You are on page 1of 8

NAMA : FEBRIYANTI INDAH SAPUTRI

NIM

: 1601010056

ADMINITRASI NEGARA (1B)

FILSAFAT MANAJEMEN
Secara etimologi filsafat berasal dari kata Yunani yang terdiri atas philein dan shopia.
Philein artinya cinta dan sophia artinya kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan. Filsafat
berarti hasrat, kemauan, atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Filsafat atau falsafah mempunyai banyak pengertian. Menurut Socrates, filsafat
adalah suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh atau cara berpikir yang mengupas
sesuatu sedalam-dalamnya. Tetapi tugas filsafat tidak menjawab pertanyaan yang timbul
dalam kehidupan, tetapi mempersoalkan jawaban yang diberikan. Berfilsafat adalah berpikir
radikal atau sampai kepada radiks-nya (akarnya), menyeluruh dan mendasar.
Filsafat bersifat menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Dengan kata lain cakupan
filsafat hanyalah mengenai hal-hal yang bersifat umum. Hal-hal yang bersifat khusus menjadi
kajian ilmu. Jadi cakupan ilmu memang lebih sempit dari pada cakupan filsafat. Meskipun
cakupan ilmu lebih sempit, kajian ilmu adalah lebih mendalam dan lebih tuntas.
Jadi pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji
hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: pertama, manajemen sebagai proses,
kedua manajemen sebagai kolektivitas, ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan suatu
ilmu. Pengertian ketiga istilah tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:
1.
Manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli.
Menurut Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu dengan melalui kegiatan
orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan utama bersama.
Selanjutnya menurut GR. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan
yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Dari dua
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga pokok penting dalam defisi tersebut yaitu,
pertama adanya tujuan yang ingin dicapai, kedua tujuan yang dicapai dengan
mempergunakan kegiatan orang lain, dan ketiga kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan
diawasi.
2.
Manajemen sebagai kolektivitas, orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
Jadi setiap orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut
manajemen. Dalam arti tunggal disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit pimpinannya
tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.

3.
Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu, manajemen sebagai seni berfungsi untuk
mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen
sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian-kejadian, dan kedaankeadaan.
Filsafat manjemen adalah kerjasama saling menguntungkan bekerja efektif dan
dengan metode kerja yang terbaik dan mencapai hasil yang optimal (Malayu S.P.
Hasibuan,1999).
Menurut F.W. Taylor (1987), filsafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan
kepercayaan yang memberikan dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan
terhadap masalah-masalah manajer.
Filsafat manajemen adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang
memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan masalah manajerial. Filsafat
manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Filsafat manajer juga
memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen
memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membantu
kepada sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan.
Dalam filsafat manajemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan
keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam
pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan diperlukan beberapa faktor penunjang
sehingga merupakan kombinasi yang terpadu, baik menyangkut individu maupun
kepentingan umum. Hal ini dimaksudkan adanya keseimbangan di diantara faktor-faktor yang
diperlukan dalam mencapai suatu kekuatan untuk mengejar hasil yang maksimum.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978) terdapat faktor-faktor dasar dalam
filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama
lain dalam mencapai tujuan.
Faktor-faktor dasar tersebut meliputi hal-hal berikut:
1. Kepentingan umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat
adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para
bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2. Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organasi
yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan
usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan
kedua, dan tujuan tambahan.
3. Pimpinan pelaksana

Pimpinan pelaksana adalah individu yang diberikan kepercayaan untuk memimpin


suatu usaha dengan menggunakkan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
4. Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntut atau menyalurkan
pemikitan menjadi pengambil keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah ke mana
organisasi tersebut akan dikemudikan.
5. Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai setiap
organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
6. Faktor dasar
Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam,
tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam
penyelenggaraan organisasu.
7. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukkan hubungan kerja antara manajer
dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung
jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/mempertanggungjawabkan (accountability).
8. Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu.
9. Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan
sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dalam mengoperasikannya dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan tujuan akhir.
Kesembilan faktor tersebut sangat berperan penting dalam mendorong perealisasian
tujuan. Semua faktor merupakan kombinasi yang terpadu, baik menyangkut individu maupun
kepentingan umum. Dengan adanya keseimbangan diantara faktor-faktor yang di
perlukan,kita dapat memperoleh kekuatan untuk mengejar hasil yang maksimum. Untuk
memperoleh efektivitas dari deksripsi filsafat ataupun manajemen yang dapat memberikan
petunjuk pemikiran bagi suatu aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan tertentunya semua
faktor diatas dapat digunakan sebagai daftar pengecek terhadap analisis aktivitas yang
menjadi norma tindakan dan aktivitas manajemen.

Kita tahu bahwa proses manajemen ialah :


Perencanaan (Planning)
Menetapkan tujuan dan langkah/tindakan yang pasti
Pengorganisasian (Organizing)
Alokasi seluruh sumber daya serta batasan otoritas dan tanggung jawab
Pengarahan (Directing)
Memastikan agar sumber daya dijalankan melalui perintah dan saran
Pemotivasian (Motivating)
Menciptakan suasana yang kondusi dan menggairahkan
Pengendalian (Controlling)
Pada akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa segenap proses manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian tak dapat
dipisahkan dari 9 faktor diatas sebagai filsafat yang memiliki kombinasi terpadu yang saling
tergantung sama lain sebagai suatu kesatuan yang mendorong pada kesinergian kerja sama
antara faktor-faktor didalam proses manajemen sehingga membuahkan hasil yang efektif dan
maksimal dalam pencapaian target atau tujuan yang telah ditentukan sebagai suatu konsensus
organisasi atau lembaga bahkan pribadi-pribadi yang terlibat dalam proses planning. Pada
akhirnya kita harus mengingat bahwa Filsafat Manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan
seorang manajer.
Struktur filsafat manajemen
Filsafat manajemen terdiri atas sikap, keyakinan, konsepsi individu atau kelompok tentang
manajemen.
1. Lahirnya konsep manajemen ditengah gejolak masyarakat merupakan konsekuensi akibat
ketidak seimbangan pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Perkembangan ilmu
manajemen sangat terlambat jauh dibandingkan dengan peradaban manusia dimuka bumi ini
yang dimulai sejak keberadaan adam dan hawa. Barulah lebih kurang pada abad ke-20
kebangkitan para teoretis ataupun para praktisi mulai tampak.
2.Tahun lahirnya teori manajemen modern adalah 1911. Pada tahun ini seorang pioner
manajemen bernama Fredick winslow taylor menerbitkan buku dengan judul principles of
scientific management. Buku ini mengambarkan teori manajemen ilmiah, penggunaan
metode ilmiah untuk merumuskan satu-satunya cara terbaik untuk menyelesaikan
pekerjaan.

Mazhab Filsafat Manajemen


Gibson mengemukakan tiga pendekatan pokok terhadap pemikiran manajemen, yaitu
Pendekatan Klasik, Pendekatan Perilaku, dan Pendekatan Ilmu Manajemen. Jika merujuk
Winardi terdapat lima mazhab pemikiran manajemen.
1)

Mazhab Manajemen Ilmiah (1890-1916)

Mazhab filsafat manajemen ilmiah berkeyakinan bahwa semua tugas yang berkenaan dengan
produksi fisik harus dianalisis melalui metode ilmiah yang meliputi: observasi, pengumpulan
data, perumusan hipotesis, pengujian, dan implementasi aktual.
2)

Mazhab Manajemen Adminsitratif (1910-1930)

Mazhab ini fokus pada prinsip bahwa departemen, koordinasi dan organisasi tercakup dalam
desain dan manajemen organisasi-organisasi. Prinsip ini didasarkan pada pertimbanganpertimbangan: proses, tujuan, tempat dan waktu.
3)

Mazhab Hubungan Manusia (1930-1950)

Marry Follet dan Elton Mayo merupakan tokoh penting mazhab hubungan manusia. Masalah
pokok yang dibahas adalah bagaiamana masyarakat dapat melampaui batas-batas yang
ditentukan oleh sumber-sumber daya fisiknya dan kemampuan-kemampuan individual.
Mazhab ini berkeyakinan bahwa faktor fisikal yang mempengaruhi determinan tunggal
produktifitas, melainkan sangat dipengaruhi oleh dimensi sosioemosional kelompok sosial.
4)

Mazhab Ilmu Tentang Perilaku (1950)

Prinsip utama mazhab filsafat ini adalah bidang manajemen yang berhubungan dengan:
perilaku individual, perilaku kelompok, perilaku organisasi-organisasi. Pijakan filosofisnya
adalah bahwa manusia di dalam organisasi hanya dapat dipahami apabila hal tersebut diamati,
dilukiskan, dan diterangkan atas dasar ilmiah (induktif). Mazhab ini lebih menekankan pada
deskripsi perilaku manusia.
5)

Ilmu Manajemen (Management Science) (1950)

Management science berbeda dengan Scientific Management sebagaimana dinomor satu.


Ilmu manajemen merupakan cabang dalam bidang manajemen yang menggunakan
pendekatan rasional, logikal, sistematik dan ilmiah dalam menganalisis permasalahan
manajemen. Mazhab ini berpandangan bahwa setiap masalah manajemen semestinya
dipelajari berdasarkan orientasi sistem. Praktiknya mazhab ini sering mengembangkan
model-model ilmiah yang memproyeksikan alternatif tindakan dalam membaca resiko dan
rumusan kebijakan yang optimal.
Perubahan Penting dalam Filsafat Manajemen
The only constant thing in the world is change dalil Albert Einstein, seorang
fisikawan yang terkenal dengan teori relativitasnya. Jika mengaplikasikan konsep perubahan

Einstein tersebut ke ilmu manajemen, maka dapat dilihat bahwa perubahan selalu akan terjadi
pada organisasi yang harus disikapi dengan merubah manajemen dimulai dari filsosofinya.
Filosofi manajemen selanjutnya akan memengaruhi visi, misi, program, dan segala aktifitas
organisasi. Sebelum merubah filosofi manajemen, pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab
adalah hal apa saja yang membuat organisasi harus merubah filsafat manajemen yang ada di
organisasi.
Terdapat sembilan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sebagai berikut:
a)

Tantangan utama masa depan

Pandangan Peter F Drucker tantangan masa depan adalah pengetahuan. Sementara Alfin
Tofler berpandangan bahwa tantangan masa depan adalah gelombang informasi. Jika
diperluas lagi, tantangan masa depan manajemen bukan lagi hanya masalah teknikal belaka,
tetapi sudah merembet ke berbagai aspek, isu tenaga kerja, misalnya isu lingkungan, isu
politik, isu kemanusiaan, isu sara. Artinya dapat dilihat bahwa masa mendatang, persoalan
organisasi bukan hanya masalah manajemen dalam artian sempit. Disinilah pentingya
renungan filosofis dalam manajemen.
b)

Perubahan konfigurasi ketenagakerjaan

Konfigurasi ketenagakerjaan merupakan prinsip perekrutan, penempatan, alih wilayah kerja,


promosi, dan berbagai permasalah personalia lainnya yang akan mengalami dinamika yang
biasa akan berubah karena hasil penelitian, bahkan bisa dipengaruhi oleh politik internal
organisasi, ataupun pengaruh eksternal dari kelompok penekan (pressure group).
c)

Tingkat pendidikan pekerja

Organisasi menuntut produktivitas, namun jika merujuk prinsip Adam Smith bahwa
produktifitas semestinya harus bersamaan dengan tingkat keahlian dan pengetahuan personil
yang diperoleh melalui pendidikan. Olehkarenaitu organisasi harus memfaslitasi personeel
capacity building terlebih dahulu untuk mencapai institutional building.
d)

Teknologi

Teknologi berkembang dalam hitungan menit, baik itu elektronik, mesin, ataupun perangkatperangkat lainnnya, yang tidak bisa dihindari mempengaruhi perubahan terhadap manajemen
organisasi. Sebelum berkembang teknologi informasi, manajemen sistem informasi atau yang
lebih dikenal dengan SIM belum begitu populer dalam dunia manajemen.
e)

Situasi perekonomian mepengaruhi sistem manajemen.

Perekonomian nasional dan perekonomian dunia apakah mengarah pada positif atau negatif
akan mempengaruhi manajemen organisasi. Misalnya harga minyak dunia akan
mempengaruhi perekonomian di level nasional, yang otomatis harus menjadi pertimbangan
pihak manajemen yang dampaknya akan luas. Contoh di dunia pabrik, ketika harga minyak
naik, biasanya buruh pasti akan demonstrasi menuntut naikkan upah. Tentunya hal ini
memicu perubahan dalam organisasi.

f)

Berbagai kecendrungan sosial politik

Dalam sub ini hanya menulis kecendrungan sosial, namun juga menambahkan politik.
Artinya permasalahan sosial tidak terlepas dari permasalahan politik. Dua isu ini tidak bisa
dihindari, pasti akan mempengaruhi perubahan organisasi. Salah satu contoh, ketika terjadi
peralihan kekuasaan politik maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan berdampak langsung
terhadap organisasi.
g)

Geopolitik

Di era global setiap permasalahan politik di suatu negara akan berdampak secara global. Apa
yang sedang terjadi di Ukraina dan Rusia, apa yang terjadi di Timur Tengah: Suriyah, Irak,
apa yang terjadi di Amerika Selatan: Kuba, Venezuela, dan apa yang terjadi di Korea Utara,
serta berbagai belahan dunia lainnya, secara otomatis akan memicu berbagai hal, apakah
ekonomi, militer dan dunia binis. Bahkan dengan terjadinya sebuah perubahan politik di
sebuah negara maka secara otomatis akan membuka peluang bisnis dan pasar. Misalnya Irak
dan Kuba, dengan terjadinya penggulingan Saddam Husein dan Moamar Qhadafi maka
secara drastis keran investasi dan eksplorasi tambang minyak terbuka lebar. Olehkarena
itulah, di era kontemporer, seorang pemimpin global harus disiapkan untuk mempersiapkan
organisasi global yang siap ekspansi bisnis. Contoh terbaru di Indonesia adalah dengan
adanya kebijakan baru dari Presiden Jokowi, misalnya tidak memberikan grasi kepada
terpidana mati narkoba asal Brasil, Australia dan negara lain, ternyata berdampak luas
terhadap sikap politik negara bersangkutan, yang tidak tertutup kemungkinan akan
menyebabkan terhentinya berbagai kerja sama. Tidak hanya itu, langkah-langkah radikal
yang dilakukan oleh Mentri Perikanan ternyata banyak menuai protes, dan ketakutan dari
negara-negara tetangga yang berkepentingan atas lemahnya pengawasan terhadap laut
Indonesia. Artinya perubahan kepemimpinan di Indonesia telah merubah pola-pola transaksi
perikanan yang di dalamnya berputar uang triliunan dari hasil illegal fishing.
h)

Persaingan

Persaingan merupakan hal wajar dalam bisnis. Olehkarena itu perusahaan atau organisasi
dituntut untuk mampu meningkatkan daya saingnya, yaitu dengan melakukan perubahan
manajemennnya.
i)

Pelestarian lingkungan

Global warming, Green Technology,Humanity merupakan isu yang harus disikapi dunia
bisnis. Sebuah korporasi atau organisasi besar belumlah dianggap sukses sebelum mereka
peduli terhadap isu-isu lingkungan dan kemanusiaan. Olehkarena itu di dunia barat,
persyaratan digunakannya produk mereka yaitu adanya jaminan bahwa produk tersebut
diproduksi dengan tidak merusak lingkungan. Salah satu contoh konkrit, Uni Eropa pernah
memboikot ekspor kelapa sawit asal Indonesia, karena Uni Eropa menganggap lahan-lahan
sawit yang ada di Indonesia telah merusak lingkungan. Sampai saat ini Uni Eropa masih
begitu ketat menganut prinsip ramah lingkungan.

You might also like