Fungsi ginjal normal : 6-7 L/kg
Gagal ginjal kronik : 4-6 L/kg
Anak-anak : 16 L/kg
Dewasa : 7 L/kg menurun bila terdapat gangguan ginjal
Ikatan obat dengan protein (protein binding) : 30%
Metabolisme
melalui sequential sugar hydrolysis dalam lambung atau
melalui reduksi cincin lakton oleh bakteri di intestinal ,
metabolisme diturunkan dengan adanya gagal jantung
kongestif
Bioavailabilitas:
T eliminasi (half-life elimination) berdasarkan umur, fungsi
ginjal dan jantung:
parent drug (obat asal ): 38 jam;
metabolit: digoxigenin: 4 jam ;
monodigitoxoside : 3 12 jam
Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: oral ~ 1 jam
Ekskresi
urin (50% hingga 70% dalam bentuk obat yang tidak
berubah ).

Konsentrasi serum digoksin :


Gagal jantung kongestif : 0,5 -0,8 ng/ml .Aritmia : 0,8-2 ng/ml
Dewasa : < 0,5 ng/ml, kemungkinan menunjukkan
underdigitalization, kecuali jika terdapat hal-hal khusus
10

Toksik > 2,5 ng/ml


8. Kontraindikasi
Intermittent complete heart block ; Blok AV derajat II ;
supraventricular arrhytmias yang disebabkan oleh Wolff-ParkinsonWhite Syndrome ; takikardia ventricular atau fibrilasi ; hypertropic
obstructive cardiomyopathy
9 Efek Samping
Biasanya berhubungan dengan dosis yang berlebih, termasuk :
anoreksia, mual , muntah, diare, nyeri abdomen, gangguan
penglihatan, sakit kepala, rasa capek, mengantuk , bingung,
delirium, halusinasi, depresi ; aritmia, heart block ; jarang terjadi
rash, isckemia intestinal ; gynecomastia pada penggunaan jangka
panjang , trombositopenia

Atorvastatin
1. Nama Generik
Kalsium Atorvastatin

11

2. Jenis
Kelompok obat statin
3. Mekanisme Aksi
Atorvastatin secara selektif dan kompetitif menghambat
enzim hati HMG-CoA reduktase. Karena HMG-CoA reduktase
bertanggung jawab untuk mengubah HMG-CoA yang
menghasilkan penurunan kadar kolesterol hati. Penurunan
kadar kolesterol hati merangsang peningkatan regulasi reseptor
LDL-C hati dengan meningkatkan uptake (serapan) LDL-C di
hati dan mengurangi konsentrasi serum LDL-C.
Atorvastatin
menghambat
HMG-CoA
reduktase,
menyebabkan penurunan synthesis kolesterol hati. Mengurangi
konsentrasi serum kolesterol total, kolesterol LDL, VLDLkolesterol, apo B, dan trigliserid.
Statin dapat memperlambat perkembangan dan / atau
menginduksi regresi aterosklerosis pada arteri koroner dan /
atau karotis; memodulasi BP pada pasien hiperkolesterolemia
dengan hipertensi; dan memiliki aktivitas anti-inflamasi.
4. Sediaan
Tablet :10mg,20mg,40mg,80mg
5. Indikasi
Menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Menurunkan risiko penyakit jantung dan penyakit pembuluh
darah.
6. Dosis
Dosis awal atorvastatin yang diberikan adalah 10 mg per hari,
lalu dosis akan disesuaikan dengan rentan waktu minimal
adalah empat minggu atau lebih. Dosis maksimal harian adalah
80 mg per hari. Dosis diberikan sesuai dengan kadar kolesterol
dan respons pasien terhadap obat ini.

12

7. ADMINISTRASI
Administrasi Oral.Menggunakan atorvastatin secara oral pada
setiap saat sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan
8. KONTRAINDIKASI
Penyakit hati aktif atau tidak dapat dijelaskan, peningkatan
terus-menerus dari serum aminotransferases.
Kehamilan atau menyusui. Penggunaan atorvastatin pada
wanita usia subur hanya ketika pasien tersebut sangat tidak
mungkin untuk hamil dan telah diberitahu tentang potensi bahaya.
Dikenal hipersensitivitas terhadap atorvastatin atau bahan
dalam formulasi.Ketika atorvastatin digunakan dalam kombinasi
tetap dengan amlodipine, mempertimbangkan kontraindikasi terkait
dengan amlodipine
9. Efek samping
Efek samping yang umum diantaranya sakit kepala, gangguan
pencernaan seperti sembelit, mual, muntah, diare, nyeri perut,
dispepsia, konstipasi, kembung dan diare, gangguan tidur
(insomnia) dan penipisan rambut.Obat ini juga diketahui
meningkatkan kadar gula darah yang mempengaruhi penderita
diabetes tipe 2. Namun resiko ini relatif kecil.
Meningkatkan resiko cedera otot (myopathy) terutama jika
digunakan dalam dosis tinggi atau dikombinasikan dengan obatobat lain. Bila terjadi miopati dan peningkatan kadar kreatin
kinase yang sangat tajam (lebih dari 5 x batas atas nilai normal),
atau terjadi gejala gangguan otot yang parah, maka pemakaian
obat-obat statin harus dihentikan.Efek samping yang tingkat
kejadiannya jarang dari pemakaian obat ini misalnya kerusakan
hati, mempengaruhi daya ingat, dan kebingungan.Reaksi alergi
akibat pemakaian obat ini juga jarang, namun dapat berakibat
serius jika terjadi. Oleh karena itu jika tanda-tanda reaksi alergi
seperti ruam, gatal, pembengkakan, pusing, atau kesulitan
menelan / bernapas segera hubungi pihak medis.
13

Clopidogrel
1. Komposisi
14

Clopidogrel
2. Bentuk Sediaan:
Tablet salut selaput 75 mg
3. Farmakologi:
Selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP)
pada reseptor ADP di platelet sehingga menghambat aktivasi
kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi oleh ADP
dan menyebabkan penghambatan terhadap agregasi platelet.
Absorpsi cepat pada pemberian per oral dan penyerapannya
tidak dipengaruhi oleh makanan.
4. Indikasi:
Untuk menurunkan aterotrombosis yang menyertai :
Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit
pembuluh darah perifer.
Non-ST segment elevation acute coronary syndrome dengan
pemakaian bersama asetosal.
5. Dosis
a.

Serangan

infark

miokard,

serangan

stroke

atau

penyakit pembuluh darah perifer: Dewasa dan usia


lanjut : dosis yang direkomendasikan adalah 75 mg satu
kali sehari.
b.

Pasien

dengan non-ST

segment

elevation

acute

coronary syndrome : Angina tidak stabil atau infark


miokard non-Q-wave,

dosis

awal

300

mg

sekali

pemberian dan dilanjutkan dengan 75 mg satu kali sehari


dengan asetosal (75 mg-325 mg satu kali sehari).
c.

Dosis asetosal yang lebih tinggi berkaitan dengan


meningkatnya

resiko

direkomendasikan

terjadinya

dosis

Asetosal

perdarahan,

maka

sebaiknya

tidak

melebihi 100 mg.


6. Administrasi
15

Diberikan sebelum atau sesudah makan


7 Kontraindikasi
Pasien yang
terkandung

di

hipersensitif terhadap komponen yang


dalam

CPG.

Pasien

yang

mengalami

perdarahan patologis seperti ulkus peptikum atau perdarahan


intracranial
8. Peringatan dan Perhatian
Penggunaan CPG jarang menyebabkan timbulnya Thrombotic
Thrombocytopenic
pemakaian.CPG
sehingga
gangguan

Purpura(TTP),
dapat

yang

terjadi

pada

memperpanjang

waktu

perdarahan

penggunaannya

harus

hati-hati.

gastrointestinal

harus

hati-hati

Pasien

awal

dengan

penggunaannya

karena dapat menyebabkan perdarahan.Penggunaan CPG pada


pasien dengan gangguan fungsi hati berat dengan diatesis
perdarahan penggunaannya harus hati-hati begitu pula dengan
pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat karena pengalaman
penggunaan CPG masih terbatas pada pasien tersebut

9. Efek Samping:
Secara umum dapat terjadi konstipasi, diare, ulkus
peptikum, ulkus gaster dan duodenum, muntah, perdarahan
gastritis

16

You might also like