Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan kebijakan pengembangan yang
ditempuh, usaha perkebunan kelapa sawit yang
sampai dengan akhir tahun 70 an hanya
diusahakan
sebagai
perkebunan
besar,
semenjak
awal
tahun
80
an
mulai
dikembangkan usaha perkebunan rakyat melalui
pola PIR. Pengembangan perkebunan rakyat
dimaksud, ditempuh dengan penerapan praktek
pertanian yang baik, dengan sumberdana kredit
perbankan, dan melalui mekanisme kemitraan.
Melalui pendekatan yang dimaksud, maka
perkebunan
kelapa
sawit
mengalami
perkembangan yang cukup pesat dan sekitar
40% merupakan usaha perkebunan rakyat.
Terkait dengan pesatnya pengembangan yang
dimaksud,
sepanjang
menyangkut
usaha
perkebunan
rakyat,
dipandang
terdapat
beberapa masalah yang cukup mendesak untuk
segera
dicari
upaya
pemecahannya,
diantaranya adalah pengembangan kelapa sawit
melalui perluasan kelapa sawit dan modelmodel peremajaan perkebunan rakyat.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam DIPA
sub-sektor perkebunan tahun 2012 tersedia
dana untuk pengembangan kelapa sawit.
Dengan maksud memberikan kejelasan langkah
pelaksanaannya
dan
tertib
pelaksanaan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013
iii
iv
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
I.
Halaman
i
iii
iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Sasaran Nasional
C. Tujuan
1
1
4
4
6
7
12
15
15
18
20
20
21
23
23
VII. PEMBIAYAAN
25
VIII. PENUTUP
25
LAMPIRAN
27
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lokasi Pelaksanaan
Pengembangan Kelapa Sawit
Tahun 2013 .
27
vi
iv
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komoditi perkebunan yang sebagian
terbesar merupakan perkebunan rakyat,
perjalanan sejarah pengembangannya
antara usaha perkebunan rakyat dan
perkebunan besar, berjalan sendirisendiri, tanpa ada kaitan kegiatan
operasionalnya.
Untuk pengembangan
kelapa sawit, dengan maksud dapat secara
langsung menerapkan praktek pertanian
yang
baik,
maka
pendekatan
pengembangannya
ditempuh
melalui
pengembangan perkebunan rakyat sebagai
kebun plasma pola PIR.
Melalui
pendekatan tersebut, ternyata selain
perkebunan
kelapa
sawit
menjadi
berkembang dengan pesat, sekaligus
terbukti bahwa pengembangan kelapa
sawit
berdampak
terhadap
penanggulangan
kemiskinan,
penggangguran
dan
pengembangan
wilayah.
Sebagai
dampak
keberhasilan
yang
dimaksud, maka berkembang dengan
pesat gairah pengembangan kelapa sawit,
baik
dalam
pertumbuhan
maupun
jangkauan penyebarannya.
Terkait
1
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013
petani mampu.
Diluar wilayah yang
dimaksud, masih terdapat wilayah-wilayah
yang
perlu
dikondisikan
kesiapan
kehadiran
teknis
perbankan
atau
tumbuhnya kegiatan secara swadaya,
yaitu wilayah yang dipandang mempunyai
ciri spesifik, antara lain: wilayah pasca
bencana dan konflik, perbatasan, wilayah
miskin dan tertinggal, wilayah bermasalah
(menyebabkan timbulnya asap setiap
tahun).
Dengan
pertimbangan
untuk
dapat
mengantarkan
tumbuhnya
kondisi
kesiapan
pengembangan
perkebunan
rakyat kelapa sawit pada wilayah spesifik
dimaksud, maka kegiatan yang dilakukan
bersifat introduksi. Berkenaan dengan hal
tersebut, maka melalui DIPA Sub-Sektor
Perkebunan tahun 2013 tersedia dana
kegiatan pengembangan tanaman kelapa
sawit melalui kegiatan perluasan, modelmodel peremajaan kelapa sawit dan
penggantian benih tidak bersertifikat
dengan benih unggul bersertifikat. Dalam
rangka memberikan kejelasan langkah
pelaksanaannya dan tertib pelaksanaan
penyelenggaraannya,
maka
disusun
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman
Kelapa Sawit.
3
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013
B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiatan pengembangan tanaman
Kelapa Sawit adalah terfasilitasinya
pengembangan budidaya tanaman tahunan
(kelapa sawit) pada perkebunan Kelapa
Sawit Rakyat.
C. Tujuan
1. Kegiatan Perluasan tanaman kelapa
sawit bertujuan sebagai berikut:
a. Mendorong
tumbuhnya
usaha
perkebunan kelapa sawit rakyat
pada wilayah dan petani spesifik.
b. Peningkatan
produksi
dan
produktivitas kelapa sawit rakyat.
c. Peningkatan
pendapatan
masyarakat melalui pengembangan
kelapa sawit rakyat pada wilayah
spesifik
dan
memperluas
kesempatan/peluang kerja.
2. Kegiatan
Kegiatan
pengembangan
model-model peremajaan kelapa sawit
rakyat bertujuan untuk:
Jangka panjang :
a. Mencari paket teknologi alternatif
peremajaan perkebunan kelapa
4
4
teknologi
tanaman
pembangunan
wilayah
dan
pemberdayaan masyarakat pasca
konflik Gerakan Aceh Merdeka.
- Kabupaten Nagan Raya, Propinsi
Aceh: dengan maksud melakukan
pembangunan
wilayah
dan
pemberdayaan masyarakat pasca
konflik Gerakan Aceh Merdeka.
- Kabupaten Manokwari, Propinsi
Papua Barat: dengan maksud
merangsang
pertumbuhan
kegiatan
ekonomi
wilayah
perbatasan Indonesia dengan
Papua New Gini.
b. Petani atau kelembagaannya dalam
melaksanakan kegiatan perluasan
kebun
kelapa
sawit
perlu
menerapkan
paket
teknologi
anjuran, yang disampaikan melalui
pelatihan;
2. Model Model Peremajaan Kelapa
Sawit
a. Wilayah peremajaan kelapa sawit
merupakan wilayah perkebunan
rakyat
kelapa
sawit
yang
tanamannya telah berumur lebih
dari 25 tahun, produktivitas kurang
dari 12 ton/Ha/tahun, tanaman
sudah tinggi sehingga sulit dipanen;
dengan Design pengembangan dan
8
8
metode
pengamatan
disusun
bersama
Direktorat
Jenderal
Perkebunan, Pusat Penelitian dan
Dinas Perkebunan setempat;
b. Petani atau kelembagaannya dalam
melaksanakan kegiatan peremajaan
perkebunan kelapa sawit rakyat
perlu menerapkan paket teknologi
anjuran.
c. Dalam
rangka
meningkatkan
ketrampilan
teknis
dan
kebersamaan
ekonomi
petani,
dilakukan
kegiatan
pelatihan
peningkatan ketrampilan teknis dan
Sistem Kebersamaan Ekonomi;
d. Paket
kegiatan
berupa
pemeliharaan tahun kedua dan
ketiga bagi wilayah yang telah
mengembangkan model tahun 2011
dan 2012 dan paket peremajaan
bagi
wilayah
yang
baru
melaksanakan tahun 2013.
3. Kegiatan Peningkatan Produktivitas
Kelapa
Sawit
Rakyat
Melalui
Penggantian Benih Tidak Bersertifikat
Dengan
Benih
Unggul
Bermutu
Bersertifikat
a. Daerah
sasaran
kegiatan
penggantian
benih
tidak
bersertifikat dengan benih unggul
9
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013
14
14
PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Kegiatan Pusat
Kegiatan Pusat adalah:
a. Menyusun Pedoman Teknis;
b. Melakukan
pertemuan
dalam
rangka
membangun
kesiapan
pelaksanaan (penyamaan persepsi
tentang latar belakang dan konsep
rencana kegiatan);
c. Membahas
penetapan
kriteria
calon
lokasi
dan
calon
15
d.
e.
f.
g.
2.
Kegiatan Propinsi
Kegiatan Propinsi adalah:
a. Mengikuti
pertemuan
dalam
rangka
membangun
kesiapan
pelaksanaan (penyamaan persepsi
tentang latar belakang dan konsep
rencana kegiatan);
b. Melakukan
sosialisasi
kepada
berbagai pihak terkait dalam
rangka
penyamaan
persepsi
tentang latar belakang dan konsep
rencana kegiatan;
c. Menyusun petunjuk pelaksanaan;
d. Membahas
penetapan
kriteria
calon
lokasi
dan
calon
petani/kelompok tani sebagai
bahan dalam identifikasi pilihan
16
16
e.
f.
g.
h.
3.
calon
lokasi
dan
calon
petani/kelompok tani rencana
kegiatan,
bersama
dengan
Kabupaten;
Memonitor dan mengawal proses
pemilihan dan penetapan calon
lokasi dan calon petani/kelompok
tani;
Melakukan konsultasi, bimbingan,
pendampingan dan pengawalan;
Melakukan
monitoring
dan
evaluasi;
Menyusun laporan.
Kegiatan Kabupaten
Kegiatan di Kabupaten adalah:
a. Mengikuti
pertemuan
dalam
rangka
membangun
kesiapan
pelaksanaan (penyamaan persepsi
tentang latar belakang dan konsep
rencana kegiatan);
b. Melakukan
sosialisasi
kepada
berbagai pihak terkait dalam
rangka
penyamaan
persepsi
tentang latar belakang dan konsep
rencana kegiatan;
c. Menyusun Petunjuk Teknis;
d. Membahas
penetapan
kriteria
calon
lokasi
dan
calon
petani/kelompok tani sebagai
bahan dalam identifikasi pilihan
17
B.
calon
lokasi
dan
calon
petani/kelompok tani rencana
kegiatan,
bersama
dengan
Propinsi;
e. Melakukan review, seleksi dan
menetapkan calon lokasi dan calon
petani/kelompok tani;
f. Melakukan
sosialisasi
kepada
petani/kelompok tani tentang
rencana pelaksanaan kegiatan;
g. Menyelenggarakan
pelatihan
sistem kebersamaan ekonomi dan
keterampilan teknis;
h. Memfasilitasi
pelaksanaan
kegiatan oleh petani/kelompok
tani;
i. Melakukan konsultasi, bimbingan,
pendampingan dan pengawalan;
j. Melakukan
monitoring
dan
evaluasi;
k. Menyusun laporan.
Pelaksana Kegiatan
Pelaksana
langsung
kegiatan
pengembangan tanaman kelapa sawit
adalah petani/kelompok tani terpilih
yang telah ditetapkan melalui proses
seleksi, dengan mengacu Pedoman
Teknis, Petunjuk Pelaksanaan dan
Petunjuk
Teknis
yang
telah
ditetapkan.
18
18
Dengan
maksud
agar
penyelenggaraannya
dapat
berlangsung sesuai tertib teknis dan
administrasi sesuai ketentuan, maka
pelaksanaan kegiatan oleh petani/
kelompok tani dibawah bimbingan,
pendampingan dan koordinasi:
a. Dinas
Kabupaten/Propinsi
setempat
yang
membidangi
perkebunan sebagai penanggung
jawab kegiatan;
b. Petugas Dinas Kabupaten/Propinsi
yang membidangi perkebunan
yang ditunjuk untuk menangani
administrasi kegiatan;
c. Petugas unit fungsional terkait
untuk
konsultasi
kelancaran
pelaksanaan kegiatan;
d. Petugas teknis yang ditunjuk untuk
memberikan
pembekalan
ketrampilan,
bimbingan
dan
pendampingan teknis pelaksanaan;
e. Fasilitator yang ditunjuk untuk
memberikan
pelatihan
Sistem
Kebersamaan Ekonomi.
Dengan pertimbangan paket bantuan
dari sub-sektor perkebunan hanya
benih/benih kelapa sawit unggul
bersertifikat,
serta
pengawalan,
19
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013 19
D.
Lokasi
dan
volume
kegiatan
pengembangan tanaman kelapa sawit
tahun
2013
disampaikan
pada
lampiran.
Simpul Kritis
1. Koordinasi
antara
Direktorat
Tanaman Tahunan, petugas Dinas
Provinsi,
Dinas
Kabupaten,
Puslit/Balit/Instansi terkait, dan
petugas lapang.
2. Pemilihan lokasi/CPCL diusahakan
lokasi yang mudah dijangkau dan
di monitor oleh petugas, sehingga
20
20
memudahkan
pengadaan
dan
pengiriman bahan tanaman dan
saprodi serta evaluasi kegiatan ke
daerah tersebut.
3. Ketepatan waktu pengadaan dan
pengiriman bahan tanaman dan
saprodi
untuk
pengembangan
tanaman tahunan, sehingga tidak
menyebabkan keterlambatan.
4. Teknologi budidaya yang akan
diterapkan harus sesuai dengan
baku teknis serta kondisi di
lapangan.
5. Penetapan
waktu,
frekuensi,
parameter
pengamatan
untuk
meningkatkan
produktivitas
tanaman tahunan.
6. Ketersediaan bahan tanaman dan
saprodi yang akan digunakan
sebagai paket teknologi budidaya
tanaman tahunan diusahakan tepat
waktu dan tepat sasaran.
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
Proses pengadaan dan penyaluran bantuan
kegiatan pengambangan tanaman Kelapa
21
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013 21
22
22
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
Pembinaan dan pengendalian dilaksanakan
sesuai ketentuan yang berlaku, agar
penyelenggaraan
kegiatan
dapat
menerapakan prinsip-prinsip partisipatif,
transparansi dan akuntabel.
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu
kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19
Maret 2010 tentang Pedoman sistem
pemantauan,
evaluasi
dan
pelaporan
pembangunan
pertanian.
Dinas
yang
membidangi perkebunan kabupaten dan
provinsi wajib melakukan monitoring,
evaluasi dan pelaporan secara berjenjang
dilaporkan kepada Direktorat Jenderal
Perkebunan, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Jenis pelaporan
a. SIMONEV yang meliputi:
x Kemajuan pelaksanaan kegiatan
sesuai indikator kinerja;
23
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013 23
VIII. PENUTUP
Pedoman teknis ini disusun sebagai salah
satu acuan penyelenggaraan pelaksanaan
kegiatan pengembangan tanaman kelapa
25
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013 25
Desember 2012
26
26
1
2
2 ACEH
3
4
3 PAPUA BARAT 5
JUMLAH
KABUPATEN
Sanggau
Bengkayang
Aceh Utara
Nagan Raya
Manokwari
VOLUME
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
500.00 Ha
27
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013 27
1
2
3
4
5
6
7
PROVINSI
KABUPATEN
RIAU
JAMBI
SUMSEL
BENGKULU
KALBAR
SUMBAR
SUMUT
1
2
3
4
5 Sanggau
6 Pasaman Barat
7
VOLUME
1
1
1
1
1
1
1
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Lampiran 3. Lokasi
dan
Volume
Kegiatan
Pengembangan
Model-Model
Peremajaan Perkebunan Kelapa
Sawit Rakyat Tahun 2013
PROVINSI
1 BENGKULU
2 KALBAR
3 SUMBAR
JUMLAH
KABUPATEN
1
2 Sekadau
3 Pasaman Barat
VOLUME
20
20
20
60
Ha
Ha
Ha
Ha
28
28
Lampiran 4. Lokasi
dan
Volume
Kegiatan
Peningkatan Produktivitas Kelapa
Sawit Rakyat Melalui Penggantian
Benih Tidak Bersertifikat Dengan
Benih
Unggul
Bermutu
BersertifikatTahun 2013
No.
Kegiatan
Vol. Fisik
Provinsi/Kabupaten
1
Jambi
Pemeliharaan benih
kelapa sawit main
nursery
2
3
Sumbar
Sulbar
1.00 Keg
100 Ha
100 Ha
Jumlah
200 Ha/
1 Keg
29
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2013 29
30