Professional Documents
Culture Documents
Saat ini penulis sebagai salah satu Tenaga Ahli dalam penyusunan RUU Perlindungan Identitas Diri.
Sengaja saya ingin ikut serta dalam Call For Papers ini, karena ada pesan yang ingin saya sampikan
kepada daerah, bahwa tanpa dukungan daerah melalui Perda, maka kaum miskin di Indonesia jauh untuk
bisa menikmati kehidupan yang layak, kehidupan sebagai manusia bermartabat yang hak-haknya dilindungi
oleh undang-undang.
Agus Budianto, SH., MH. Dosen FH UPH, Gedung B, Lt. 5, UPH Tower Lippo Karawaci, Tangerang
15811. Phone : (021) 5460901 ext 558 ; HP : 0816-997-7676; Email : agusbudianto@email.com
kaum
miskin
atau
setidak-tidaknya
mengurangi
jumlah
kemiskinan merupakan tolak ukur kemajuan pemerintah daerah sebagai wujud dari
Governance Reform. Reformasi kepemerintahan berarti penataan kembali urusan-urusan
sektor
(income),
seperti
pensiunan,
pengangguran,
dan
lainnya
dengan
mengeluarkan Social Security Number (SSN). Adapun tujuan SSN adalah memantau
individu yang tidak bekerja untuk menerima keuntungan (benefit) dari jaminan sosial
tersebut yang akan ditanggung oleh orang-orang yang bekerja dan perusahaanperusahaannya melalui pembayaran pajak.
Di Indonesia, hal demikian baru dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya melalui
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana meluncurkan Kartu Identitas
Keluarga Miskin sebanyak 111.223 kartu pada tanggal 4 Mei 2006. Kartu tersebut
mempunyai fungsi sebagai bukti diri masyarakat miskin untuk memperoleh bantuan dan
pelayanan dibidang kesehatan, pendidikan, pangan, kependudukan dan pencatatan sipil
serta peningkatan sumber daya. Untuk memberikan jaminan dan kepastian hukum,
akankah program seperti ini dibuat dalam sebuah Perda ?
Metode penelitian yang digunakan adalah normatif, yaitu mencari landasan juridis
dalam membangun strategi pengentasan kemiskinan melalui Perda Identity yang
partisipasif dan memihak kaum miskin, sedangkan kendalanya adalah perlu membangun
kerjasama dengan instansi pemerintah pusat dalam implementasi kebijakan Perda identity
ini, karena Pemerintah Daerah secara psikologis tidak akan siap apabila menjadi daerah
kantong kemiskinan.