Professional Documents
Culture Documents
Nama / NIM
Tanggal Praktikum
: 12 Oktober 2016
Judul
TUJUAN
1. Menentukan hukum laju reaksi antara iodida dan hidrogen peroksida dalam
suasana asam.
2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi hukum laju reaksi.
LANDASAN TEORI
Dalam ilmu kimia kita tentu sering mendengar istilah laju reaksi. dalam
penerapannya, jika laju reaksi tersebut sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B
sehingga:
v = k [A][B]
koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi
bergantung pada temperatur). Lain halnya dengan ordo dari suatu reaksi kimia, ordo
reaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori,
walaupun stokhiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996).
Besar kecilnya nilai dari laju dari suatu reaksi kimia dapat ditentukan dalam
beberapa faktor, antara lain sifat pereaksi, suhu, katalis dan konsentrasi pereaksi. Dalam
sifat pereaksinya, ada yang reaktif dan ada yang kurang reaktif, misalnya bensin lebih
cepat terbakar daripada minyak tanah. Berdasarkan suhunya, hampir semua pereaksi
menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena kalor yang diberikan akan menambah
energi kinetik partikel pereaksi, akibatnya, jumlah energi tabrakan bertambah besar.
Dalam katalis, laju reaksi dapat dipercepat dengan menambah zat yang disebut katalis.
Katalis sangat diperlukan dalam reaksi organik, termasuk dalam organisme. Sedangkan
pada konsentrasi pereaksi, dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung.
1|KINETIKA KIMIA
Gambar 2.1 Grafik Laju Reaksi antara Waktu dengan Konsentrasi Produk dan Reaktan
2|KINETIKA KIMIA
(Atkins, 2010)
Dalam percobaan ini volume tiosulfat yang dititrasikan sebesar b adalah jumlah
peroksida yang bereaksi selama t detik, maka konsentrasi peroksida setelah t detik adalah
sebesar (a-b). Jika a adalah banyaknya tiosulfat yang setara dengan peroksida saat to atau
mula-mula. Dengan membuat grafik ln (a-b) terhadap t maka akan didapatkan k sebagai
slope sehingga harga k dapat ditentukan. Dengan persamaan sebagai berikut:
ln (a b) = -kt + ln a (Atkins, 1996).
Pengaruh Konsentrasi Reaktan pada Laju Reaksi Kimia
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil
konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga
laju reaksi pun semakin kecil (Ulfin, 2010). Hubungan kuantitatif antara konsetrasi
pereaksi dengan laju reaksi dinyatakan dalam suatu persamaan, yaitu persamaan laju
reaksi. Untuk reaksi :
mA + nB pC + qD
Persamaan laju reaksi dari persamaan diatas adalah
v = k[A]m [B]n.. (2.1)
Laju reaksi terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul
produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus-menerus seiring
dengan perubahan konsentrasi (Purba, 2007).
Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi Kimia
Hubungan laju reaksi dengan temperatur dijelaskan melalui persamaan Arhenius.
kenaikan temperatur akan meningkatkan gerakan molekul. Semakin banyak molekul
yang bergerak dengan kecepatan rata- rata tinggi akan memperbesar peluang terjadinya
3|KINETIKA KIMIA
tumbukan efektif, yaitu tumbukan yang mencapai energi pengaktifan, sehingga laju
reaksi akan meningkat. Dibawah ini adalah grafik yang menggambarkan energi kinetik
molekul pada dua temperatur yang berbeda, dimana energi aktivasi pada suhu yang lebih
tinggi (
T2
T1
).
Ea
RT
ln k =ln A
..(2.2)
Ea
RT ..(2.3)
Dimana A adalah faktor frekuensi dan R adalah konstanta gas (Schwedt, 1994).
ALAT DAN BAHAN
Stopwatch
Magnetik stirer
Hotplate stirer
Termometer
Aquades
Asam klorida
4|KINETIKA KIMIA
Kalium iodida
Pati
Natrium thiosulfat
Hidrogen peroksida
5|KINETIKA KIMIA
METODE
Penentuan hukum laju reaksi.
Tabel 1
No.
Aquades (ml)
HCl 1M
(ml)
1
2
3
4
5
85
83
81
76
66
2
2
2
2
2
KI 1M
(ml)
Pati 1%
(ml)
2
4
6
6
6
1
1
1
1
1
Na2S2O3
0,04M
(ml)
5
5
5
5
5
H202 0,2M
(ml)
5
5
5
10
20
campuran.
6. Waktu dihentikan ketika muncul warna biru pada larutan campuran yang sudah
ditambahkan H202.
7. Diukur suhu campuran (larutan campuran + H202) setelah reaksi.
8. Dilakukan percobaan sebanyak 2 kali ulangan.
9. Diulangi percobaan dengan mengganti volume larutan sesuai dengan tabel 1
HASIL PENGAMATAN
1. Pada suhu ruang.
No
.
Aquad
es (ml)
HCl
1M
(ml)
KI
1M
(ml
)
Pati
1%
(ml
)
Na2S2
O3
0,04M
(ml)
H202
0,2
M
(ml)
Suh
u
Aw
al 1
Suh
u
Akh
ir 1
Waktu
1
Suh
u
Aw
al 2
Suh
u
Akhi
r 2
Waktu
2
85
83
81
76
10
66
20
KI
1M
(ml
)
Pati
1%
(ml
)
Na2S2
O3
0,04M
(ml)
H202
0,2
M
(ml)
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
Suh
u
Aw
al 1
6
menit
29
detik
6
menit
29
detik
3
menit
10
detik
2
menit
18
detik
1
menit
11
detik
46
detik
28
28
28
28
2
menit
28
detik
1
menit
15
detik
50
detik
28
28
28
28
28
28
Suh
u
Akh
ir 1
Waktu
1
Suh
u
Aw
al 2
Suh
u
Akhi
r 2
Waktu
2
21
21
2
menit
19
detik
21
21
2
menit
29
detik
3
menit
2 detik
2. Pada icebath
No
.
Aquad
es (ml)
81
HCl
1M
(ml)
Suh
u
Aw
al 1
Suh
u
Akh
ir 1
Waktu
1
Suh
u
Aw
al 2
Suh
u
Akhi
r 2
Waktu
2
54
54
54
54
24
detik
20
detik
3. Pada hotbath
No
.
Aquad
es (ml)
HCl
1M
(ml)
KI
1M
(ml
)
Pati
1%
(ml
)
Na2S2
O3
0,04M
(ml)
H202
0,2
M
(ml)
81
JAWAB PERTANYAAN
1. Tentukan laju reaksi ini pada suhu 70oC!
2. Tentukan waktu yang dibutuhkan untuk terbentuk warna biru pada percobaan 4
pada suhu 70oC!
3. Beri pandangan anda pada percobaan dan literatur!
Jawab.
1. Maka :
v 2 k [ A 2] [B 2]
=
v 1 k [ A 1]X [B 1]y
Dimana v=1/t(detik)
Orde terhadap zat H2O2
X
t 1 k [I 2] [H 2O 22 ]
=
t 2 k [I 1] X [H 2O 21 ]y
138 k [0,07 ]X [0,02] y
=
74,5 k [0,07 ]X [0,01] y
1,9 = 2y
y = setara 1
Orde terhadap zat I
X
t 1 k [I 2] [H 2O 22 ]
=
t 2 k [I 1]X [H 2O 21 ]y
X
0
0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05
-1
-2
ln 1/t -3
f(x) = - 71.69x - 1.87
R = 0.87
-4
Linear ()
-5
-6
1/T
= -71,686 [0,01][0,07]
= 0,05 M/detik
= 74/28
= 2,6 s/0C
Selisih suhu
= (70-28)0C
= 42 0C
= 74 - (42x2,6)
= 74 109,2
= -35,2 detik
3. Menurut saya hasil percobaan dan literatur sudah sesuai, karena hasil
praktikum juga menyatakan semakin besar volume reaktan maka laju reaksi
semakin cepat dan semakin tinggi temperature larutan maka laju reaksi
semakin cepat.
PEMBAHASAN
++ H 2 O 2 I 2 +2 H 2 O
+2 H
2 I
2
+S 4 O6
2 2 I
I 2 ( kuning ) +2 S 2 O3
reaksi semakin cepat. Hal ini karena semakin tinggi konsentrasi, partikelnya
semakin banyak sehingga kemungkinan terjadi tumbukan efektif semakin besar.
Hal ini terbukti dalam percobaan 1-5 konsentrasi semakin bertambah dan waktu
yang dibutuhkan untuk perubahan warna nya semakin cepat sehingga laju reaksi
semakin cepat pula. Dari data hasil pengamatan kita dapat menghitung dan
mencari grafik laju reaksi, sebagai berikut :
[KI]
Volume
mol/L
KI (L)
Moles [Na2S2O3
KI
Volume
Moles
[H2O2]
Volume
Moles
Na2S2O3
Na2S2O
mol/L
H2O2
H2O2
1
2
3
4
5
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
0.002
0.004
0.006
0.006
0.006
0.002
0.004
0.006
0.006
0.006
mol/L
0.040
0.040
0.040
0.040
0.040
(L)
0.005
0.005
0.005
0.005
0.005
0.0002
0.0002
0.0002
0.0002
0.0002
0.200
0.200
0.200
0.200
0.200
(L)
0.005
0.005
0.005
0.010
0.020
0.001
0.001
0.001
0.002
0.004
Initial
moles
KI
0.002
0.004
0.006
0.006
0.006
[KI]0
mol/L
0.02
0.04
0.06
0.06
0.06
Initial
moles
Na2S2O3
0.0002
0.0002
0.0002
0.0002
0.0002
Na2S2O3 mol/L
Initial
moles H2O2
[H2O2]0
mol/L
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.001
0.001
0.001
0.002
0.004
0.01
0.01
0.01
0.02
0.04
mol H2O2
used
V total
(L)
[H2O2] used
mol/L
t (s)
ulangan 1
rate (M/s)
ulangan 1
1
2
3
4
5
0.0005
0.0005
0.0005
0.001
0.002
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.005
0.005
0.005
0.01
0.02
389
182
138
75
50
1,3 x 10-5
2,7 x 10-5
3,6 x 10-5
13,3 x 10-5
40 x 10-5
t (s)
ulangan
2
379
190
138
71
46
rate(M/s)
ulangan 2
1,3 x 10-5
2,6 x 10-5
3,6 x 10-5
14,1 x 10-5
43,5 x 10-5
[H2O2]0
0.01
0.01
0.01
0.02
0.04
Log [H2O2]0
-2
-2
-2
-1,699
-1,398
[I-]0
0.02
0.04
0.06
0.06
0.06
Log [I-]0
-1,699
-1,398
-1,222
-1,222
-1,222
Dari data diatas, diperoleh 2 grafik dari tabel 8 untuk menentukan orde reaksi dari
[H2O2] dan [I-]. Grafik diatas diperoleh dari persamaan berikut:
v =k [ H 2 O2 ]m
k
+ log
n log
[ H 2 O2 ] +
v =m log
log
Orde reaksi [I-] diperoleh dari persamaan:
k
n log [ H 2 O2 ] +log
v=mlog
log
grafil ulangan 1
0
-2.1 -2 -1.9 -1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3
-1
-2
-3
f(x) = 2.11x - 0.4
R = 0.92
grafil ulangan 1
Linear (grafil ulangan
1)
-4
-5
-6
grafil ulangan 1
0
-1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1
-1
-2
-3
f(x) = 2.13x - 1.35
R = 0.56
grafil ulangan 1
Linear (grafil ulangan
1)
-4
-5
-6
Dari persamaan grafik yang didapat ulangan pertama, orde reaksi untuk I- adalah 2,1.
grafik ulangan 2
0
-2.1 -2 -1.9 -1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3
-1
-2
-3
f(x) = 2.18x - 0.25
R = 0.92
grafik ulangan 2
Linear (grafik ulangan
2)
-4
-5
-6
grafik ulangan 2
0
-1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1
-1
-2
-3
f(x) = 2.18x - 1.27
R = 0.55
grafik ulangan 2
Linear (grafik ulangan
2)
-4
-5
-6
v =k [ H 2 O2 ]2,1
Dan pada percobaan ulangan ke-dua diperoleh orde reaksi dari [H 2O2] = 2,2 dan orde reaksi
[I-] =2,2 . Sehingga diperoleh persamaan laju reaksi:
v =k [ H 2 O2 ]2,2
Pada bagian kedua adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Perobaannya hampir sama dengan bagian yang pertama namun hanya dilakukan pada
campuran ketiga saja dengan dilakukan variasi suhu 21oC dan 54oC. Grfik k dari data
diperoleh
0
0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05
-1
-2
ln 1/t -3
-4
Linear ()
-5
-6
1/T
Berdasarkan teori, semakin tinggi temperatur maka laju reaksinya semakin besar, hal
ini karena semakin tinggi temperatur maka kemungkinan terjadinya tumbukan
molekul reaktan semakin besar, sehingga reaksi terjadi semakin cepat. Hal ini terbukti
dalam percobaan, bisa dilihat dilampiran, bahwa semakin tinggi temperature yang
digunakan laju reaksi semakin cepat berlangsung. Kemudian diolah datanya untuk
Ln -71,686 = ln A -
Ea
RT
Ea
8,314.301
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapake simpulan
antara lain:
1
2
3
Ea
8,314.301
DAFTAR PUSTAKA