Professional Documents
Culture Documents
Nama Wahana
Topik
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Managemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Tinjauan pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas:
Data pasien
:
Diskusi
Presentasi dan diskusi
Email
Pos
Tn. A, 31 th, Laki-laki, Asrama
No. RM: 002182
Gebang
Terdaftar sejak: 12 Januari
Nama Klinik: PPK 1 Gebang
Telp:
2016
Deskripsi: Laki-laki, 31 th, mengeluhkan sesak nafas dan sulit tidur sejak 2 tahun
terakhir dan muncul kembali sejak 1 minggu terakhir.
Tujuan: Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala serta Penatalaksanaan Gangguan Cemas
Menyeluruh
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran klinis: Merasa sesak nafas / sulit bernafas bila pasien sedang
mengkhawatirkan suatu hal, sulit tidur pada malam hari (+)
2. Riwayat Pengobatan: Pasien pernah mendapatkan terapi dari dokter Spesialis Jiwa,
namun sudah lama tidak pernah kontrol kembali, Rehabilitasi Pengguna Narkoba
3.
4.
5.
6.
(+)
Riwayat kesehatan/Penyakit: HT (-), DM (-), riwayat Penyalahgunaan Narkoba (+)
Riwayat keluarga: Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
Riwayat pekerjaan: Korem 162 Wira Bhakti
Lain-lain: Pasien memikirkan keadaan keluarganya di jawa
Daftar Pustaka:
1. Maslim R. F41.1. Gangguan cemas menyeluruh dalam buku PPDGJ-III. Jakarta:
BagianIlmuKedokteranJiwa FK UnikaAtma Jaya, 2003.
2. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University Press, 2004.
3. Mansjoer. A, dkk. Gangguan Cemas Menyeluruh dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
Pulmo :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor
:
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: Pekak
Auskultasi
: Bunyi jantung I/II murni regular,Bunyi tambahan(-)
Abdomen
:
Inspeksi
: kesan datar.
Auskultasi
: Peristaltik (+) kesan Normal
Perkusi
: tymphani (+)
Palpasi
: nyeri tekan (-), massa tumor (-)
Ekstremitas
: tidak ada kelainan
Dari pemeriksaan status psikiatrik diperoleh; kesan umum seorang laki-laki sesuai umur,
tidak tampak sakit jiwa, rawat diri baik. Kesadaran composmentis; orientasi orang, waktu,
tempat, dan situasi baik. Sikap/tingkah laku tenang dan kooperatif; roman muka terbatas;
afek appropriate. Proses arus pikir kualitatif relevan dan koheren; isi pikir berupa kecemasan
berlebihan. Bentuk pikir realistik, gangguan persepsi tidak ada, serta perhatian dan insight
baik.
Status mental pasien dalam batas normal, dan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan. Tidak terdapat halusinasi, ilusi,
depersonalisasi dan derealisasi. Arus pikiran, produktivitas cukup, kontinuitas relevan
koheren, tidak ada hendaya berbahasa.
Diagnosis sementara
3. Assesment
Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai berbagai gejala somatik, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial
atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
Pada gangguan ini, terdapat hipotesis bahwa pasien mewujudkan respons secara tidak tepat
dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapinya. Dikatakan pula terdapat gejala konfik bawah
sadar yang tidak terpecahkan.
Gejala yang ditunjukkan pasien ini menunjukkan adanya kecemasan yang tidak terbatas pada
situasi khusus tertentu. Penderita dengan kecemasan umumnya menyadari bahwa ia sedang
3
terganggu. Untuk memahami suatu gangguan cemas tidak dapat dilihat hanya pada gejalagejalanya saja. Gejala- gejala hanya menunjukkan bahwa individu itu sedang terganggu karena
keadaan tegang atau cemas. Gejala dapat menunjukkan jalan ke jenis konflik yang sedang
dialami pasien.
Dokter harus dapat mencari sumber kecemasan, peristiwa atau keadaan yang menimbulkan
rasa cemas pada pasien. Gangguan cemas mudah terjadi dalam keadaan yang menimbulkan
perubahan besar dalam kehidupan manusia dan individu itu harus menyesuaikan diri dengan
keadaan baru itu.
Faktor yang menyebabkan gangguan ini terletak terutama pada bidang emosi. Kebanyakan
penyebab gangguan cemas terdapat dalam perasaan yang direpresi, didesak lalu diubah atau
dialihkan menjadi dorongan rasa kebencian, permusuhan, kebutuhan akan persetujuan dan
keamanan, ketidakmampuan untuk mengadakan ketertiban dan keamanan dalam penghidupan.
Hal- hal ini sering menimbulkan konflik dan menimbulkan kecemasan.
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan :
Penderita harus menunjukkan ansietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau
mengambang).
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
berkonsentrasi, dsb)
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,
sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas fobik (F.40.-),
gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F.42.-).
Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh:
Ketegangan Motorik
Hiperaktivitas Otonomik
1.
2.
3.
4.
5.
6.