Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
dr. Nita Prasasti
PUSKESMAS UNGARAN
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
Topik
Judul
: Antenatal Care
Tanggal Pengesahan :
Ungaran,
2016
Mengetahui
Kepala PKM Ungaran,
dr. Nugraha
NIP 19651108 2002121 1003
Pendamping,
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan
diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang
normal pun mempunyai risiko kehamilan, namun tidak secara langsung
meningkatkan risiko kematian ibu. Tingginya angka kematian ibu hamil disebabkan
oleh beberapa faktor seperti masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilan dan penyakit bawaan yang diderita ibu hamil.
Kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang harus mendapatkan prioritas
utama, karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang.
Pemeriksaan wanita hamil dinegara maju sekitar 15 kali selama kehamilannya,
sedangkan di Indonesia 4-5 kali pemeriksaan diangggap bahwa sudah cukup
memadai untuk kehamilan beresiko rendah. Periode prenatal atau antenatal adalah
periode persiapan, baik secara fisik, yaitu pertumbuhan janin dan adaptasi maternal
maupun psikologis yaitu persiapan menjadi orang tua.Tanda-tanda bahaya kehamilan
adalah gejala yang menunjukan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.
Pengetahuan mengenai kehamilan dan kesadaran ibu hamil dengan tanda-tanda
bahaya pada kehamilan dapat meningkatkan perilaku ibu hamil untuk melaksanakan
pemeriksaan kehamilannya, sehingga ibu dan janin menjadi sehat.
Tanda bahaya kehamilan misalnya perdarahan, bengkak di kaki, tangan, dan
wajah, demam tinggi, keluar air ketuban sebelum waktunya, bayi tidak bergerak serta
ibu muntah terus tidak mau makan. Tanda bahaya dalam kehamilan jika tidak
terdeteksi akan menyebabkan kematian pada janin dan ibu. Angka kematian ibu di
Jawa Tengah tahun 2015 berhasil menurun menjadi 619 kasus setelah sebelumnya
pada tahun 2014 terdapat 711 kasus. Namun di tahun 2016 menurut data terakhir
yang tercatat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sampai dengan tanggal 18
September 2016 kasus kematian ibu telah mencapai angka 477. Menurut data yang
diperoleh penyebab langsung kematian maternal di Jawa Tengah terkait kehamilan
dan persalinan terutama yaitu perdarahan 21,14%, hipertensi 24,22%, infeksi 2,76%,
gangguan sistem peredaran darah 8,52%, dan penyebab lain 40,49%.
Oleh karena itu dalam mencegah kenaikan AKI, melakukan antenatal care
atau pengawasan wanita hamil adalah sebuah keharusan. Dengan memeriksakan
secara teratur, diharapkan petugas kesehatan dapat mendeteksi lebih dini keadaankeadaan yang mengandung risiko kehamilan dan atau persalinan, baik bagi ibu
maupun janin sehingga angka kejadian AKI dapat ditekan semaksimal mungkin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
program.
Tujuan Ante Natal Care
a Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
b
Tujuan Khusus
-
Menyediakan
pelayanan
antenatal
terpadu,
komprehensif
dan
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan meliputi halhal sebagai berikut:
a Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
b
c
d
kehamilan.
Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman.
Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi.
Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan.
Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
Perencanaan persalinan
Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4), usia kehamilan 2836 minggu dan setelah 36minggu sampai lahir.Tujuannya adalah :
proteinuria)
Ukur tinggi fundus uteri. Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin
sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24
minggu.
Hitung denyut jantung janin (DJJ). Penilaian DJJ dilakukan pada akhir
trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat
kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan
masalah lain.
Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Untuk mencegah terjadinya
tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat
kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat
ini.
Beri tablet tambah darah (tablet besi). Untuk mencegah anemia gizi
besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet
trimester ketiga).
Pemeriksaan darah Malaria. Semua ibu hamil di daerah endemis
Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining
pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria
tidak
mempengaruhi
kesehatan
janin.
Selain
rujukan.
KIE Efektif.
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
- Kesehatan ibu Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu
hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9- 10
-
kesehatan.
Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai
tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas
misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar
cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda
bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke
dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet
-
dan seterusnya.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif Setiap ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang
penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi
berusia 6 bulan.
KB paska persalinan Ibu hamil diberikan pengarahan tentang
pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan
dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga.
Imunisasi Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum. k.
Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasiauditori dan pemenuhan
kehamilan.
Jenis Pelayanan ANC
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :
a Anamnesa ANC
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
1 Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
2 Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah
kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
Muntah berlebihan. Rasa mual dan muntah bisa muncul pada
kehamilan muda terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya
hilang setelah kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu
dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak
Cepat lelah. Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya
timbul rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang
biasanya terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu menderta kurang
darah.
Sesak nafas atau sukar bernafas. Pada akhir bulan ke delapan ibu
hamil sering merasa sedikit sesak bila bernafas karena bayi menekan
paru-paru ibu. Namun apabila hal ini terjadi berlebihan maka perlu
diwaspadai.
Keputihan yang berbau. Keputihan yang berbau merupakan salah
4
5
6
antihipertensi,
sebagainya.
Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat
gizinya.
10 Menanyakan
kesiapan
menghadapi
persalinan
dan
menyikapi
didampingi
suami
atau
keluarga
terdekat.
ibu melahirkan.
Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar
b Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis
pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis
(kejiwaan) ibu hamil.
dapat ditingkatkan.
Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang efektif.
KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari
pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk
membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya.
korporis.
10 Gambaran Klinis Tinea Korporis
Gambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi
yang aktif dengan perkembangan kearah luar, bercak-bercak bisa melebar dan
jamur. Gunakan sandal yang terbuat dari bahan kayu dan karet
b. Medikamentosa
Pengobatan tinea korporis terdiri dari pengobatan lokal dan
pengobatan sistemik. Pada tinea korporis dengan lesi terbatas,cukup
diberikan obat topikal. Lama pengobatan bervariasi antara 1-4 minggu
bergantung jenis obat. Obat oral atau kombinasi obat oral dan topikal
diperlukan pada lesi yang luas atau kronik rekurens. Anti jamur topikal
yang dapat diberikan yaitu derivate imidazole, toksiklat, haloprogin dan
tolnaftat. Pengobatan lokal infeksi jamur pada lesi yang meradang disertai
vesikel dan eksudat terlebih dahulu dilakukan dengan kompres basah
secara terbuka. Pada keadaan inflamasi menonjol dan rasa gatal berat,
kombinasi antijamur dengan kortikosteroid jangka pendek akan
mempercepat perbaikan klinis dan mengurangi keluhan pasien.
Pengobatan Topikal Pengobatan topikal merupakan pilihan utama.
Efektivitas obat topikal dipengaruhi oleh mekanisme kerja,viskositas,
hidrofobisitas dan asiditas formulasi obat tersebut. Selain obat-obat
klasik, obat-obat derivate imidazole dan alilamin dapat digunakan
untuk mengatasi masalah tinea korporis ini. Efektivitas obat yang
termasuk golongan imidaol kurang lebih sama. Pemberian obat
dianjurkan selama 3-4 minggu atau sampai hasil kultur negative.
Selanjutnya dianjurkan juga untuk meneruskan pengobatan selama 710 hari setelah penyembuhan klinis dan mikologis dengan maksud
mengurangi kekambuhan. Pada ibu hamil, aman menggunakan
BAB III
DESKRIPSI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. P
Usia
: 35 tahun
Pendidikan
: SMK
Alamat
Tanggal Kunjungan
: 24 September 2016
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama :
Pasien datang untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.
Pasien merasakan gatal di bagian perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan gatal di bagian perut yang timbul sejak 2 minggu
yang lalu. Gatal semakin bertambah sejak 4 hari yang lalu terutama saat
pasien berkeringat. Pasien belum mengkonsumsi obat apapun untuk
mengurangi keluhannya. Sebelumnya pasien tidak mengkonsumsi
makanan atau obat apapun di luar kebiasaannya. Bengkak-bengkak pada
kaki (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), keluar darah dari alat kelamin
(-), demam (-), batuk (-), pilek (-), kram perut (-), minum suplemen
penambah darah (+), tekanan darah tinggi (-). Keluhan lainnya (-).
Menarkhe usia 13 tahun.
Siklus menstruasi teratur (28 hari)
HPHT : 25 Mei 2016
HPL : 2 Maret 2017
UK : 17 minggu 3 hari
3. Riwayat Obstetri : G5P4A0
Anak
1
2
3
4
5
Keadaan sekarang
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Hipertensi (-)
Diabetes Melitus (-)
Asma (-)
6. Riwayat Imunisasi TT : Imunisasi TT sudah lengkap (5x)
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran
2. Keadaan Umum
3. TB
4. BB
5. IMT
6. LILA
7. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu
8. Status Generalisata
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
: compos mentis
: baik
: 158 cm
: 60 kg
: 24,03 kg/m2
: 29 cm
: 130/90 mmHg
: 88 x/ menit, reguler, isi cukup
: 20 x/ menit, reguler
: 36,5 C
: normocephal, konjunctiva pucat (-), sklera ikterik (-)
: tidak tampak pembesaran
: I : simetris, retraksi (-/-)
P : pengembangan dada simetris, NT (-)
P : sonor (+/+)
A : vesikuler (+/+), RBK (-/-), wheezing (-/-), S1-S2
reguler, murmur (-), gallop (-)
: Dilakukan pemeriksaan palpasi
TFU
setengah
simphysis
pubis
umbilikus,
ballotement (+)
Status lokalis: plakat eritema berbatas tegas dengan tepi aktif (central
healing) berukuran 5x5x1 cm di regio abdomen
D. Diagnosis Kerja
G5P4A0, 17 minggu, belum dalam persalinan dengan tinea corporis
E. Manajemen Kasus
persalinan tiba.
Tetap melanjutkan pola makan sehat dan seimbang agar nutrisi ibu dan janin
cukup.
Meminta pertolongan tenaga medis jika ada perdarahan, gerakan janin kurang,
bengkak-bengkak di tungkai, mual dan muntah berlebihan sampai tidak dapat
melakukan aktivitas harian yang biasanya atau terasa kenceng-kenceng
(kontraksi) di perut.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1
2
4
5
6
2004.
Prawirohardjo
Prawirohardjo ; 2009.
Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi
S.
Buku
Ilmu
Kebidanan.
Jakarta
Penerbit
2003.
Alimul, A.H. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
LAMPIRAN