You are on page 1of 11

Mekanisme Kerja Jantung pada Manusia

Puteri Nabella
102013177
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
putri_nabela19@yahoo.co.id

Abstrak
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan
dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) dan ruang sebelah bawah
(ventrikel). Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada
jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen
ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya
dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memelihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
Kata kunci: Jantung, sistem kardiovaskular, atrium, dan ventrikel.
Abstract
The heart is a hollow muscular organ located in the center of the chest. The right and
left heart each have an upper chamber (atrium) and lower chamber (ventricle). So that blood
flows only in one direction, then the ventricle has one valve at the entrance and a valve on the
way out. The main function of the heart is to supply oxygen to the body and cleanse the body
from the metabolism (carbon dioxide).

The cardiovascular system is the organ of blood circulation consisting of heart, blood
components and blood vessel function is to provide and drain the supply of oxygen and nutrients
throughout the body that need the body's metabolic processes. Cardiovascular system requires
many varied mechanisms that can respond to the activity of regulatory functions of the body, one
of which is to increase the activity of the blood supply that network activity can be met. In the
severe circumstances, the blood flow, more directed to the vital organs such as the heart and
brain serves to maintain and sustain the circulation system itself.
Key word: Heart, cardivascular system, atrium, and ventricle.
Pendahuluan
Jantung mempunyai 4 kamar. Bagian atas disebut atrium atau serambi, yang dibagi atas
serambi kanan dan kiri; sedangkan bagian bawah disebut ventrikel atau bilik, yang terbagi atas
bilik kanan dan kiri. Hubungan antara atrium dan ventrikel serta ventrikel dan pembuluh darah
diperantarai oleh katup. Katup-katup ini bekerja menjaga agar proses pengaliran darah secara
normal tidak bisa terbalik. Itulah kegunaan dari 4 buah katup yang ada dalam jantung, tepatnya
dua katup terakhir merupakan katup antara jantung dan pembuluh darah. Jadi darah hanya
mengalir satu arah saja yaitu pada saat jantung berkontraksi.1
Jantung tersusun atas otot yang bersifat khusus dan terbungkus oleh sebuah membrane
yang disebut pericardium. Membran itu terdiri atas dua lapis, yaitu pericardium visceral adalah
membran serosa yang lekat sekali pada jantung dan pericardium parietal adalah lapisan fibrosa
yang terlipat keluar dari basis jantung dan membungkus jantung sebagai kantong longgar.
Karena susunan ini maka jantung berada di dalam dua lapis kantong perikardium, dan di antara
dua lapisan itu ada cairan serosa. Karena sifat meminyaki dari cairan itu maka jantung dapat
bergerak bebas. Di sebelah dalam jantung dilapisi oleh endotelium. Lapisan ini disebut
endokardium. Katup-katupnya hanya merupakan bagian yang lebih tebal dari membran ini.
Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding ventrikel paling tebal dan dinding di sebelah
kiri lebih tebal dari dinding ventrikel sebelah kanan, sebab kekuatan kontraksi dari ventrikel kiri
jauh lebih besar dari yang kanan. Dinding atrium tersusun atas otot yang lebih tipis.2
Struktur Makroskopis Jantung
2

Jantung manusia terdapat di dalam rongga dada, terbaring miring di atas sekat rongga
badan dalam keadaan terbungkus oleh selaput yang dinamakan pericardium. 3 Pericardium
merupakan pembungkus jantung yang berfungsi sebagai pelindung jantung dari serangan atau
penyebab penyakit, dan bila jantung sendiri kurnag berfungsi maka pericardium membantunya.
Oleh karena pericardium mewakili fungsi jantung.4
Pericardium yang menutup jantung terdiri dari dua lapisan, yang dalam melekat pada otot
jantung disebut pericardium visceral dan yang luar pericardium parietale.3 Dua sinus yang
terpenting terletak di antara lapisan parietalis dan viseralis antara lain sinus transverses yang
terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior serta truncus pulmonalis dan aorta di
anterior. Sinus obliquus terletak di belakang atrium, sinus di batasi oleh v. cava inferior dan vv.
Pulmonalis. Pasokan darah pericardium dari cabang-cabang pericadiacophrenicus dan a.
thoracalis interna. Pericardium fibrosa dan lapisan parietalis dari pericardium serosa dipersarafi
oleh n. phrenicus.5 Jantung di bagi oleh septa ventrikal menjadi empat ruangan, yaitu atrium
dexrtra, atrium sinistra, ventriculus dextra, dan ventriculus sinistra. Atrium dextra terletak
anterior terhadap ventriculus sinistra, dan ventriculus dextra anterior terhadap ventriculus
sinistra.6
Atrium Dextra
Terdiri dari atrium propia dan auricula dextra. Atrium propria merupakan ruang diantara
dua vena cava dan ostium atrioventricularis. Sedangkan auricular dextra merupakan kantung
diantara v. cava superior dan ventriculus dextra. Pada permukaan dalam auricular terdiri superior
susunan otot seperti mata sisir disebut m. pectinati. Dibagian dalam atrium dextra dapat dijumpai
beberapa lubang, yaitu ostium v. cava superior, ostium v. cava inferior, sinus coronarius, dan
foramina benarum minimarum. Ostium v. cava superior bermuara pada bagian posterior dari
sinus venarum. Ostium ini tidak mempunyai valvula. Ostium v. cava inferior mempunyai valvula
yang disebut valvula v. cava inferior. Valvula ini terjadi dari peninggian lipatan endocardium
yang melekat pada sisi ventral dan sinistra tepi ostium v. cava inferior.
Sinus coronarius bermuara pada atrium dextra diantara v. cava inferior dan foramen
atrioventricularis dextra. Mempunyai katup, yaitu valvula sinus coronarius yang akan menutup
jika atrium dextra berkontraksi sehingga darah tidak dapat masuk ke dalam sinus coronarius.
Pada dinding dorsal dari atrium dextra terdapat suatu septum yang mempunyai bangunan
3

rudimeter dari foramen ovale yang disebut foramen ovalis. Foramen ovalis dibentuk oleh muara
kedua vena cava dan muara sinus coronarius. Dibagian tepinya terdapat penonjolan yang
menetap pada orang dewasa disebut limbus fossa ovalis. Fungsinya untuk mengarahkan v. cava
superior menuju ke ostium atrioventricularis dextra.6
Ventriculus Dextra
Ventriculus dextra menempati sebagian besar dari facies ventralis (sternocostalis). Batas
dextra yaitu sulcus coronarius, batas sinistra yaitu sulcus longitudinalis anterior, batas superior
yaitu conus arteriosus dengan truncus pulmonalis dan inferiornya membentuk margo acutus.
Pada ventriculus dextra terdapat dua lubang, yaitu ostium atrioventricularis dextra dan ostium
truncus pulmonalis. Ostium atrioventricularis dextra merupakan aperture berbentuk oval dengan
diameter 4cm, dan dikelilingi oleh cincin fibrosa yang kuat dan padanya melekat valvula
tricuspidalis. Valvula tricuspidalis sama dengan atrioventricularis dextra mengelilingi ostium
dengan lembaran tipis seperti daun mengarah ke ventrikel.
Valvula tricuspidalis terdiri dari 3 daun yang disebut cuspis anterior, cuspis posterior, dan
cuspis medialis. Pada permukaan atrium dan cuspis licun ditutupi olej endocardium dari atrium,
sedangkan permukaan ventrikelnya ireguler tepi bebasnya bergerigi dan dilekati oleh chorda
tendinae. Chorda tendinae ini berfungsi untuk mencegah tekanan balik dan reguitasi darah ke
dalam atrium selama fase sistolik. Ostium truncus pulmonalis merupakan lubang yang bulat
terdapat pada puncak conus arteriosus. Ostium ini terletak disebelah superior dan sinistra dari
ostium atrioventricularis dextra dan menutupi septum interventricularis.6
Atrium Sinistra
Disebelah dorsal superior antara atrium dextra dan sinistra tidak jelas. Sedangkan di
sebelah ventral superior dilewati oleh aorta dan truncus pulmonalis. Atrium sinistra mempunyai
dua bagian, yaitu atrium propia yang terdapat muara 4 vv. Pulmonales, pada masing-masing sisi
bermuara 2 vena. Muara vv. Pulmonales ini tidak mempunyai katup. Pada septum interatriorum
terdapat cekungan yang tepinya dibatasi oleh peninggian yang mengelilingi valvula foramen
ovalis sisa dari septum primum yang bersatu menutup lubang foramen ovale pada waktu bayi
lahir. Sedangkan auricular sinistra berbentuk panjang, sempit, dan lebih melengkung

dibandingkan dengan dextra. Di dalam permukaannya terdapat rigi muscular yang disebut m.
pectinati.6
Ventriculus Sinistra
Pada permukaan ventriculus sinistra terdapat dua lubang, yaitu ostium atrioventricularis
sinistra dan ostium oarticum. Ostium atrioventricularis sinistra sama dengan bagian dextra pada
cuspis melekan chorda tendinae yang berjumlah sedikit. Trabecula carnae sana dengan yang
dextra tetapi berjumlah lebih banyak dan tebal terutama di daerah apex dan dinding dorsal
jantung. Ostium aorticum merupakan lubang bulat disebelah ventral dan dextra dari ostium
atrioventricularis sinistra, mempunyai katup semilunaris.6
Struktur Mikroskopik Jantung
Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium
(serambi), dan dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).7 Dinding jantung
mempunyai tiga lapisan utama, yaitu endokardium, yang sesuai dengan tunika intima;
miokardium, yang sesuai dengan tunika media; dan epikardium yang sesuai dengan tunika
adventisia, hal ini seperti di pembuluh darah.8
Ciri khas dinding atrium yang mempunyai endokardium tebal. Dibawah endokardium
terdapat lapisan subendokardium yang merupakan jaringan ikat longgar. Lapisan ini memisahkan
endokardium dan miokardium di bawahnya. Miokardium terdiri atas jaringan otot jantung.
Epikardium merupakan pericardium viseral, berupa epitel selapis gepeng. Antara miokardium
dan epikardium terdapat jaringan ikat longgar yang biasanya dipenuhi jaringan lemak.
Valvula (katup) antrioventrikular mempunyai kerangka jaringan ikat padat fibrosa. Katup ini
terletak pada pintu penghubung atrium dan ventrikel. Permukaan katup yang menghadap atrium
dilapisi oleh endokardium yang tebal, sedangkan yang menghadap ke ventrikel dilapisi oleh
endokardium yang tipis. Pada pangkal katup dan menyatu dengan katup itu terdapat jaringan
fibrosa yang membentuk annulus fibrosus yaitu cincin jaringan ikat fibrosa yang melingkari
pintu penghubung atrium dan ventrikel tempat melekat katup jantung tadi.
Terlihat pada sajian ini terdapat serat purkinje jantung yang terletak dalam lapisan
subendokardium dan terkadang ditemukan di antara serat otot jantung. Pada perbatasan antara
atrium dan ventrikel, di luar epikardium dapat terlihat potongan arteri koronaria dan vena
5

koronaria. Dinding arteri koronaria berbeda dari arteri pada umumnya karena susunan
dindingnya khusus. Tunika medianya terpisah menjadi dua dan lebih tebal dibandingkan dengan
dinding arteri yang setingkat. Sekitar pembuluh ini terdapat jaringan lemak dan kelompokan
ganglion otonom.8
Vaskularisasi Extremitas Inferior
Di daerah pinggang darah dari aorta dialirkan melalui arteri renalis ke ginjal kiri kanan,
lalu di panggul bercabang menjadi dua arteri illiaca externa yang masing-masing menuju tungkai
kanan dan kiri. Selain itu, dari cabang kanan dan kiri akan dipercabangkan juga pembuluh darah
yang mengurus organ di panggul, termasuk organ atau alat reproduksi (a. testicularis pada pria
dan a. avarica pada wanita).9
Arteri-arteri di Kaki
Setelah melewati daerah pelvis, arteri iliaca selanjutnya menjadi arteri femoralis, yang
bergerak turun di sebelah anterior paha. Arteri femoralis mengalirkan darah ke kulit dan otot
paha dalam. Pada bagian bawah paha, arteri femoralis menyilang di posterior dan menjadi arteri
poplitea. Di bawah lutut, arteri poplitea terbagi menjadi arteri tibialis anterior dan arteri tibialis
posterior. Arteri tibialis anterior bergerak turun di sebelah depan dari kaki bagian bawah menuju
bagian dorsal/punggung telapak kaki dan menjadi arteri dorsalis pedis. Arteri tibialis posterior
bergerak turun menyusuri betis dari kaki bagian bawah dan bercabang menjadi arteri plantaris di
dalam telapak kaki bagian bawah.9
Vena-vena di Kaki
Darah yang meninggalkan kapiler-kapiler di setiap jari kaki akan bergabung dan
membentuk jaringan vena plantaris. Jaringan plantar mengalirkan darah menuju vena dalam kaki
(yaitu vena tibialis anterior, vena tibialis posterior, vena poplitea, dan vena femoralis). Vena
safena magna dan vena safena parva superfisial akan mengalirkan darah di telapak kaki dari
arkus vena dorsalis menuju vena poplitea dan vena femoralis.9

Sirkulasi Darah

Jantung adalah organ utama sirkulasi darah. Aliran darah dari ventrikel kiri melalui arteri,
arteriola dan kapiler kembali ke atrium kanan melalui vena disebut peredaran darah besar atau
sirkulasi sistemik. Aliran dari ventrikel kanan, melalui paru-paru, ke atrium kiri adalah peredaran
kecil atau sirkulasi pulmonal.2
Sirkulasi Sistemik
Darah meinggalkan ventrikel kiri jantung melalui aorta, yaitu arteri terbesar dalam tubuh.
Aorta ini bercabang menjadi arteri lebih kecil yang menghantarkan darah ke berbagai bagian
tubuh. arteri-arteri ini bercabang dan beranting lebih kecil lagi hingga sampai pada arteriola.
Arteri-arteri ini mempunyai dinding yang sangat berotot yang menyempitkan salurannya dan
menahan aliran darah. Fungsinya adalah mempertahankan tekanan darah arteri dengan jalan
mengubah-ubah ukuran saluran, dan mengatur aliran darah dalam kapiler. Dinding kapiler sangat
tipis sehingga dapat berlangsung pertukaran zat antara plasma dan jaringan intertisial. Kemudian
kapiler-kapiler ini bergabung dan membentuk pembuluh lebih besar yang disebut venula, yang
kemudian juga bersatu menjadi vena, untuk menghantarkan darah kembali ke jantung. Semua
vena bersatu dan bersatu lagi hingga terbentuk dua batang vena, yaitu vena cava inferior yang
mengumpulkan darah dari badan dan anggota gerak bawah, dan vena cava superior yang
mengumpulkan darah dari kepala dan anggota gerak atas. Kedua pembuluh darah ini
menuangkan isinya ke dalam atrium kanan jantung.2
Sirkulasi pulmonal
Darah dari vena tadi kemudian masuk ke dalam ventrikel kanan yang berkontraksi dan
memompanya ke dalam arteri pulmonalis. Arteri ini bercabang dua untuk mengantarkan
darahnya ke paru-paru kanan dan kiri. Darah tidak sukar memasuki pembuluh-pembuluh darah
yang mengaliri paru-paru. Di dalam paru-paru setiap arteri membelah menjadi arteriola dan
akhirnya menjadi kapiler pulmonal yang mengitari alveoli di dalam jaringan paru-paru untuk
memungut oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Kemudian kapiler pulmonal bergabung menjadi vena dan darah dikembalikan ke jantung oleh
empat vena pulmonalis. Dan darahnya dituangkan ke dalam atrium kiri. Darah ini kemudian
mengalir masuk ke dalam ventrikel kiri. Ventrikel ini berkontraksi dan darah dipompa masuk ke
dalam aorta. Maka kini mulai lagi peredaran darah pulmonal.
7

Edema pulmonal menyertai kegagalan jantung sisi kiri. Cairan jaringan berkumpul dalam paruparu dan paru-paru ini menjadi berfungsi lemah. Edema pulmonal juga dapat terjadi pada pasien
yang overhidrasi (mendapat cairan berlebihan), paru-paru menjadi penuh air dan ada
kemungkinan ia tenggelam dalam edema paru-parunya sendiri.2
Aliran darah bayi dalam kandungan berbeda dengan manusia yang sudah lahir. Selama
dalam kandungan ibu, sebagian darah bayi dialirkan melalui pembuluh nadi di tali ari (umbilicus)
menuju placenta. Di sana darah akan melepaskan sisa pembakaran melalui proses penyerapan
oleh darah ibu dan mengambil oksigen serta makanan yang berasal dari darah ibu.
Dari placenta darah dialirkan melalui pembuluh balik tali ari (vena umbilicus) ke hati untuk
diolah, tetapi karena hati belum berfungsi dan kandungan makanan sudah selesai diolah oleh hati
ibu, darah langsung dialirkan ke serambi kanan jantung. Sebagian darah dialirkan ke bilik kanan
dank e paru-paru, tetapi sebagian besar dialirkan ke serambi kiri melalui sebuah lubang. Lubang
itu, foramen ovale, memang disediakan untuk keperluan tersebut dan pada keadaan normal akan
segera menutup setelah bayi dilahirkan. Kegagalan menutup lubang ini merupakan salah satu
kelainan jantung bocor pada anak-anak.
Sebagian darah yang dialirkan ke paru-paru akan dialirkan ke pembuluh nadi utama yang
menurun (aorta descendens) melalui saluran bernama ductus Botalli karena paru-paru belum
berfungsi. Saluran ini juga harus menutup setelah lahir dan kegagalannya merupakan
kemungkinan lain dari penyebab jantung bocor. Masih ada beberapa kelainan akibat kegagalan
pertumbuhan yang dapat menyebabkan gejala jantung bocor, tetapi tidak dibicarakan di sini.
Karena darah yang dialirkan lewat saluran ini berasal dari bilik kanan jantung, darah yang
dialirkan ke tubuh itu sudah tercampur dengan sisa pembakaran tubuh yang akan diangkut ke
placenta. Dengan demikian, darah paling bersih atau paling baik dilahirkan terutama ke otak
bayi dalam kandungan.10
Cara Kerja Jantung
Jantung memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh jaringan tubuh dengan kontraksi
yang sangat teratur dan berurutan. Ada perbedaan waktu kontraksi atrium dan ventrikel yang
menyebabkan darah bisa mengalir ke atrium ke ventrikel. Agar jantung bisa bekerja sempurna,
ke empat ruangan jantung mesti berkontraksi secara terorganisasi (tidak bersamaan). 1 Kontraksi
otot jantung terjadi akibat rangsangan yang berasal dari bagian tertentu jantung. Rangsangan
8

berasal dari lokasi yang menghasilkan denyut listrik yang terdapat di atrium kanan (SA node)
dan di pertemuan atrium dan ventrikel di garis tengah (AV node).
Dengan demikian, jantung mempunyai kemampuan untuk mengatur kontraksinya sendiri.
Walaupun demikian, SA node dan AV node itu masih berada di bawah pengaruh sistem saraf
tidak sadar (saraf otonom). Denyut jantung akan bertambah cepat atau berkurang sesuai
pengaturan saraf ini yang antara lain dipengaruhi juga oleh emosi. Selain itu, ada reseptor yang
memonitor tekanan darah yang dibutuhkan oleh organ tertentu, seperti otak dan ginjal. Jika salah
satu organ itu kekurangan darah, akan dikirim sinyal yang pada akhirnya merangsang AV node
dan SA node mengirim impuls lebih kuat kepada otot jantung.
Untuk dapat berfungsi dengan baik, otot jantung mendapat oksigen dan nutrisi yang
dihantarkan a. coronaria. Penyumbatan arteri ini dapat mematikan jaringan otot yang diurusnya.
Karena kekuatan kontraksi otot ditentukan oleh banyaknya rangsangan yang dapat mengaktifkan,
dalam keadaan darurat yang disertai ketakutan yang sangat seseorang akan mampu mengaktifkan
saraf dan serabut otot secara maksimal. Pada situasi demikian tidak jarang orang tanpa sadar
menunjukklan kekuatan yang luar biasa.10
Fase Potensial Aksi Jantung
Fase 0, depolarisasi cepat (fast sodium channel): terjadi pemasukan cepat Na + dari luar
sel ke dalam sel melalui saluran Na+. ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk
ke dalam sel melalui saluran Ca++. Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung
ditandai dengan kompleks QRS pada elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya terjadi repolarisasi
segera yang terdiri dari 3 fase (fase 1, 2, dan 3). Fase 1, repolarisasi dini: Saluran Na + akan
menutup sebagian sehingga memperlambat aliran Na+ ke dalam sel. Pada saat bersamaan, Cl masuk ke dalam sel dan K+ keluar melalui saluran K+. Alhasil terjadi penurunan jumlah ion
positif dalam sel yang menimbulkan gelombang defleksi negative kecil pada kurva potensial
aksi. Fase 2, fase plateau terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca ++. Ion
K+ terus keluar melalui saluran K+. fase ini ditandai dengan segmen ST pada EKG. Fase 3,
repolarisasi cepat akhir: terjadi downslope potensial aksi, dimana K+ bergerak cepat keluar sel.
Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehinggan Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel.
Pengeluaran cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam sel menjadi negative. Hal ini
menjelaskan terjadinya gelombang T (repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran K +
9

dihambat, terjadi pemanjangan potensial aksi. Fase 4, resting membrane potential: kembali pada
keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak di dalam sel serta K+ banyak di laur sel. Pompa Na+ K+
akan diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan memasukan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami
polarisasi (siap untuk stimulus berikutnya).11
Enzim Jantung
Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis) ada enzim-enzim tertentu yang dikeluarkan ke
dalam darah. Enzim tersebut adalah keratin kinase (CK), serum asparat amino transeferase
(AST) atau SGOT (serum glutamic-oxaloacetic transminase), lactic aciddehydrogenase (LDH).
Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infark miokard akut dapat membantu dalam
penentuan diagnosis. Akan tetapi, peningkatan enzim-enzim ini tidak terbatas pada kerusakan
sel-sel miokardium, tetapi juga dapat meningkat apabila ada kerusakan pada sel-sel hati, ginjal,
otak, paru, vesika urinaria, atau usus. Agar pemeriksaan enzim-enzim ini dapat spesifik, untuk slsel miokardium, enzim dipecahkan. Pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mengetahui
kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, kolesterol, serta fungsi ginjal (ureum,
kreatinin, dan elektrolit seperti natrium dan kalium) serta fungsi hati (SGOT dan SGPT).
Penderita serangan jantung juga perlu melakukan pemeriksaan kadar enzim jantung,
seperti troponin dan CK-MB. Peningkatan kadar enzim jantung yang signifikan merupakan
pertanda kerusakan otot jantung. Kenaikan kadar enzim jantung berkorelasi dengan seberapa
parahnya serangan jantung.12
Kesimpulan
Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium dan
dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel. Jantung berfungsi menyediakan oksigen ke
seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Gangguan pada
sistem kerja jantung, gangguan jantung, dan gangguan kerja enzim pada jantung dapat
menyebabkan gangguan pada jantung seperti gagal jantung.

Daftar Pustaka

10

1. Tapan E. Kesehatan keluarga penyakit degenerative. Jakarta: Elex Media Komputindo;


2005; h. 7-8
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2009; h. 121-4,
128-9
3. Wibowo SD. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2011; h. 55-6
4. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2011; h. 14-5
5. Anderson PD. Latihan dan panduan belajar: anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
Jakarta: EGC; 2011; h. 61-8
6. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC; 2010; h. 102-12
7. Nurachamach E. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika; 2009; h. 20-5
8. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum: kumpulan foto mikroskopik
histology. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2011; h.73-6
9. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2003; h. 154-206
10. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia Jakarta: Grasindo; 2008; h. 40-1, 53-4
11. Dharma S. Sistematika interpretasi EKG. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009; h. 4
12. Gray HH, Dawkins DK. Lecture notes on cadiology. Jakarta: Erlangga; 2011; h. 87-8

11

You might also like