You are on page 1of 6

MENGAPA MENGAMBIL KEBIJAKAN

JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (JIAT)


I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, waduk/embung dan lainlain
telah lama dilakukan masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya belum
proporsional dibandingkan dengan ketersediaannya terutama pada musim kemarau,
maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada periode tersebut mengalami
kekeringan. Berdasarkan fakta empirik tersebut, maka perlu dipikirkan alternatif lain
untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah
merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat dikembangkan untuk pertanian.
Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah relatif tetap apabila tidak
diusahakan, maka pengisian air tanah (water recharging) tidak terjadi secara
alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan permukaan tanahnya konstan.
Pengambilan air tanah sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat
meningkatkan produktivitas pertanian juga memungkinkan terjadinya akselerasi
sirkulasi air tanah.Secara teroritis, berdasarkan pemanfaatannya, maka ada dua
jenis air tanah yaitu : (1) air tanah dangkal dan (2) air tanah dalam.
Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan air tanah dan
kebutuhan infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi sumber air tanah
dangkal, pemanfaatannya akan lebih mudah karena infrastruktur yang diperlukan
lebih sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani setempat secara mandiri
ataupun jika memerlukan dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas.
Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam lapisanlapisan
tanah yang tidak begitu dalam, sehingga memungkinkan untuk diangkat
kepermukaan dengan menggunakan pompa.
Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumursumur yang diangkat dengan
menggunakan pompa memerlukan biaya tambahan baik itu1untuk pengadaan pompa
maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir) sebagai tandon air. Oleh
karena itu, perlu adanya dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis
komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya sehingga keberlanjutan
(sustainability) usaha pompa dalam pendayagunaan air tanah dangkal
dapat dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal dapat dioptimalkan, maka
perlu dirancang mekanisme pembayaran
biaya
operasional
dan
pemeliharaan (OP) dalam kelompok (partisipasi petani), agar ketergantungan
kepada pemerintah dapat diminimalkan.

B. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan :
Tujuan kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah adalah :
a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi untuk memperpanjang masa tanam
pada lahan pertanian.
b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas tanam, dan produktivitas
usaha Tani.
c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan pendapatan petani.
2.

C.

Sasaran :
a. Terbangunnya Jaringan Irigasi Air Tanah pada Daerah yang
membutuhkan.
b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada lahan pertanian.
c. Berkurangnya resiko kegagalan usaha Tani karena kekurangan air
irigasi/kekeringan.
d. Meningkatnya produksi usaha Tani melalui peningkatan areal tanam
dan peningkatan produktivitas.

Pengertian :
1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah pada kedalaman < 30 meter.
3.
Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk
menunjang usaha pertanian, termasuk di dalamnya tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
4. yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat
dipergunakan untuk irigasi.
6. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar garis lintang, garis
bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut.
2
7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan bangunan
yang merupakan
satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran irigasi air
tanah yang mencakup penyediaan, pengambilan, penyaluran dan pembagian.
8. Muka air bawah tanah
: permukaan air tanah di dalam sumurbor
dihitung dari muka tanah setempat atau titik acuan lain.

II. PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH


Agar pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah dapat berhasil dengan baik, maka
pemilihan

lokasi

harus

diperhitungkan antara lain :

dilakukan

dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu

A. Persyaratan Lokasi
1.

Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air tanah dangkal, baik


kuantitas maupun kualitasnya. Potensi sumber air
tersedia

paling

tidak

dapat

memberikan

tanah dangkal
air

irigasi

yang

suplementer

(supplementary irrigation) pada areal seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis
komoditas yang diusahakan.
2.

Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah berkembang atau paling


tidak daerah tersebut sesuai untuk pengembangan usaha

tani

tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.


3.

Pengembangan

usahatani

di

lokasi

tersebut

sering

mengalami

kendala/masalah air/kekeringan.
4.

Di lokasi tersebut tidak terdapat sumber air permukaan atau pada saatsaat
tertentu, misalnya musim kemarau, sumber air permukaan yang ada tidak
mencukupi kebutuhan.

5.

Lahan usahatani yang

akan

mendapat pelayanan Jaringan Irigasi Air

Tanah yang akan dibangun adalah lahan milik petani.


B. Persyaratan Petani
1.

Petani di lokasi memerlukan irigasi air tanah dangkal dan mampu


memanfaatkan serta merawatnya dengan baik termasuk menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan yang dibuktikan dari surat pernyataan
kelompok tani atas nama petani.

2.

Telah membentuk kelompok tani/P3A atau akan membentuk kelompok


tani/P3A/P3AT apabila dibangun Jaringan Irigasi Air Tanah.

3. Belum pernah mendapatkan bantuan/kegiatan sejenis.


III. KOMPONEN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH

Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air irigasi, maka diperlukan upaya
pengambilan/pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan pompa.

Paling

tidak ada tiga komponen yang diperlukan agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi :
(a) sumur (b) pompa dan (c) jaringan distribusi. Uraian singkat ketiga komponen
tersebut diuraikan pada bagian berikut ini.

A.

Sumur

Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu harus dibuat


sebagai

sumur

tempat pengambilan. Sumur tersebut dapat berupa sumur gali (cara

pengembangannya dengan digali) dan sumur bor/ sumur pantek (cara pe


ngembangannya dengan dibor).

Kedalaman sumur yang dibuat disesuaikan

dengan kedalaman air tanah ( < 30 m ).


B.

Pompa Air
Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam tanah ke permukaan tanah.
Jenis pompa air yang biasa digunakan untuk air tanah dangkal pada umumnya
pompa jenis sentrifugal. Pompa air digerakkan dengan motor penggerak bertena
ga diesel atau
bensin dan tenaga listrik atau
tenaga angin (kincir angin).
Pompa air tanah dangkal bersifat
mobile
(dapat
dipindah
pindahkan), dimana 1 unit pompa
air akan digunakan
untuk melayani
4
beberapa sumur.

C.

Jaringan Distribusi
Untuk mengalirkan air dari pompa ke lahan usahatani, maka perlu dibangun
jaringan irigasi air tanah (JIAT), yang terdiri atas:

saluran, bangunan pengatur berupa pintu dan boks pembagi, bangunan pengatur
debit dan katup penutup yang berfungsi untuk mengatur arah aliran dalam
pipa. Untuk mengurangi kehilangan air (water losses) dalam penyaluran, JIAT
perlu dibuat secara permanen dengan
dilining ataupun menggunakan sistim
perpipaan.
D.

Kriteria Teknis
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
Jaringan Irigasi Air Tanah antara lain :
a. Sumur :
dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau sumur bor.
Diameter sumur gali dengan diameter lebih kurang 1 meter dengan dinding
sumur diperkuat dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur bor/pantek
dengan diameter selubung/ casing 4 5 inci.
Kedalaman

sumur

disesuaikan

dengan

kedalaman

dan ketebalan

lapisan akuifer.
Sesuai dengan luas oncoran yang akan dilayani (5 ha) maka jumlah titik
sumur yang akan digali/ dibor lebih dari 1 titik.
b. Pompa air :

* tipe : sentrifugal atau axial, diameter 24 inci.


* penggerak : motor bertenaga diesel atau bensin, listrik, dan atau tenaga
angin (kincir angin).
* dapat diterima petani, mudah dalam perawatan dan suku cadang tersedia
di pasar setempat.
* Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau memiliki sertifikat hasil
uji dari intansi atau lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
pemerintah.

c. Pipapipa :
* Pipapipa diperlukan untuk pipa selubung luar (casing pada sumur bor),
pipa/selang hisap dan pembuangan.
* Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon) cukup kuat.
* Diutamakan yang telah memiliki SNI atau sertifikat hasil uji dari intansi
atau lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh pemerintah.
d. Jaringan Irigasi

Penyempurnaan

jaringan

irigasi

dimaksudkan

agar

air yang

dikeluarkan dari pompa dapat dimanfaatkan seefisien dan seefektif


mungkin, dengan mengurangi kebocoran/kehilangan air pada saluran
tersebut.

Apabila memungkinkan, jaringan tersebut dibuat dengan menggunakan


pipa.

You might also like