Professional Documents
Culture Documents
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
DAFTAR ISI
PENGANTAR ................................................................................................. 2
1.1
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ........................... 2
1.2
Penjelasan Materi Pelatihan.................................................................. 2
1.3
Pengakuan Kompetensi Terkini ............................................................ 3
1.4
Pengertian-pengertian / Istilah .............................................................. 4
BAB II
STANDAR KOMPETENSI............................................................................... 6
2.1
Peta Paket Pelatihan ............................................................................ 6
2.2
Pengertian Unit Standar Kompetensi .................................................... 6
2.3
Unit Kompetensi yang Dipelajari .......................................................... 7
Halaman: 1 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
BAB I
PENGANTAR
1.1
1.2
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun
peserta pelatihan.
2)
Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat
setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal
maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktek kerja.
Halaman: 2 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
3)
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.3
1)
2)
1.3.2. Persyaratan
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus
sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh
melalui:
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 3 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
1)
2)
3)
1.4
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Pengertian-pengertian / Istilah
1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh
dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau
penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu
pekerjaan/jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan,
menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.3
menetapkan
serta
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas
pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian
unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja
yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
Halaman: 4 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
1.4.7
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus
dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Halaman: 5 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1
2.2
2.2.3
2.2.4
Halaman: 6 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
2.3
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Judul Unit
Melakukan Aplikasi Model Matematis jaringan irigasi
2.3.2
Kode Unit
F45 AMPI 03 001 01
2.3.3
Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk melakukan aplikasi model matematis jaringan
irigasi.
Elemen Kompetensi
1.
1.2
1.3
Halaman: 7 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Elemen Kompetensi
2.
3.
Mengaplikasikan model
matematis yang dibutuhkan
untuk perencanaan jaringan
irigasi
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
2.2
2.3
2.4
2.3.6
Batasan Variabel
1)
Kontek Variabel
a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi
utamanya pada perencanaan irigasi.
b. Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan aplikasi model
matematis jaringan irigasi
c. Unit kompetensi ini diterapkan sebagai landasan sikap seorang
perencana irigasi dalam . melakukan aplikasi model matematis
jaringan irigasi, meliputi:
(1) Pemilihan program aplikasi model matematis jaringan irigasi.
(2) Pengoperasian program aplikasi model matematis jaringan
irigasi
(3) Program aplikasi model matematis jaringan irigasi
2)
b.
Halaman: 8 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
c.
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Panduan Penilaian
1) Kondisi Pengujian
a. Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
b. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : Tes tertulis, Tes lisan
(wawancara) dan atau Praktek/simulasi, Porto folio atau metode
lain yang relevan;
2)
Menerapkan
Peraturan
dan
Konstruksi,
Manajemen
dan
Sistem
Keselamatan
&
Menerapkan Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Sumber Daya Air
(3)
(4)
Merencanakan
Layout
Daerah
Irigasi
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 9 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
(5)
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Merencanakan
Saluran
dan
Bangunan
Utama
Bangunan Irigasi
(6)
Merencanakan
(Bendung)
(7)
Menerapkan
Parameter
Standar
Penggambaran Irigasi
(8)
b.
Aspek Kritis
Aspek kritis yang harus diperhatikan :
a. Kecermatan dalam memilih program aplikasi yang akan
digunakan (software).
b. Kecermatan dalam mengoperasikan program aplikasi model
matematis jaringan irigasi.
c. Ketelitian dalam memasukan data.
d. Kecermatan dalam menginterpretasikan data hasil proses aplikasi
model matematis
Kompetensi Kunci
Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan
informasi
2.
Tingkat
3
2
Halaman: 10 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
3.
4.
5.
6.
Memecahkan masalah
7.
Menggunakan teknologi
Halaman: 11 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan
pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta
pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya
bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan
Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
3.1.1 Persiapan / perencanaan
1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar yang harus diikuti.
2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki.
4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran
1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang
terdapat pada tahap belajar.
2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek
1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh
instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang
ditemukan selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi
1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan
praktek.
3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta
pelatihan
Halaman: 12 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
3.2
3.3
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1
3.2.2
Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang
bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar
berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya
mencakup topik tertentu.
Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 1
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Perangkat lunak
(software) untuk
pembuatan
aplikasi model
dipilih dengan
teliti sesuai
dengan
kebutuhan
1) Dapat
menjelaskan
tujuan
penggunaan
perangkat lunak
Metode
Sumber/
Tahapan
Pelatihan yang
Referensi yang
Pembelajaran
Disarankan
Disarankan
Pada akhir
1. Ceramah
1. Menjelaskan a. Pedoman
pembelajaran 2. Diskusi
tentang tujuan
atau
sesi ini, peserpenggunaan
peraturan
ta dapat
perangkat
tentang
memilih
lunak pada
perencanaan
perangkat
aplikasi model
irigasi
lunak
matematis
b. Manual
(software)
jaringan irigasi
Pemograman
untuk
2. Menjelaskan c. SOP
pembuatan
tentang jenis
perencanaan
aplikasi model
perangkat
irigasi yang
dengan teliti
lunak untuk
dimodelkan
sesuai dengan
pembuatan
No
1.1
Tujuan
Pembelajaran
Jam
Pelajaran
Indikatif
10 menit
Halaman: 13 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
1.2
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
pada aplikasi
model matematis
jaringan irigasi
2) Dapat
menyebutkan
jenis perangkat
lunak untuk
pembuatan
aplikasi model
matematis
jaringan irigasi
3) Mampu
mengidentifikasi
jenis perangkat
lunak untuk
pembuatan
aplikasi model
4) Mampu
menentukan
jenis perangkat
lunak untuk
pembuatan
aplikasi model
sesuai dengan
kebutuhan
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memilih
perangkat lunak
(software) untuk
pembuatan
aplikasi model
Gambar layout
jaringan irigasi
definitive
disiapkan sesuai
dengan
kebutuhan
1) Dapat
menjelaskan
gambar layout
jaringan irigasi
yang sudah
definitif
2) Dapat
menjelaskan
kelengkapan
gambar lainnya
terkait dengan
aplikasi model
yang akan
digunakan
3) Mampu
menunjukkan
gambar layout
jaringan irigasi
definitive sesuai
kebutuhan
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Metode
Pelatihan yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
kebutuhan
aplikasi model
matematis
jaringan irigasi
3. Memberikan
contoh cara
mengidentifika
si jenis
perangkat
lunak untuk
pembuatan
aplikasi model
4. Memberikan
contoh cara
menentukan
jenis
perangkat
lunak untuk
pembuatan
aplikasi model
sesuai dengan
kebutuhan
5. Memberikan
contoh cara
memilih
perangkat
lunak
(software)
untuk
pembuatan
aplikasi model
dengan cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
menyiapkan
gambar layout
jaringan irigasi
definitive
sesuai dengan
kebutuhan
1.Menjelasakan a. Pedoman
tentang
atau
gambar layout
peraturan
jaringan irigasi
tentang
yang sudah
perencanaan
definitif
irigasi
2. Menjelaskan b. Manual
tentang
Pemograman
kelengkapan
c. SOP
gambar
perencanaan
lainnya terkait
irigasi yang
dengan
dimodelkan
aplikasi model
yang akan
digunakan
3. Memberikan
contoh cara
menunjukkan
gambar layout
jaringan irigasi
definitive
sesuai
kebutuhan
4. Memberikan
contoh cara
menyiapkan
gambar layout
jaringan irigasi
definitive
Jam
Pelajaran
Indikatif
10 menit
Halaman: 14 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
1.3
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
menyiapkan
gambar layout
jaringan irigasi
definitive sesuai
kebutuhan
Data-data yang
terkait dengan
aplikasi model
matematis
dikelompokkan
sesuai dengan
kebutuhan
1) Dapat
menjelaskan
data yang
diperlukan dalam
proses aplikasi
model matematis
2) Mampu
mengidentifikasi
data-data yang
terkait dengan
aplikasi model
matematis untuk
dikelompokkan
3) Mampu
menyusun datadata yang terkait
dengan aplikasi
model matematis
untuk
dikelompokkan
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mengelompokan
data-data yang
terkait dengan
aplikasi model
matematis
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Metode
Pelatihan yang
Disarankan
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Jam
Pelajaran
Indikatif
sesuai
kebutuhan
dengan cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
mengelompok
kan data-data
yang terkait
dengan
aplikasi model
matematis
sesuai dengan
kebutuhan
1. Menjelaskan a. Pedoman
tentang data
atau
yang
peraturan
diperlukan
tentang
dalam proses
perencanaan
aplikasi model
irigasi
matematis
b. Manual
2.Memberikan
Pemograman
contoh cara
c. SOP
mengidentifika
perencanaan
si data-data
irigasi yang
yang terkait
dimodelkan
dengan
aplikasi model
matematis
untuk
dikelompokkan
3.Memberikan
contoh cara
menyusun
data-data yang
terkait dengan
aplikasi model
matematis
untuk
dikelompokkan
4.Memberikan
contoh cara
mengelompok
an data-data
yang terkait
dengan
aplikasi model
matematis
dengan cermat
dan teliti
15 menit
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 2
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Tujuan
Pembelajaran
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini, peserta dapat
menyiapkan
No
Metode
Sumber/
Pelatihan
Tahapan
Referensi yang
yang
Pembelajaran
Disarankan
Disarankan
1. Ceramah 1.Menjelaskan
a. Pedoman
2. Diskusi
tentang cara
atau
mengoperasika
peraturan
n program
tentang
aplikasi model
perencanaan
Jam
Pelajaran
Indikatif
30 menit
Halaman: 15 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
1) Dapat
menjelaskan cara
mengoperasikan
program aplikasi
model matematis
jaringan irigasi
2) Mampu
menjalankan
program aplikasi
model matematis
jaringan irigasi
sesuai prosedur
3) Harus mampu
bersikap taat
terhadap prosedur
program aplikasi
model matematis
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menyiapkan
program aplikasi
model matematis
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
program
aplikasi model
matematis
jaringan irigasi
sesuai dengan
prosedur
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
matematis
jaringan irigasi
2. Memberikan
contoh cara
menjalankan
program
aplikasi model
matematis
jaringan irigasi
sesuai
prosedur
3. Memberikan
contoh
mentaati
prosedur
program
aplikasi model
matematis
4. Memberikan
contoh cara
menyiapkan
program
aplikasi model
matematis
dengan cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah 1.Menjelaskan
pembelajaran
2. Diskusi
tentang jenis
sesi ini, peserdata yang akan
ta dapat mengmasukan
input data yang
proses aplikasi
dibutuhkan
model
dalam proses
matematis
aplikasi model
2. Menjelaskan
matematis
tentang cara
dengan cermat
meng-input
sesuai dengan
data sesuai
prosedur
dengan
prosedur
3. Memberikan
contoh cara
melakukan
input data
secara benar
sesuai dengan
prosedur
4. Memberikan
contoh cara
melakukan
input data
dengan cermat
dan teliti
irigasi
b. Manual
Pemograman
c. SOP
perencanaan
irigasi yang
dimodelkan
a. Pedoman
atau
peraturan
tentang
perencanaan
irigasi
b. Manual
Pemograman
c. SOP
perencanaan
irigasi yang
dimodelkan
45 menit
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini, peserta dapat
menjalankan
proses aplikasi
model mate-
a. Pedoman
atau
peraturan
tentang
perencanaan
irigasi
b. Manual
55 menit
1. Ceramah 1.Menjelaskan
2. Diskusi
tentang proses
aplikasi model
matematis
sesuai dengan
prosedur
2. Memberikan
Halaman: 16 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
model matematis
sesuai dengan
prosedur
2) Mampu
menjalankan
proses aplikasi
model matematis
sesuai prosedur
3) Mampu
menunjukkan hasil
proses aplikasi
model matematis
4) Mampu
menelusuri proses
aplikasi model
matematis jika
terjadi kesalahan
5) Harus mampu
bersikap taat
terhadap prosedur
dalam
menjalankan
proses aplikasi
model matematis
2.4 Hasil analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
diperiksa dengan
teliti
1) Dapat
menjelaskan hasil
analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
2) Mampu
mengevaluasi
hasil analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memeriksa hasil
analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
Tujuan
Pembelajaran
matis sesuai
dengan
prosedur
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini, peserta dapat
memeriksa
hasil analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
dengan teliti
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
contoh cara
3. Memberikan
contoh cara
menunjukkan
hasil proses
aplikasi model
matematis
4. Memberikan
contoh cara
menelusuri
proses aplikasi
model
matematis jika
terjadi
kesalahan
5. Memberikan
contoh cara
menjalankan
proses aplikasi
model
matematis
dengan cermat
sesuai
prosedur
1. Ceramah 1. Menjelaskan
2. Diskusi
tentang hasil
analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
2. Memberikan
contoh cara
mengevaluasi
hasil analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
3. Memberikan
contoh cara
memeriksa
hasil analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
dengan cermat
dan teliti
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
Pemograman
c. SOP
perencanaan
irigasi yang
dimodelkan
a. Pedoman
atau
peraturan
tentang
perencanaan
irigasi
b. Manual
Pemograman
c. SOP
perencanaan
irigasi yang
dimodelkan
40 menit
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 17 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 3
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Tujuan
Pembelajaran
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
1. Ceramah
2. Diskusi
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini, peserta mampu
menyusun
hasil aplikasi
model
matematis
sesuai format
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
membuat data
hasil aplikasi
model
matematis
sesuai dengan
format standar
sehingga
mudah dibaca
dan dipahami
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang format
peraturan
yang digunakan
tentang
dalam
perencanaan
penyusunan
irigasi
hasil aplikasi
b. Manual
model
Pemograman
matematis
c. SOP
2. Memberikan
perencanaan
contoh cara
irigasi yang
menyajikan
dimodelkan
hasil aplikasi
model
matematis
sesuai dengan
format yang
ditentukan
3. Memberikan
contoh cara
menyusun hasil
aplikasi model
matematis
sesuai format
dengan cermat
dan teliti
30 menit
1.Menjelaskan
tentang cara
penyajian data
hasil aplikasi
model
matematis
sehingga
mudah dibaca
dan dipahami
2. Menjelaskan
tentang tujuan
penyajian data
hasil aplikasi
model
matematis
3. Memberikan
contoh cara
menunjukkan
data hasil
aplikasi model
matematis
sehingga
mudah dibaca
dan dipahami
4. Memberikan
contoh cara
menyajikan
data hasil
aplikasi model
matematis
30 menit
a. Pedoman atau
peraturan
tentang
perencanaan
irigasi
b. Manual
Pemograman
c. SOP
perencanaan
irigasi yang
dimodelkan
Halaman: 18 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
dipahami
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menyajikan data
hasil aplikasi
model matematis
sehingga mudah
dibaca dan
dipahami
3.3 Hasil aplikasi
model matematis yang telah
tersusun
dilaporkan
kepada pihak
terkait sesuai
dengan prosedur
1) Dapat
menjelaskan
format yang
digunakan dalam
penyusunan
laporan hasil
aplikasi model
matematis
2) Dapat
menjelaskan
cara menyusun
laporan hasil
aplikasi model
matematis
3) Mampu
menyusun
laporan hasil
aplikasi model
matematis sesuai
prosedur
4) Dapat
menjelaskan
pihak-pihak
terkait yang
harus menerima
laporan hasil
aplikasi model
matematis sesuai
prosedur
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
melaporkan hasil
aplikasi model
mate-matis yang
telah tersusun
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
sehingga
mudah dibaca
dan dipahami
dengan cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
melaporkan
hasil aplikasi
model matematis yang
telah tersusun
kepada pihak
terkait sesuai
dengan
prosedur
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang format
peraturan
yang digunakan
tentang
dalam
perencanaan
penyusunan
irigasi
laporan hasil
b. Manual
aplikasi model
Pemograman
matematis
c. SOP
2. Menjelaskan
perencanaan
tentang cara
irigasi yang
menyusun
dimodelkan
laporan hasil
aplikasi model
matematis
3. Memberikan
contoh cara
menyusun
laporan hasil
aplikasi model
matematis
sesuai
prosedur
4. Menjelaskan
tentang pihakpihak terkait
yang harus
menerima
laporan hasil
aplikasi model
matematis
sesuai
prosedur
5. Memberikan
contoh cara
melaporkan
hasil aplikasi
model matematis yang
telah tersusun
dengan cermat
dan teliti
30 menit
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Halaman: 19 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
BAB IV
PENGGUNAAN MODEL MATEMATIS JARINGAN IRIGASI
4.1
Umum
Bab ini berisi uraian mengenai kegiatan persiapan proses aplikasi model
matematis jaringan irigasi, penggunaan aplikasi model matematis pada
perencanaan jaringan irigasi, serta pembuatan rangkuman data hasil aplikasi
model matematis jaringan irigasi.
Berdasarkan informasi yang dimuat dalam Buku Pengelolaan Alokasi Air pada
Wilayah Sungai yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Sumber Daya Air 2011, terdapat beberapa model matematis/perangkat lunak
(software) yang bisa dipakai untuk perhitungan alokasi air. Model tersebut dapat
berupa model sederhana memanfaatkan fasilitas yang ada dalam Ms-Excel,
maupun model yang lebih advance menggunakan bahasa pemrograman. Modelmodel tersebut antara lain:
a) Model WRMM
b) Pemodelan sederhana dengan lembar kerja elektronik
c) Model alokasi air Ms-Excel untuk pengelolaan real-time
d) Model alokasi air Ms-Excel untuk perencanaan strategis dan tahunan
A. Model WRMM
Penggunaan model komputer dalam alokasi air secara meluas di Indonesia telah
didorong oleh proyek Basin Water Resources Management (BWRM) dari tahun
1999 sampai dengan 2010, yang fungsinya memperkuat Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi. Model yang digunakan untuk membantu pengelolaan
alokasi air secara tepat waktu atau real-time ini adalah model WRMM (water
resources management model) dan model sederhana dengan Microsoft-Excel.
WRMM dibuat oleh Optimal Solutions Ltd. untuk Alberta Environment di Kanada.
Di Indonesia telah digunakan pada Studi Pola Tata Air SWS Jratunseluna;
Perencanaan Sistem Irigasi di Lombok Barat; dan Studi Pola Tata Air SWS
Tondano Ranowangko. Pada proyek Java Irrigation and Water Management
Project (JIWMP, 1995-1999) pada paket Basin Water Resources Management
(BWRM) di DPS Ciujung, Cisanggarung, Jratunseluna, Progo-Opak-Oyo, dan
Sampean telah diperkenalkan model WRMM sebagai model alokasi air real-time.
Penggunaan WRMM dilanjutkan pada proyek BWRM II (1999-2000) di seluruh
SWS di Pulau Jawa (Virama Karya dkk, 2000).
Model WRMM ini yang bersifat deterministik dan steady-state ini merupakan
neraca air yang menitik beratkan pada distribusi air, yaitu mensimulasikan
kebijaksanaan operasi alokasi air dan dampaknya terhadap debit aliran di seluruh
Halaman: 20 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
sistem tata air. Model akan membuat alokasi air yang terbaik berdasarkan
kendala fisik dan operasional yang ada. Model WRMM ini dapat dipergunakan
antara lain untuk: 1) evaluasi kelayakan pembangunan infrastruktur, mengkaji
seberapa jauh pembangunan saluran, waduk dan bendung dapat mencapai
sasaran yang ditetapkan; 2) menentukan ukuran infrastruktur yang akan
dibangun, misalnya menentukan kapasitas waduk yang paling optimal, dan luas
areal irigasi yang akan dikembangkan; 3) analisis waktu pengisian waduk, dengan
berbagai skenario air masuk waduk (inflow); 4) mengkaji dampak dari suatu
kebijakan pengoperasian, misalnya mengevaluasi dampak dari cara alokasi air
yang memprioritaskan air minum dan industri, dan menentukan cara
pengoperasian waduk yang paling optimal.
B. Pemodelan sederhana dengan lembar kerja elektronik
Kenyataannya model alokasi air yang banyak digunakan oleh para pengelola
wilayah sungai di Indonesia adalah model alokasi air dengan lembar kerja
elektronik, misalnya dengan Microsoft-Excel. Model simulasi sederhana ini cukup
mudah digunakan, terutama untuk Daerah Aliran Sungai yang sistem tata airnya
relatif tidak terlalu kompleks.
Langkah pertama dari setiap penyusunan model alokasi air adalah menyusun
skematisasi sistem tata air. Skematisasi sistem tata air perlu dibuat sedemikian
rupa sehingga cukup sederhana akan tetapi dapat menggambarkan kondisi
infrastruktur pengairan dalam kaitannya untuk alokasi distribusi air, sehingga
skematisasi tersebut cukup menggambarkan kondisi hidrologis dari daerah aliran
sungai ditinjau. Skematisasi sistem tata air terdiri atas simpul-simpul yang
menyatakan sumber air, kebutuhan air dan infrastruktur, dan cabang-cabang yang
menyatakan sungai, saluran atau pipa.
Simpul-simpul terdiri atas tiga jenis, yaitu simpul biasa, simpul aktivitas, dan
simpul kendali. Simpul biasa merupakan unsur dalam tata air yang tidak mengatur
aliran air, terdiri atas simpul aliran, simpul akhir, simpul pertemuan, simpul
pembangkit listrik, dan simpul semu.
Penjelasan singkat dari masing-masing simpul biasa adalah sebagai berikut:
a. simpul aliran (inflow node), menyatakan lokasi dimana air memasuki sistem,
misalnya dapat berupa aliran dari Daerah Aliran Sungai di bagian hulu, air
dari sumber mata air atau air tanah;
b. simpul akhir (terminal node): menyatakan batas akhir dari wilayah sungai,
biasanya berupa laut namun dapat juga berupa transfer ke wilayah sungai
lain;
c. simpul pertemuan (confluence node): menyatakan lokasi pertemuan dua
buah atau lebih anak sungai;
d. simpul listrik mikrohidro (run-of-river node): menyatakan pembangkit listrik
tenaga air yang terletak pada sungai atau saluran (tanpa tampungan seperti
pada waduk) misalnya listrik mikrohidro di saluran irigasi;
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 21 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 22 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 23 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
3)
4)
5)
6)
7)
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
1. Skematisasi
Penggambaran skematisasi tata air untuk perencanaan, serupa dengan
skematisasi untuk pengoperasian secara real-time, dan telah dibahas pada bab
sebelumnya. Perbedaannya terletak pada adanya indikator waktu atau time-step,
yang dapat dipilih untuk mengkaji kondisi pada suatu saat tertentu. Misalnya
kondisi pada tengah-bulan September pertama.
2. Penyusunan tabel kebutuhan dan ketersediaan air
Jika skematisasi tata air menyatakan ketersediaan dan kebutuhan air menurut
ruang atau secara spasial, maka untuk menyatakan data runtut waktu (timeseries) dari ketersediaan air pada simpul aliran dan kebutuhan air pada berbagai
simpul kebutuhan air perlu dibuat pula tabel-tabel. Untuk menyatakan
ketersediaan dan kebutuhan air pada suatu saat yang disajikan pada skematisasi,
maka tabel tersebut diacu dengan menggunakan fungsi:
=vlookup(indeks, tabel, kolom) atau
=hlookup(indeks, tabel, baris)
3. Perhitungan kebutuhan air pada setiap titik
Sebelum alokasi air direncanakan, jumlah kebutuhan air di hilir bendung atau
waduk harus diketahui terlebih dahulu. Untuk itu maka dilakukan penjumlahan
kebutuhan air dari hilir ke hulu, sehingga pada setiap titik dapat diketahui
kebutuhan airnya secara kumulatif dari hilir.
4. Alokasi pemberian air
Pemberian air dimulai dengan melakukan penelusuran air yang tersedia dari hulu
ke hilir. Permasalahan pengendalian alokasi air muncul pada bangunan air
bendung dan waduk. Untuk membagi air pada bendung dapat digunakan
beberapa alternatif antara prioritas pada air yang dibelokkan, proporsi yang
konstan berdasarkan air yang tersedia, dan proporsional terhadap air yang
dibutuhkan.
Khususnya pada waduk, untuk setiap langkah waktu kita dihadapkan pada
permasalahan berapa air yang harus dikeluarkan. Hal ini bergantung pada
kebijakan pengoperasian waduk, dan persamaan neraca air waduk sebagai
berikut:
S(t+1) = S(t) + I(t) - O(t) + (P(t)-E(t))*A
dimana:
S adalah tampungan waduk, I adalah air masuk waduk, O adalah air keluar dari
waduk, P adalah curah hujan, E adalah evaporasi, A adalah areal waduk.
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 24 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 25 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 26 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 27 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
3)
4)
5)
6)
7)
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
RAM 64 MB
Ruang Hard disk Tersisa 300 MB
Mouse
Keyboard
Printer grafik untuk pencetakan
Halaman: 28 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 29 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 30 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 31 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 32 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
e. Dan sebagainya
Seluruh data-data yang ada di lapangan harus diidentifikasi dan dipilih
khususnya yang terkait dengan aplikasi model matematis, kemudian
dikelompokkan sesuai dengan jenis input data yang diperlukan. Kegiatan
identifkasi dan pengelompokkan ini sangat penting karena akan
memudahkan dan mempercepat dalam melakukan input data.
Pemahaman terhadap model (software) menjadi penting supaya bisa
ditetapkan dan dikelompokkan data apa saja yang terkait dan diperlukan.
Secara umum, setiap model akan menyediakan fasilitas bantuan berupa
modul atau tutorial singkat mulai dari bagaimana cara menjalankan/
membuka program, menyusun skema model, melakukan input data,
memproses hitungan, menyajikan hasil, dan lain-lain. Di dalam menu
input data akan ditemukan beberapa data yang diperlukan untuk kajian/
analisis yang diperlukan. Dari sana, bisa diketahui data apa saja yang
diperlukan, dikumpulkan, dan kemudian dikelompokkan.
Untuk itu perlu adanya kecermatan dan ketelitian dalam mengelompokan
data-data yang terkait dengan aplikasi model matematis.
4.3
Halaman: 33 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 34 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 35 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
menyatakan
bendung
atau
Data Masukan
Hasil Informasi
Irigasi
PDAM/
Industri
Bendung
Waduk
Kapasitas (juta m )
Kebutuhan air di hilir
3
(m /detik)
3
Debit air di hulu (m /detik)
Inflow
Pada tahap ini, terdapat indikator waktu (time-step), yang dapat dipilih
untuk mengkaji kondisi pada suatu saat tertentu. Misalnya kondisi pada
tengah-bulan September pertama.
Halaman: 36 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
dimana:
S
adalah evaporasi
Halaman: 37 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
For Tengah_Bulan = 1 to 24
(perhitungan-perhitungan simulasi alokasi air)
Next Tengah_Bulan
Halaman: 38 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 39 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 40 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Jika model ini diterapkan pada DAS yang kompleks, maka akan dijumpai
beberapa kesulitan dalam penyusunan (development) dan pelacakan
(debugging) program. Solusinya adalah dengan mengundang intervensi
pemakai dalam menentukan alokasi yang paling adil dan optimal, sehingga
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 41 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
model tidak lagi berfungsi sebagai alat optimasi, melainkan sebagai sarana
simulasi, untuk alat negosiasi.
Perlunya ketaatan terhadap prosedur dalam menjalankan proses aplikasi
model matematis.
4.3.4
D. I. PASARBARU BARAT
40.0
D. I. PASARBARU TIMUR
14.0
35.0
12.0
30.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
10.0
25.0
8.0
20.0
6.0
15.0
10.0
4.0
5.0
2.0
0.0
0.0
1
11
13
15
Bulan
17
19
Demand
21
23
D.I. EMPANG
11
13
15
17
19
21
Demand
23
Supply
10.0
10.0
Bulan
Supply
9.0
8.0
8.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
7.0
6.0
6.0
5.0
4.0
4.0
3.0
2.0
2.0
1.0
0.0
0.0
1
Bulan
11
13
15
17
19
Demand
21
23
Supply
Bulan
11
13
15
17
19
Demand
21
23
Supply
Halaman: 42 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
4.4
4.4.2
Halaman: 43 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 44 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
D. I. PASARBARU BARAT
40.0
D. I. PASARBARU TIMUR
14.0
35.0
12.0
30.0
10.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
25.0
8.0
20.0
6.0
15.0
10.0
4.0
5.0
2.0
0.0
0.0
1
11
13
15
Bulan
17
19
Demand
21
23
D.I. EMPANG
Bulan
Supply
11
13
15
17
19
21
Demand
23
Supply
10.0
10.0
9.0
8.0
8.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
7.0
6.0
6.0
5.0
4.0
4.0
3.0
2.0
2.0
1.0
0.0
0.0
1
Bulan
11
13
15
17
19
Demand
21
23
Supply
Bulan
11
13
15
17
19
Demand
21
23
Supply
Halaman: 45 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 46 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
a)
Pendahuluan;
berisi uraian mengenai permasalahan yang ada dalam suatu DAS
maupun daerah irigasi tertentu. Apa yang menjadi kendala utama,
kondisi batas dan target/ tujuan yang ingin dicapai untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
b)
c)
Metodologi;
berisi uraian mengenai metode yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah, termasuk model atau software yang akan
dipakai untuk mensimulasikan permasalahan yang ada dan
penyelesaian yang mungkin. Beberapa batasan dan asumsi yang
digunakan juga perlu disebutkan, kenapa hal tersebut ditetapkan;
apakah memang datanya tidak ada, tidak ada pengukuran, dan
sebagianya.
d)
e)
Halaman: 47 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 48 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
5.1
Instruktur
Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur adalah
untuk :
1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan
untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.
5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.
5.2
Halaman: 49 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong
kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam
suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika
ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar
ini tidak tersedia/tidak ada.
5.2.2 Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan:
5.3
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
:
:
:
:
Judul
Pengarang/Penghimpun
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
:
:
:
:
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Halaman: 50 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
5.3.2
Kode Modul
F45 AMPI 03 001 01
Halaman: 51 dari 51
Buku Informasi
Edisi: 1-2012