Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Susu adalah substansi cair yang disekresikan dari kelenjar mamae oleh
semua mamalia. Bagian utamanya adalah air, lemak, protein, gula, dan abu.
Gula
l
9
10
11
12
20%
25%
30%
35%
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua
Susu
Susu
Karamel
Karamel sedikit
Lengket, kasar
Keras, lentur
Agak keras
Lunak, lengket
Sedikit manis
Manis
Manis
Manis sedikit pahit
13
14
15
20%
25%
30%
Coklat tua
Coklat
Coklat tua
khas susu
Karamel
Karamel
Karamel
Lunak
Lunak
Lunak
Manis gurih
Manis
Karamel pahit dan
Agak kenyal
manis
Manis, sedikit pahit
16
35%
Warna
Coklat tua
Aroma
Karamel
Tekstur
Rasa
Pemanasan
Cuka 0,5mL
Pengadukan
Karamel
Diagram Alir 1. Pemabuatan Karamel
Proses pembuatan karamel diawali dengan pemanasan gula sesuai dengan
konsentrasi yang telah ditentukan serta ditambahkan dengan cuka sebanyak 0,05
mL. Menurut Amri et al. (2015), penambahan cuka tersebut bertujuan untuk
menimbulkan suasana asam yang dapat mempercepat hidrolisis sukrosa yang akan
mempercepat pula terbentuknya karamel. Gula yang telah ditambahkan cuka
kemudian dipanaskan hingga terbentuk karamel ( 5 menit) kemudian diamati
karakteristiknya. Berdasarkan hasil pengamatan diatas Semakin tinggi konsentrasi
gula maka rasa pada karamel semakin manis namun menimbulkan sedikit rasa
pahit, Aroma pada karamel yang dihasilkan adalah aroma khas karamel, Coultate
(2002), contoh aroma-aromanya adalah alkohol, asetaldehid yang rasanya seperti
sherry, asam asetat bercuka, seperti mentega, etil asetat yang beraroma seperti
buah, maltol yang beraroma seperti aroma panggang, dan sebagainya. Tekstur
karamel secara umum lunak, kenyal dan lengket.
warna yang dihasilkan tidak jauh berbeda pada setiap variasi konsentrasi
gula yang ditambahkan. Warna karamel yang dihasilkan adalah coklat tua. Proses
pencoklatan bahan makanan selama pemanasan (penglahan) berkolerasi langsung
dengan senyawa 5-hydroxymethyl-2-furfural (HMF). 5-hydroxymethyl-2-furfural
dapat berbentuk baik pada reaksi karamelisasi maupun maillard, senyawa tersebut
cenderung mengalami peningkatan selama proses pemasakan. Pada bahan
makanan sumber pati, reaksi karamelisasi lebih dominan menentukan
terbentuknya pigmen coklat daripada reaksi maillard, karena bahan makanan
berpati relatif sedikit mengandung asam amino maupun protein (Marsono, 2006).
Produk karamel merupakan anti oksidan yang efektif dan dapat membantu
melindungi rasa makanan dari kerusakan selama penyimpanan. Hasilnya memiliki
aroma dan rasa yang khas sering dikenal sebagai karamel. Pada proses
karamelisasi gula yang dipanaskan akan menjadi berwarna kecoklatan. Hal ini
diakibatkan ketika gula dipanaskan, molekul-molekulnya akan membentuk
molekul-molekul baru yang lebih besar lagi. Dalam bahasa kimianya adalah
molekul polimer. Molekul polimer tersebutlah yang membuat gula yang
dipanaskan menjadi berwarna kecoklatan (McGee, 2004).
Proses Pembuatan Susu Karamel
Susu
Pemanasan
Pengadukan
Karamel
Margarin 1g
Vanila
Pemanasan hingga V
Permen
20%
25%
30%
35%
30 menit
34 menit
30 menit
23 menit
kental
Cair
Cair
Cair
Agak
131,354
45,507
154,549
Rendeme
n
23,29%
27,63%
26,67%
23%
24%
23,85%
24,4%
kental
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
Berdasarkan hasil pengamatan semakin tinggi konsentrasi gula maka
adonan permen susu karamel semakin kental, namun pada konsentrasi 20%-30%
tidak ada perbedaan kekentalan adonan. Hasil pengamatan rendemen menunjukan
bahwa permen susu karamel dengan penambahan konsentrasi gula sebanyak 30%
memiliki rendemen tertinggi disbanding dengan yang lainnya, yaitu sebesar
27,63%. Rendemen adalah perbandingan banyaknya produk yang dihasilkan
dengan bahan yang digunakan. Rendemen terbesar menunjukan keefektifan dari
suatu bahan.
Karamel susu atau hoppies adalah sejenis permen yang dibuat dengan
menggunakan bahan dasar susu. Susu yang digunakan untuk pembuatan hoppies
atau karamel tidak memerlukan persyaratan mutu yang tinggi. Oleh karena itu,
pembuatan karamel merupakan suatu alternatif pengolahan untuk memanfaatkan
susu yang bermutu rendah yang sudah tidak dapat digunakan lagi untuk
pembuatan berbagai jenis produk olahan susu lainnya. Prinsipnya, pembuatan
karamel susu berdasarkan reaksi karamelisasi, yaitu reaksi kompleks yang
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari gula menjadi bentuk amorf yang
berwarna coklat gelap. Larutan guladalam susu dipanaskan sampai seluruh air
menguap sehingga cairan yang ada pada akhirnya adalah cairan gula yang lebur.
Apabila keadaan ini telah tercapai dan terus dipanaskan sampai suhunya
melampaui titik leburnya, maka mulailah terjadi bentuk amorf yang berwarna
coklat tua. Gula susu yang berbeda dalam reaksi karamelisasi pada pembuatan
karamel susu adalah laktosa yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul galaktosa. Gula pasir atau sukrosa yang ditambahkan ke dalam susu pada
pembuatan karamel susu juga mengalami reaksi karamelisasi (Koswara, 2009).
Kekerasan (tekstur) pada susu karamel diuji dengan menggunkana alat
Texture Analyzer, nilai hasil pengujian tidak menunjukan adanya korelasi antara
hasil uji kekerasan dengan konsentrasi gula pada permen susu. Menurut
Ihekoronye dan Ngoddy (1985), Tekstur Analyzer adalah alat yang terkait dengan
penilaian dari karakteristik mekanis suatu materi. Tekstur analizer digunakan
untuk menentukan sifat fisik bahan yang berhubungan dengan daya tahan atau
kekuatan suatu bahan terhadap tekanan. Prinsipnya adalah pengukuran suatu
profil tekstur dengan cara merekam gaya yaitu merekam gaya regangan dari
gerakan bolak-balik suatu benda yang mendeformasi sampel
Menurut Amri et al (2015) tekstur produk dapat diartikan sebagai daya
tahan terhadap deformasi. Pengendalian suhu dan kecepatan pengadukan pada
pembuatan permen susu memberikan pengaruh pada hasil tekstur. Menurut
Handayani (2007), semakin tinggi nilai kadar air yang terkandung dalam permen
susu maka tekstur permen susu akan lebih lunak. Penurunan dan peningkatan nilai
tekstur dapat dipengaruhi oleh adanya proses pengeringan, faktor lingkungan dan
sifat bahan penyusun permen itu sendiri. Tekstur juga dihubungkan dengan sifat
permen akibat bereaksi dengan gula. Berdasarkan pernyataan handayani, seperti
yang kita ketahui bahwa gula memiliki sifat higroskopis, maka seharusnya
permen susu karamel dengan konsentrasi gula yang semakin tinggin maka tekstur
semakin lunak karena kemampuan menyerap air dari udara semakin besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, karakteristik karamel yang dihasilkan
dipengaruhi oleh konsentrasi gula yang ditambahkan, semakin tinggi kadar gula
maka aroma khas karamel semakin tercium, warna semakin gelap, rasa semakin
manis namun terdapat aftertaste pahit. Penambahan variasi konsentrasi gula tidak
menunjukan adanya korelasi dengan tekstur (kekerasan) berdasarkan hasil
pengujian dengan Texture Analyzer pada permen susu karamel, namun seharusnya
semakin tinggi kadar gula maka tekstur semakin lunak, sedangkan kekentalan
pada adonan dipengaruhi oleh variasi konsentras gula yang ditambahkan, dimana
semakin tinggi konsentrasi gula maka semakin kental adonan permen susu
karamel.
Ucapan Terima Kasih
Terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Praktikum Teknologi
Pengolahan Daging, Ikan, Susu dan Telur, asisten praktikum serta teman-teman
satu kelompok atas dukungan dan kerjasama selama proses berjalangsungnya
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Mutiara Nisa., Bambang Susilo dan Yusuf Hendrawan. Pengaruh
Pengendalian Suhu Berbasis Logika Fuzzy Dan Kecepatan Pengadukan
Pada Evaporator Vakum Double Jacket Terhadap
Karakteristik Fisik Permen Susu. Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Coultate, T.P. (2002). Food : The Chemistry of It's Component 4th Edition.
Cambridge: The Royal Society of Chemistry (RSOC).
Handayani, E. 2007. Pembuatan Karamel dari Susu Sapi (Kemasan) Dan
Karakterisasi Fisik Serta pHnya. Skripsi. IPB. Bogor
Ihekoronye,A.J., dan Ngoddy,P.O. 1985. Integrated Food Science and
Technology for the Tropics. Macmillan Publs, Ltd.
Koswara, Sutrisno. (2009). Teknologi Pembuatan Permen. Terdapat pada :
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/TEKNOLOGIPEMBUATAN-PERMEN.pdf. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016
Marsono, 2006. Dasar Pengolahan Gula I. Agroindustrial Press, Bogor.
McGee, H. (2004). On Food and Cooking : The Sains and Lore of The Kitchen.
Scribner. New York