Professional Documents
Culture Documents
2003), antibiotik, asam, dan toksin (Verma et al., 2007). Mikroba yang
mensekresikan substansi tersebut biasanya mendapat keuntungan karena dapat
memperluas wilayah dan menyerap nutrisi yang ada pada daerah tersebut (Talaro,
2001). Peristiwa tersebut dapat dilihat pada antagonisme antar kapang gambar 1 di
bawah ini.
Parasitisme terjadi bila organisme yang satu menyerap nutrisi dari organisme lain,
B. Kapang Antagonisme
1. Trichodermasp.
Trichoderma diketahui
memiliki
kemampuan
antagonis
terhadap
cendawan patogen. Trichoderma mudah ditemukan pada ekosistem tanah dan akar
tanaman. Cendawan ini adalah mikroorganisme yang menguntungkan, avirulen
terhadap tanaman inang, dan dapat memarasit cendawan lainnya (Harman et al.,
2004). Trichoderma merupakan cendawan yang berasosiasi dengan tanaman,
sering ditemukan endofit pada akar dan daun. Trichoderma sp. asal daun teh
mampu menekan perkembangan penyakit brown blight (Glomerella cingulata)
yang juga berasal dari daun teh dengan persentase penghambatan yang lebih dari
50%.
Harman
(2012),
menyatakan
bahwa
Trichoderma
sp. mampu
respons kemotropik pada Trichoderma spp. Karena adanya rangsangan dari hifa
inang ataupun senyawa kimia yang dikeluarkan oleh cendawan inang. Ketika
mikoparasit itu mencapai inangnya, hifanya kemudian membelit atau menghimpit
hifa inang tersebut dengan membentuk struktur seperti kait (hook-like structure),
mikoparasit ini juga terkadang memenetrasi miselium inang dengan mendegradasi
sebagian dinding sel inang. Mekanisme tersebut dapat dilihat pada gambar 3.
2. Penicillium citrinum
Penicillium citrinum merupakan jamur yang bersifat antagonistik terhadap
Ganoderma boninense pada kelapa sawit. Penicillium menghasilkan senyawa
yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri/kapang sehingga tidak dapat
tumbuh di sekitar kapang penicillium. Senyawa tersebut merupakan hasil dari
metabolisme sekunder yang berupa antibiotic. P.citrinum menghasilkan citrin
yang berperan sebagai fungistatik yang dapat menghambat pertumbuhan jamur
replikasi
(penggandaan)
DNA
eukariotik,
gangguan
dalam
Mengganggu metabolisme.
efektif
Gambar
5.
Hifa
Gliocladium
sp
yang
membungkus pathogen.
Gliocladium sp dapat hidup baik sebagai saprofit maupun parasit pada
cendawan lain dapat berkompetisi akan makanan, dapat menghasilkan zat
penghambat dan bersifat hiperparasit.
Mekanisme antagonistik dari Gliocladium sp terhadap organisme lain
adalah hiperparasitisme, antibiosis dan lisis atau kombinasi keduanya.
Cendawan ini pertama kali dilaporkan memproduksi bahan anti cendawan
(Anti Fungal) gliotoxin dan virin.
Beberapa
keunggulan
jamur
patogen
Daftar Pustaka
Talaro, Kathleen Park & Arthur Talaro. 2001. Foundations in Microbiology 4th
edition. USA: McGraw-Hill companies
Harman, G.E., C. R. Howell., A.Viterbo., I. Chet., and M. Lorito. 2004.
Review:TrichodermaSpeciesOpportunistic,AvirulentPlantSymbionts.
Departments of Horticultural Sciences and Plant Pathology. USA:
CornellUniversity.
Vey,A.,R.E.HoaglanddanT.M.Butt.2001.FungiasBiocontrolAgents:
progressproblemsandpotential.InButt,T.M.,C.JacksonandN.
Magan(Ed). Toxicmetaboliteoffungalbiocontrolagents.London:
PublishingCABInternational.
Schlegel, Hans dan Karin Scmidt. 1993. Mikrobiologi Umum. Diterjemahkan
oleh Tedjo Baskoro. Yogyakarta: UGM Press.
Pelczar,M.J., and E.C.S. Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta:
UI-press.
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Verma VC, Gond SK, Kumar A, Kharwar RN, Strobel GA. 2007. The endophytic
mycoflora of bark, leaf and stem tissues of Azadirachta indica A. Juss
(Neem) from Vanasi (India). Microb Ecol. 54:119125,.
Dix NJ & Webster J .1995 . Fungal Ecology. Chapman Hall.
Domsch, K. H., W. Gams and T. Anderson. 1980. Compendium of Soil Fungi.
New York : Academic Press.
Rocha, R., et al. 2009. Selection of endophytic fungi from comfrey
(Symphytum officinale L.) for in vitro biological control of
the phytopathogen Sclerotinia sclerotiorum (Lib.). Braz. J.
Microbiol. 40:1