You are on page 1of 6

BASIC STATICTIC:

ANALYSIS OF VARIANCE

PUTRI HAYYU DIAN R.


13030184020

THE SURABAYA STATE UNIVERSITY


FACULTY OF MATHEMATIC AND NATURAL SCIENCES
PHYSIC S DEPARTMENT
PHYSICS EDUCATION PROGRAM
2015

JUDUL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN MEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS BERBASIS


INVESTIGASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA KELAS X
PENULIS

ANGGA SATIA WIRATAMA 1003184010


RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah pengaruh penerapan pembelajaran konstruktivis


berbasis investigasi terhadap hasil belajar fisika pada materi
besaran dan satuan kelas X di SMA Negeri 1 Taman?
2. Bagaimana respons siswa terhadap penerapan pembelajaran
konstruktivis berbasis investigasi terhadap hasil belajar fisika siswa?
HIPOTESIS

Penerapan pembelajaran fisika berdasarkan pembelajaran konstruktivis


berbasis investigasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

ANAVA atau analisis variansi merupakan perluasan dari uji-t dan uji-z, yang
membedakan adalah ketika uji-t hanya bisa digunakan untuk menganalisis
rataan dari dua kelas, anava dapat digunakan untuk menganalisis rataan
lebih dari dua kelas.
Data yang diambil dari skripsi dengan judul PENGARUH PENERAPAN
MEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS BERBASIS INVESTIGASI TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA SMA KELAS X memiliki 4 kelas yang berbeda. 4
kelas tersebut terdiri atas 3 kelas eksperimen (eksperimen 1, eksperimen
2, eksperimen 3) dan 1 kelas kontrol. Nampak bahwa penulis hanya
membuat satu variabel manipulasi yang diterapkan pada penelitiannya,
yakni metode pembelajaran konstruktivis berbasis investigasi, maka
dalam menganalisi data diterapkan anava satu jalur.
Untuk dapat menganalisis variansi dengan tepat terdapat persyaratan
yang harus dipenuhi terlebih dahulu yakni, antara lain sampel harus
diambil secara acak sehingga simpulan dapat digeneralisasikan, dan
distribusi populasi harus normal dan homogen.
Data yang dikutip untuk diterapkan ANAVA adalah data nilai post-test
keempat kelas dan data tersebut adalah data nilai post-test yang belum
terdistribusi secara normal dan homogen. Hal tersebut ditunjukkan dalam
tugas normalitas dan homogenitas yang lalu, karena data yang digunakan
disini adalah sama. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini data yang
dikutip dianggap normal dan terdistribusi secara homogen.

Pada Excell, ANAVA dapat diterapkan dengan menggunakan fasilitas Tool


Pack yang tersedia, yakni Anova: Single Factor pada Data Analysis.

Gambar 1. Dialog box Data Analysis

kemudian didapatkan hasil sebagai berikut.

Gambar 2. Output dari Anova: Single


Factor

Kriteria dalam penarikan kesimpulan adalah sebagai berikut


Ho
: Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata nilai post-test kelas
eksperimen 1, eksperimen 2, eksperimen 3, dan kelas kontrol
Hi
: Terdapat perbedaan antara rata-rata nilai post-test kelas
eksperimen 1, eksperimen 2, eksperimen 3, dan kelas kontrol.
Tolak Ho jika P-value < alpha (0.05).

Dari perhitungan dan kriteria diatas, nampak bahwa P-value (0.028) <
alpha (0.05) maka Ho ditolak dan Hi diterima. Bahwa terdapat perbedaan
pada rata-rata nilai post-test kelas eksperimen 1, eksperimen 2,
eksperimen 3, dan kelas kontrol.
Pada SPSS, anava satu jalur diterapkan dengan menggunakan menu
Univariate dalam General Linear Model pada Toolbar Analyze atau
dengan menggunakan menu One-Way ANOVA dalam Compare Means pada
Toolbar Analyze.

Gambar
4. Menu dan dialog-box OneGambar 3. Menu
dan dialog-box
ANOVA untuk
menjalankan ANOVA
Univariate untukWay
menjalankan
ANOVA
satu jalur
satu jalur

Dari kedua menu tersebut akan muncul


dialog box seperti yang tertera pada
Gambar 3 dan Gambar 4. Variabel yang
dimasukkan ke dalam dialog box pada
Univariate dan One-Way ANOVA yakni
sama, dimana variabel NILAI POST-TEST
diletakkan pada Dependent Variable, dan
variabel KELAS diletakkan pada Univariate
dalam Fixed Factor(s) atau pada One-Way ANOVA yakni Factor. Dialog box
Univariate nampak lebih lengkap daripada dialog box One-Way ANOVA,
yakni pada menu Univariate ini sendiri dapat juga digunakan untuk
menerapkan ANACOVA dengan memasukkan variabel lain pada kolom
Covariate(s).

Setelah menentukan Dependent Variable dan Factor(s), maka pada output


akan nampak hasil seperti yang tertera dibwah ini.

Gambar 6. Output dari dialog box OneWay ANOVA

Gambar 5. Output dari Univariate

Pada Gambar 5 nampak 2 buah tabel, yakni tabel Between-Subjects


Factors yang menapilkan banyaknya anggota tiap kelas dan tabel Test of
Between-Subjects Effects yang menampilkan nilai F dan Sig. atau
signifikansi data perhitungan. Untuk ANAVA satu jalur dengan
menggunakan menu Univariate, tabel yang digunakan untuk menarik
kesimpulan adalah tabel kedua yakni pada baris metode dan kolom Sig.
Ho ditolak apabila Sig. < alpha (0.05) dan didapatkan hasil signifikansi
perhitungan adalah 0.029 dan signifikansi standar yang dgunakan dalam
uji ini adalah 0.05. Maka Sig. (0.029) < alpha (0.05) dan Ho ditolak yang
artinya terdapat perbedaan pada rata-rata NILAI POST-TEST pada kelas
eksperimen 1, eksperimen 2, eksperimen 3, dan kelas kontrol.
Gambar 6 menampilkan output dari dialog box One-way ANOVA dan
hanya terdapat satu tabel yakni ANOVA. Pada tabel tersebut juga
menapilkan nilai F dan Significance perhitungan. Tabel yang dihasilkan dari
menu ini tidaklah rumit karena untuk menarik kesimpulan yang ditinjau
adalah kolom Sig. yang kemudian dibandingkan dengan signifikansi acuan.
Didapatkan nilai F dan Significance perhitungan sama dengan hasil yang
tertera pada tabel Test of Between-Subjects Effects dari output
Univariate. Dan jelas bahwa kesimpulan yang ditarik akan sama persis
dengan kesimpulan pada Univariate yakni terdapat perbedaan pada ratarata NILAI POST-TEST pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan
eksperimen 3, dan kelas kontrol.

Kesimpulan :
Kedua cara yang berbeda pada SPSS yakni menu Univariate dan menu
One-Way ANOVA sama-sama dapat digunakan untuk menghitung atau
menerapkan ANAVA satu jalur pada data yang akan dianalisis. Hasil
perhitungan F dan Sig. yang ditampilkan dari kedua cara tersebut sama.
Kedua cara tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Pada menu
Univariate misalnya, menu ini tak hanya digunakan untuk menerapkan
ANAVA melainkan untuk menerapkan ANACOVA namun tabel output
ANAVA satu jalur yang dihasilkan sedikit lebih rumit dibandingkan tabel
output ANAVA dari menu One-Way ANOVA. Output One-Way ANOVA hanya
menampilkan satu tabel yang mana lebih mudah dipahami daripada tabel
output Univariate, namun fasilitas One-Way ANOVA hanya dapat
menerapkan ANAVA satu jalur saja.
Dari ketiga cara untuk menerapkan ANAVA pada data nilai post-test
keempat kelas, didapatkan kesimpulan yang sama yakni terdapat
perbedaan pada rata-rata nilai post-test kelas eksperimen 1, eksperimen
2, eksperimen 3 dan kelas kontrol. Walaupun data yang dikutip hanya
dianggap sebagai data yang populasinya terdistribusi normal dan
homogen.

You might also like