You are on page 1of 16

MAPABA IV

Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015
MANUAL ACARA MAPABA IV
( Masa Penerimaan Anggota Baru IV )
PR. PMII RESTART UNISLA Veteran

1|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015
Waktu

Acara/Materi

Pj/ Pemateri

Jumat, 13November 2015


13.00 15.00

CheckingPeserta

Panitia

15.00 16.30
16.30 18.30

Pemberangkatan Peserta
Ishoma

All
Panitia

18.30 20.00

Opening Ceromoni (MAPABA IV)

Fasilitator

20.00 21.30
21.30 21.45
21.45 23.15
23.15 23.30

Ke PMII - an
Review
ASWAJA
Review

Ach Lutfi Murfikin


Fasilitator
Ahmad Wahyun K
fasilitator

23.30 04.00

Istirahat

All

KE
-

SABTU, 14November 2015


04.00 04. 30
05.00 06.00

Praying subuh
Senam pagi

All
Sie Acara

06.00 07.30

Breakfast

Sie Konsumsi

07.30 09.00

Antropologi kampus

Ary Prastia

09.00 09.15

Review

Fasilitator

09.15 10.45

Ke- Organisasian

Agus Purnomo

11.00 11.15

Review

Fasilitator

11.15 12.45

NDP

M Rofian

12.45 13.00

Review

Fasilitator

13.00 14.00

Ishoma

All

14.00 15.30

Islam Indonesia

Achmad Faza M

15.30 15.45

Review

Fasilitator

15.45 17.15
17.15 17.30

Muatan Lokal
Review

Ali Mashudi
Fasilitator

17.30 19.00

Ishoma

All

19.00 20.30

Gender

Setiawan

20.30 20.45

Review

Fasilitator

20.45 22.15

General Review

M Zainal Abidin

00.00-01.00

Minggu, 15November 2015


Persiapan Kontemplasi

All

01.00-04.00

Kontemplasi

PC PMII Lamongan

04.00-05.00

Praying Shubuh

All

05.00-06.30
06.30-07.30
07.30-08.30

Prepare
Breakfast
Rencana Tindak Lanjut (RTL)

All
All
Fasilitator

08.30-09.30

Clossing Ceremony MAPABA IV

All

PMII-AN
PMII dilahirkan pada 17 April 1960 di Surabaya sebagai organisasi underbow Partai NU.
Dalam perkembangannya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia menjadi organisasi independen dan
menekankan diri sebagai organisasi pergerakan, dengan tujuan terbentuknya pribadi muslim Indonesia
yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam
mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Makna filosofis PMII :
Pergerakan : Dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan
idealnya berkontribusi bagi alam sekitarnya.
Mahasiswa
: Golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang
mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri
sebagai insane religius, dinamis, sosial dan mandiri. Dari identitas diri tersebut

2|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

Islam

Indonesia

terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, social kemasyarakatan dan


individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan Negara.
: Islam sebagai agama dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunnah
waljamaah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara
proporsional antara iman, Islam dan ihsan yang di dalam pola piker, sikap dan
perilakunya tercermin sifat-sifat selektif, akomodatif dan integrative.
: masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan
ideology bangsa yaitu pancasila dan UUD 45 dengan kesadaran kesatuan dan
keutuhan bangsa dan Negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke yang
diikat dengan kesadaran wawasan nusantara.

Secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan melahirkan
kader-kader bangsa yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT,
dan atas dasar kesadaran berkiprah mewujudkan peran ketuhanannya membangun masyarakat bangsa
dan Negara Indonesia menuju satu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam ampunan dan
ridlo Allah SWT.
Identitas dan Citra Diri PMII
Identitas PMII adalah cerminan dari kualitas kader PMII, seperti empat huruf kata 'PMII',
yaitu Suatu wadah atau perkumpulan organisasi kemahasiswaan dengan label 'Pergerakan' yang Islam
dan Indonesia yang mempunyai tujuan:
Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia Yang;
1. Bertaqwa kepada Allah swt
2. Berbudi luhur
3. Berilmu
4. Cakap, dan
5. Bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya.
6. Komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Rekrutment
Dalam PMII, ada tahapan-tahapan pengkaderan. Untuk tahap pertama dalah MAPABA (Masa
Penerimaan Anggota Baru) sebagai jendela awal untuk bergabung dalam organisasi PMII. Untuk
berikutnya sebagai tindak lanjut ada PKD (Pelatihan Kader Dasar) dilaksanakan oleh
Komisariat/Cabang, merupakan persyaratan untuk bisa menjadi pengurus komisariat/cabang. Dan
diteruskan dengan PKL (Pelatihan Kader Lanjutan), dilaksanakan oleh pengurus cabang, merupakan
persyaratan untuk menjadi pengurus cabang/pengurus koordinator cabang.

3|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

Struktural Organisasi
Pengurus Rayon (PR) berpusat di Fakultas
Pengurus Komisariat (PK) berpusat di Kampus/ Perguruan Tinggi
Pengurus Cabang (PC) berpusat di Kabupaten
Pengurus Koordinator Cabang (PKC) berpusat di Ibu Kota Provinsi
Pengurus Besar (PB) berpusat di Ibu Kota
Deklarasi
Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan Musyawarah Mahasiswa NU yang bertempat di
Sekolah Muamalat NU Wonokromo Surabaya. Peserta Musyawarah dalah perwakilan mahasiswa
dari Jakarta, Bandung, Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Makasar serta perwakilan
senat perguruan tinggi yang dibawah naungan NU. Saat itu perdebatan nama organisasi yang akan
didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny, dari
Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Dan saat itulah nama PMII disepakati, namun
kepanjangan dari P nya menjadi perdebatan lagi, apakah Perhimpunan atau Persatuan. Ahirnya di
sepakatilah P sebagai singkatan dari Pergerakan sehingga muncul nama PERGERAKAN
MAHASISWA ISLAM INDONESIA. Musyawarah ini pula menghasilkan AD/ART (Anggaran
Dasar/ Anggaran Rumah Tangga) organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi
sebagai ketua umum, sahabat M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan sahabat M. Said sebagai
sekretaris umum. Ketiga orang tersebut yang selanjutnya di amanatkan untuk menyusun kelengkapan
kepengurusan PB PMII.Adapun PMII di deklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi
atau bertepatan pada tanggal 17 Syawal 1379 Hijriyah.
Indepedensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya dibawah naungan NU.PMII terikat dengan segala
garis kebijakan partai induknya, yaitu NU.PMII terikat dengan NU baik secara cultural maupun
structural. Independensi PMII di tandai ketika rezim neo-fasis orde baru mulai mengkerdilkan fungsi
partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus
serta organisasi-organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkanmulai kebijakan NKK/BKK,
maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 juli 1971 di Munarjati mulai mencanangkan
independensinya , terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Munarjati). Kemudian
pada kongres tahun 1973 di Ciloto Jawa Barat diwujutkanlan manifestasi independensi PMII.Namun
keterikatan PMII dengan NU secara cultural tidak bisa di lepaskan, bagaimanapun juga PMII adalah
anak kandung dari NU.

Motto PMII
Dzikir, Fikir, Amal sholeh

Tri khidmah PMII


Taqwa, Intelektualitas,Profesionalitas

Tri komitmen PMII


Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan

Eka citradiri PMII


Ulul Albab

4|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)


PERGERAKAN MAHASIWA ISLAM INDONESIA

Mukadimah
Senantiasa memohon dan menjadikan Allah SWT sebagai sumber segala kebenaran dan
tujuan hidup. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berusaha menggali nilai-nilai ideal-moral, lahir
dari pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan dalam bentuk rumusan-rumusan yang
diberi nama Nilai dasar Pergerakan (NDP) PMII. hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti
motivasi pergerakan dan sekaligus memberikan legitimasi dan memperjelas terhadap apa saja yang
akan dan harus dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya
organisasi ini.
NDP adalah tali pengikat (kalimatun sawa) yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam
ranah dan semangat perjuangan yang sama. Seluruh warga PMII harus memahami dan
menginternalisasikan nilai dasar PMII itu, baik secara personal atau secara bersama-sama, dalam
medan perjuangan social yang lebih luas dengan melakukan keberpihakan nyata melawan
ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekerasan, dan tindakan-tindakan negative lainnya. NDP ini,
dengan demikian senantiasa memiliki kepedulian sosial yang tinggi (faqih fi mashalih al-kahliq fi addunya atau faham dan peka terhadap kemaslahaatan mahluk dunia).
BAB I
ARTI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN
ARTI
NDP adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman
(kemerdekaan/tawasuth/al-hurriyah,
persamaan/tawazun/al-musawa,
keadilan/taadul,
toleran/tasamuh) dan ke-Indonesia-an (keberagaman suku, agama dan ras; beribu pulau; persilangan
budaya) dengan kerangka pemahaman Ahlusunnah wal Jamaah yang menjiwai berbagai aturan,
memberi arah, mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan
pembenar mutlak, Islam mendasari, memberi spirit dan lan vital pergerakan yang meliputi cakupan
Iman, Islam, Ihsan dalam upaya memperoleh kesejahteraan hidup didunia dan akhirat.
Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan
Ahlusunnah wal Jamaah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtimai
(perubahan sosial) untuk mendekontruksi sekaligus merekontruksi bentuk-bentuk pemahaman dan
aktualisasi ajaran-ajaran agama toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis transformatif.
FUNGSI
A. Kerangka Refleksi (landasan berpikir)
Sebagai kerangka refleksi, NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai
yang akan memperkuat nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal. Idealideal itu menjadi sesuatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus keberbagaian
ruang dan waktu (muhkamat, qothi). Karenanya, kerangka refleksi ini menjadi moralitas sekaligus
tujuan absolut dalam mendulang capaian-capaian nilai seperti kebenaran, keadilan, kemerdekaan,
kemanusiaan, dll.
B. Kerangka Aksi (landasan berpijak)
Sebagai kerangka aksi, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi
diri, pembelajaran sosial yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual. Kebenaran
faktual itu senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda-beda
dan berubah-ubah, kerangka ini memungkinkan warga pergerakan menguli, memperkuat atau bahkan

5|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

memperbaharui rumusan-rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa
berubah (mutasyabihat, dzanni).
C. Kerangka Ideologis (sumber motivasi)
Menjadi satu rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap kader secara
bersama-sama, sekaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang mendorong proses
kreatif di internal kader secara menyeluruh dalam proses perubahan sosial yang diangankan secara
bersama-sama secara terorganisir.
Menjadi pijakan atau landasan bagi pola pikir dan tindakan kader sebagai insan pergerakan yang aktif
terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan sosial yang memberi tempat bagi
demokratisasi dan penghargaan terhadap HAM.
KEDUDUKAN
a. NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivis pergerakan.
b. NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap
dan bertindak dalam aktivitas pergerakan.
BAB II
RUMUSAN NILAI DASAR PERGERAKAN
TAUHID

Mengesakan Allah SWT. Merupakan nilai paling asasi dalam agama samawi, didalamnya
telah terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia.
Pertama, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-perbuatanNya.
Allah adalah dzat yang fungsional.
Kedua, Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari
alam semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada ghaib.
Ketiga, Oleh karena itu tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu dan menjadi
sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan lewat
perbuatan.
Maka, konsekuensinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan
meneteskan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga merambah
sekelilingnya. Hal ini dibuktikan dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal yang profan dan sakral.

6|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

ISLAM INDONESIA
Berbagai agama dan keyakinan hidup di Indonesia. Sebelum Islam masuk, Hindu
dan Budah sempat menjadi kepercayaan mayoritas di Nusantara. Keduanya, beserta
kepercayaan asli penduduk Nusantara, memberikan dasra sosio-budaya yang kuat di
dalam masyarakat. Konteks sosio-budaya yang telah terbangun itu berbeda dengan
konteks-sosio budaya di Arab Saudi ketika islam diturunkan. Seingga warna Islam yang
diterima dan hidup di Indonesia pun memiliki perbedaan dengan Islam Arab Saudi.
Dalam konteks Madzhab, Islam Indonesia mayoritas menganut Syafii. Islam Indonesia
terbentuk dari pertemuan nilai-nilai universal islam (keadilan, kesederajatan, kasih
sayang) dengan budaya lokal Nusantara.
Islam Indonesia sebagai ekspresi lokal-Nusantara yang bukan saja menjadi
penghayatan ekonomi dan politik. Sedikit yang menyadari, bahwa dalam masa
perkembangannya, Islam merupakan kekuatan cultural yang juga memiliki efek politik
dan ekonomi. Apabila kita melihat secara jernih, Islam di bekas tlatah Nusantara ini,
sangat berbeda dengan Islam yang dihayati dan diamalkan di Timur Tengah atau benua
lain. Islam di Nusantara, khususnya di Indonesia, telah menjadi warna kultur dari satuan
geografis Asia Tenggara. Kita memiliki argumentasi yang kompatibel unutk mengatakan
bahwa Islam telah menjadi identitas geokultural Indonesia.
Kita telah memahami bahwa Indonesia merupakan negeri dengan perlintasan
peradaban. Salah satu peradaban agung yang melintas dan bersemayam di negeri kita ini
adalah Islam. Di negeri ini, sebagai identitas geokultural Islam diserap dan bertemu
dengan peradaban-peradaban lain: Hindu, Budha, peradaban asli Nusantara dan
peradaban modern. Dari serapan-serapan yang selanjutnya mewujud dalam Islam
sebagaimana yang kita hayati inilah, sesungguhnya Islam di Indonesia potensial bangkit
sebagai peradaban yang sama dengan peradaban Timur Tengah, Eropa, Amerika dan Asia
Daratan. Kita menamai itu sebagai islam Indonesia. Islam Indonesia menghayati
pluralitas dan peka terhadap kepentingan kolektif bangsa. Di situlah, tanpa dibebani
dengan embel-emebl simbolisme penerapan Syariah Islam dan dengan penghayatan dan
pengamalan islam sebagaimana kita mulai lakukan sekarang ini, Islam menjadi system
perilaku dalam kehidupan berbangsa.
Islam Indonesia kami serukan di tengah situasi politik nasional yang diwarnai
bangkitnya gerakan revivalisme dan fundamentalisme islam yang bergerak dengan
mengatasnamakan kebebasan di ruang demokrasi. Menurut hemat kami, gerakan-gerakan
tersebut memang memiliki hak hidup di ruang politik Indonesia juga atas dasar
pertimbangan demokrasi. persoalannya adalah gerakan-gerakan yang biasa kita sebut
kanan itu, tidak memahami bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang yang
mengantarkannya berdiri sebagai sebuah bangsa. Mereka juga tidak memahami akar
pertumbuhan Islam di Indonesia, perkembangannya dan prosesnya hingga hingga agama
kita ini menyatu dalam kultur masing-masing masyarakat di bangsa ini. Sehingga di
negeri ini kita mengenal Islam yang dihayati dan diekspresikan sesuai dengan kultur dan
model pemahaman masyarakat setempat. Karena ketidakfahaman tersebut, mereka
mengimpor model-model gerakan Islam dari Mesir dan Pakistan, dua negeri yang secara
geografis dan cultural sangat berbeda dengan kita. Sehingga pemahaman, penghayatan
dan ekspresi Islam di kedua Negara tersebut berbeda dengan kita.
Islam Indonesia yang dibawa oleh Wali Songo menampilkan Islam yang sejuk,
damai, rahmatan lil alamin sampai dengan sekarang. Islam Indonesia yang ala
Ahlussunnah Waljamaah yang berkembang di Indonesia terbukti telah mampu
menjadikan wajah Islam sebagai Islam yang rahmatan lil alamin. Ahlussunnah Wal
Jamaah (aswaja) yang dipelopori oleh Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur AlMaturidy ini mengacu pada :
1. Bidang Aqidah (Tauhid) : Mengacu pada pemikiran-pemikiran Abu hasan Al-Asyari dan Abu
Mansur Al-Maturidi
7|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

2. Bidang Fiqh (Syariah)


: Mengacu pada rumusan-rumusan Fiqh (Hukum Islam) Empat
Madzhab (Imam SyafiI, Hanafi, Maliki dan Hambali)
3. Bidang Tasawuf
: Mengacu pada konsep-konsepnya hujjatul islam Imam Ghazali dan
Imam Junaidi Al-Baghdadi
Prinsip-prinsip Aswaja :
a. Taaddul (Adil)
b. Tasammuh (Toleransi)
c. Tawassuth (Moderat)
d. Tawazun (Seimbang)

ANTROPOLOGI KAMPUS
Sebuah pengantar
Manusia adalah mahluk tuhan yang terbaik yang diberikan akal dan nafsu. Sebagaimana
aristoteles mengklasifikasikan manusia sebagai animal rasional, kesempurnaan yang diberikan oleh
tuhan itulah yang menjadikan manusia dibedakan dengan mahluk lain. Dan dengan kesempurnaan itu
juga tuhan menjadikan manusia sebagai Kholifa Fil Ardi dengan dibekali konsep tuhan yang
termaktub dalam kitab suci Al-Quran sebagai pegangan hidup.
Pengertian Antropologi Kampus
Kata Dasar dari Antropologi berasal dari Yunani yaitu anthros yang berarti manusia dan
logos berarti ilmu. Sederhanya, Antropologi merupakan Ilmu yang mempelajari tetang manusia.
Antropologi sebenarnya kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita apabila di sematkan
dengan kata antropologi budaya, antropologi politik, antropologi agama dan lain sebagainya. Namun
begitu asing ketika kata antropologi itu sendiri disandingkan dengan kata kampus. Karena memang
belum ada suatu cabang yang secara terstruktur dan pembahasan yang tuntas mengenai antropologi
kampus.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai organisasi gerakan mahasiswa menganggap
bahwa kader-kadermya seharusnya dapat memahami bahkan membaca kampus mereka sendiri. Hal
ini penting sebagai pijakan mereka berproses si bangku perkuliahan. Secara garis besar sudah
dipaparkan bahwa antropologi adalah bidang Ilmu yang mempelajari tentang manusia.
Dalam studi kajian antropologi (manusia) mencakup tentang sejarah, perilaku, bentuk fisik
masyarakat, tradisi-tradisi, nilai-nilai dan interaksi antar manusia sampai budaya baru yang dihasilkan
karena interaksi tersebut. Kampus sudah diutarakan diatas bahwa tempat sebagai sarana maupun
prasarana wahana untuk belajar mahasiswa. Jadi secara garis besar antropologi kampus adalah kajian
ilmu yang mempelajari tetang kebudayaan, perilaku, tradisi, nilai-nilai, interaksi dan lain sebagainya
yang dianggap penting dalam dinamika dunia kampus ataupun lingkungan sekitar yang berhubungan
dengan kampus. Esensial Antropologi Kampus Untuk Dunia Pergerakan Sejarah telah mencatat
bahwa perjalanan panjang bangsa Indonesia tidak lepas dari peran serta mahasiswa.
Pada saat ini kita tidak membicarakan manusia secara detail, akan tetapi pembahasan ini akan
lebih kita spesifikasikan pada salah satu obyek antropologi kampus yaitu mahasiswa. Mahasiswa
adalah bagian dari masyarakat yang berpendidikan, sehingga dengan prediket tersebut mahasiswa
disebut Agen Of Change (agen perubahan), dari sini dapat di garis bawahi bahwa perubahan yang
dimaksud adalah perubahan di kalangan masyarakat kearah yang lebih baik, baik dari sektor ekonomi,
pendidikan, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya.

8|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

Mahasiswa sebagai masyarakat berpendidikan tentulah sangat berat tanggungjawabnya, hal ini tertulis
secara jelas dalam Tri Dharma perguruan tinggi bahwa mahasisiwa berkewajiban
1. Mengikuti pendidikan dikampus
2. Melakukan penelitian
3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Tiga aspek ini sangat penting di dalam tatanan proses perubahan dalam masyarakat dan
negara. Dengan demikian dibutuhkan langkah-langkah solutif sebagai formulasi terhadap
kemunduran-kemunduran yang ada di negara ini. Mahasiswa dan pelajar tentunya harus lebih peka
dan lebih bersikap responsip terhadap persoalan di atas, mahasiswa sebagai Agen Of Change harus
bersikap reaksioner dalam menyikapi masalah. Sejarah indonesia mengatakan icon gerakan
kebangsaan adalah mahasiswa dan pemuda. Kalau kita mau jujur dan mengakui bahwa negara kita ini
sebetulnya belum merdeka, hal ini dijelaskan dalam pembukaan UUD 1945, artinya bahwa dalam
suatu negara itu belum merdeka (masih banyak penindasan, keterbelakangan, kemiskinan dsb) berati
perjuangan sampai hari ini belum berakhir.
Seringkali mahasiswa tidak dapat mengimplementasikan ilmu yng di dapatkan dari dunia pendidikan,
ironisnya ketika mereka masih dalam proses pendidikan, masyarakat sudah menunggu mereka sebagai
icon untuk perubahan. Apa yang terjadi dengan mahasiswa kita ?mengapa bisa terjadi demikian?.
Beberapa gambaran di atas menunjukan bahwa maju mundurnya sebuah negara tergantung
pada pemudanya. Kalau kita berkaca pada TRI DHARMA perguruan tinggi maka kita akan melhat
gambaran tentang implementasi nilai-nilai tersebut. Diatas telah disinggung bahwa lemahnya gerakan
mahasiswa terhadap implementasi nilai-nilai TRI DHARMA perguruan tinggi tentu tidak lepas dari
macam-macam tipologi mahasiswa itu sendiri.
Dalam menyikapi semua itu terdapat bermacam macam tipe mahasiwa yang ada dalam
dunia kampus yang sudah dijadikan budaya perilaku, nilai nilai sebagai dasar perilaku yang mana
mereka mempunyai alasan-2 tersendiri mengapa berprilaku seperti itu. Tipologi mahasiswa tersebut
terbagi dalam beberapa kelompok antara lain :
1. Akademis
2. Agamis
3. Apatis ( Tidak mau tahu )
4. Hedonis ( bersikap seenaknya sendiri, hura-hura dsb)
5. Kritis
Dari pengelompokan mahasiswa diatas jelas semuanya ada secara berdampingan tinggal kita
sendiri yang mampu menilai diposisi mana kita berada. PMII sendiri merupakan sebuah organisasi
mahasiswa dengan tipe tipe mahasiswa yang beragam yang mana tetap menjunjung tinggi nilai
suatu perubahan dalam kampus dengan wujud mengawal segala isu isu yang berkembang guna
kepentingan mahasiswa secara umum, tetapi kebanyakan posisi kita sebagai kader PMII berada pada
tipe mahasiswa yang kritis dengan tidak melupakan kewajiban kita sebagai mahasiswa yang akademis
serta tidak lupa pada kewajiban kita sebagai umat yang beragama.

9|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

ASWAJA
SKETSA SEJARAH
Ahlussunnah walJamaah (ASWAJA) lahir dari pergulatan intens antara doktrin dengan sejarah. Di
wilayah doktrin, debat meliputi soal kalam mengenai status Alquran apakah ia mahluk atau bukan,
kemudian debat antara sifat-sifat Allah antara ulama salafiyyun dengan golongan Mutazilah dan
seterusnya.
Di wilayah sejarah, proses pembentukan ASWAJA terentang hingga zaman Khulafaur Rasyidin,
yakni dimulai sejak terjadi perang shiffin yang melibatkan Kholifah Ali bin Abi Tholib RA dengan
Muawiyyah.Bersamaan dengan kekalahan kholifah ke-empat tersebut, setelah dikelabui melalui taktik
arbitrase (tahkim) oleh kubu muawiyyah, ummat islam mulailah islam terpecah kedalam berbagai
golongan. Diantara mereka terdapat Syiah, Khowarij, Jabariyyah, Qadariyyah, Mutazilah, dll.
Indonesia merupakan salah satu penduduk dengan jumlah penganut faham ASWAJA terbesar di
dunia. Mayoritas penduduk yang memeluk islam adalah penganut madzhab Syafii dan sebagian
besarnya tergabung (baiktergabung secara sadar maupun tidak sadar) dalam Jamiyyah Nahdlotul
Ulama yang sejak awal berdiri menegaskan sebagi pengamal islam ala Ahlusunnah walJamaah.
PENGERTIAN
Al-sunnah memilki arti jalan,disamping memiliki arti Al-Hadist. Disambungkan dengan ahl
keduanya bermakna pengikut jalan Nabi, Para Sahabat, dan Tabiin. Al-Jamaah berarti sekumpulan
orang yang memiliki tujuan. Bila dimaknai secara kebahasaan, Ahlussunnah wal Jamaah berarti
segolongan orang yang mengikuti jalan Nabi, Para Sahabat dan Tabiin.NU merupakan ORMAS
islam pertama kali Indonesia yang menegaskan diri berfaham ASWAJA. Dalam konstitusi dasar yang
dirumuskan oleh KH. Hasyim Asyarijuga tidak disebutkan definisi ASWAJA namun tertulis dalam
konstitusi tersebut bahwa aswaja merupakan sebuah faham keagamaan dimana dalam bidang aqidah
menganut pendapat dari Abu Hasan Al-Asyari dan Al- Maturidhi, dalam bidang fiqih menganut pada
salah satu madzhab empat, dan dalam bidang tasawuf menganut pada Imam Junaid al Baghdadi dan
Abu Hamid Al-Ghozali.
ASWAJA SEBAGAI MANHAJ AL-FIKR
Kurang lebih sejak 1995/1997, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia meletakkan aswaja
sebagai manhaj al fikr. Th 1997 diterbitkan sebuah buku saku tulisan sahabat Khotibul Umam Wiranu
berjudul Membaca ulang Aswaja (PB PMII 1997). Konsep dasar yang dibawa dalam aswaja sebagai
manhaj al fikr tidak dapat dilepas dari gagasan KH. Said Aqil Siraj yang mengundang kontroversi,
mengenai perlunya aswaja ditafsir ulang dengan memberikan kebebasan lebih bagi para intelektual
dan ulama untuk merujuk langsung kepada ulama dan pemikir utama yang tesebut dalam pengertian
aswaja.
PMII memandang bahwa aswaja adalah orang-orang yang memiliki metode berfikir keagamaan
yang mencakup semua aspek kehidupan dengan berlandaskan atas dasar moderasi, menjaga
keseimbangan, dan toleran. Aswaja bukan sebuah madzhab melainkan sebuah metode dan prinsip
berfikir dalam menghadapi persoalan-persoalan agama sekaligus urusan sosial kemasyarakatan, inilah
makna aswaja sebagai manhaj al fikr.
Sebagai manhaj alfikr, PMII berpegang pada prinsip-prinsip tawasuth (moderat), tawazun
(netral), taadul (keseimbangan), dan tasamuh (toleran).

10|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

PRINSIP ASWAJA SEBAGAI MANHAJ


Berikut ini adalah prinsip-prinsip aswaja dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi :
1. AQIDAH
2. BIDANG SOSIAL POLITIK
a.Prinsip Syura (musyawarah)
b.Prinsip Al-Adl (keadilan)
c. Prinsip Al-Hurriyyah (kebebasan)
3. BIDANG ISTINBATH AL-HUKM (Pengambilan Hukum Syariah)
4. TASAWUF
Ahlussunnah wal Jamaah sebagai manhaj al fikr bersifat dinamis dan sangat terbuka bagi
pembaruan-pembaruan. Sebagai sebuah metode pemahaman dan penghayatan dalam makna tertentu
ia tidak dapat disamakan dengan metode akademis yang bersifat ilmiah. Dalam metode akademik, sisi
teknikalitas pendekatan di atur sedemikian rupa sehingga menjadi prosedur yang teliti dan nyaris
pasti. Namun demkian dalam ruang akademis pembaharuan atau perubahan sangat mungkin terjadi .

11|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

GENDER

Teori Feminis modern bertolak dari sejumlah pertanyaan sederhana. Bagaimana dengan
perempuan? Di mana posisi perempuan. Bila wanita tak berperan, mengapa? Bila berperan, apa yang
sebenarnya mereka lakukan? Bilamana mereka mengalami situasi?Apa yang mereka sumbangkan
untuk itu? Apa artinya itu bagi mereka? ( Teori Sosiologi Modern, George Ritzer-Douglas J.
Goodman)
Meluruskan Pemahaman
Membicarakan feminisme sangat erat kaitannya dengan sosialisme. Apa yang diungkapkan oleh
George Ritzer-Douglas J. Goodman di atas adalah fenomena feminis kuno yang akan menyebabkan
minoritas pola pikir. Minoritas pola pikir ini adalah terjadinya pengaburan peran wanita dalam situasi
sosial, peran wanita dalam kebanyakan situasi sosial, meskipun penting, masih kurang mendapatkan
penghormatan dan tersubordinasikan peran lelaki. Indikator-indikator semacam itulah yang
menyebabkan pemikiran pengetahuan bahwa wanita selalu berada pada pihak minorotas, telah
terjadinya ketidakadilan, kesenjangan, dan perbedaan peran yang nyata antara laki-laki dan
perempuan.
Nur Amin Samhuri mengatakan bahwa feminisme sebagai sebuah ide yang diantaranya berupaya
melakukan pembongkaran terhadap ideologi penindasan atas nama gender, pencarian akar
ketertindasan perempuan, sampai upaya penciptaan pembebasan perempuan secara sejati. Feminisme
adalah basis teori dari gerakan pembebasan perempuan. Menurut saya pendapat Nur Amin Samsuri
tersebut, bertentangan dengan teori feminis modern. Secara logika argument tersebut, akan
melahirkan pemikiran bahwa perempuan menjadi pihak minoritas atau kelompok kecil yang
bersumber pada peran mayoritas laki-laki. Sekali lagi, belajar feminis moderen tidaklah sama dengan
teori minoritas atau kelompok kecil.Namun, mari kita berpikir bahwa teoritis mendasar feminisme
akan menghasilkan perubahan revolusioner dalam pemahaman kita tentang kehidupan social itu.
Pengetahuan selama ini dokonstruk oleh anggapan keabsolutan dan universal tentang kehidupan sosial
ternyata adalah pengetahuan yang berasal dari pengalaman semata. Pengalaman yang dimaksud
adalah bagian dari masyarakat yang berkuasa yakni dari lelaki sebagai tuan. Pemikiran itu akan
menjadi rancau tatkala sudut pandang kita selama ini hanya pada kacamata kekuasaan seorang lelaki
yang menyebabkan wanita disubordinasikan secara fungsional struktural. Padahal ada hal yang lebih
penting lagi untuk kita luruskan adalah teori feminis merupakan teori pencapaian kesejajaran
kehidupan sosial dalam konteks perubahan hidup.
Realitas Feminisme dan Gender di PMII
Sampai sekarang, Prgerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selalu menyajikan forum diskusi
tentang teori feminisme. Fenomena ini terjadi mulai dari rayon, komisariat, cabang, koordinator
cabang dan lembaga tertinggi yiatu pengurus besar. Bahkan di setiap level masing-masing lembaga
tersebut, disediakan wadah khusus untuk memberikan pemahaman konsep feminisme itu. Melalui
investigasi teoritis, sering kita temukan kader-kader PMII masih memiliki pemikiran ala Nur Amin
Samsuri. Realitas`seperti ini pada sisi kaderisasi akan berdampak jangka panjang bagi organisasi
tentang pemahaman feminisme. Pemaknaan tersebut selalu diawali dengan timbulnya gerakan
feminisme atas dasar penindasan kaum laki-laki terhadap perempuan.
Kita tidak boleh terjebak dengan kata Penindasan. Dalam artian konsep penindasan jangan diartikan
sebagai sebab-akibat dari perilaku laki-laki yang berperan aktif secara absolut. Hal ini jelas akan
menyebabkan direct vis-a vis antara laki-laki dengan perempuan itu sendiri. Jika teori ini berlaku pada
pemahaman kita, maka jangan heran mindset kader-kader PMII selama masih terkonstruk pada
teoritis-praktis yaitu feminisme selalu disandingkan dengan bentuk penindasan, kekerasan fisik,
ketidakadilan laki-laki terhadap perempuan, peran mayoritas laki-laki terutama dalam hal fungsionalstruktural, dan kekejaman laki-laki terhadap perempuan atas ketidakadilan dan posisi laki-laki yang
selama ini dianggap melebihi perempuan.

12|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

Konsep feminis yang saya maksud bukanlah pembebasan perempuan karena mereka tertindas oleh
laki-laki. Akan tetapi, pemikiran feminis beraplikasi pada pengetahuan realitas kehidupan sosial
organisasi PMII yaitu melakukan perubahan positif bagi keberlangsungan ekstensialisme PMII itu
sendiri.
Secara mayoritas dalam perkembangan kesempatan fungsional-struktural selalu didominasi lakilaki. Kemudian pola pikir yang lahir adalah anggapan terjadinya ketidakberhasilan kaderisasi
perempuan dan sebaliknya keberhasilan kaderisasi bagi laki-laki. Secara tidak langsung, logika yang
terbentuk adalah terjadinya penyekatan kodrati jenis antara laki-laki dan perempuan.
Pemikiran teori feminis modern selalu berorientasi pada pemhaman kesejajaran secara sosial untuk
menciptakan kehidupan sosial menjadi lebih baik atas pengaruh sebuah kondisi sosial itu sendiri.
Gender merupakan merupakan shadow system dari feminisme. Tepatnya, gender suatu konsep yang
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal pengaruh sosial
budaya yang menyebabkan timbulnya turunan pembeda dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang selama ini berkembang di masyarakat
khususnya di tubuh PMII.
Sedangkan konsep gender dalam persfektif agama juga ada dalam Al-Quran. Agama Islam yang
diturunkan sebagai Rahmatal Lil Alamin men-design dengan detail mulai dari pernikahan, perceraian,
aturan pembagian warisan dan konsep kepemimimpinan dalam berumah tangga. Turunan pembeda
dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan
merupakan pengaruh konstruk sosial, budaya dan politik yang menyebabkan keharusan laki-laki dan
perempuan untuk mencari jalan keluar dari pengaruh negatif tersebut.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, konsep feminis modern sangatlah relevan
dengan sistem demokrasi kita. Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 huruf H Ayat 2
dijelaskan Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Jadi jelaslah bahwa
semua warga negara mempunyai hak yang sama tanpa membedakan status, struktur sosial, cirri-ciri
primordial maupun identitas ekslusif lainnya (baca: gender). Pasal tersebut di jabarkan kembali dalam
kehidupan politik di Indonesia. Kebijakan pemerintah yang memberikan quota 30% (UU Pemilu pasal
53) bagi calon legislatif (caleg) perempuan untuk masuk dalam sistem demokrasi merupakan
persaingan aksi di atas panggung perebutan kekuasaan dalam meangaplikasikan makna gender itu.
Jadi pemberian quota itu bukanlah pembeda yang mengkontsruk pemahaman kita tentang
ketidakadilan quota, tapi mari kita pandang dalam persfektif bentuk solusi untuk pembebasan
perempuan. Pembebasan yang dimaksud adalah mengeluarkan diri dari meraih quota itu secara
makasimal. Nah, disinilah letak arti gender dan feminisme yang sebenarnya. Mencari solusi atas
pengaruh sebuah konstruk sosial dan politik.

Tantangan Feminisme di PMII


adanya realitas feminisme di atas sekaligus akan menjadi tantangan proses kaderisasi di organisasi
PMII. Pertama, terjadinya pemikiran penindasan fungsional-struktural. Pemahaman ini akan
berdampak pada timbulnya pemikiran politik-praktis dalam kehidupan miniatur demokrasi di PMII.
Ini disebabkan atas pola pikir dalam konsep kekuasan merupakan dominasi kaum laki-laki. Hal ini
akan melahirkan kader-kader oportunis dan apatis sehingga merusak komitmen atas doktrinasi konsep
kebersamaan dan konsep Hablum Minannas yang ada dalam Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII.
Konsep kebersamaan dalam membangun PMII yang memiliki hubungan yang kuat dengan konsep
hubungan horizontal.
Kedua, terjadinya penyekatan antara kaum laki-laki dan perempuan yang bersifat jangka panjang
atas konflik kesalahpahaman feminisme. Penyekatan jangka panjang jelas menjadi great problem
dalam menciptakan konsep kebangsaan melalui kehidupan berdemokrasi. Demokrasi yang dimaknai
menciptakan kehidupan pro-kerakyatan. Tepat kiranya jika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
mencapai demokrasi ideal haruslah berawal dari penghapusan mindset kesenjangan, ketidakadilan,
kekerasan, dan penindasan struktural akibat pemikiran feminis hanya pada jenis kelamin secara
kodrati.

13|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

Ke- Organisasi- an
Kampus adalah sebuah miniature Negara, didalamnya terdapat kehidupan yang begitu kompleks,
social budaya, politik, perekonomian, kesemuanya ada dalam kehidupan kampus, Mahasiswa
difasilitasi dengan berbagai fasilitas dan kegiatan lewat Organisasi-organisasi yang ada di kampus,
dikampus terdapat dua jenis organisasi yaitu Intra dan Ekstra, Contoh dari organisasi Intra Kampus
adalah seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan Kelembagaan Mahasiswa seperti BEM (Badan
eksekutif Mahasiswa), DPM (Dewan Perwakilan mahasiswa),HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan)
dan HMP (Himpunan Mahasiswa Program). Adapun organisasi Ekstra kampus adalah seperti PMII
(pergerakan mahasiswa islam Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa islam ) dan lain sebagianya.
KONSEP DASAR KEORGANISASIAN
1. Arti Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani Organon atau dalam bahasa Latin organum yang artinya
alat, bagian atau anggota badan. Dari berbagai macam batasan organisasi dapat disarikan adanya dua
pengertian, yaitu pertama rumusan J.D. Mooney yang menyatakan organisasi sebagai perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama, dan kedua batasan C.I. Barnard yang menyebutkan
organisasi sebagai sistem dari usaha-usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dengan demikian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam pengertian: sebagai alat dan
sebagai fungsi atau organisasi sebagai manajemen.
Dengan perkataan lain, berdasarkan sifatnya organisasi dapat dibedakan antara organisasi statis
dan organisasi dinamis.
a. Organisasi statis adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama antara orangorang yang terdapat dalam suatu usaha untuk mencapai sesuatu tujuan.
b. Sedangkan organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha
merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas,
dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Ringkasnya organisasi
dinamis adalah kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan
organisasi suatu usaha.
2. Hubungan antara orang-orang di dalam suatu organisasi
Berdasarkan hubungan antara orang-orang yang terdapat di dalam suatu organisasi dikenal pula
adanya organisasi formal , yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
dikoordinasikan secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu; dan organisasi informal yang
merupakan kempulan hubungan antara pribadi-pribadi tanpa tujuan bersama yang disadari. Meskipun
pada akhirnya hubungan-hubungan tak disadari tersebut ternyata dilakukan untuk mencapai tujuan
bersama.
Dengan demikian seperti halnya administrasi, maka ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu :
1. adanya sekelompok orang
2. adanya hubungan kerjasama antara orang-orang tersebut
3. adanya tujuan bersama yang ingin dicapai
3. Dasar-dasar Organisasi
Tugas pokok seorang manager antara lain adalah menyusun organisasi sedemikian rupa sehingga
orang-orang dapat bekerja sama dengan efektif dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karena itu
seringkali kita dengar ungkapan bahwa seorang manager atau pemimpin yang baik adalah seorang
organisator yang baik pula.
Adapun prinsip-prinsip atau dasar-dasar organisasi tersebut adalah:
1. Tujuan yang jelas
2. Kesatuan komando
3. Pembagian kerja
4. Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
14|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

4. Bentuk-bentuk atau Tipe-tipe Organisasi


Ada 4 macam bentuk atau tipe organisasi yang sering kita temui di dalam praktik :
1. Organisasi Lini (Garis)
Organisasi Lini adalah bentuk organisasi di mana pimpinan dipandang sebagai sumber wewenang
tunggal. Garis komandonya kuat dan hanya satu, yaitu dari atas ke bawah. Dengan demikian segala
keputusan kebijaksanaan dan tanggung jawab ada pada satu tangan. Bentuk ini biasanya dipakai untuk
organisasi yang orang-orangnya sedikit sehingga tugas-tugas pekerjaan yang ada di dalamnya juga
tidak terlampau kompleks. (contoh: Struktur Organisasi Lini)
2. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi Lini dan Staf adalah organisasi di mana pimpinan dibantu oleh sekelompok staf, yang
mempunyai wewenang fungsional memberikan bantuan pemikiran/saran-saran. Sedangkan wewenang
komando tetap berada di tangan pimpinan atau kelompok lini, yang melaksanakan tugas-tugas pokok
dalam organisasi dan yang berhak mengambil keputusan terakhir. Bentuk ini lebih sesuai untuk
organisasi yang besar dengan kegiatan yang banyak dan kompleks dan melibatkan banyak orang.
(contoh: Struktur Organisasi Lini dan Staf).
3. Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional adalah organisasi di mana orang-orang digolongkan menurut fungsi atau
pekerjaan yang mereka lakukan. Dalam bentuk organisasi fungsional bawahan mendapat perintah dari
beberapa kepala bagian yang masing-masing ahli dalam bidangnya. (contoh: Struktur Organisasi
Fungsional)
4. Organisasi Panitia
Organisasi Panitia adalah bentuk organisasi yang pimpinannya bersifat kolegial atau dewan,
artinya terdiri dari beberapa orang. Segala keputusan diambil dan dipertanggung jawabkan secara
bersama-sama. (contoh: Struktur Organisasi Panitia).
5. Jenis-jenis Organisasi
a. Formal adalah organisasi yang memiliki aturan main secara tertulis dan dijadikan sebagai
acuan dalam menjalankan program kerja. Seperti Ad/Art, dll.
b. Non formal adalah organisasi yang aturannya dipahami secara umum dan tidak tertulis
seperti kelompok masyarakat di suatu Lingkungan, dll.
c. In formal adalah organisasi skala kecil yang pengaturannya secara alamiah seperti rumah
tangga.
6. Sifat Organisasi
a. Independen adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan konstitusi
dengan organisasi lain (non structural dengan organisasi lain)
b. Non Independen adalah organisasi yang memiliki hubungan konstitusi dengan organisasi
lain.
7. Macam-macam Organisasi
a. Provit adalah organisasi yang mencari keuntungan, secara khusus mencari keuntungan dari
segi keuangan seperti PT. koperasi, pertokoan, dll.
b. Non provit adalah organisasi yang mengedepankan pengembangan keilmuan seperti LDK,
FSLDK dl

15|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

MAPABA IV
Pengurus Rayon
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
RESTART UNISLA Veteran2014/2015

8. Bentuk Organisasi
a. Organisasi taktis adalah organisasi jangka pendek yang tidak memiliki kader dan ada ketika
ada masalah-masalah tertentu yang dianggap serius. Misalnya Aliansi Mahasiswa Peduli
Rakyat Miskin.
b. Organisasi teknis adalah organisasi jangka panjang yang memilki kader dan aturan main
yang jelas untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan setiap program kerja. Seperti LDK,
FSLDK, dll.
9. PERANGKAT ORGANISASI
Organisasi memiliki perangkat yang jelas, baik itu organisasi taktis maupun organisasi teknis,
organisasi formal, non formal dan seterusnya :
a. Perangkat lunak.
AD/ART dan aturan sejenis khusus untuk organisasi dibawah naungan Negara
UUD untuk organisasi kenegaraan
b. Perangkat keras.
Pengurus.
Pengurus yang dimaksud adalah secara keseluruhan dan tidak dibatasi hanya pada
pengurus harian atau pengurus inti organisasi yang menjadi penggerak dalam mencapai
kesuksesan dan tidaknya suatu organisasi.
Anggota.
Anggota yang dimaksud adalah secara keseluruhan.

16|D z i k i r , F i k i r d a n A m a l S h a l e h

You might also like