You are on page 1of 3

Modbus protocol (berasal dari singkatan Modicon Bus) yang awalnya dikembangkan oleh

Modicon (kini Schneider Automation) pada akhir dekade 1970 telah mengalami perkembangan
mulai dari Modbus dimana ada satu yang bertindak sebagai Modbus Master dan lainnya adalah
Modbus Slave (sering disebut sebagai Modbus RTU); karena diperlukan komunikasi dalam
bentuk teks, maka dibuat pula Modbus ASCII, kemudian karena tuntutan kecepatan
dikembangkan Modbus Plus; dengan perkembangan technology network yang menggunakan
Ethernet dan TCP/IP, maka Modbus dibungkus (encapsulated) untuk bisa di-transmisikan
melalui Ethernet dan muncul dengan nama Modbus/TCP.
Modicon membuka technology-nya secara cuma-cuma dan technology Modbus mendapat
acceptance yang sangat baik sebagai industrial protocol pada jaman itu, banyak vendor
menggunakan Modbus untuk peralatan mereka sehingga memudahkan integrasi dari satu system
dengan lainnya. Dengan demikian, Modbus meng-claim dirinya sebagai de facto standard
untuk industrial protocol yang sampai saat ini masih banyak dipergunakan.
Teknologi industrial data communication juga terus berkembang dengan munculnya OPC (OLE
for Process Control; OLE = Object Linking & Embedding) yang mendukung V-T-Q (ValueTime-Quality). Industrial protocol lama seperti Modbus hanya meng-komunikasi-kan Value
(parity check optional), sehingga Modbus OPC Server melakukan time stamping dengan
menggunakan dari RTC (Real Time Clock) pada PC dimana OPC Server tersebut dijalankan, dan
Quality atau Status flag diberikan berdasarkan komunikasi. Kalau komunikasi normal maka
diberikan status good, sedangkan pada keadaan communication error diberikan status bad.
FOUNDATION FieldbusT (FF) dan Profibus PA (keduanya Fieldbus) menggunakan Physical
Layer dan Data Link Layer dari OSI (Open System Interconnect) Model yang sama dengan
kecepatan 31.25 kbps, sedangkan layer diatasnya berbeda. Selain Value, FF Device juga
mengirimkan Status/Quality berdasarkan keluaran fasilitas FF Device internal diagnostics. Jadi
signal Status/Quality tidak hanya berdasarkan communication status, melainkan dari banyak hal
yang dilakukan oleh fasilitas internal diagnostics, sehingga signal integrity lebih terjamin dan
kondisi FF Device bisa diketahui secara online.
Kita mengenal komunikasi synchronous dan asynchronous. Saat ini, FOUNDATION
FieldbusT adalah satu-satunya industrial protocol yang menggunakan komunikasi yang disebut
dengan istilah baru iso-chronuos. Komunikasi iso-chronous dilakukan dimana scanning dan
eksekusi dibuat berurutan [input] > [function block] > [output] > [input] > [function block]
> [output] > dst, sehingga konsistensi algoritma control terjamin.
Sebagai pembanding, semua system yang lain masih melakukannya secara acak sesuai dengan
system architecture dan design-nya. I/O Module melakukan scanning-nya sendiri dari I/O Point 1
> 2 > . > n > 1 > dst; I/O Bus juga melakukan scanning-nya sendiri dari Module 1 > 2 >
. > n >
1 > dst; Eksekusi function block berbeda dari satu system dan lainnya; beberapa PLC bisa
dikonfigurasikan berdasarkan Ladder Diagram dari atas kebawah (column) > column kiri ke
column kanan > dst. Kesemuanya itu menghasilkan system behaviour berbeda-beda.
Kebanyakan vendor mengandalkan kecepatan system (orde millisecond) sehingga tidak terlihat

oleh mata kita, akan tetapi perbedaan bisa terdeteksi dari cara konfigurasi berbeda yang
menghasilkan hasil yang berbeda. (maaf, agak sulit menjelaskannya secara tertulis dan singkat).
Keuntungan dari iso-chronous communication ini (konsistensi algoritma control) tidak bisa
didapatkan pada FF Device yang di-integrasikan dengan DCS atau PLC yang tidak isochrounous. Meskipun diatas kertas kelihatannya FF System menghemat kabel (satu FF-H1
network untuk beberapa FF Devices), tetapi kenyatannya tidaklah memberikan penghematan
yang substantial karena kita harus menambahkan beberapa accessories.
Saya kurang setuju dengan pendapat namun systemnya cukup mahal juga sih dibawah, karena
sebenarnya FF System yang baik adalah yang menggunakan system architecture FCS (Field
Control System) atau sementara orang menyebut sebagai CIF (Control In the Field), dimana
sebanyak mungkin function block reside dan berjalan di FF Devices. FF System dengan
arsitektur FCS atau CIF menggunakan Linking Device yang juga bisa difungsikan sebagai
Controller (menggunakan FF function blocks) yang harganya jauh lebih murah dibandingkan
Controller DCS. Jadi kalau system seperti yang dikatakan dibawah Fieldbus ==> ini biasa
digunakan untuk komunikasi dengan field instrument (full digital), maka kita tidak
mendapatkan semua benefits dari teknologi ini. Selain komunikasi digital, FF juga sebagai
semacam programming language untuk control strategy, dimana FF Devices bersama Host
System merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Saya membuat satu ilustrasi perbandingan harga DCS dan FF System (FCS architecture) yang
akan saya posting di milis sebagai referensi anda. Harga FF Devices lebih mahal sekitar 10~15%
(berbeda dari satu vendor dan lainnya) dibandingkan Smart Conventional Field Device. Harga
DCS components saya kutip dari salah satu publikasi di majalah (dapat kiriman dari rekan
Pertamina); harga FCS Host System component saya ambil dari price list principal yang kami
ageni.
Selain itu dengan komunikasi secara full digital, FF System tidak lagi menggunakan A/D dan
D/A converter yang menambahkan error atau uncertainty pada signal, sehingga dari sensor
transmisi function block actuator semuanya digital tanpa adanya penambahan error atau
uncertainty sepanjang proses.
Kembali pada pertanyaan awal dari diskusi ini, Pak Arief Thanura sudah mempertanyakan
maksud dari pertanyaan ini, dan menjelaskan beberapa hal seperti RS232, RS-422, RS-485
hanyalah physical layer, bukan protocol. Interoperability hanya terjadi kalau keseluruhan OSI
Model dari Phisical
Layer sampai dengan User Layer adalah interoperable. Seseorang tidak bisa meng-claim
systemnya adalah open kalau hanya berdasarkan adanya Ethernet port dan mendukung TCP/IP
> ini hanyalah sebagian Layers dari OSI Model. Ethernet berada di Physical Layer dan bukan
protocol. Ethernet adalah protocol independent (bukan Modbus/TCP saja) dan bisa membawa
(carry) multiple protocol (lebih dari satu protocol melalui Ethernet yang sama).
Tidak ada jawaban pasti, tetapi keuntungan dan kerugiannya tergantung dari aplikasi penggunaan
dan kepentingannya (dengan pros dan cons masing-masing). Modbus, Modbus Plus dan
Modbus/TCP banyak dipergunakan untuk integrasi satu system dan lainnya, tetapi hanya untuk

systems yang mendukung protocol Modbus tersebut; FF-H1 hanya untuk integrasi antar FF
Devices; FF-HSE hanya untuk integrasi (FF Link) dari FF Devices, FF-H1 dan FF Host System;
baik FF-H1 maupun FF-HSE meskipun bisa, tetapi kurang tepat untuk dipergunakan sebagai
media komunikasi PLC <=> DCS atau PLC <=> PLC; untuk Safety Related Application,
Network dan protocol yang dipergunakan harus mendapatkan sertifikasi dan approval dari yang
authorized.

You might also like