You are on page 1of 2

1.

Macam-macam pemasukan zat uji (intraperitonial, subkutan, oral,


topikal) deskripsi, prinsip, kelemahan kelebihan PADA MENCIT
Rute pemberian obat dapat diberikan secara peroral, subkutan,
intramuscular, intravena, dan intraperitonial. Rute peroral dapat
diberikan dengan mencampur obat bersama makanan atau dengan
memasukkan senyawa langsung ke esophagus dengan jarum berujung
tumpul dan berlubang ke samping untuk meminimalisir luka. Prinsip
rute oral pada mencit adalah sonde oral harus masuk lurus ke dalam
tubuh mencit sehingga posisi kepala mencit menengadah dengan mulut
sedikit terbuka sehingga sonde oral tidak masuk dalam saluran
pernafasan mencit (Ganiswara, 1995). Pemberian obat per oral
merupakan pemberian obat paling umum dilakukan karena memiliki
kelebihan yaitu relatif mudah dan praktis serta murah. Kerugiannya
ialah banyak faktor dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya , yaitu
interaksi dalam absorpsi di saluran cerna yang membuat pemberian
obat per oral memberikan onset paling lambat dengan lambatnya
diabsorbsi oleh tubuh.
Rute subkutan paling mudah dilakukan pada mencit yaitu
dengan jarum sepanjang 0,5-1,0 cm dan ukuran 22-24 gauge, lalu
disuntikkan di bawah kulit daerah punggung atau di daerah perut.
Keuntungan yang diperoleh dengan cara ini adalah absorbsi yang
terjadi relatif cepat, sedangkan kerugian pada subkutan adalah hanya
digunakkan untuk obat yang tidak mengiritasi jaringan.
Rute intraperitonial dilakukan dengan penyuntikkan obat di
daerah abdomen antara cartilage xiphoidea dan symphisis pubis .
Injeksi dilakukan pada rongga perut, sehingga rute pemberian obat ini
jarang digunakan karena rentan menyebabkan infeksi. Namun
keuntungannya adalah obat yang disuntikkan dalam rongga peritoneum
akan diasorbsi dengan cepat sehingga reaksi obat cepat terlihat
(Gunawan, 1995).
Pemberian obat secara topikal hanya diberikan pada tempat
tertentu pada kulit. Obat-obatan itu diserap melalui kulit dan kemudian
akan disebarkan ke seluruh tubuh. Kelebihannya yaitu efektivitas
terapi obat topikal tergantung dari kemampuannya untuk berpenetrasi
dalam lapisan kulit yang lebih dalam. Kelemahannya stratum korneum

memberikan tahanan terbesar sehingga penetrasi obat melalui stratum


korneum merupakan tahapan yang menentukan kecepatan absorpsi
perkutan. Sifat stratum korneum yang merupakan lapisan penghalang
kulit tersebut menyebabkan sebagian besar obat sulit untuk melewati
kulit (Aryani dan Martodihardjo, 2007).

You might also like