Professional Documents
Culture Documents
KELAS
mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka. Menghindari ucapan dan
perbuatan yang dapat menyakiti hati kedua orang tua, walaupun dengan bahasa isyarat. Termasuk
bentuk bakti kepada kedua orang tua adalah senantiasa membuat mereka senang dengan
melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah swt.
3. Membuat keduanya ridha
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah saw. bersabda, Ridha Allah tergantung ridha kedua
orang tua dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua. (H.R. Thabrani dan dishahihkan
oleh Al-Albani). Ada tiga orang yang doanya mustajab dan hal tersebut tidak perlu diragukan
lagi. Tiga orang tersebut adalah doa orang yang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian, dan
doa orang tua untuk kebaikan anaknya. (H.R. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al-Abani)
4.Tidak mencela keduanya tidak menyebabkan mereka dicela orang lain
Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa
besar. Rasulullah saw.: Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya. Para
Sahabat bertanya: Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya? Beliau
menjawab: Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang
tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya. (H.R. Bukhari no.
5973 dan Muslim no. 90, dari Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu)
5. Memenuhi kebutuhan hidupnya
Dan apabila kalian menafkahkan harta, yang paling berhak menerimanya adalah orang
tua, lalu karib kerabat yang terdekat. (Q.S. Al-Baqarah: 215)
6. Jangan Mendurhakainya!
Mendurhakai orang tua adalah dosa besar. Dan berbuat durhaka terhadap ibu adalah dosa
yang jauh lebih besar lagi. Melalui pelbagai penjelasan Islam tentang 'kewajiban kita' terhadap
sang ibunda, kita dapat menyadari bahwa berbuat durhaka terhadapnya adalah sebuah tindakan
paling memalukan yang dilakukan seorang anak berakal. Imam An-Nawawi menjelaskan,
Rasulullah saw. menyebutkan keharusan berbuat baik kepada ibu sebanyak tiga kali, baru pada
kali yang keempat untuk sang ayah, karena kebanyakan sikap durhaka dilakukan seorang anak,
justru terhadap ibunya (lihat Syarah Muslim).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah mengharamkan
sikap durhaka terhadap ibu dan melarang mengabaikan orang yang hendak berhutang. Allah juga
melarang menyebar kabar burung, terlalu banyak bertanya dan membuang-buang harta (H.R.
Bukhari dan Muslim).
Ibnu Hajar memberi penjelasan sebagai berikut, Dalam hadits ini disebutkan 'sikap
durhaka' terhadap ibu, karena perbuatan itu lebih mudah dilakukan terhadap seorang ibu. Sebab,
ibu adalah wanita yang lemah. Selain itu, hadits ini juga memberi penekanan, bahwa berbuat baik
kepada itu harus lebih didahulukan daripada berbuat baik kepada seorang ayah, baik itu melalui
tutur kata yang lembut, atau limpahan cinta kasih yang mendalam (Lihat Fathul Baari V : 68).
Ibnu Hajar Al-Asqalani juga menjelaskan, Arti durhaka kepada orang tua yaitu melakukan
perbuatan yang menyebabkan orang tua terganggu atau terusik, baik dalam bentuk ucapan
ataupun amalan. (Lihat Fathul Baari I: 420)
Semua dosa itu akan Allah tunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti,
kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan
silaturahim, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum
datang kematian. (H.R. Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad).
Firman Allah berikut kiranya menjadi pengingat betapa jasa orang tua sangat besar dan tak
terbalas : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil. (Al-Israa : 24)