You are on page 1of 9

TUGAS MESIN KONVERSI ENERGI

MOTOR PEMBAKARAN DALAM

OLEH:
Nama: Seprian Haris Ananada
Nim: 1404102010076

JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

MOTOR PEMBAKARAN DALAM


2.1 PENGANTAR
Mesin pembakaran dalam adalah sebuah mesin yang sumber tenaganya berasal dari
pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran campuran bahan bakar dan
udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup dalam mesin, yang disebut ruang bakar
(combustion chamber).
2.2 ANALISIS HUKUM TERMODINAMIKA 1 PADA MOTOR PEMBAKARAN
DALAM : KESETIMBANGAN ENERGI
Untuk kerja mesin di identifikasikan dengan istilah efisiensi. Lima efisiensi mesin
yang penting didefinisikan sebagai berikut:
1. Efisiensi thermal indikatif yaitu perbandingan energi dalam daya indikatif
terhadap energi bahan bakar
2. Efisiensi mekanis ,yaitu perbandingan daya efektif terhadap daya indikasi
3. Efisiensi thermal brake, yaitu perbandingan energi dalam daya brake terhadap
energi bahan bakar
4. Efisiensi volumetrik, yaitu petunjuk kemampuan mesin dalam menghisap dan
didefinisikan sebagai perbandingan udara aktual yang terhisap pada kondisi
atmosfer terhadap volume langkah dari mesin
5. Efisiensi relatif, yaitu perbandingan efisiensitermal siklus aktual terhadap siklus
ideal
2.3 SIFAT GEOMETRI DARI MESIN BOLAK-BALIK
Berikut adalah terminologi standar yang digunakan dalam motor pembakaran dalam :
1. Cylinder bore ( b) adalah diameter dalam nominal dari silinder.
2. Luas piston ( A ), luas lingkaran diameter sam dengan cylinder bore.
3. Langkah ( L ), jarak nominal yang dilalui piston saat bergerak antara dua titik mati.
4. Titik mati. Posisi piston dan bagian bagian yang bergerak yang secara mekanis
dihubungkan kepadanya sesaat ketika arah gerakan piston membalik ( pada kedua titik ujung
dari langkah ).(a) titik awal mati bawah ( TMB ), yaitu titik mati atas ( MTA ), yaitu titik mati
ketika posisi piston berada paling jauh dari poros engkol.
5. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu piston ( Vs ).Volume sebagai
perkalian luas piston dan langkah.
Vs = A X L
6. Volume clearance/celah ( V c ). Volume nominal dari ruang dalam
Ruang bakar ketika piston berada pada titik mati atas.
7. Volume silinder (V tot ), merupakan jumlah volume langkah dan volume clearance.
V tot = Vs + Vc
8. Perbandingan kompresi ( CR atau r ). Nilai numerik volume silinder
dibagi nilai numerik volume clearence.

2.4 MOTOR PEMBAKARAN DALAM SPARK IGNITION ENGINES ( SIE )


Motor otto, atau beau de roches, merupakan mesin pengonvesi energi tak lansung,
yaitu dari energi bahan bakar menjadi energi panas dan kemudian baru menjadi energi
mekanis. Jadi energi kimia bahan bakar tidak dikonversikan langsung menjadi energi
mekanis. Bahan bakar standar motor bensin adalah iso-oktan (C8H18 ).efisiensi
pengonversian
energinya berkisar 30% ( t= 30% ). hal ini karena rugi-rugi: 50% rugi panas, gesek/mekanis,
dan pembakaran tak sempurna.
Sistem siklus kerja motor bensin dibedakan ata motor bensin dua langkah
(two stroke) dan empat langkah ( four stroke ).
2.4.1 Motor bensin dua langkah
Motor bensin 2 tak adalah motor yang setiap kali pembakarannya membutuhkan
hanya 2 kali langkah torak atau satu kali putaran engkol, dengan kata lain motor bensin 2
tak tak berbeda jauh dengan motor 4 tak, yaitu pada motor bensin 2 tak tidak bekerja
dengan poros yang tunggal pada masing-masing langkahnya melainkan antara proses dan
kompresi terjadi dalam satu langkah torak. Sedangkan proses atau cara kerja motor 2 tak
sebagai berikut:
1) Langkah hisap dan kompresi
Pada langkah ini piston dari TMA ke TMB sehingga saluran masuk terbuka oleh
piston, reed valve, rotary valve, atau crank shaft valvenya. Pada saat piston semakin
bergerak keatas, maka akan mengakibatkan ruang bagian bawah piston yakni ruang carter
menjadi semakin luas, dan bergeraknya piston ke arah TMA ini bagian bawah piston
menghisap gas baru dari karburator ke dalam ruang carter dan melalui saluran bilas
manuju ke ruang bakar. Proses merupakan langkah isap. Selanjutnya piston terus
bergerak menuju TMA sampai saluran buang dan saluran bilas tertutup oleh piston
bagian atas sehingga terjadilah pemampatan gas yang masuk kedalam ruang bakar dan
silinder sebelumnya, maka terjadilah kompresi dan kejadian ini yang disebut langkah
kompresi.
2) Langkah usaha dan buang
Beberapa saat sebelum mengakhiri langkah kompresi (pada akhir langkah 1), busi
meloncatkan bunga api listrik tegangan tinggi didalam ruang bakar sehingga gas baru
dikompresikan menjadi terbakar. Pembakaran ini terjadi berlangsung terus menerus
sampai piston mencapai TMA. Oleh karena pembakaran tersebut, maka timbullah panas
yang menyebabkan gas mengembang. Gas ini terjadi pada saat setelah piston berada di
TMA, karena hanya piston yang dinamis (bias bergerak) maka piston terdorong ke arah
TMB dengan kuatnya oleh ledakan gas dan tenaga tadi diteruskan ke poros engkol.
Peristiwa ini merupakan langkah usaha/kerja pada motor bensin 2 tak. Selanjutnya
gerakan piston ke arah TMB ini membuat saluran buang dan saluran bilas menjadi
terbuka sehingga gas bekas keluar melalui saluran buang tadi. Oleh karena adanya
bantuan desakan dari gas baru yang mulai masuk lagi ke dalam ruang bakar dan silinder
melalui saluran bilas. Proses ini disebut langkah buang.
Masuknya gas baru dari ruang carter ke dalam ruang bakar dan silinder karena gas
baru yang berada didalam ruang ke atas mendapat tekanan dari piston, sewaktu piston
bergerak ke bawah dan proses ini disebut kompresi carter.
2.4.2Motor Bensin 4 Tak
Motor bensin 4 tak adalah motor yang setiap satu kali pembakaran bahan
bakarnya memerlukan 4 langkah piston atau dua kali putaran poros engkol. Secara kasar
atau garis besarnya, cara kerja motor bensin 4 tak adalah pertama-tama gas yang

merupakan campuran bahan bakar dengan udara yang dihasilkan dari karburator dihisap
masuk ke dalam silinder kemudian dimampatkan dan dibakar. Karena panas, gas tersebut
mengembang dan karena ruang terbatas maka tekanan didalam silinder atau ruang bakar
naik dan tekanan ini mendorong piston diteruskan ke poros engkol akan berputar. Secara
terperinci dibawah ini diuraikan masing-masing langkah atau proses sebagai berikut :
1) Langkah hisap
Pada langkah ini piston bergerak dari TMA ke TMB serta engkol berputar .
putaran (180o). Dan pada langkah ini klep/katup masuk membuka pintu saluran masuk
yang berhubungan dengan karburator, sedangkan katup buang menutup pintu
saluranpembuangan. Oleh karena bergeraknya piston dari TMA ke TMB ini mempunyai daya
hisap yang sangat kuat, sehingga dengan sendirinya gas baru yang berada dalam
karburator terhisap masuk ke dalam silinder dan ruang bakar.
2) Langkah kompresi
Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA, engkol berputar (360o atau 1
putaran). Dan pada langkah ini katup masuk dan katub buang menutup pintu salurannya
masing-masing. Bergeraknya piston ini makin naik makin membuat ruangan diatas piston
semakin sempit sehingga daya kompresi didalam ruangan yang sempit ini menjadi tinggi.
Dan oleh karena disekeliling ruangan ini tertutup rapat, maka gas baru yang telah dihisap
masuk menjadi termampat oleh piston.
3) Langkah usaha
Beberapa saat sebelum piston mencapai TMA, engkol berputar mencapai (360o)
pada akhir langkah kompresi, busi meloncatkan bunga api listrik tegangan tinggi didalam
ruang bakar tepat saat engkol berputar 360o atau torak tepat mencapai TMA sehingga gas
baru yang telah termampat didalam ruang bakar menjadi terbakar. Pembakaran ini
berlangsung sampai piston mencapai TMA, setelah itu hasil pembakaran gas tersebut
dapat menimbulkan panas yang menyebabkan pengembangan gas didalam ruang bakar.
Pengembangan gas ini menimbulkan tekanan/tenaga yang dahsyat sekali ke segala arah,
yakni bagian atas bawah dan samping kiri kanan didalam ruang bakar adalah statis,
sedangkan yang dinamis didalam ruang bakar hanyalah bagian bawah, yaitu piston maka
dengan sendirinya piston terdorong dengan kuatnya dari TMA ke TMB. Meluncurnya
piston dari TMA ke TMB ini sudah tentu menimbulkan tenaga yang sangat besar pula.
4) Langkah buang
Piston bergerak dari TMB ke TMA, engkol berputar 270o, maka pada langkah ini
katub buang terbuka dan gas hasil sisa pembakaran didalam ruang terdorong keluar oleh
piston melalui saluran buang.

2.4.3 DAYA MOTOR DIDASARKAN PADA DIMENSI MESIN


Daya efektif:
Ne= Type equation here .

Daya indikatif:

Di mana:
D : diameter silinder ( cm2 )
S : panjang langkah torak ( m )
I : jumlah silinder
Pc: tekanan efektif rata-rata ( kgf/cm2 )
Pi : tekanan indikatif rata-rata ( kgf/ cm2 )
n : putaran mesin ( rpm )
a : - dua langkah a = 1
-empat langkah a = 2
2.4.4 PROSES TEORETIS MOTOR BENSIN
Proses teoretis motor bensin adalah proses yang berkerja berdasarkan
siklus otto di mana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan
berapa asumsi yang digunakan adalah:
1. Komprensi berlangsung insentropik
2. Pemasukan kalor pada volume konstan dan tidak memerlukan waktu.
3. Ekspansi insentropik
4. Pembuangan kalor pada volume konstan
5. Fluida kerja adalah udara dengan sifat gas ideal dan selama proses
panas jenis konstan.
2.4.5 Siklus Aktual Motor Bensin
Efisiensi siklus actual adalah jauh lebih rendah dari efisiensi siklus teoritis karena
berbagai kerugian yang terjadi dalam operasi mesin. Kerugian kerugian itu
antara lain :
1. Kerugian karena variasi panas jenis terhadap temperature.
2. Kerugian kesetimbangan kimia atau kerugian disosiasi.
3. Kerugian waktu pembakaran.
4. Kerugian karena pembakaran tidak sempurna.
5. Kerugian perpindahan panas langsung.
6. Kerugian exhaust blowdown.
7. Kerugian pemompaan.
2.4.6 PEMBAKARAN DALAM MOTOR BENSIN
Dalam mesin Standard Internasional, campuran yang mudah terbakar
umumnya disuplai oleh karburator dan pembakaran dimulai dengan penyalaan
elektrik yang diberikan oleh busi. Persamaan kimia untuk pembakaran untuk
pembakaran untuk sembarang hidrokarbon dapat secara mudah dituliskan. Untuk
C8H18 ( iso-oktan ), persamaan pembakarannya adalah :
C8H18 + 12.5 O2 = 8CO2 + 9 H2O

2.4.6.1 Batasan Pembakaran


Eksperimen menunjukkan bahwa pembakaran campuran hanya mungkin
terjadi dalam batas tertrntu dari perbandingan bahan bakar dan udara. Batasan
pembakaran ini berhubungan erat dengan perbandingan campuran, pada sisi skala
miskin dan kaya, dimana panas yang dibebaskan oleh busi tidak cukup untuk
memulai pembakaraan disekitar campuran yang belum terbakar. Secara umum
disetujui bahwa api akan menjalar bila temperature gas yang terbakar melebihi
1500 K untuk campuran hidrokarbon udara.
Dengan demikian pada temperature kamar, perbandingan bahan bakar
udara relative harus berada disekitar 0,5 dan 2,1. Untuk bahan bakar hidrokarbon,
perbandingan bahan bakar udara stoikiometrik sekitar 1 : 15 sehingga
perbandigan bahan bakar harus disekitar 1 : 30 dan 1 :7 .
2.4.6.2 TAHAP PEMBAKARAN DALAMMOTOR BENSIN
Diagram pembakaran teoritis ditunjukkan dalam gambar 2.8, tetapi proses
actualnya berbeda. Menurut Ricardo, pembakaran dapat dibayangkan sebagai
perkembangan dalam dua tahap. Pertama, pertumbuhan dan perkembangan dari
penjalaran sendiri nucleus api, disebut kelambatan pembakaran atau fasa
persiapan. Yang berikutnya adalah menyebarnya api keseluruh ruang bakar ( lihat
gambar 2.9 ). Yang pertama adalah proses kimia yang tergantung pada sifat bahan
bakar, temperature dan tekanan, proporsi gas buang, dan juga koefisien
temperature bahan bakar, yaitu hubungan antara temperature dan laju percepatan
dari oksidasi atau pembakaran.Tahap kedua adalah mekanikal, murni dan sederhana. Titik
awal tahap
kedua adalah terjadinya kenaikan tekanan yang dapat dilihat pada diagram
indicator, yaitu titik dimana garis pembakaran terpisah dari garis kompresi. Dalam
gambar 2.9, A menunjukkan penyalaan busi ( 28o sebelum TMA ), B titik dimana
kenaikan tekanan dapat dideteksi ( 8o sebelum TMA ), dan C kenaikan tekanan
tertinggi yang dapat dicapai. Dengan demikian AB mewakili tahap pertama
(sekitar 20o putaran poros engkol ) dan BC tahp kedua. Walaupun titik C
menandai selesainya perjalan api, bukan berarti semua panas bahan bakar telah
dibebaskan. Beberapa reaksi kimia berikutnya, seperti reasosiasi dan yang
lainnya, yang umumnya disebut after burning, berlanjut pada langkah kompresi.
2.4.7 UNJUK KERJAMOTOR BENSIN
Gambar 2.10 menunjukkan ihp, bhp, fhp, torsi brake, bmep, dan bsfc dari
mesin SI otomotif perbandingin kompresi tinggi (9) pada bukaan katup penuh.
Kesimpulan berikut dapat diambil dari gambar 2.10 :
1. Pada saat katup penuh, efisiensi termal brake pada berbagai kecepatan
Bervariasi dari 20 hingga 27 persen. Efisiensi maksimum terjadi pada kisaran
kecepatan menengah.
2. Persentase panas yang terbuang ke pendingin lebih tinggi pada kecepatan
rendah ( sekitar 35 persan ) dan berkurang pada kecepatan tinggi ( sekitar 25
persen ). Panas lebih banyak terbawa oleh gas buang pada kecepatan tinggi.
3. Torsi dan mean effective pressure ( mep ) tidak bergantung pada efisiensi
volumetric dan kerugian kerugian gesek. Posisi torsi maksimum
berhubungan dengan posisi efisiensi volumetric maksimum.
4. Tenaga yang tinggi muncul dari kecepatan yang tinggi. Dalam rentang
lecepatan sebelum tenaga maksimum decapai, pelipat-gandaan kecepatan akan
melipatgandakan tenaga.
5. Pada putaran rendah dan bhp mendekati ihp. Bila putaran naik, fhp naik pada

laju yang lebih tinggi sehingga bhp mencapai puncak dan mulai turunwalaupun ihp masih
naik.
2.5 MOTOR PEMBAKARAN DALAM JENIS COMPRESSION IGNITION ENGINES
(CIE)
Motor diesel Suatu Motor pembakaran dalam jenis torak dimana cara pembakaran
bahan bakarnya dilakukan dengan cara Menyemprotkan /Menginjeksikan bahan bakar ke
dalam udara yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi akibat dari kompresi udara murni
di dalam silinder.
2.5.1 Motor diesel dua langkah
Suatu motor Pembakaran dalam jenis torak dimana untuk menghasilkan kerja
memerlukan dua langkah torak atau satu putaran poros engkol.
Cara kerja motor diesel dua langkah
Langkah pertama (torak dari tma menuju tmb)
Sesaat sebelum torak mencapai TMA terjadi Penyemprotan/Injeksi bahan bakar, di
susul proses pembakaran sehingga (T) & (P) , mendorong torak menuju TMB dan
memutarkan poros engkol.
Karena torak menuju TMB (V) &(P) berakhir ketika ujung atas torak melewati
saluran buang dan terjadi penyesuaian (P), sehingga gas sisa pembakaran keluar sampai
(P) dalam silinder= (P)atm.
Ketika saluran buang masih terbuka, saluran bilas terbuka dan udara murni yang ada
pada ruang bak engkol mengalir kedalam silinder, hal ini terjadi karena (P) di luar bak
engkol akibat saluran pengisian tertutup.
Langkah kedua (torak dari tmb menuju tma)
Torak bergerak dari TMB menuju TMA, dimana pengisian udara murni terus
berlangsung selama saluran bilas terbuka, sama halnya pengeluaran gas sisa pembakaran
juga terus berlangsung sampai torak menutup saluran pembuangan. Setelah saluran bilas dan
saluran buang tertutup, mulai terjadi proses kompresi udara sampai sesaat torak mencapai
TMA, di susul oleh penginjesiaan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran.
2.5.2 Motor diesel empat langkah
Cara kerja motor diesel empat langkah
1. Langkah masuk ( intake stroke)
yang terjadi adalah :
-Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah).
-Katup masuk terbuka dan katup buang tertutup.
-Karena piston bergerak ke bawah maka di dalam silinder terjadi kevacuman sehingga udara
bersih akan terhisap dan mengalir masuk ke dalam ruang silinder melalui katup masuk.
2. Langkah kompresi (compression stroke)
yang terjadi adalah :
-Piston akan bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas).
-Kedua katup (katup masuk dan buang) tertutup.
-Karena piston bergerak ke atas dan kedua katup tertutup maka udara bersih di dalam silinder
akan terdorong dan di mampatkan di ruang bakar, akitaanya tertekan dan temperatur udara
menjadi tinggi.

3. Langkah injeksi (ignition) dan langkah pembakaran (combustion stroke)


a. Pembakaran awal
pada akhir langkah kompresi sebelum piston mencapai TMA (titik mati atas), injector akan
mengabutkan bahan bakar dan akan berbampur dengan udara yang tertekan dan
bertemperatur tinggi (700-900 C) dengan tekanan 70-90 kg/cm3.
b. Pembakaran sempurna
karena tekanan dan temperatur yang tinggi maka bahan bakar akan terbakar dengan
sendirinya di dalam ruang bakar, hal ini akan menimbulkan daya dorong sehingga piston
akan bergerak dari TMA ke TMB.
4. Langkah buang (exhaust stroke)
yang terjadi adalah :
-Piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas).
-Katup buang membuka dan katup masuk tertutup, karena piston bergerak ke atas maka gas
sisa hasil pembakaran akan terdorong ke luar melalui katup buang.
2.5.3 Proses termodinamika
Proses termodinamika diesel dapat meggunakan siklus diesel maupun siklus ganda
2.5.3.1 Sikus diesel
Prinsip kerja mesin diesel mirip seperti mesin bensin. Perbedaannya terletak pada
langkah awal kompresi alias penekanan adiabatik (penekanan adiabatik = penekanan yang
dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor alias panas tidak sempat mengalir menuju atau
keluar dari sistem. Sistem untuk kasus ini adalah silinder). Kalau dalam mesin bensin, yang
ditekan adalah campuran udara dan uap bensin, maka dalam mesin diesel yang ditekan hanya
udara saja Penekanan secara adiabatik menyebabkan suhu dan tekanan udara meningkat.
Selanjutnya injector alias penyuntik menyemprotkan solar. Karena suhu dan tekanan udara
sudah sangat tinggi maka ketika solar disemprotkan ke dalam silinder, si solar langsung
terbakar Tidak perlu pake busi lagi. Perhatikan besarnya tekanan yang ditunjukkan pada
diagram di bawah bandingkan dengan besarnya tekanan yang ditunjukkan pada diagram
siklus
otto

Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal alias sempurna Mula-mula udara ditekan
secara adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan penyuntik alias injector
menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar mengalami
pemuaian adiabatik (c-d), pendinginan pada volume konstan gas yang terbakar dibuang ke
pipa pembuangan dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a). Selengkapnya bisa dipelajari
di dunia perteknik-otomotifan.Gurumuda hanya memberimu pengetahuan dasar saja.
Dari penjelasan yang bertele-tele di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa setiap mesin kalor
pada dasarnya memiliki zat kerja tertentu. Zat kerja untuk mesin uap adalah air, zat kerja

untuk mesin bensin adalah udara dan uap bensin, zat kerja untuk mesin diesel adalah udara
dan solar. Zat kerja biasanya menyerap kalor pada suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha
alias kerja (W), lalu membuang kalor sisa pada suhu yang lebih rendah (QL). Karena si
energi kekal, maka QH = W + QL.

You might also like