You are on page 1of 3

OBSERVASI MASALAH PANGAN

Saus Cabai dan Saus Tomat Palsu Berbahan Dasar Kimia


Observasi masalah:
Saus adalah olahan makanan yang umumnya berasal dari buah dan sayur
yang merupakan jenis bumbu penyedap makanan berbentuk bubur, dengan warna
oranye hingga merah yang berasal dari bahan baku alami maupun penambahan zat
pewarna makanan. Saus dibuat dalam bentuk pasta yang terdiri atas campuran
buah dengan penambahan cabai untuk menambah rasa pedas. Saus memiliki
berbagai variasi rasa tergantung bumbu yang ditambahkan. Saus umumnya dapat
disimpan dalam waktu yang lama akibat penambahan bahan pengawet (Hambali,
dkk., 2006).
Sebuah pabrik saus tomat dan saus cabai tidak menggunakan cabai dan
tomat sebagai bahan dasar pembuatan saus tersebut, melainkan menggunakan
bahan dasar kimia dan ampas tepung tapioka. Bahan saus tersebut diantaranya
adalah ampas tapioka, ekstrak bawang putih, ekstrak cabai leoserin capsikum,
sakarin, garam, cuka, pewarna sintetis, potasium fosfat, dan esens tomat.
Cara pembuatan saus tersebut yaitu dengan mencampur semua bahan
dalam satu drum kemudian dilarutkan dengan air panas. Kemudian setelah itu
diaduk. Setelah saus jadi, selanjutnya dikemas dalam bungkus plastik yang sudah
diberikan label dan cap serta terdapat keterangan komposisi bahan yang tidak
sesuai dengan bahan yang digunakan. Pabrik ini menjual produk sausnya ke
pasar-pasar tradisional.
Alasan produsen saus menggunakan bahan-bahan tersebut biasanya
bertujuan untuk menurunkan biaya produksi tanpa mementingkan bahaya atau
dampaknya bagi kesehatan konsumen. Bahan-bahan yang digunakan pada
pembuatan saus tersebut sebagian besar menggunakan zat aditif sintetik. Zat aditif
adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi,
pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Zat aditif sintetik
merupakan bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang
sejenis, baik susunan kimia maupun sifat atau fungsinya.

Zat aditif sintetik apabila dikonsumsi terus menerus dalam jangka panjang
tidak baik untuk kesehatan. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin. Penggunaan
sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga
merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Pewarna sintetis yang
dilarang penggunaannya di Indonesia yaitu pewarna jenis ponceau (Kisman,
1984). Pewarna tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan
konsumen seperti kanker kulit, kanker mulut, kerusakan otak (Winarno dan
Sulistyowati, 1994).
Penggunaan zat aditif sintetik yang berlebih pada pembuatan saus tersebut
menyebabkan dampak kesehatan yang muncul diantaranya adalah lemas, pusing,
dan mual sesaat setelah mengonsumsinya. Apabila dikonsumsi jangka panjang
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang lebih parah seperti kanker.
Solusi:
Solusi untuk masalah tersebut yaitu seharusnya baik produsen ataupun
konsumen mengetahui dan memiliki kesadaran akan dampak penggunaan bahan
kimia berbahaya pada kesehatan. Untuk menghindari produsen-produsen yang
tidak memiliki kesadaran akan hal tersebut, sebaiknya konsumen dapat
membedakan saus yang menggunakan bahan dasar tidak sehat dengan cara
sebagai berikut:
1. Memperhatikan warna dari saus tersebut. Warna saus yang berbahan dasar
kimia berlebih akan memiliki warna yang lebih mencolok.
2. Memastikan adanya logo Departemen Kesehatan atau Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) pada kemasan saus.
3. Memperhatikan kekentalan dari saus. Saus yang menggunakan ampas tepung
biasanya memiliki kekentalan yang lebih tinggi dan terdapat buih tepung.
4. Mencium aroma saus tersebut, saus palsu akan memiliki aroma bahan kimia
menyengat dan tidak mengeluarkan aroma cabe atau tomat.
DAFTAR PUSTAKA
Hambali, E., A. Suryani dan M. Ihsanur. 2006. Membuat Saus Cabai dan Tomat.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Kisman, S. 1984. Analisa Zat Warna Dalam Beberapa Jenis Makanan. Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Winarno, F. G dan Rahayu. Titi Sulistyowati. 1994. Bahan Tambahan Untuk
Makanan dan Kontaminan. Gramedia, Jakarta.

You might also like