You are on page 1of 28

EATING BEHAVIOUR

Indri Mulyasari,S.Gz., M.Gizi


Prodi Kesehatan Masyarakat
STIKes Ngudi Waluyo
2015
1

Eating behaviour :
attitudes to food and
eating

Why do we eat what we eat ?.

Vs
How can culture,mood,and or health concerns effect
the choices we make about food?

Pentingnya parental modelling


Why? Karena orang tua yg menyediakan
makanan dan mendistribusikannya di rumah
Penelitian Brown & Ogden (2004) : ada korelasi
yg konsisten antara asupan orang tua dengan
anak untuk snack, motivasi pd saat makan, dan
body disssatisfaction
Birch & Fisher (2000) : we can predict a
daughters eating behaviour depending on the
mothers dietary restraint and mothers
perception of the risk to their children being
overweight
6

Meyer & Gast (2008) : theres a significat


positive correlation between peer influence
and disordered eating
Perilaku terhadap makan lebih sering
dipengaruhi oleh social learning
kesukaan kita akan rasa manis dan
berlemak lebih banyak disebabkan oleh
hasil adaptasi thd makanan
7

Pengaruh Media
Media tu mell iklan
makanan mempengaruhi
perilaku masyarakat thd
makanan
Walau media dpt
mempengaruhi, namun
ketersediaan pangan
sehat, pendapatan, &
kondisi dlm keluarga jg
dpt mempengaruhi
8

Mood & eating Behaviour


Sering kali binge eating diawali dg
kegelisahan
Garg et all : 2 grup, (1) menonton film
sedih (2) menonton film komedi. Subjek yg
menonton film sedih mengkonsumsi 36%
popcorn lbh banyak dibandingkan yg
menonton film komedi

FOOD IDEOLOGY

10

Food Ideology :sikap, kepercayaan,


tradisi, dan taboo yang mempengaruhi diet
dan status gizi
Klasifikasi mak dlm budaya yg berbeda sgt
kompleks, mrpk hasil dr byk kejadian
sejarah, pengaruh sosial dan ekonomi
drpd dasar keilmuan
11

Ideologi pangan meliputi aturan2 ttg apa yang


dianggap oleh para penganutnya sebagai
makanan, efek apa yang ditimbulkan makanan
terhadap kesehatan mereka, dan makanan apa
yang dianggap cocok oleh mereka untuk berbagai
kelompok umur dan kelompok sosial.
yang dianggap sebagai "makanan" merupakan
bagian penting dari kebudayaan suatu
masyarakat, dan diwariskan ke generasi berikutnya
lewat proses sosialisasi, meskipun ada kemungkinan
adanya kandungan zat-zat berbahaya di
12
dalamnya, jika ditinjau dari ilmu gizi.

Klasifikasi larangan makanan


Berdasarkan waktu:
Larangan sementara , yaitu selama
kehamilan dan menyusui, bayi sampai
saat penyapihan, pubertas dan remaja,
dan selama sakit
Larangan tetap, yaitu daging babi dan
alkohol untuk Muslim, daging sapi untuk
umat Hindu

Berdasarkan kelompok manusia :


Sejumlah masyarakat
Sebuah masyarakat Total
Salah satu kelompok kekerabatan dalam
suatu masyarakat tertentu
Sebuah kelompok sosial-profesional
Sebuah sosio-kelas
Bagian maskulin atau feminime masyarakat
Individu sesuai dengan eksperimen individu
tertentu

Factors affecting the cultural and customary influences on


human food selection.

15

TIGA HAL
PENTING:
Ethnocentrism
Cultural
Relativity
Food
Categorization
16

ETHNOCENTRISM:
Cara berpikir yang meyakini
bahwa budaya sendiri lebih baik
daripada budaya lain.
Kebudayaan sendiri dianggap
"benar", "normal", dan "terbaik".
Sebaliknya kebudayaan lain dicap
"salah", "irasional", bahkan "sesat"
17

Etnosentrisme segera muncul ketika kita


berhadapan dengan makanan asing
Kadang kala, makanan asing dapat kita terima
kalau memang terasa "enak". Namun, begitu kita
tahu bahwa yang sedang dimakan adalah daging
ular, bukannya daging ayam, maka kemungkinan
besar kita akan muntah.

Dalam kasus demikian, gagasan tentang apa yang


dikategorikan sebagai "makanan" dan
"makanan" itu sendiri mengundang reaksi
fisiologis dan psikologis.
Kebudayaan kita mendikte apa yang cocok untuk
dimakan
18

CULTURAL
RELATIVISM:
Relativisme budaya merupakan suatu cara
berpikir yang cenderung mau memahami
kebudayaan lain dengan mengatasi prasangka
etnosentrisme.
Sikap relativisme budaya perlu dipelajari oleh
seorang ahli kesehatan masy dalam rangka
mempelajari kebiasaan makan kebudayaan lain.

19

FOOD CATEGORIZATION:
Klasifikasi makanan/bahan pangan di
berbagai masyarakat, umumnya berbeda
dengan klasifikasi ilmiah, seperti: energi,
lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Di berbagai masyarakat, makanan
biasanya diberi nilai menurut peranan
fungsionalnya maupun non-gizinya.
20

FOOD CATEGORIZATION cont..

Aturan-aturan --biasanya tidak tertulis-- ttg


apa yg dianggap sebagai "makanan" dan
apa yang "bukan makanan".
Ada klasifikasi yg berbasis rasional, ada
yg kurang rasional, & ada yg mrpk bgn
koheren dari sistem medik tradisional

21

KLASIFIKASI D. JELLIFFE (1967)

Cultural superfoods
Prestige foods
Body-image foods
Sympathetic magic foods
Physiologic group foods
22

Cultural Superfoods
makanan pokok yang dominan
dalam suatu masyarakat .
Banyak upaya yang dilakukan dalam
memproduksinya, dan sering
disajikan dalam upacara
keagamaan.
Co : beras di ASIA, jagung di
Amerika latin dan Mexico
23

Prestige foods
sering disajikan pada peristiwa penting
atau untuk orang penting.
Ciri-cirinya adalah sulit diperoleh dan
harganya mahal.
Co : Ayam di Afrika

24

Body-image
Foods
makanan yang
mengkontribusikan
kesehatan yang baik
dengan mempertahankan
keseimbangannya dalam
tubuh. Misalnya, makananmakanan dengan dikotomi
panas-dingin atau yinyang, makanan
menggemukan makanan
yg tdk menggemukkan
25

Symphatetic Magic Foods


yang diyakini
memiliki khasiatkhasiat tertentu
yang dapat
dirasakan oleh
orang yang
memakannya.
Ex.: susu kuda
liar
26

Physiological Foods
Makanan yang khusus dikonsumsi oleh
orang-orang tertentu, menurut jenis
kelamin, usia, atau kondisi psikologis.
Ex: bubur lemu

27

28

You might also like